18_innes Clara _kementerian Desa Pdtt.docx

  • Uploaded by: Innes Clara
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 18_innes Clara _kementerian Desa Pdtt.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,407
  • Pages: 40
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TANGERANG SELATAN

REKONSTRUKSI RENCANA PENGANGGARAN PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI PADA KEMENTERIAN DESA PDTT Diajukan oleh : Innes Clara Shinta NPM 1401180035 Kelas 7-01 (Akt)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi Alih Program Semester VII T.A. 2018

DAFTAR ISI DAFTAR ISI....................................................................................................................... i DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................5 1.1.

Latar Belakang...................................................................................................................... 5

1.2.

Lingkup Pembahasan ........................................................................................................... 7

1.3.

Rumusan Masalah ................................................................................................................ 8

1.4.

Manfaat................................................................................................................................ 8

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI .....................................................................9 2.1.

Tujuan Kementerian Desa PDTT .......................................................................................... 9

2.2.

Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Desa PDTT ............................................................. 10

2.3.

Visi dan Misi Kementerian Desa PDTT ............................................................................... 11

2.4.

Sasaran Strategis Kementerian Desa PDTT ........................................................................ 11

2.5.

Fokus dan Prioritas Kementerian PDTT Jangka Menengah ............................................... 13

2.6.

Struktur Organisasi ............................................................................................................ 13

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................15 3.1.

Jenis Penelitian................................................................................................................... 15

3.2.

Metode Analisis ................................................................................................................. 15

BAB IV KLASIFIKASI ANGGARAN INSTITUSI .....................................................16 4.1.

Program Kementerian Desa PDTT...................................................................................... 16

4.2.

Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/Kelembagaan .................. 17

4.3.

Perencanaan Anggaran pada Kementerian Desa PDTT ..................................................... 17

4.4.

Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja (Logic Model) .................................................... 24

BAB V REKONSTRUKSI ANGGARAN BERBASIS OUTCOME ............................27

5.1.

Pendahuluan ...................................................................................................................... 27

5.2.

Rancangan Kegiatan dalam Program Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan Tugas,

Pembinaan Dan Pemberian Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya ..................... 29 5.3.

Rincian Anggaran Kegiatan ................................................................................................ 31

BAB VI PENUTUP ..........................................................................................................36 6.1.

KESIMPULAN ...................................................................................................................... 36

6.2.

SARAN ................................................................................................................................ 37

DAFTAR REFERENSI ...................................................................................................38

ii

DAFTAR TABEL Table IV-1 Pagu Anggaran Kementerian Desa PDTT Tahun Anggaran 2017 ................ 18 Table IV-2 Rincian Kegiatan Program Pembanguunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bag. 1).................................................................................................. 19 Table IV-3 Rincian Kegiatan Program Pembanguunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bag. 2).................................................................................................. 20 Table IV-4 Rekonstruksi Pagu Anggaran Kemendesa PDTT Tahun 2017 Berbasis Outcome ......................................................................................................... 26

iii

DAFTAR GAMBAR Gambar II-1 Struktur Organisasi Kemendesa ................................................................... 14 Gambar IV-1 Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/Kelembagaan ........................................................................................................................................... 17 Gambar IV-2 Kerangka Logic Model Program PPMD .................................................... 23 Gambar IV-3 Arsitektur RKA-K/L Berbasis pada Outcome ........................................... 24

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan total 17.504 pulau dan luasan wilayah mencapai ± 263.846.946 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan luasan yang besar tersebut, wajar jika dilakukan pembagian menjadi beberapa wilayah administrasi untuk memudahkan pengelolaan pemerintahan sampai pada tingkatan terkecil. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, Indonesia dibagi kedalam 34 Provinsi, 514 Kabupaten/Kota, dan 82.505 Kelurahan/Desa. Jika dilihat berdasarkan data Susenas bulan maret tahun 2017, terdapat 122.138.762 jiwa penduduk yang tinggal di wilayah pedesaan (rural). Jumlah ini mencapai 47,01% persen dari total seluruh populasi Indonesia yang mencapai 261.090.750 jiwa. Melihat fakta-fakta banyaknya pembagian wilayah administrasi sampai tingkat kelurahan dan desa, serta banyaknya jumlah masyarakat yang berdomisili di pedesaan, menjadi wajar jika pengelolaan dan pengembangan Desa merupakan suatu sasaran yang sangat penting. Sebagai kepanjangan tangan Presiden selaku kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang memiliki perhatian dalam urusan pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi, maka dibentuklah suatu kementerian yang mengurusi hal tersebut yang kini bernama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (KDPDTT) Republik Indonesia. Kementerian ini memiliki peranan penting, mengingat desa merupakan salah satu ujung tombak dalam mendukung kemajuan dan perkembangan Indonesia ke depan. Banyak komoditas maupun hasil produksi yang spesifik dihasilkan dari desa. Masyarakat pedesaan juga sangat dibutuhkan kontribusinya sebagai tenaga kerja

5

yang mengisi berbagai sektor. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan kawasan perdesaan serta pengembangan sumber daya manusia disana harus mendapatkan perhatian khusus, dimana KDPDTT sebagai Pembina sektor dituntut untuk dapat bekerja secara optimal dan berkinerja tinggi dalam mencapai target-target Pemerintah terkait perdesaan. Hal ini sejalan dengan tujuan “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat pembangunan daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara baik, maka KDPDTT memerlukan dukungan keuangan yang baik. Dukungan keuangan tersebut tentunya perlu diiringi dengan ketersediaan dana, serta perencanaan dan pengelolaan dana APBN melalui DIPA yang baik agar implementasi pelaksanaan program maupun capaiannya berhasil. Hal ini juga penting khususnya untuk pengelolaan dana DIPA untuk “Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi”. Program dibawah Sekretariat Jenderal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan yang menjadi key success factor dari kegiatan lain. Program ini memiliki peranan penting dalam memberikan supporting bagi program-program lain. Jika pelaksanaan program ini berjalan baik, tentunya program-program lain pun dapat lebih optimal untuk dilaksanakan. Dengan demikian, pengelolaan dan perancanaan yang baik untuk program ini mutlak diperlukan agar good governance pada KDPDTT dapat tercapai. Dalam hal perencanaan penganggaran, tentunya sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga adalah KDPDTT harus terlebih dahulu menyusun Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAK/L). Peraturan

tersebut

menyatakan

bahwa

rencana

kerja

dan

anggaran

setiap

Kementerian/Lembaga wajib disusun menggunakan tiga pendekatan, yang salah satunya adalah penganggaran berbasis kinerja (PBK) atau yang biasa disebut dengan performancebased budgeting. Pendekatan PBK ini tentunya perlu ditetapkan dalam perencanaan

6

“Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi” agar sasaran dan tujuan program dapat tercapai dan terukur dengan baik. Anggaran berbasis kinerja (ABK) merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi. Terdapat beberapa prinsip dalam PBK yaitu: (1) Transparasi dan Akuntabilitas Anggaran; (2) Disiplin Anggaran; (3) Keadilan Anggaran; (4) Efisiensi dan Efektifitas Anggaran; serta (5) Disusun dengan Pendekatan Kinerja. Pada praktiknya, ABK sering kali dirasa kurang tepat. Permasalahan yang paling umum dihadapi adalah penetapan input, output, dan outcome yang tidak jelas. Seringkali istilah outcome disamakan dengan output. Secara teoritis, kinerja dalam bentuk outcome merupakan yang harus diamati dalam jangka panjang. Sedangkan untuk mengamati hasil dalam jangka pendek, maka yang harus digunakan adalah indikator output. Selain itu, seringkali sulit menemukan relevansi antara input, output, dan outcome. Relevansi outcome dengan kebutuhan organisasi menjadi sulit untuk diamati karena tidak adanya informasi tersebut dalam RKA-K/L. Masalah-masalah ini tentu saja dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak tepat dalam pengelolaan keuangan negara. Berdasarkan permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka penulis berencana untuk menyusun tulisan ini yang mencoba untuk merekonstruksi rancangan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) atas “Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi” Tahun Anggaran 2017 yang diolah berdasarkan berbagai dokumen resmi—seperti dokumen DIPA, Rencana Strategis, dan Laporan Kinerja Kemendesa PDTT. 1.2. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan tulisan ini adalah membuat gambaran logic model untuk Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Selain itu, penelitian ini menyederhanakan struktur performance-based

7

budget atau anggaran berbasis kinerja (ABK) di Sekretariat Jenderal Kementerian Desa PDTT yang disusun berdasarkan berbagai dokumen resmi yaitu; dokumen DIPA, Rencana Strategis, dan Laporan Kinerja Kemendesa PDTT. Analisis mendalam terkait pengalokasian anggaran program dan sub-sub program, serta evaluasi atas penerapan ABK di Sekretariat Jenderal Kementerian Desa PDTT bukan merupakan lingkup penelitian ini sehingga tidak dibahas lebih lanjut. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam paper ini sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur anggaran Kementerian Desa PDTT yang ada saat ini? 2. Bagaimana gambaran rekonstruksi atas struktur anggaran Kementerian Desa PDTT menggunakan logic model? 3. Bagaimana struktur anggaran berbasis kinerja (ABK) di Sekretariat Jenderal Kementerian Desa PDTT yang telah direkonstruksi? 1.4. Manfaat Tulisan ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada pemerintah sebagai pengelola dan pelaksana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), mengenai cara untuk mengoptimalkan dan mengelola anggaran dengan lebih efisien dan efektif. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi mengenai pengelolaan anggaran yang lebih baik.

8

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1. Tujuan Kementerian Desa PDTT Merujuk pada agenda prioritas pembangunan nasional, khususnya Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam periode 2015 s.d. 2019 adalah sebagai berikut: 1. meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa; 2. mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun keterkaitan ekonomi lokal antara desa dan kota melalui pembangunan kawasan perdesaan; 3. mempercepat pembangunan di daerah tertinggal; 4. meningkatkan ketersediaan sarana-prasarana dasar dan aksesibilitas di wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar; 5. meningkatkan derajat ketahanan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana, rawan pangan, dan konflik sosial; 6. Meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya; meningkatkan dan memeratakan pembangunan daerah; dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. 7. meningkatkan pembangunan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan transmigrasi utamanya pada kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan perdesaan yang terkonektifitas dengan pusat kegiatan ekonomi wilayah;

9

8. percepatan pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan baru yang terintegrasi dalam suatu kesatuan pengembangan ekonomi wilayah untuk mewujudkan keterkaitan desa dan kota. 2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Desa PDTT Tugas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengacu pada Permendes No. 6 Tahun 2015 mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi berdasarkan pada Permendes No. 6 Tahun 2015 menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal penyiapan pembangunan permukiman, dan pengembangan kawasan transmigrasi. 2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 6. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan informasi di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,

10

pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi. 7. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 2.3. Visi dan Misi Kementerian Desa PDTT Visi: Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Misi: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 2.4. Sasaran Strategis Kementerian Desa PDTT 1. Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

11

Sasaran pembangunan desa dan perdesaan tahun 2015-2019 adalah: berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa. 2. Sasaran Pembangunan Daerah Tertinggal Sasaran pembangunan daerah tertinggal tahun 2015-2019 ditujukan untuk mengentaskan daerah tertinggal minimal 80 (delapan puluh) kabupaten. 3. Sasaran Pengembangan Daerah Tertentu a. Meningkatnya ketahanan pangan di 57 kabupaten daerah rawan pangan; b. Meningkatnya konektivitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan masyarakat di 187 Lokasi Prioritas yang tersebar di 41 kabupaten yang memiliki perbatasan negara; c. Meningkatnya konektivitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan masyarakat di 29 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau terluar; d. Meningkatnya 58 kabupaten rawan bencana dan dengan 2.000 desa tangguh. 4. Sasaran Ketransmigrasian a. Terbangunnya 144 kawasan untuk mendukung redistribusi lahan terkait program performa agraria, dan berkembangnya 72 Satuan Permukiman (SP) menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP)/ sebagai desa utama yang merupakan pusat pengolahan hasil pertanian, melalui penataan persebaran penduduk, baik Satuan Permukiman Baru (SP-Baru) sejumlah 71.291 KK, Satuan Pemukiman Pugar (SPPugar) sejumlah 657.603 KK, dan Satuan Permukiman Tempatan (SP-Tempatan) sejumlah 2.751.806 KK, dan b. Berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi embrio kota-kota kecil/kota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat industri pengolahan sekunder dan perdagangan serta sebagai pusat pelayanan kawasan transmigrasi

12

2.5. Fokus dan Prioritas Kementerian PDTT Jangka Menengah 1. Pengawalan pelaksanaan UU Desa khususnya untuk pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan pembangunan kawasan perdesaan; 2. Percepatan pembangunan 122 Kabupaten yang dikategorikan daerah tertinggal; 3. Percepatan pembangunan desa tertinggal sebanyak 39.086 desa tertinggal dan 17.268 desa sangat tertinggal; 4. Pengembangan daerah tertentu, yang terdiri dari daerah rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan bencana dan pascakonflik, daerah pulau kecil dan terluar; 5. Pembangunan dan Pengembangan Satuan Permukiman (SP) sebagai Pusat Satuan Kawasan Pengembangan. 6. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru sebagai pusat pertumbuhan. 2.6. Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi dari Kementerian Desa PDTT adalah terdiri dari satu Itjen., satu Setjen., dan enam Ditjen., serta satu Badan sebagai berikut: 1. Inspektorat Jenderal; 2. Sekretariat Jenderal; 3. Direktorat Jenderal Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; 4. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan; 5. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu; 6. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal; 7. Direktorat

Jenderal

Penyiapan

Kawasan

Dan

Pembangunan

Pemukiman

Transmigrasi; 8. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi; 9. Badan Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi

13

Gambar II-1 Struktur Organisasi Kemendesa Sumber: Laporan Kinerja KDPDTT Tahun 2017

14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jika dilihat berdasarkan pendekatan atau metodenya, maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif (kausal eksperimen), yaitu pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas untuk dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2012). 3.2. Metode Analisis Metode analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan studi kuantitatif dengan menggunakan Logic Model. Model logika adalah gambaran ringkas yang menjelaskan hubungan antara masukan, kegiatan, keluaran, dan hasil serta kebutuhan masyarakat dan/atau pemangku kepentingan (Pasal 7 ayat 2 PMK 249 tahun 2011). Dengan metode ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang utuh mengenai tujuan dan kebutuhan anggaran untuk program Pembangunan Kawasan Pedesaan, yang mana dalam tulisan ini akan dicoba untuk merekonstruksi rancangan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) atas Program Pembangunan Kawasan Pedesaan Kementerian Desa PDTT Tahun Anggaran 2017 yang diolah berdasarkan berbagai dokumen resmi seperti dokumen DIPA, Rencana Strategis, dan Laporan Kinerja Kemendesa PDTT.

15

BAB IV KLASIFIKASI ANGGARAN INSTITUSI 4.1. Program Kementerian Desa PDTT Secara umum, program Kementerian/Lembaga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Program Teknis dan Program Generik. Program Teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedang Program Generik merupakan program-program yang digunakan oleh beberapa organisasi Eselon IA yang bersifat internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Berdasarkan uraian di atas, Program pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015 s.d. 2019 terdiri dari enam Program Teknis dan tiga Program Generik dengan rincian sebagai berikut: 1. Program Teknis a. Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa b. Program Pembangunan Kawasan Perdesaan c. Program Pengembangan Daerah Tertentu d. Program Pembangunan Daerah Tertinggal e. Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi f. Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi 2. Program Generik a. Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya b. Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi c. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur.

16

4.2. Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/Kelembagaan Unit Kerja Eselon 1 memiliki satu Program dan Unit Kerja Eselon 2 minimal memiliki satu Kegiatan. Setiap Program menjadi tanggung jawab pejabat eselon 1, dan setiap kegiatan menjadi tanggung jawab eselon 2 yang dibidanginya. Keterkaitan program dan kegiatan dengan organisasi/kelembagaan disebut dengan arsitektur program, kegiatan dan struktur kinerja sebagaimana digambarkan Gambar 1 berikut ini.

Gambar IV-1 Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/Kelembagaan Sumber: Permendesa Nomor 15 Tahun 2015 4.3. Perencanaan Anggaran pada Kementerian Desa PDTT Semenjak dilakukannya restrukturisasi program dan kegiatan pada tahun 2009 dan 2010, di mana struktur program dan kegiatan didasarkan pada struktur organisasi, perencanaan anggaran yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga—termasuk di dalamnya Kementerian Desa PDTT—mendasarkan pada struktur organisasi, di mana satu unit kerja eselon I memiliki satu program dan satu unit kerja eselon 2 minimal memiliki

17

satu kegiatan. Arsitektur kinerja tersebut sangat berhasil mengantarkan transformasi sistem penganggaran yang sebelum reformasi keuangan negara dijalankan murni berdasarkan jenis belanja (input-based) menjadi lebih ke arah performance-based budgeting dengan basis pada output1. Sebagai contoh, pada Tabel 1 berikut ini terdapat rincian pagu anggaran Kementerian Desa PDTT untuk tahun anggaran 2017. Pada perencanaan penganggaran tahun 2018, Kementerian Desa PDTT sudah mulai membuat perencanaan anggaran dengan berbasis pada kinerja, atau yang biasa dikenal dengan istilah Logic Model. Sebagai contoh, berdasarkan informasi yang diperoleh dari halaman I Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Ditjen PPMD), program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa memiliki satu outcome, yaitu berkurangnya jumlah desa tertinggal dan/atau meningkatnya jumlah desa mandiri termasuk di pinggiran Indonesia (pada wilayah 3T: tertinggal, terluar, dan wilayah timur). Adapun indikator dan target dari outcome tersebut sebagai berikut: a. Jumlah desa tertinggal yang memenuhi kriteria desa berkembang, dengan target sebanyak 1500 desa. b. Jumlah desa berkembang yang memenuhi kriteria desa mandiri, dengan target sebanyak 600 desa. Table IV-1 Pagu Anggaran Kementerian Desa PDTT Tahun Anggaran 2017 No 1

Unit 067 02 Inspektorat Jenderal

2

067 03 Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pagu DIPA (Rp) 7.911.870.750

3.469.077.267.000

1

Kemenkeu. 2014. Pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, hal. 11.

18

3

4

5

6

7

8

9

067 04 Direktorat Jenderal Program Pembangunan Kawasan Pembangunan Kawasan Perdesaan Perdesaan 067 05 Direktorat Jenderal Program Pengembangan Daerah Tertentu Pengembangan Daerah Tertentu 067 06 Direktorat Jenderal Program Pembangunan Daerah Tertinggal Pembangunan Daerah Tertinggal 067 07 Direktorat Jenderal Program Penyiapan Kawasan dan Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Pembangunan Permukiman Transmigrasi 067 08 Direktorat Jenderal Program Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Transmigrasi 067 09 Badan Penelitian dan Program Penelitian dan Pengembangan, Pengembangan, Pendidikan Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi dan Pelatihan, Serta Informasi 067 10 Sekretariat Jenderal Program Dukungan Manajemen dan Tugas Kementerian Desa, PDT, dan Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT Transmigrasi dan Transmigrasi Total Pagu DIPA

332.581.502.000

52.558.558.400

64.012.152.200

195.627.175.000

200.000.000.000

38.232.736.375

42.959.835.375

5.888.602.212.000

Sumber: Diolah dari DIPA Kemendesa PDTT Untuk mencapai outcome dari program tersebut, dilakukan beberapa kegiatan yang akan menghasilkan output. Tabel 2 dan Tabel 3 berikut memberikan uraian mengenai jenis kegiatan, output, dan indikator output sebagaimana yang diperoleh dari halaman I DIPA. Table IV-2 Rincian Kegiatan Program Pembanguunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bag. 1) No. 1.

Nama Kegiatan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan

Output Layanan Dukungan Manajemen Eselon I

Layanan Internal (Overhead) Layanan Perkantoran

Indikator dan Satuan Output  Jumlah Dukungan Manajemen Eselon I  Jumlah Layanan Perencanaan  Jumlah Layanan Manajemen Keuangan  Jumlah Layanan Bantuan Hukum, Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi  Pemenuhan Fasilitas Sarana dan Prasarana Perkantoran  Pembayaran gaji dan tunjangan tepat waktu  Pemenuhan operasional perkantoran

19

2.

3.

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pendampingan pada 74.910 Desa Rekomendasi, Data dan Informasi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Kesepakatan Antar K/L dan atau Pemda Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Kesepakatan antar K/L atau Pemda dalam Pengendalian Dana Desa Program Inovasi Desa

Kegiatan Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar

Rekomendasi, Data dan Informasi Bidang Pelayanan Sosial Dasar

Generasi Sehat Cerdas Kesepakatan antar KL dan atau Pemda Bidang Pelayanan Sosial Dasar

Pelaksanaan Kegiatan Rumah Desa Sehat

Jumlah Provinsi yang melakukan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan Jumlah Pendamping Desa yang di Rekrut Jumlah Rekomendasi, data dan informasi bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

Jumlah Desa yang terfasilitasi Open Goverment Indonesia

Jumlah Pengendalian Pemanfaatan Dana Desa Sesuai Prioritas Jumlah Provinsi yang melakukan Inovasi Desa  Jumlah desa Adat yang terlaksana pemberdayaannya  Jumlah NSPK Pelayanan Sosial Dasar Desa  Jumlah akses informasi layanan sosial dasar yang dikembangkan Jumlah Desa yang terfasilitasi dalam Generasi Sehat Cerdas  Jumlah Kesepakatan antar KL dan atau Pemda Bidang Pelayanan Sosial Dasar dalam Pelaksanaan Memasyarakatkan Olahraga di Desa  Jumlah Kesepakatan antar KL dan atau Pemda Bidang Pelayanan Sosial Dasar dalam Pelindungan Sosial dalam Penguatan Kemasyarakatan Jumlah Desa yang mendapatkan layanan rumah desa sehat

Sumber: Diolah dari DIPA Ditjen PPMD Tahun 2018 Table IV-3 Rincian Kegiatan Program Pembanguunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bag. 2) No.

Nama Kegiatan

Output

Indikator dan Satuan Output

4.

Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana

Rekomendasi, data dan informasi bidang Pembangunan

Jumlah Rekomendasi, data dan informasi bidang Pembangunan Sarana Prasarana Desa

20

Desa

Sarana Prasarana Desa Kesepakatan antar K/L dan atau Pemerintah Daerah Bidang Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Desa

5.

6.

Kegiatan Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

Kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi

Rekomendasi, Data dan Informasi Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam Teknologi Tepat Guna Pengembangan Sumber Daya Air Minum Berkelanjutan Berbasis Masyarakat Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Pelaksanaan Village Development Program Kesepakatan Antar KL dan atau Pemda Bidang Pendayagunaan Sumber daya Alam Teknologi Tepat Guna Usaha Ekonomi Masyarakat dan Pasar Desa yang Berkembang

Terpenuhinya Koordinasi antar K/L dan atau Pemerintah Daerah Bidang Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa

 Jumlah Desa yang Dibangun / Direhabilitasi Embung  Jumlah Desa yang Dibangun Sarana Prasarana Pendukung Destinasi Wisata Jumlah Desa yang difasilitasi pemanfaatan lahan hutan (Advokasi Pengelolaan dan Shareholding Lahan Hutan di 50 desa)

Persentase Penyediaan Air Baku di Desa

 Jumlah Desa yang mendapatkan pengembangan PRUKADES bidang pertanian  Jumlah Desa yang mendapatkan PRUKADES Bidang Pertambangan  Jumlah Desa yang mendapatkan PRUKADES bidang kelautan dan perikanan Jumlah Desa yang meningkat kapasitas masyarakat taninya Terpenuhinya Koordinasi antar K/L dan/atau Pemerintah Daerah Bidang Pendayagunaan SDA dan TTG

 Jumlah Pasar Usaha yang meningkat produktivitasnya  Jumlah Usaha Ekonomi Masyarakat yang Dikembangkan

21

Desa

Rekomendasi, Data dan Informasi Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Desa Kesepakatan Antar K/L dan atau Pemerintah Daerah Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Desa BUMDesa yang Kuat dan Berkembang

Jumlah Rekomendasi, data dan informasi bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

Terpenuhinya Koordinasi antar K/L dan/atau Pemerintah Daerah Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Desa yang Terpenuhi

 Penguatan BUM Desa agar berkembang dan Mandiri  Jumlah Pasar Usaha Agrotechnopark yang meningkat produktivitasnya

Sumber: Diolah dari DIPA Ditjen PPMD Tahun 2018 Berdasarkan informasi pada Tabel 2 dan Tabel 3, kerangka logic model dari Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) program PPMD yang ada saat ini (existing) dapat terlihat pada Gambar IV-2 berikut ini.

22

Visi Misi Presiden

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan

Outcome

Berkurangnya Jumlah Desa Tertinggal dan/atau Meningkatnya Jumlah Desa Mandiri

Output

Aktivitas /Proses

 Layanan Dukungan Manajemen  Dokumen Rekomendasi  Pendamping Desa  Dokumen Kesepakatan/MoU  Program Inovasi Desa  Generasi Sehat Cerdas  Kegiatan Rumah Desa Sehat  Pembangunan/Rehabilitasi Sarana/Prasarana  Advokasi  Penyediaan Air Baku  Prukades  Village Development Program  Peningkatan Pasar Desa  Penguatan BUMDesa  Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya  Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa  Kegiatan Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar  Kegiatam Pembangunan Sarana Prasarana Desa  Kegiatan Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna  Kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Desa

 Pendanaan yang memadai  SDM yang kompeten  Infrastruktur fisik memadai  Internet Akses dan website  Tata Kelola Organisasi yang baik

Gambar IV-2 Kerangka Logic Model Program PPMD Sumber: Diolah dari DIPA Ditjen PPMD Tahun 2018

23

4.4. Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja (Logic Model) Seiring dengan semangat untuk menerapkan secara penuh performance-based budgeting, diperlukan penguatan rencana strategi yang diawali dengan penataan arsitektur kinerja dalam RKA-K/L. Arsitektur kinerja yang baru tersebut menggunakan pendekatan kerangka logika (logic model) program dengan basis pada outcome yang komponennya terdiri atas: outcome, output, aktivitas, input, serta indikator dan target untuk masingmasing outcome dan output. Masing-masing komponen membentuk suatu rangkaian yang dapat memperlihatkan hubungan dan keterkaitan logis antara kondisi yang diinginkan oleh suatu program dan strategi dalam mencapai kondisi yang diinginkan tersebut. Secara garis besar, hubungan dan keterkaitan masing-masing komponen tersebut dapat digambarkan sebagaimana terdapat pada Gambar IV-3.

Gambar IV-3 Arsitektur RKA-K/L Berbasis pada Outcome Sumber: Pedoman Penataan ADIK dalam RKA-K/L Hubungan logis antar komponen tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut: “Suatu outcome akan dicapai apabila telah tersedia atau diproduksi output yang diperlukan. Untuk menghasilkan suatu output diperlukan serangkaian aktivitas di mana dalam

24

melaksanakan berbagai aktivitas dimaksud diperlukan berbagai sumber daya (input)”. Penerapan arsitektur kinerja ini selanjutnya akan diikuti dengan penguatan dan penajaman informasi kinerja, baik rumusan outcome-output-aktivitas-input maupun indikator dan target kinerjanya, sehingga keseluruhannya menjadi lebih jelas, relevan, dan terukur. Dengan mendasarkan pada pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam RKA-K/L, rekonstruksi klasifikasi anggaran pada Kementerian Desa PDTT yang semula berdasarkan pada struktur organisasi menjadi penganggaran yang menggunakan pendekatan logic model dengan berbasis pada outcome, di mana outcome yang diharapkan oleh Kementerian Desa PDTT sudah tergambarkan pada sasaran-sasaran strategis Kementerian Desa PDTT sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Desa PDTT No. 15 Tahun 2015 tentang Renstra KDPDTT Tahun 2015 s.d. 2019. Tabel 4 merupakan tabel yang menggambarkan hasil rekonstruksi sederhana klasifikasi anggaran Kementerian Desa PDTT berbasis outcome (sasaran strategis) tahun 2015 s.d. 2019 berdasarkan angka pada Pagu DIPA Tahun 2017. Angka rekonstruksi pagu anggaran sebagaimana tergambar pada Tabel 4 tersebut penulis bentuk hanya berdasarkan asumsi pembagian secara merata atas pagu DIPA berdasarkan program terhadap sasaran strategis yang dimiliki oleh Kementerian Desa PDTT. Asumsi pembagian merata tersebut dilakukan karena keterbatasan informasi yang dimiliki penulis terhadap sumber-sumber pertimbangan dan asumsi yang digunakan Kementerian Desa dan PDTT dalam merencanakan anggarannya. Pada bab berikutnya, penulis akan menjabarkan logic model yang lebih mendetail dengan pembatasan ruang lingkup kepada salah satu sasaran strategis Kementerian Desa PDTT, yaitu “Meningkatkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.”

25

Table IV-4 Rekonstruksi Pagu Anggaran Kemendesa PDTT Tahun 2017 Berbasis Outcome No. 1

Sasaran Strategis (Outcome) Meningkatkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

Indikator

Penyediaan landasan hukum/regulasi dalam pembangunan perdesaan, daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi; Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi; Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja; Peningkatan pelayanan informasi dan publikasi; Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan Umum; Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik negara Total Pagu DIPA

Pagu DIPA 3.890.763.211.500

5.888.602.212.000

26

BAB V REKONSTRUKSI ANGGARAN BERBASIS OUTCOME 5.1. Pendahuluan Dalam rangka membangun logic model berbasis outcome, identifikasi terhadap komponen-komponen apa saja yang dibtuhkan untuk mencapai outcome tersebut merupakan hal yang mutlak diperlukan. Komponen-komponen tersebut mencakup: outcome-output-aktivitas-input-indikator dan target yang sesuai dengan outcome serta output yang sudah ditentukan. Berdasarkan data yang tersedia, dan menyesuaikan dengan kondisi saat ini, dalam rangka pencapaian outcome berupa “Meningkatkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi”, Kementerian Desa PDTT memiliki enam program teknis yang berperan langsung terhadap pemenuhan outcome. Keenam program tersebut antara lain: 1. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan manajemen perencanaan 2. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan analisa dan tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP dan Auditor Eksternal 3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan ketatausahaan dan manajemen keuangan 4. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan manajemen SDM dan umum

27

5. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan Internal (Overhead) 6. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan Perkantoran Sasaran Strategis Meningkatkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Program Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan manajemen perencanaan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan analisa dan tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP dan Auditor Eksternal

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan ketatausahaan dan manajemen keuangan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan manajemen SDM dan umum Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan Internal (Overhead) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi- Layanan Perkantoran Total Pagu Anggaran

Pagu Anggaran 3.863.489.000

3.150.866.000

3.723.244.000

12.548.064.000

767.295.000

18.143.589.000

42.196.547.000

Dengan adanya keenam program ini, diharapkan sasaran strategis/outcome “Meningkatkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi” yang

28

sudah ditargetkan untuk tahun 2015 s.d. 2019 dapat terpenuhi. Dari keenam program yang ada, pada bab ini penulis akan membuat logic model atas Program Peningkatan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk dapat memenuhi sasaran strategis yang kemudian dikaitkan dengan pagu anggaran yang ada. 5.2. Rancangan Kegiatan dalam Program Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan Tugas, Pembinaan Dan Pemberian Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Berdasarkan data rencana kerja anggaran Kementerian Desa PDTT tahun 2017, terdapat enam kegiatan yang mendukung pemenuhan program Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan Tugas, Pembinaan Dan Pemberian Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya. Keenam kegiatan tersebut antara lain: 1. Kegiatan Penyelenggaraan Hukum Organisasi dan Tata Laksana 2. Kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama 3. Kegiatan Penyelenggaraan Perencanaan 4. Kegiaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum 5. Kegiatan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara Jika dilihat lebih lanjut pada rencana kerja anggaran Kemendesa PDTT, sebagian dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas masih terlalu luas cakupannya, di mana terdapat hasil output kegiatan yang masih tergolong sebagai input, semisal output berupa layanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan rekonstruksi rancangan kegiatan yang ada menjadi rancangan kegiatan baru—beserta output dan indikatornya dan input yang diperlukan—sebagai logic model dari program Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan Tugas, Pembinaan Dan Pemberian Dukungan Manajemen dan

29

Dukungan Teknis Lainnya. Rancangan kegiatan dikelompokkan menjadi tiga kegiatan utama, yakni: 1. Kegiatan Pelayanan dan Pengelolaan 2. Kegiatan Pembuatan Produk Hukum 3. Kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat Output

Kualitas Pelayanan dan Pengelolaan yang Optimal

Pelayanan Pembuatan Produk Hukum

Kualitas Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat

Indikator

Jumlah pelayanan dan pengelolaan yang disediakan

Jumlah layanan hukum yang diberikan, baik MoU, peraturan perundagan, layanan advokasi, dokumentasi hokum, evaluasi produk hukum dan lainnya

Jumlah publikasi yang dihasilkan berupa laporan

Kegiatan Menyelenggarakan pelayanan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur; menyelenggarakan pelayanan umum dan administrasi serta Ketatausahaan; Pengelolaan Keuangan; Pengelolaan Barang Milik Negara Penyusunan : Peraturan Perundang-undangan bidang Desa; Peraturan Perundang-undangan bidang Daerah Tertinggal; Peraturan Perundangundangan bidang Transmigrasi; layanan dan Pertimbangan Hukum; layanan advokasi; implementasi reformasi birokrasi; Dokumentasi Hukum yang dihasilkan; Laporan Penelaahan Produk Hukum; Evaluasi Produk hukum; Perjanjian dan kesepakatan Bersama (MoU); Layanan Tata Usaha Biro Penyusunan Laporan: Pelaksanaan Hubungan Media Massa; pelaksanaan Peningkatan

Input

Pagu Anggaran

Honorarium pegawai; transportasi; Tenaga ahli; Peralatan dan sarana kerja; data dan informasi hasil perencanaan

76.298.109.283

Honorarium pegawai; transportasi; Tenaga ahli; Peralatan dan sarana kerja; data dan informasi hasil perencanaan

156.508.942.118

Honorarium pegawai; transportasi; Tenaga ahli;

96.839.907.961

30

yang Semakin Meningkat

pelaksanaan kinerja, kegiatan dan pelaksanaan kerjasama

Publikasi; Pelaksanaan Analisis dan Evaluasi Media; pelaksanaan pengelolaan informasi dan Dokumentasi; Pelaksanaan Layanan Pengaduan Masyarakat; Pelaksanaan Layanan Perpustakaan; Pelaksanaan Kerjasama Bilateral dan Multilateral, serta Kerjasama Organisasi dan Kemasyarakatan; Pelaksanaan Hubungan Antar Lembaga Swasta Organisasi Kemasyarakatan; Pelaksanaan Pengelolaan Tata Usaha Biro Humas dan Kerjasama

Peralatan dan sarana kerja; data dan informasi hasil perencanaan

Total Pagu Anggaran

329.646.959.362

Table V-1 Rancangan Kegiatan 5.3. Rincian Anggaran Kegiatan Sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya, rancangan kegiatan untuk program “Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan Tugas, Pembinaan Dan Pemberian Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya” akan dibagi ke dalam tiga kelompok besar. Detail rencana pembagian anggaran untuk setiap kegiatan digambarkan dalam: 

Tabel 7 untuk kegiatan Kegiatan Pelayanan dan Pengelolaan



Tabel 8 untuk kegiatan Pembuatan Produk Hukum



Tabel 9 untuk kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat

Angka pada kolom “Pagu Anggaran” didapat dengan perhitungan dan asumsi dikarenakan adanya keterbatasan informasi mengenai perkiraan sesungguhnya pagu anggaran yang secara real-nya memerlukan survey, permodelan dan proses appraisal yang signifikan. Porsi anggaran per kelompok kegiatan utama kemudian dibagi rata terhadap jumlah jenis kegiatan per kelompok. Setelah mendapatkan pagu anggaran per kegiatan,

31

digunakan asumsi kasar untuk membagi anggaran ke setiap komponen input. Sebagai contoh untuk kegiatan dalam rangka menyelenggarakan pelayanan dan peningkatan kualitas

Sumber

Daya

Manusia

(SDM)

aparatur.

Porsi

anggaran

sebesar

Rp19.563.617.765,00 dibagi ke honorarium pegawai (40%); tenaga ahli (35%); transportasi (5%); peralatan dan sarana kerja (10%); data dan informasi hasil perencanaan (10%). Untuk pemenuhan outcome berupa peningkatan kualitas organisasi minimal mendapatkan peringkat 90% memuaskan melalui program “Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan Tugas, Pembinaan Dan Pemberian Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya”, kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud pada Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9 dapat dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal pada Kementerian Desa PDTT. Mengingat program ini merupakan salah satu dari lima program yang mendukung pemenuhan sasaran strategis, dalam pelaksanaan kegiatan diharapkan Inspektorat Jenderal dapat berkoordinasi dengan unit lain di bawah Kementerian Desa PDTT yang juga melaksanakan program untuk mencapai sasaran strategis yang sama. Kegiatan Menyelenggarakan pelayanan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Menyelenggarakan pelayanan umum dan administrasi serta ketatausahaan

Pengelolaan Keuangan

Input

Pagu Anggaran

Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan

7.825.447.119 6.847.266.209 1.956.361.776

Persediaan Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi

978.180.888 5.869.085.329 6.847.266.209 1.956.361.776

1.956.361.776

1.956.361.776 978.180.888 6.847.266.209 7.825.447.119 1.956.361.776 1.956.361.776 3.912.723.553

32

Pengelolaan Barang Milik Negara

Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Total Pagu Anggaran

7.825.447.119 6.847.266.209 1.956.361.776 1.956.361.776 978.180.888 76.298.109.283

Table V-2Rincian Anggaran Kegiatan Pelayanan dan Pengelolaan

Kegiatan Peraturan Perundang-undangan bidang Desa

Peraturan Perundang-undangan bidang Daerah Tertinggal

Peraturan Perundang-undangan bidang Transmigrasi

Layanan dan Pertimbangan Hukum dan Advokasi

Dokumentasi Hukum yang dihasilkan

Laporan Penelaahan Produk Hukum Evaluasi Produk Hukum

Input

Pagu Anggaran

Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai

7.825.447.119 6.847.266.209 978.180.888

Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja

7.825.447.119 1.956.361.776

1.956.361.776 978.180.888 5.869.085.329 5.869.085.329 1.956.361.776 1.956.361.776 978.180.888 7.825.447.119 6.847.266.209 1.956.361.776 1.956.361.776 978.180.888 7.825.447.119

1.956.361.776 978.180.888 5.869.085.329 6.847.266.209 978.180.888 1.956.361.776 978.180.888 2.934.542.664 6.847.266.209 1.956.361.776

33

Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai Perjanjian dan Kesepakatan Bersama (MoU)

1.956.361.776 978.180.888 5.869.085.329

Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai

2.934.542.664 1.956.361.776

Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi layanan dan Pertimbangan Hukum Honorarium pegawai Persediaan Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Total Pagu Anggaran

1.956.361.776

1.956.361.776 978.180.888 2.934.542.664

Layanan Tata Usaha Biro

1.956.361.776 978.180.888 2.934.542.664 978.180.888 1.956.361.776 978.180.888 978.180.888 156.508.942.118

Table V-3 Rincian Anggaran Kegiatan Produk Hukum

34

Kegiatan

Input

Evaluasi Media

Pagu Anggaran

Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai

5.869.085.329 6.847.266.209 1.956.361.776

Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai

1.956.361.776

Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai

1.956.361.776 978.180.888

Tenaga ahli Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Honorarium pegawai

6.847.266.209 978.180.888

Persediaan Peralatan dan Sarana Kerja Data dan Informasi Hasil Perencanaan Transportasi Total Pagu Anggaran

978.180.888 1.956.361.776

Pelaksanaan pengelolaan informasi dan Dokumentasi

Pelaksanaan Layanan Pengaduan Masyarakat; Pelaksanaan Layanan Perpustakaan

Pelaksanaan Kerjasama Bilateral dan Multilateral, serta Kerjasama Organisasi dan Kemasyarakatan

Pelaksanaan Hubungan Antar Lembaga Swasta Organisasi Kemasyarakatan

Pelaksanaan Pengelolaan Tata Usaha Biro Humas dan Kerjasama

978.180.888 1.956.361.776 7.825.447.119 5.869.085.329 1.956.361.776 1.956.361.776 978.180.888 7.825.447.119

1.956.361.776 5.869.085.329 6.847.266.209

978.180.888 978.180.888 7.825.447.119

1.956.361.776 978.180.888 7.825.447.119

1.956.361.776 978.180.888

96.839.907.961

Table V-4 Rincian Anggaran Kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat

35

BAB VI PENUTUP 6.1. KESIMPULAN Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Tugas yang diemban oleh Kemendesa PDTT itu kemudian dirumuskan dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2015 mengenai rencana strategis Kemendesa untuk tahun 2015 s.d. 2019. Dalam rumusan strategis tersebut, disebutkan bahwa salah satu sasaran strategis Kemendesa tahun 2015 s.d. 2019 yakni meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis untuk mendukung tercapainya sasaran strategis Kemendesa PDTT. Program-program yang dikerjakan Kemendesa selanjutnya, harus mencerminkan misi-misi yang dilakukan dalam mencapai visi strategis tersebut. Sehingga, dalam program ini khususnya, Inspektorat Jenderal sebagai Eselon I Kemendesa memiliki satu program, dengan breakdown pada Eselon II selanjutnya minimal memiliki satu kegiatan untuk menunjang program tersebut. Hal tersebut mencerminkan performance based-bdgeting dimana anggaran dibuat berdasarkan outcome/output yang ingin dicapai, mulai diterapkan dalam penganggaran Kementerian di Indonesia. Namun, pada prakteknya dalam penyusunan kinerja Kemendesa saat ini masih banyak yang harus ditingkatkan, seperti penyajian output yang sebenarnya merupakan input, serta hubungan antara tujuan program dengan kegiatannya seringkali tidak memiliki koneksi. Di sisi lain, informasi yang menyajikan indikator kinerja masih memuat hal-hal yang sifatnya terlalu teknis.

36

Berdasarkan logic model yang telah dipelajari, serta mengacu pada informasi kinerja dan pedoman arsitektur dirumuskanlah rekonstruksi anggaran pada Kemendesa, khususnya untuk program peningkatan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis. Dengan demikian, anggaran yang disusun terlebih dahulu dengan menentukan outcome dan output, kemudian program kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaiannya. Dari masing-masing program, baru kemudian dilihat apa saja input yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan sesuai dengan program tersebut. 6.2. SARAN Berdasarkan rekonstruksi anggaran yang telah dibuat, diharapkan untuk Kementerian Desa PDTT pada tahun-tahun anggaran berikutnya dapat merumuskan rencana kerja anggaran berbasis outcome dan output. Penyusunan anggaran dengan basis outcome dan output memiliki lebih banyak keunggulan, diantaranya pengukuran kinerja dengan anggaran yang digunakan dapat terlihat jelas, koneksi antar komponen anggaran dapat dipetakan dan pelaksanaan anggaran akan lebih mudah diaplikasikan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis organisasi.

37

DAFTAR REFERENSI Kemendesa PDTT. (2017). Laporan Kinerja Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2017. Diambil kembali dari Situs Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan

Transmigrasi:

https://www.kemendesa.go.id/view/publikasi/176/laporan-kinerja-kemendesa-pdtdan-transmigrasi-th-2017 Kemendesa PDTT. (2016). Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015 - 2019. Diambil kembali dari http://peraturan.go.id/permen/kemen-pdt-nomor-15-tahun2015-tahun-2016.html Kemendesa PDTT. (t.t.). Sejarah Singkat: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Diambil kembali dari Situs Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah

Tertinggal,

dan

Transmigrasi:

https://www.kemendesa.go.id/view/kemendesa/1/sejarah-singkat Kemendesa PDTT. (t.t.). Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Diambil kembali dari Situs Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah

Tertinggal,

dan

Transmigrasi:

https://www.kemendesa.go.id/view/kemendesa/3/struktur Kemendesa PDTT. (t.t.). Tugas dan Fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Diambil kembali dari Situs Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah

Tertinggal

dan

Transmigrasi:

https://www.kemendesa.go.id/view/kemendesa/2/tugas-dan-fungsi

38

Kementerian Keuangan. (2014). Pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Jakarta: Kemenkeu.

39

Related Documents

Kementerian
June 2020 17
Clara
November 2019 24
Clara
April 2020 19
Kementerian Riset.docx
December 2019 27
Kementerian Riset.docx
June 2020 17

More Documents from "fajri agung"