Selasa, 17 Maret 2009
BACAAN RENUNGAN PAGI
KASIH KARUNIA TERTAWA YANG MENYELAMATKAN “Hati yang gembira obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Amsal 17:22 Apakah anda pernah bertanya-tanya mengapa kita tertawa? Hanya tawa manusia biasa, dan tampaknya tidak akan dapat dilakukan di dalam peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan, walaupun ilmu pengetahuan masa kini telah menemukan bahwa orang-orang bijak mengatakan tentang tertawa itu memang benar: tertawa adalah obat. Zaman kita telah mengubah tertawa menjadi bisnis, dengan tertawa yang dibawa dalam acara televisi untuk TV Sitcoms, dan menampilkan para pelawak yang menghidupi diri mereka dengan menceritakan kisah-kisah lucu kepada orang-orang yang mau membayar harga minuman dan tiket untuk mendengarkannya. Kehidupan ini lucu. Allah telah menempatkan humor tepat sebagai riasan wajah kita. Ketika kita tertawa, kita akan memasuki kemanusiaan dengan suatu keunikan. Dan di dalam dunia yang telah dikutuk oleh karena kejatuhan moyang kita yang pertama, humor itu telah menjadi kasih karunia. Kalau kita tertawa, kita meneguhkan bahwa tidak peduli betapa gelapnya gambaran yang mungkin kita lihat, itu bukanlah akhirnya. Melalui tertawa kita akan bangkit kembali keatas dan menghayatinya. Orang-orang Afrika yang dibawa ke Amerika dalam keadaan terikat dengan rantai, mereka mengetahui akan kebenaran hal ini. Ketika mereka dihadapkan kepada perilaku yang brutal dan kehinaan dari perbudakan, mereka dapat melihat kejahatan pada mata dan berusaha untuk mengalahkannya. Dengan lagu-lagu yang mereka nyanyikan tentang iman dan pengharapan – dan humor - humor mereka – mereka mengalahkannya. Beberapa tahun yang lalu sebuah Universitas British menetapkan untuk menemukan bagaimana humor bekerja dalam beragam kebudayaan yang berbeda. Mereka memilih cerita-cerita lucu pilihan yang diperlombakan oleh puluhan ribu orang di berbagai-bagai Negara yang berbeda-beda. Inilah pemenangnya: Sherlock Holmes yang pergi berkemah dengan Dr. Watson. Mereka mendirikan tenda mereka dibawah bintang-bintang dan masuk ke dalam untuk tidur. Beberapa jam kemudian, Holmes membangunkan Watson. “Watson, lihatlah ke atas dan katakan padaku apakah yang telah engkau simpulkan.” Watson memandang ke atas dan melihat langit yang bertaburan bintang dan menjawab,”Di dalam alam semesta ini saya menyimpulkan bahwa ada planet-planet lain seperti milik kita, dan beberapa di antaranya mempunyai kehidupan”. “Bukan itu, bodoh,” kata Holmes. “Seseorang telah mencuri tenda kita!” Mengapa kita menertawainya? Karena kita dapat melihat diri kita sendiri di dalamnya yang karena tidak dapat melihat kayu-kayu dari pepohonan, kita langsung saja mengambil kesimpulan-kesimpulan yang tidak masuk akal. Inilah kita. Inilah kehidupan. Dan kita tertawa – sebagai pemberian dari kasih karunia Allah.
Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi
PEMUDA ADVENT INDONESIA e-mail :
[email protected]