174307_nilai Waktu Uang Eka.docx

  • Uploaded by: Ayu Wulantari
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 174307_nilai Waktu Uang Eka.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,936
  • Pages: 28
1.1 NILAI WAKTU UANG A. Difinisi Nilai Waktu Uang (Time Value Of Money) Nilai Waktu Uang (time value of money) adalah suatu konsep yang menjelaskan bahwa nilai uang pada saat ini akan lebih berharga dari pada nilai uang dimasa yang akan dating. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan nilai pada uang yang disebabkan oleh perbedaan waktu. Time Value of money merupakan satu konsep yang digunakan untuk menghitung nilai uang dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Dalam perhitungan uang, nialai uang Rp 5.000.00 (lima ribu rupiah) yang diterima saat ini akan lebih tinggi atau lebih bernilai dibandingkan dengan Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah) yang di terima pada masa yang akan dating perbedaan tersebut dikarenakan niali uang akan selalu berubah menurut waktu yang dipengaruhi oleh perubahan suku bunga (interest rate), inflasi (inflasion), politik maupun dalam hal pajak. Keputusan keuangan akan lebih baik mempertimbangkan nilai waktu dari uang, karena oleh karena itu, perlu bagi kita untuk mengerti betul tentang nilai waktu dari uang tersebut agar kita dapat memahami keuangan dengan baik. B. Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value Of Money) 1. Nilai Masa Depan (Future Value) Nilai masa depan (Future Value) adalah niali dari sejumlah uang dimasa yang akan datang dari sejumalah dimasa sekarang. Nilai Uang dimasa yang akan datang ditentukan oleh tingkat suku bunga ( interest rate) dipasaran. Artinya semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin tinggi nilai uang dimasa mendatang. Nilai masa depan (future value) dapat dirumuskan sebagai berikut: FVn=PV(1+i)n Keterangan: FVn :Future value periode ke-n PV :Present Value i :Suku bunga N :Periode pemajemukan (compounding) Contoh soal : Indra memiliki uang Rp 2.000.000, disimpan di bank dengan bunga pertahun sebesar 5%dan selama 5 tahun. Berapakah jumlah uang Indra setelah tahun ke 5? Penyelesaian Diketahui PV = Rp.2000.000 I = 5% n = 5 tahun FVn = PV(1+i)n FVn = Rp 2.000.000 (1+5%)5 FVn = Rp 2.000.000 (1,05)5 FVn = RP 2.552.563

Nilai masa depan (future value) terdiri dari: a. Nilai Masa Depan Untuk Aliran Kas Tunggal Nilai masa depan untuk aliran kas tunggal adalah sejumlah uang yang diperoleh pada saat sekarang (awal tahun) dan diinvestasikan dengan tujuan memperoleh sejumlah uang yang lebih dari yang diinvestasikan dimasa mendatang. Rumus: FV=P0 + P0 (r) Keterangan FV :Nilai masa mendatang (satu tahun) P0 :Nilai saat ini r : Tingkat bunga Contoh soal Rama memperoleh uang Rp 1000,00 saat ini (awal tahun) da kemudian menginvestasikannya pada tabungan dengan tingat bunga 10%, berapakah uang rama satu dimasa mendatang? Penyelesaian Diketahui: P0 : Rp 1000 r : Rp 10% FV = P0 + P0 (r) FV=1.000 + 1.000 (10%) FV= 1.000 + 1.00 FV= 1.100 Apabila periode investasi lebih dari satu tahun, maka dapat menggunakan rumus FVn=PV0 (1+r)n Keterangan FVn :Nilai masa mendatang (tahun ke-n) PV0 :Nilai saat ini r :Tingkat bunga n :Jangka waktu Jika nilai uang 1000 yang diterima awal tahun, maka berapakah nilai uang tiga tahun mendatang ? Penyelesain Nilai uang tiga tahun mendatang (FV3) FV3 =PV0 (1+r)n =1000 (1+10%)3 =1000 (1,331) =1.331 b. Nilai Masa Depan Untuk Seri Pembayaran (Future Value Annuity) Nilai Masa Depan Untuk Seri Pembayaran (Future Value Annuity) adalah sejumlah uang yang diterima pada akhir tahun secara bertahap dan dilakukan perhitungan dengan tingkat bunga tertentu untuk mengetahui nilai uang tersebut dimasa mendatang.

Rumus : FVn =

𝑋[(1+π‘Ÿ)𝑛 βˆ’1] π‘Ÿ

Keterangan: FVn :Nilai masa mendatang (tahun ke-n) X :Jumlah pembayaran kas untuk setiap periode r

:Tingkat bunga

n :Jangka periode Contoh soal Ani akan memperoleh uang 5000,00 per tahun selama empat kali, uang tersebut diterima pada akhir tahun. Berapakah nilai uang dimasa yang akan datang, jika tingkat bunga yang berlaku adalah 10%? Penyelesaian: FVn

=

𝑋[(1+π‘Ÿ)𝑛 βˆ’1]

π‘Ÿ 5000 [(1+10%)4 βˆ’1]

=

10%

5000 [0,4641]

=

10%

=23.205 Aliran kas juga bias dibayarkan setiap awal bulan atau yang sering disebutkan dengan future value annuity due yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus: FVna =

𝑋{(1+π‘Ÿ)2 βˆ’1} π‘Ÿ(1+π‘Ÿ)

Keterangan: FVna : Future value annuity due X

:Jumlah pembayaran kas untuk setiap periode

r

:Tingkat bunga

n

:Jangka periode

apabila ani memperoleh uang Rp 5.000,00 per tahun selama empat kali, uang tersebut diterima pada awal tahun. Berapakah nilai uang dimasa pada awal tahun. Berapakah nilai uang dimasa yang akan datang jika tingkat bungan berlaku adalah 10%? Penyelesaian FVna = Fv4 =

𝑋{(1+π‘Ÿ)𝑛 βˆ’1} π‘Ÿ(1+π‘Ÿ)

[5000{1+10%}] 10%

Γ— (1 + 10%)

FV4 =

[23.205] 10%

Γ— (1 + 10%)

FV4 =255.255

2. Nilai Sekarang (Present Value) Nilai Sekarang (Prsent Value) adalah sejumlah uang pada saat sekarang yang diperhitungkan dengan tingkat bunga tertentu berdasarkan nilai uang yang akan diterima dimasa mendatang. Nilai Sekarang (Present Value) dapat: 1

PVn = FV[(1+𝑖)𝑛 ] Keterangan : PVn

: Present value period eke-n

FV

:Fulture value

i

:Suku bunga

n

:Periode pendiskontoan (discounting)

Contoh soal Jika diketahui tingkat bunga tahun ke-1 = 10%, tahunke-2 = 12%, tahun ke-3 = 14%, maka nilai sekarang dari uang Rp 1.404 yang akan diterima 3 tahun dari sekarang adalah? Penyelesaian : 1

PVn =FV [(1+𝑖)𝑛 ] 1

2

3

PVn = 1.040x(1+10%)1 x(1+10%)2x(1+10%)3 Pvn = 1.000 Ini berarti bahwa uang sebesar Rp 1.000,00 yang kita miliki sekarang kalau disimpan di bank dengan bunga tahun ke-1 = 10%, tahun ke-2 = 12%, tahu ke-3 = 14%, maka nilai sekarang dari uang Rp 1.404 yang akan diterima 3 tahun dari sekarang adalah Rp 1.000,a. Nilai Sekarang Untuk Aliran Kas Tunggal Nilai sekarang untuk aliran kas tunggal adalah dan merupakan kebalikan dari nilai future value, apabila dalam nilai masa mendatang kita melakukan penggandaan, maka diperlukan proses pendiskontoan (discounting proses). Dengan demikian nilai sekarang untuk aliran kas tunggal bisa dihitung dengan rumus : 𝐹𝑉𝑛 PVn = [(1+π‘Ÿ) 𝑛]

Keteragan : PVn : Nilai sekarang FVn :Nilai kemudian r :Tingkat bunga atau tingkat penggandaan n :Jumlah periode Contoh soal Roni mempunyai kas sebesar Rp 1.100,00 satu tahun mendatang, Rp 1.121,00 dua tahun mendatang dan Rp 1.610,51 lima tahun mendatang. Berapakah nilai sekarang (present value) dari masing-masing adalah 10%. Perhatikan bahwa Rp 1.100,00 dan Rp 1.610,51 merupakan nilai kemudian yang diambil dari contoh sebelumnya. Penyelesaian: 𝐹𝑉𝑛 PVn = [(1+π‘Ÿ) 𝑛] 1.100

PV1 = [(1+10%)1 ] PV1 = Rp 1000,00 1.210

PV2 = [(1+10%)2 ] PV2 = Rp 1000,00 1.610,5

PV3 = [(1+10%)3] PV3 = Rp 1000,00 b. Nilai Sekarang Untuk Seri Pembayaran Kas (Annuity) Nilai sekarang untuk seri pembayaran kas (annuity) adalah arus kas yang sama di setiap periode yang digunakan untuk mncari nilai sekarang dari sisi pembayaran. Nilai sekarang untuk seri pembayaran kas (annuity) terdiri dari: 1) Nilai Sekarang Untuk Periode Terbatas Merupakan nilai sekarang untuk seri pembayaran kas yang hanya menggunakan satu aliran kas saja (besarnya sama ). Nilai sekarang untuk periode terbatas dihitung dengan rumus: PV=

[πΆβˆ’πΆ/(1+π‘Ÿ)𝑛 ] π‘Ÿ

Keterangan: PV : Present value aliran kas dimasa mendapat C : Aliran kas per periode (besarnya sama) r : Tingkat discount rate n : Jumlah periode Contoh soal :

Lala akan menerima pembayaran sebesar Rp1000 per tahun, mulai akhir tahun ini selama empat kali. Berapakah nilai sekarang aliran kas tersebut jika tingkat bunga diskonto 10%? Penyelesain: PV=

[ πΆβˆ’πΆ/ (1+π‘Ÿ)𝑛 ]

π‘Ÿ [1000βˆ’1000/(1+10%)4 ]

Pv=

10% [1000βˆ’686,0135]

PV=

10%

PV=3,169,9 2) Nilai Sekarang Untuk Kas Yang Tidak Sama Besarnya Merupakan kas yang akan diterima yang besarnya tidak sama untuk setiap periodenya, Nilai sekarang untuk kas yang tidak sama besarnya bias dihitung dengan rumus: 𝐢

PV2=[(1+π‘Ÿ)𝑛 ] Keterangan: PV0 C r n

: Nilai sekarang : Aliran kas per periode (besarnya tidak sama) : Tingkat bunga : Jumlah periode

contoh soal: Bella akan menerima kas selama empat tahun, yang besarnya adalah Rp 1000, Rp 1500, Rp 2000 dan Rp 3000 untuk tahun pertama, kedua, ketiga dan keempat. Berapakah nilai kas tersebut saat ini, apabila tingkat discount rate-nya 10% ? Penyelesaian : 𝐢

PV0 = [(1+π‘Ÿ)𝑛] 2000

2500

3000

4000

PV = (1+10%) + (1+10%)2 + (1+10%)3 + (1+10%)4 PV0 = 8.870,30 3) Nilai Sekarang Untuk Periode Yang Tidak Terbatas (Perpetuity)

Merupakan aliran kas yang akan diterima secara konstan dengan jumlah periode yang tidak terhigga. Nilai sekarang untuk periode yang tidak terbatas bisa dihitung dengan rumus: 𝐢

PV = π‘Ÿ

Keterangan : C :Aliran kas per periode r : Tingkat diskonto Contoh soal Karmila akan menerima uang sebesar Rp 2000,00 per tahun, dengan periode tak terbats dengan tingkat diskonto 10%. Berapakah present value aliran kas tersebut? Penyelesaian: 𝐢 PV = π‘Ÿ PV =

2000 10%

PV = Rp 20.000

3. Tingkat Bunga Adanya nilai waktu dari uang (time value of money) membuat kita mempunyai kesempatan menyimpan uang yang diterima sekarang dalam suatu bentuk investasi dan mendapatkan bungan (interest). Tingkat bunga adalah sejumlah uang yang diperoleh sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang yang dimilikinya. Ada beberapa cara untuk menghitung bunga. a. Tingkat bunga Sederhana Adalah bunga yang dibayarkan/ dihasilkan hanya dari pokok pinjaman yang dipinjamkan atau dipinjam. Nilai mata uang dari tingkat bunga sederhana merupakan fungsi dari tiga variable : jumlah uang yang dipinjam atau nilai pokok, tingkat bunga per periode waktu dan jumlah periode waktu dimana nilai pokok tersebut dipinjam. Rumus untuk menghitung tingkat bunga sederhana adalah: SI = P. n. i Dimna : SI = tingkat bunga sederhana P =jumlah yang dipinjamkan atau nilai pokok n =jumlah periode waktu i =tingkat bunga Contoh :

SI = P.n.i

= Rp.100.000,00. (0,08).(10) = Rp. 80.000,00 b. Tingkat bunga Majemuk. Tingkat bunga majemuk (compound interest) adalah bunga yang dibayarkan (diterima) dari suatu pinjaman (investasi) ditambahkan pada nilai pokoknya secara periodic. Menunjukan bahwa bunga dari suatu pokok pinjaman juga akan dikenakan (atau memperoleh) bunga pada periode selanjutnya. Dengan demikian, bunga diterima dari bunga dan nilai pokok periode sebelumnya. Bunga majemuk dihitung setiap periode pada pokok yng asli dan semua akumulasi bunga selama periode masa lalu. Artinya bunga mejemuk dihitung atas pokok dijumlahkan bunga yang dihasilkan. Rumusnya adalah sebagai berikut (Ardiprawiro, S.E., MMSI:2015/2016) V=P+I = P + Pi = P(1+ i)

Dimana : P = jumlah uang pada permulaan periode, atau modal pokok i = suku bunga/tingkat bunga 1 = jumlah bunga dalam uang yang diperoleh selama periode tertentu V = jumlah akhir atau jumlah dari P + 1 Vn = P(1 + i)n

Contoh Seorang menyimpan uang sebesar Rp. 1.000,00 di bank dengan suku bunga 6% setahunnya. Dengan menerapkan rumus tersebut maka jumlah uang pada akhir tahun pertama Adalah: V = Rp. 1.000 (1+ 0,06) = Rp.1.000 (1,06) = Rp. 1,060,00

Apabila uang tersebut tetap disimpan di bank selama 4 tahun atas dasar bunga berbunga atau bunga majemuk, maka jumlah uang pada akhir tahun keempat adalah: V4 = P(1 + i)4 = Rp. 1.000 (1,06)4 = Rp. 1.262,00 Apabila kita menghitung satu persatu maka perhitungannya akan Nampak seperti dibawah ini. Kalkulasi bunga majemuk Jumlah Permulaan Tahun (p) 1 Rp. 1.000,00

Dikalikan dengan (1+i) 1,06

Jumlah Akhir (V) Rp. 1.060,00

2 3 4

1,06 1,06 1,06

Rp. 1.124,00 Rp. 1.191,00 Rp. 1.262,00

Rp. 1.060,00 Rp. 1.124,00 Rp. 1.191,00

Tahun

Contoh Tabel Nilai Majemuk Rp 1,00 1% 2% 3% 4%

1 1,010 1,0120 1,030 2 1,020 1,040 1,061 3 1,030 1,061 1,093 4 1,041 1,082 1,126 5 1,051 1,104 1,159 Misalnya kita akan menghitung nilai majemuk dari atas dasar bunga majemuk 5% maka hasilnya ialah:

5%

6%

1,040 1,050 1,060 1,082 1,102 1,12 1,125 1,158 1,191 1,70 1,216 1,262 1,217 1,276 1,338 uang sebesar Rp. 2.000,00 selama

7% 1,070 1,145 1,225 1,311 1,403 5 tahun

V5 = P(IF) = Rp 2.000 (1,276) = Rp 2.552,00 Jika dicari dalam table tersebut pada kolom bunga 5% deretan ke bawah tahun ke-5 diketemukan angka: 1,276 dan kemudian ini dikalikan dengan jumlah uang pada permulaan periode (P) yaitu Rp. 2000,00

c. Tingkat bunga efektif Tingkat bunga efektif dalam table adalah tingkat bunga yang memperhitungkan proses penggandaan yang lebih dari satu kali. Nilai tingkat Bunga efektif dapat dirumuskan sebagai berikut: π‘Ÿ

Tingkat Bunga Efektif = 1 +(π‘š)m -1 Keterangan : r

:Tingkat bunga

m

: penggandaan (tahun)

Contoh soal: Nakula memiliki dua tabungan R dan B. R mnawarkan tingkat bunga 12% dan digandakan setiap hari. B menawarkan tigkat bunga 12,5% dan digandakan dua kali setahun. Berapakah tingkat bunga efektif kedua tabungan tersebut? Penyelesaian Tingkat Bunga Efektif (TBE)n = (1 + 12%/365)1x365-1 = 12,7% Tingkat Bunga Efektif (TBE)n = (1 + 12,5%)1-1 = 12,5%

Penjelasan Tingakt bunga nominal tabungan R lebih besar dibandingkan tingkat bunga tabungan B. tetapi tigkat bunga efektif R lebih baik dibandingkan dengan tingkat bunga efektif B. dengan demikian tabungan R lebih menarik dibandingkan dengan tabungan B. 4.Anulitas Adalah serangkai pembayaran uang angsuran dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu dan memungkinkan uang tersebut berbunga. Akhir Tahun 0

1

RP.8.000.000

2

Rp.8.000.000

3

RP.8.000.000

Skemu di atas menunjukn aliran kas selama 3 tahun di mana setiap akhir tahun sebesar Rp, 8.000.000. Garis waktu menentukan urutan aliran kas dari tahun 1 sampai tahun ke-3 masing – masing sebear Rp.8.000.000,00. Apabila pembayaran dilakunak pada awal periode, maka rangkaian pembayaran tersebut dinamakan anuitas jatuh tempo, Apabila pembayarandilakukan pada akhir periode dinamakan anuitas biasa. Salah satu contoh penerapan kosep anuitas adalah saat kita membeli barang dan ingin membayarnya secara kredit, jumlah cicilan yang harus kita bayar setiap periodewaktu tertentu dapat kita hitung dengan konsep anuitas (Shelvy Kumiawan,SE.,MM:2015). Jumlah yang kita pinjam saat ini dinamakan nilai sekarang dari anuitas. Seseorang membeli mobil Rp, 300.000,000. Saat ini hanya mampu membayar DP sebesar 62% dan sisanya akan dibayar dengan secara kredit selama 2 tahun dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 5% per tahun. Berapakah besarnya yang harus ia bayarkan per bulan? Diketahui: Harga mobil = Rp300,000,00. DP = 62% Rp 300.000,000 – Rp 186.000,000 = Rp 114.000.000 sisa hutang ini yang akan dibayar oleh si pembeli secara kredit PV =Rp 114.000,000 PV pada kasus amortisasi pinjaman adalah nilai sekarang dari jumlah pinjaman (hutang) Bunga = 5% per tahun n =2 tahun m = 12 bulan kerena pembayaran cicilan per bulan Ditanya : Besarnya pembayaran cicilan per bulan menggunakan dasar anuitas? Cara Penyelesaian Rumus : 1βˆ’

PV = PMT [

1 𝑖 π‘šπ‘› (1+ ) π‘š 𝑖 π‘š

]

1βˆ’

114.000.000 = PMT [

1 5% 12Γ—2 (1+ ) 12 5% 12

]

1βˆ’

114.000.000 = PMT [

1 5% 12Γ—2 (1+ ) 12 5% 12

1βˆ’

PMT = 114.000.000 Γ·[

]

1 5% 12Γ—2 (1+ ) 12 5% 12

]

PMT = 5001338,43 Jadi, dengan jumlah hutang saat ini sebesar Rp 114.000.000, jika dibayar dengan cicilan selama 2 tahun (24 bulan) dengan bunga 5% per tahun, maka jumlah cicilan yang harus dibayar di setiap bulannya, yaitu sebesar Rp 5.001.338,43 per bulan. Untuk pembuktian perhitungan present value of annuity pada kasus amortisasi pinjaman di atas, yaitu sebagai berikut. Catatan Anuitas dalam kasus amortisasi pinjaman adalah pembayaran cicilan di setiap periode Bunga dalam anuitas adalah ? Bunga per bulan (i/m) Sisa Hutang? Pembayaran pinjaman pokok adalah berdasarkan auitas? Pembayaran Bunga?

Nobes Sisa hitung Pembayaran π’Š 𝒙 sisa π’Ž periode cicilan hitung m sebelumnya perbulan =12(karena pembayarn pokok cicilan pinjaman periode dibayar sebelumnya bulanan) Bulan Sisa hitung Anuitas Bunga dalam ke(PMT) anuitas (Pembayaran bunga) 1 114.000.000 5.001.338,43 475.000 2 109.473.662 5.001.338.43 456.140 3 104.908.463 5.001.338.43 437.202 4 100.364.327 5.001.338.43 418.185 5 95.781.173 5.001.338.43 399.088 6 91.178.923 5.001.338.43 379.912 7 86.557.497 5.001.338.43 360.656

PMT – pembayaran bulanan

Pembayaran pinjaman pokok

4.526.338 4.545.198 4.564.136 4.583.154 4.602.250 4.621.426 4.640.682

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

81.916.815 77.256.796 72.577.361 67.878.428 63.159.917 58.421.745 53.663.830 48.886.091 44.088.444 39.270.808 34.433.098 29.575.231 24.697.122 19.798.689 14.879.845 9.940.506 4.980.586 0

5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43 5.001.338.43

341.320 321.903 302.406 282.827 263.166 234.424 223.599 203.692 183.702 163.628 143.471 123.230 102.905 82.495 61.999 41.419 20.752

4.660.018 4.679.435 4.698.933 4.718.512 4.738.172 4.757.914 4.777.739 4.797.646 4.817.637 4.837.710 4.857.867 4.878.108 4.898.434 4.918.844 4.939.339 4.959.920 4.980.586

5. Aplikasi Nilai Waktu Uang aplikasi nilai waktu uang adalah penerapan nilai waktu uang di perusahaanperusahaan. Aplikasi nilai waktu uang terdiri dari: a. Pinjaman Amortisasi Apabila kita meminjam uang, pemberi pinjaman meminta pembayaran/angsuran yang sama setiap periode yang terdiri dari pokok pinjaman dari pembayaran bunga yang diperhitungkan setiap bulan, semesteran maupun satu tahun sekali. Karena pembayaran pinjaman dilakukan dengan jumlah yang sama, maka kosep nilai sekarang anuitas sangat cocok untuk penyelesaian persoalan tersebut. Untuk memberikan gambaran, misalkan saudara meminjam Rp. 22.000.000,00 di bank dengan bunga 12% per tahun. Pinjaman tersebut harus dilunasi dalam jangka waktu enam tahun. Dengan demikian besarnya angsuran pinjaman setiap tahun dapat dengan mudah dicari (Ardiprawiro, S.E.,MMSI:2015/2016 PVAn = Rn (PVIF(i.n)) Rn = PVAn / (PVIF(i.n)) = Rp. 22.000.000 / (4,111) = Rp. 5.351.496 Rn = Rp. 22.000.000 / βˆ‘6𝑛 = 1

1 (1+12%)𝑛

= Rp. 22.000.000/(4,111) = Rp. 5.351.496 Dengan demikian pembayaran angsuran setiap tahun adalah sebesar Rp.5.351.496,00. Pembayaran tahunan tersebut meliputi pembayaran sebagai pokok pinjaman dan bunga atas saldo pokok pinjaman pada tahun tersebut. Adapun skedul pembayaran pinjaman dengan tingkat bunga 12% per tahun tampak pada table berikut ini: SKEDUL PEMBAYARAN PINJAMAN Tahun Saldo akhir Angsuransi (1) Pinjaman Tahunan (2) (3) 1 2 3 4 5 6

Rp. 22.000.000 19.288.504 16.251.628 12.850.327 9.040.870 4.774.279 Pembayaran

Rp. 5.351.496 5.351.496 5.351.496 5.351.496 5.351.496 5.351.496 Rp. 32.108.976

Bunga (12%) (2) (4) Rp. 2.640.000 2.314.620 1.950.195 1.542.039 1.084.905 5.572.914 Rp. 10.104.673

Pembayaran pokok pinjaman (3)(4) Rp. 2.711.496 3.036.876 3.401.301 3.809.457 4.266.591 4.778.582 Rp. 22.004.303

Dari table datas tampak bahwa setiap proporsi pembayaran pokok pinjaman semakin besar sedangkan proporsi pembayaran bunga semakin kecil karena pokok pinjaman semakin kecil. Contoh semacam ini lazim dalam praktik perbankan seperti halnya pembelian perumahaan. Pemberian pinjaman investasi oleh bank yang harus dikembalikan secara periodic dengan angsuan yang sama Pinjaman amortisasi adalah aplikasi nilai waktu uang atas suatu pinjaman dengan jumlah nilai waktu uang atas suatu pinjaman dengan jumlah cicilan yang sama setiap periodenya. Pinjaman amortisasi bisa juga dirumuskan sebagai berikut: Pinjaman amortisasi =

π‘₯ [π‘ƒπ‘‰πΌπΉπ΄π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– ]

Keterangan : X :Cicilan yang harus dibayar atas pinjaman PVIFAnilai :Present Value Annuity Faktor Contoh soal: Land bank menawarkan pinjaman senilai Rp 20.000.000 yang bisa dicicil per tahun10 tahun, tingkat bunga yang dibebankan adalah 10%. Jika cicilan tersebut jumlahnya sama setiap periodenya, berapakah besarnya cicilan tersebut? Penyelesaian :

Pinjaman amortisasi =

π‘₯ [π‘ƒπ‘‰πΌπΉπ΄π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– ]

Rp. 20.000.000 = Rp. 20.000.000 = Rp. 20.000.000 =

π‘₯ [π‘ƒπ‘‰πΌπΉπ΄π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– ] π‘₯ [𝑃𝑉𝐼𝐹𝐴10%.10] π‘₯

[6,144567] 𝑅𝑝.20.000.000

X

=

X

= Rp. 3.254.908

[6,144567]

b. Present Value Suatu Seri Pembayaran Present value seri pembayaran adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan. Contoh Soal : Pak Hasan membeli rumah secara kredit dengan cicilan 12 kali (12 tahun) yang dibayar per tahunnya adalah sama. Uang muka yang hars dibayarkan adalah Rp35.000,000. Apabila cicilan per tahunya adalah Rp 5.000.000, berapakah tingkat bunga yang ditawarkan kepada pak Hasan? Penyelesain : 𝑅𝑝.5.000.000

Rp.35.000.000 = Rp.35.000.000 =

(1+π‘Ÿ)1

+ β‹―+

𝑅𝑝.5.000.000 (1+π‘Ÿ)12

Telah dihitung dengan software exel, maka tingkat bunga yang ditawarkan kepada kap Hasan adalah 9,45% c. Future Value seri Pembayaran Future value seri Pembayaran adalah nilai masa depan investasi yang dilakukan saat ini dengan pembayaran ejumlah dana tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah di tentukan. Contoh soal : Bu lastri mempunyai anak perempuan yang berumur Sembilan tahun. Delapan tahun mendatang anak bu lastri akan memasuki perguruan tinggi. Pada saat anaknya kuliah nanti bu lastri harus memiliki dana sebesar Rp. 200.000.000. Apabila diasumsikan tingkat bunga pada saat ini 5%. Berapakah uang yang harus di tabung di bank setiap akhir tahun apabila terdapat 10 kali setoran? Diketahui : FVIFA :Future value factor Penyelesaian : Rp 200.000.000 = Q x FVIFA Rp 200.000.000 = Q x 20,304 Q = Rp 9.850.276

1.2 Pengenalan β€œRisk and Return” 1.

Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian(Risk and Return) Sekarang ini dalam investasi baik invidu maupun bisnis berinvestasi menghabiskan uang untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Tingkat nilai pengembalian dalam investasi dapat dilihat dari kinerja keuangan dari uang yang diinvestasikan tersebut. Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon β€œhigh risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Menurut Eduardus Tandelilin, sumber-sumber risiko adalah : 1) Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan akan mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik akan menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun jika turun maka publik akan menggunakan dananya untuk membeli saham. 2) Risiko pasar. Yaitu risiko yang dihadapi oleh investor karna adanya fluktuatif harga saham, yang bisa berakibat pada turunnya nilai investasi yang ditanamkan. Risiko pasar bisa disebabkan karena resensi ekonomi, kerusuhan atau perubahaan politik atau lain-lain. 3) Risiko Inflasi. Risiko daya beli. Jika inflasi meningkat terlalu drastis pada umumnya investor akan lebih banyak menahan dana untuk tidak investasi, karena inflasi yang terlalu tinggi bisa menunjukan kelesuan ekonomi. 4) Risik Bisnis.

Risiko yang dipengaruhi oleh fundamental perusahaan itu sendiri. Apabila kinerja perushaan terganggu hal ini turut berpengaruh terhdap harga saham perusahaan. 5) Risiko Finansial. Risiko yang berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modal. Semakin besar proporsi hutang, semakin besar risiko finasial perusahaan. 6) Risiko Likuiditas. Risiko yang berkaitan dengan likuid atau tidaknya suatu efek. Semakin cepat suatu efek diperdagangkan, semakin liquid efek tersebut dan sebaliknya. Semakin tidak liquid suatu efek ,semakin besar resiko liquiditas yang dihadapi pemodal. 7) Risiko Nilai tukar mata uang Risiko nilai mata uang adalah risiko yang berkaitan dengan fluktuasi mata uang dosmetik dengan mata uang negara lainnya 8) Risiko Negara Risiko negara atau resiko politik yaitu risiko yang berkaitan dengan kondisi politik suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi diluar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi . 2. Tipe-tipe Risiko

1.

Pure Risk (Risiko Murni): suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian tersebut pasti menimbulkan kerugian. Risiko murni dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko, yaitu: a) Risiko aset fisik: risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus, dll. b) Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : kecelakaan kerja yang menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.

c) Risiko Legal: risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Contoh : perselisihan dengan perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti penggantian kerugian. 1. Speculative Risk (Risiko Spekulatif) : suatu ketidakpastian akan terjadinya untung atau

rugi.Risiko ini dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu: a) Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Contoh: harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian. b) Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet, persentase piutang meningkat. c) Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Contoh: kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat, menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya. d) Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal termasuk terkena virus. 2. Static Risk (Risiko Statis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif asalnya dari

masyarakat yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Contoh : ketidakpastian terjadinya sambaran petir. 3. Dynamic Risk (Risiko Dinamis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif timbul dari

perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan teknologi. 4. Subjective Risk (Risiko Subyektif) : berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang

mengalami keragu-raguan dan kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu. 5. Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas penyimpangan aktual dari yang

diharapkan sesuai dengan pengalaman.

3. Pengertian Return

Tingkat Pengembalian (return) dapat diartikan sebagai jumlah hasil yang diperoleh dari investasi sejumlah saham yang berkaitan dengan kemungkinan atau probabilitas pada kondisi tertentu. Dengan demikian return saham dihitung berdasarkan rata-rata tertmbang dari hasil berbagai kemungkinan yang terjadi dengan bobot probabilitasnya. Return sekuritas (terutama berupa saham biasa) merupakan tingkat pengembalian hasil yang diperoleh oleh para investor yang mengiventasikan sejumlah dananya pada saham dan periode tertentu. Return tersebut diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a) Return realisasi atau return actual. Merupakan pengembalian hasil suatu investasi saham yang telah terjadi pada periode waktu yang lalu. Karakteristiknya yaitu return dihitung berdasarkan nilai historis. Return ini dapat digunakan sebagai dasar penghitungan return yang diharapkan dan resiko di masa yang akan datang. b) Return yang diharapkan (expected return). Merupakan pengembalian hasil yang akan datang (saat ini belum ada realisasinya). Oleh karena itu return ini belum terjadi dan dapat digunakan sebagai dasar pertmbangan dalam memutuskan investasi saham. 4. Hubungan Karakteristik Risk and Return

Semakin besar probabilitas berarti pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan dan semakin besar stand-alone risk yang terkait dengan aset. The average investors adalah orang yang menolak risiko, yang berarti bahwa investor tersebut harus dikompensasi utuk melakukan aset yang berisiko. Oleh karena itu, aset yang berisiko lebih tinggi memiliki return yang dibutuhkan daripada aset yang kurang berisiko. Aset yang berisiko terdiri dari (1) diversiable risk, yang mana risiko dapat dihilangkan melalui diversifikasi, kemudian (2) market risk, yang mana risiko tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko yang berhubungan dengan aset individu adalah kontribusi risiko portofolio yang terdiversifikasi dengan baik yang merupakan aset market risk (risiko pasar). Karena market risk tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi, para investor harus dikompensasi untuk menahan risiko tersebut.

Menurut Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeldbahwa pada kenyataanya, seorang investor yang netral terhadap risiko cenderung mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan membeli sebanyak mungkin aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset yang hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan kondisi suku bunga. Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : a)

Takut pada risiko (Risk Avoider) Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut dengan safety player.

b)

Hati-hati pada risiko (Risk Indifference)

c) Karakteristik ini di mana sang decision makersangat hati-hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis, mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe peragu. d)

Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover) Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa dengan spekulasi dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu saja ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini yang paling mendominasi jika dilihat dari kedekatannya pada risiko.

1.3 Konsep Penilaian 1. NILAI INSTRINSIK atau NILAI WAJAR Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai wajar (fair value) suatu komoitas adalah nilai sekarang (present value) sari serangkaian arus kas masuk yang akan dihasilkan pada masa mendatang. Nilai (atau besarnya nilai sekarang dari arus kas masuk) dari suatu komoditas ditentuka oleh bauran dari tiga elemen, yakni (1) resiko (2) imbalan hasil, dan (3) waktu.

Untuk memahami ketiga elemen tersebut, perhatikan persamaan dari nilai sekarang 𝐢𝑉₁ 𝐢𝐹2 PV = PV = + + … (1 + π‘˜)1 (1 + π‘˜)2

𝑛

𝐢𝐹𝑛 𝐢𝐹𝑛 + = βˆ‘ 𝑛 (1 + π‘˜) (1 + π‘˜)𝑛 𝑖=1

PV adalah nilai sekarang. CF adalah arus kas masuk (cash inflow). Huruf k mwngungkapkan imbal hasil yang diminta oleh investor sekaligus menunjukkan besarnya resiko yang bersedia ditanggung oleh investor. Ingat kembali bahwa dalam CAPM besarnya resiko (yang diukur dengan beta) akan sebanding dengan imbal hasilnya. Makin tinggi resiko makin tinggi imbal hasil yang diminta investor (begitu juga sebaliknya). Huruf n menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk menerima seluruh arus kas masuk. Bauran dari resiko, imbal hasil, dan waktu inilah yang menentukan besarnya nilai atau nilai sekarang dari arus kas masuk.

Makna Nilai Intrinsik dan Kaitannya dengan Nilai Pasar Anggaplah sebuah komoditas mampu menghasilkan arus kas masuk 50% juta setiap tahun selama tiga tahun. Investor meminta imbalan hasil sebesar 11% per tahun. Besarnya nilai sekarang dari komoditas ini adalah:

0

50

50

50

1

2

3

PV0βˆ’1 = 50 x 1,11βˆ’1 = 45,05 PV0βˆ’2 = 50 x 1,11βˆ’2 = 40,58 PV0βˆ’3 = 50 x 1,11βˆ’3 = 36,56 = 122,19 Jadi nilain kordinasi yang bersangkutan adalah Rp 122,19 juta.

2.Nilai Perusahaan Serupa dengan pengertian nilai, nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari serangkaian arus kas masuk yang akan dihasilkan perusahaan pada masa mendatang. Proses terbentuknya nilai perusahaan digambarkan dalam tampilan berikut : Tampilan 14.1 Nilai Perusahaan

Faktor Pasar - Kondisi Ekonomi - Peraturan Pemerintah - Persaingan (Domestik & Asing) Faktor Perusahaan

Faktor Investor

- Operasi (Pendapatan & Beban) - Keputusan Pendanaan - Keputusan Investasi - Kebijakan Deviden

-

Arus Kas Bersih - Kondisi Ekonomi - Peraturan Pemerintah - Persaingan (Domestik & Asing)

Pendapatan Tabungan Usia/Gaya Hidup Tingkat Bunga Preferensi Resiko

Tingkat Imbal Hasil Nilai Perusahaan 𝑛

𝑃𝑉 = βˆ‘ 𝑖=1

𝐢𝐹𝑛 (1 + π‘˜)𝑛

- Kondisi Ekonomi - Peraturan Pemerintah - Persaingan (Domestik & Asing)

Tampilan 14.1 mengungkapkan bahwa ramai atau lesunya pasar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan iklim persaingan (baik domestic maupun asing). Kondisi pasar tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara internal dan juga tanggapan para investor (pemilik dana). Kinerja perusahaan amat dipengaruhi oleh kinerja operasi, pendanaan, investasi, investasi, dan kebijakan deviden yang menentukan besarnya arus kas yang dihasilkan. Di sisi lain, keputusan investor untuk menanamkan dana yang dimiliki (pendapatan/tabungan), usia, tingkat bunga, dan preferensi terhadap resiko yang menentukan besarnya imbal hasil yang diminta oleh investor. Interaksi dari kondisi pasar, kinerja internal

perusahaan, dan perilaku investor pada akhirnya menentukan nilai suatu perusahaan, yang akan tercermin dari harga saham perusahaan bersangkutan di pasar modal. 3. Aktiva Finansial Aktiva finansial atau sekuritas terhadap dua macam , yakni (1) obligasi (bond) dan (2) saham (stock), yang mencakupi saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock). Obligasi adalah sekuritas utang. Penerbitnya berkewajiban mengembalikan pokok berikut bunga kepada pembeli (pemegang) obligasi. Sementara itu, saham adalah sekuritas penyertaan. Penerbitnya berkewajiban membagi keuntungan dengan pembeli saham sepanjang perusahaan penerbit mengalami keuntungan. Investor (pembeli sekuritas) tentu dihadapkan pada keputusan tentang kapan sebaiknya sekuritas dibeli, dijual, atau tetap dipertahankan. Keputusan itu erat kaitannya dengan perkiraan investor akan nilai suatu sekuritas. Jika harga pasar lebih rendah daripada nilainya, sekuritas itu layak dibeli. Sebaliknya, jika harga pasarnya lebih tinggi daripada nilainya, sekuritas tersebut layak dijual. Tiga subbab pada bab berikut akan menyajikan bagaimana nilai obligasi dan saham ditentukan.

4. Nilai obligasi Istilah penting yang berhubungan dengan nilai obligasi adalah (1) pokok atau nilai nominal (par/face/maturity value) (2) tingakt bunga kupon (kaupon interest rate), (3), jatuh tempo (original manurity), dan (4) tingkat imbalan hasilyang diminta investor atau tingakt bunga pasal (dalam konteks tertentu disebut yield to manurity/YTM). Nilai nominal atau nilai pari, nlai pokok utang yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada tahun terakhir jatuh tempo. Misalnya, niali pari obligasi A adalah Rp.1.000.000,00 per lembar.jika obligasi ini di jual: 95% itu berarti harga obligasi A di pasar adalah Rp 952.500,00

95% 100

Γ— Rp 1.000.000,00 atau 95,25%

Rp

1.000.000,00. Tingkat bunga kupon, bunga tahunan yang dibayarkan kepada pemegang obligasi. Apabila bunga kupon obligasi A sebesar 8%, pemegangnya akan memperoleh Rp 80.000,00 (8% Γ— Rp 1.000.000,00) setiap tahun. Jatuh tempo,jangka waktu nilai obligasi mulai diterbitkan sampai dengan berakhir waktunya. Jika obligasi A diterbitkan 1 juli 2000 dan memiliki masa jatuh tempo lima tahun, obligasi itu akan berakhir pada 1 juli 2005. Rumus Nilai Obligasi Perusahaan penerbit (eminten) obligasi adalah pihak debitor yang berkewajiban mengembalikan pokok utang sebesarM pada akhir jatuh tempo (n). setiap tahun (sampai dengan akhir jatuh tempo), penerbit akan akan memberikan imbalan kepada pemegang obligasi bunga kupon sebesar I (presentase dari I dikali M). jika tingkat imbalan yang diminta investor atau tingkat bunga pasar sebesar k, besarnya nilai obligasi tersebuti ialah:

𝑉𝑏 = nilai obligasi M = pokok atau nilai nominal I = bunga kupon n = jatuh tempo k = tingkat imbalan yang di minta investor/tingkat bunga pasar andaikata suatu obligasi membayarkan bunga kupon setiap enam bulan, rumus niali obligasi perlu disesuaikan menjadi:

Imabalan hasil hingga jatuh tempo (YTM). Apabila seorang investor memegang obligasi hingga jatuh tempo, hasil yang diterima investor adalah sama dengan tingkat internal imbal hasil (internalrate of return) dari obligasi tersebut.YTM dengan rumus pendekatan adalah:

Imbalan hasil saat ini. Rasio antara pembayaran bunga kupon terhadap harga pasar dari suatu obligasi.

5. Nilai Saham Preferen Istilah penting yang berkaitan dengan nilai saham preferen adalah (1) deviden dan (2) tingkat imbalan hasil yang diminta oleh investor. Rumusan Nilai Saham Preferen Perusahaan penerbit saham preferen adalah pihak yang membutuhkan dana, yang berkewajiban memberikan imbalan berupa deviden (D) tahunan. Jika investor menghendaki imbal hasil sebesar k, nilai saham preferen ialah sebagai berikut

Vps =

𝐷 π‘˜

D = dividen saham preferen K = tingkat imbal hasil yang diminta investor

6. Nilai Saham Biasa Istilah penting yang berhubungan dengan nilai saham biasa ialah (1)dividen, (2)pertumbuhan (growth), dan (3)imbal berhasil yang diminta oleh investor. Rumus Nilai Saham Biasa Perusahaan penerbit saham biasa adalah pihak yang membutuhkan dana, yang berkewajiban memberikan imbalan berupa dividen (D) tahunan, tanpa/dengan tingkat pertumbuhan dividen sebesar g pertahun. Jika investor menghendaki imbal hasil sebesar k, nilai saham biasa adalah sebagai berikut: Nilai tanpa pertumbuhan ataunilai dengan pertumbuhan nol (zero growth). Emiten saham biasa membayarkan dividen yang konstan setiap tahun sebesar D.

D = dividen saham biasa

K = tingkat imbal hasil yang diminta investor Nilai dengan pertumbuhan konstan (constant growth). Emiten saham biasa adalah membayarkan dividen pada awal tahun sebesar D0 (atau akan membayarkan deviden pada awal tahun depan sebesar D1) dengan pertumbuhan (kenaikan) g (%) per tahun.

D0 = dividen saham biasa yang dibayarkan tahun terakhir D1 = dividen saham biasa yang dibayarkan pada tahun depan g = pertumbuhan dividen k = tingkat imbal hasil yang diminta investor Nilai dengan pertumbuhan tak konstan (nonconstant/variable growth). Emiten saham biasa membayarkan dividen dengan pertumbuhan sebesar g setiap tahunnya, hingga mencapai pertumbuhan dividen yang konstan (terus-menerus). Misalnya, sebuah perusahaan baru saja membayar dividennya sebesar D0. Untuk tahun pertama dan kedua, dividen tumbuh sebesar g1 dan g2. Mulai akhir tahun kedua, dividen tumbuh secara konstan sebesar g3. Jika investor meminta imbal hasil sebesar k, nilai saham biasa dengan pertumbuhan tak konstan adalah: D0

D1

0

1

D1 X PVIFk,1

D2 X PVIFk,2 P2 X PVIFk,2

D2Type equation here.

2

D1 = D0 (1 + g1) D2 = D1 (1 + g2) 𝑃2 =

𝐷2 (1 + 𝑔3 ) π‘˜ βˆ’ 𝑔3

Nilai saham biasa dengan pertumbuhan tak konstan untuk kasus di atas adalah jumlah dari: (D1 X PVIFk,1) + (D2 X PVIFk,2) + (P2 X PVIFk,2).

7. Hipotesis Pasar Efisiensi Kalangan akademisi meyakini bahwa harga atau nilai pasar suatu sekuritas (aktiva Finansial) cenderung sama dengan nilai intrinsiknya (disebut kondisi equilibirium). Dengan demikian, apabila suatu waktu harga suatu sekuritas lebih rendah dari nilai instrinsiknya , harga sekuritas bersangkutan cenderung naik hingga menyamai nilai instrinsiknya. Begitu juga sebaliknya. Untuk menjelaskan mengapa harga sekuritas akan sama dengan nilai instrinsiknya, para pakar keuangan merumuskan suatu teori , yakni hipotesis pasar efisiensi (The efficient markets hypothesis). Intinya , sekuritas cenderung berada pada titik equilibirium karena setiap sekuritas telah menyerap penuh semua informasi yang meliputi (1) Informasi masa lalu ( Efisiensi bentuk lemah) (2) Informasi yang telah dipublikasikan (Efisiensi bentuk sedang ) (3) Informasi lain, baik yang dimiliki oleh publik maupun perseorangan (Efisiensi bentuk kuat) Implikasi hipotesis pasar efisiensi berarti bahwa tidak seorang pun investos yang mampu memperoleh keuntungan abnormal (nilai pasar lebih besar dari pada nilai instrinsik). Sebailknya, para pialang dan praktisi keuangan justru meyakini bahwa investor sangat mun gkin meraup keuntungan abnormaal. Bahkan, para praktisi percaya bahwa harga sekuritas (saham) dapat diramalkan berdasarkan pola harga masa lalunya sebagaimana keyakinan para analis teknikal.

8. Penilaian untuk Aktiva Riil ( Aktiva Tetap) Konsep penilaian aktiva finansial seperti yang dijelaskan dibagian sebelumnya dapat pula dipakai untuk menilai kelayakan harga aktiva riil ( aktiva tetap ). Untuk aktiva riil, nilai

instrinsik adalah nilai sekarang atas arus kas yang akan dihasilkan oleh aktiva riil itu pada tahuntahun mendatang . Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan , bilamana harga atau nilai pasar suatu aktiva riil lebih rendah dari pada nilai sekarang, aktiva tersebut layak untuk dibeli dan sebaliknya, layak untuk dijual.

Related Documents

Nilai Waktu Dan Uang
December 2019 34
Uang
June 2020 31
Uang
June 2020 38

More Documents from "Indra Maipita"