LAPORAN EKSPERIMEN PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS TANAMAN HYDRILLA
Oleh :
1. Alifah Trixie Trixie A. H.
(XI IPA 1 / 02)
2. Nabiila Naura W.
(XI IPA 1 / 09)
SMA NEGERI 1 SIDOARJO 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi, fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Oleh karena itu, kami mengadakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap laju fotosintesis tanaman hydrilla.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah intensitas cahaya berpengaruh terhadap laju fotosintesis tanaman hydrilla? 2. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis tanaman hydrilla?
1.3 Tujuan Eksperimen Tujuan eksperimen ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis tanaman hydrilla.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda,sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : Sinar matahari
6CO2 + 6H2O
→
C6H12O6 + 6O2 + Energi
Klorofil
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia fotosintesis merupakan kebalikan dari reaksi kimia respirasi. Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, yaitu : 1. Reaksi Terang Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang berlangsung di grana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang mampu menangkap energi cahay matahari dalam rantai transfor elektron pada fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektron. 2. Reaksi gelap Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung di stroma, reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu : a. Karboksilasi
: Pengikatan CO2 oleh RPB untuk membentuk molekul
PGA b. Reduksi
: PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C)
c. Regenerasi
: Pembentukan kembali RBP
2.2 Faktor Penentu Laju Fotosintesis Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor yang dapat memengaruhi secara langsung, seperti kondisi lingkungan 2. Faktor yang tidak memengaruhi secara langsung, seperti terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi
kehadiran
cahaya
matahari, suhu
lingkungan,
serta
konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju fotosintesis. Faktor pembatas
tersebut
dapat
mencegah
laju
fotosintesis
mencapai
kondisi
optimum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi, memengaruhi fungsi organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi laju fotosintesis. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis : 1. Intensitas Cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. 2. Konsentrasi Karbondioksida Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. 3. Suhu Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. 4. Kadar Air Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. 5. Fotosintat/Hasil Fotosintesis Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
BAB III METODE EKSPERIMEN
3.1 Waktu dan Tempat Eksperimen ‘Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Hydrilla’ ini dimulai pada hari Rabu tanggal 11 Januari 2017.
3.2 Alat dan Bahan Alat 1. 3 gelas beker
4. Timer
2. 3 gelas ukur
5. Korek api
3. 3 corong kaca
6. Ember
Bahan 1. Tanaman hydrilla
2. Air
3.3 Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Merendam tanaman hydrilla di dalam ember yang teris air 3. Merendam gelas beker, gelas ukur, dan corong kaca 4. Memasukkan tanaman hydrilla ke dalam corong kaca 5. Merangkai alat dan memastikan tidak ada gelembung udara yang tersisa 6. Meletakkan gelas A di tempat yang panas, gelas B di tempat yang teduh, dan gelas C di tempat yang tidak ada cahaya 7. Setelah 25 menit, menguji ketiga gelas ukur dengan korek api 8. Menganalisa dan mencatat perubahan yang terjadi
3.4 Variabel 1. Variabel Kontrol
: Tanaman hydrilla, volume air
2. Variabel Manipulasi
: Intensitas cahaya
3. Variabel Terikat
: Laju fotosintesis
3.5 Hipotesis Dalam proses fotosintesis dibutuhkan cahaya yang cukup. Maka kemungkinan, tanaman hydrilla yang berada di tempat yang panas akan lebih cepat laju fotosintesisnya daripada yang ditaruh di tempat yang teduh. Sedangkan laju fotosintesis tanaman hydrilla di tempat yang teduh lebih cepat daripada yang ditaruh di tempat yang gelap.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Eksperimen
Gambar hasil eksperimen : Gelas A, B, dan C
Tabel hasil eksperimen : Menit Ke-
Bara Api
25
Tempat Panas (A)
Tempat Teduh (B)
Tempat Gelap (C)
Sangat menyala dan banyak gelembung
Menyala dan langsung mati dan sedikit gelembung
Tidak menyala dan tidak ada gelembung
4.1 Analisis Data Hasil Eksperimen Berikut ini adalah analisis data hasil eksperimen : Gelas A Dari data hasil eksperimen di atas dapat dilihat bahwa, gelas A yang diletakkan di tempat yang panas selama 25 menit, bara apinya ketika diuji sangat menyala dan sedikit bertahan lama.
Gelas B Dari data hasil eksperimen di atas dapat dilihat bahwa, gelas B yang diletakkan di tempat yang teduh selama 25 menit, bara apinya ketika diuji menyala akan tetapi, setelah itu langsung mati. Gelas C Dari data hasil eksperimen di atas dapat dilihat bahwa, gelas C yang diletakkan di tempat yang gelap selama 25 menit, bara apinya ketika diuji tidak menyala.
Dari hasil eksperimen di atas dapat kita lihat perbedaan yang signifikan dari tanaman hydrilla yang diletakkan di tempat yang panas atau banyak cahaya dengan tanaman hydrilla yang diletakkan di tempat yang teduh atau sedikit cahaya maupun tanaman hydrilla yang diletakkan di tempat yang gelap atau tidak ada cahaya. Hal tersebut dapat dilihat dari bara api yang diujikan pada setiap gelas. Gelas A yang diletakkan di tempat panas, bara apinya lebih menyala dan tahan lama dibanding gelas B yang diletakkan di tempat teduh maupun gelas C yang diletakkan di tempat gelap. Bara api pada gelas A lebih menyala dan tahan lama dibandingkan gelas lain dikarenakan, laju fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterima tumbuhan atau tanaman. Cahaya matahari ditangkap dalam bentuk energi oleh klorofil yang digunakan untuk memecah molekul air (fotolisis) yang menghasilkan oksigen, ATP, dan NADPH. Oksigen yang merupakan hasil dari fotosintesis dapat diuji dengan
bara api. Semakin menyala bara api, berarti semakin banyak oksigen yang dihasilkan, dan itu berarti semakin cepat pula laju fotosintesisnya. Karena cahaya memengaruhi proses fotosintesis, pada gelas A yang menerima asupan cahaya yang cukup dapat melakukan fotosintesis lebih cepat dibandingkan gelas B maupun C.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari eksperimen yang sudah dilakukan dapat kami simpulkan bahwa, intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis tanaman. Tanaman yang diletakkan di tempat yang cukup cahaya, lebih besar laju fotosintesisnya dibandingkan tanaman yang diletakkan di tempat yang kekurangan cahaya, maupun yang tidak ada cahaya. Karena, cahaya digunakan untuk memecah molekul air yang menghasilkan oksigen, ATP, dan NADPH. Maka, semakin banyak intensitas cahaya, semakin cepat pula laju fotosintesinya.