KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Pengendalian Cahaya”. Pembuatan laporan resmi ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Bahaya Fisik, menambah wawasan ilmu para mahasiswa khususnya di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja baik secara teori maupun praktiknya, melatih mahasiswa dalam kegiatan praktikum, melatih para mahasiswa untuk terbiasa berhadapan langsung dengan masalah yang harus dipecahkan, contohnya dengan praktikum ini, memperluas wawasan tentang menganalisis suatu larutan hingga menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis. Dengan adanya “Makalah Pengendalian Cahaya ” ini selain untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Bahaya Fisik mudah- mudahan dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya dalam referensi di bidang mata kuliah Kimia Dasar. Amin.
Indramayu, 22 Maret 2019
1
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR ............................................................................................ 1 DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2 BAB I .................................................................................................................. 3 Pendahuluan ........................................................................................................ 3 A.
Latar Belakang ......................................................................................... 3
B.
Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C.
Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................. 5 Pembahasan ......................................................................................................... 5 A.
Definisi Cahaya ........................................................................................ 5
B. Sumber-Sumber pencahayaan ........................................................................ 6 C. Dampak Pencahayaan ..................................................................................... 8 D. Tingkat Pencahayaan Di Lingkungan Kerja ................................................... 9 E. Peraturan Mengenai Standar Pencahayaan ..................................................... 9 F. Cara Pengendalian Pencahayaan ................................................................... 10 G. Cara Pencegahan Terhadap Kesilauan ......................................................... 11 BAB III .......................................................................................................... 13 Penutup .......................................................................................................... 13 A. Kesimpulan ............................................................................................... 13 B. Saran .......................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14
2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua pihak. Keberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja). Penerangan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan. Penerangan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu kantor karena dapat memperlancar pekerjaan di kantor. Apalagi seorang karyawan yang pekerjaannya berkaitan dengan ketatabukuan maka tulisan harus terlihat jelas tanpa terlindung oleh bayangan. Penerangan yang cukup akan menambah semangat kerja karyawan, karena mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugastugasnya, matanya tidak mudah lelah karena cahaya yang terang, dan kesalahankesalahan dapat dihindari.
3
Permasalahan penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat sesuatu, sifat-sifat dari indera penglihatan, usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat obyek lebih baik dan pengaruh penerangan terhadap lingkungan, alat yang digunakan untuk mengetahui intensitas penerangan adalah Luxmeter. Penerangan dikatakan buruk apabila memiliki intensitas penerangan yang rendah untuk jenis pekerjaan yang sesuai, distribusi yang tidak merata, mengakibatkan kesilauan, dan kurangnya kekontrasan.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pengertian definisi cahaya?
2.
Apa sajakah Sumber Sumber Pencahayaan?
3.
Bagaimana dampak dari pencahayaan?
4.
Bagaimana tingkat pencahayaan di lingkungan kerja?
5.
Bagaimana peraturan mengenai standar pencahayaan?
6.
Bagaimana cara pengendalian pencahayaan?
7.
Bagaimana cara pencegahan terhadap silau?
C. Tujuan 1.
Untuk mengetahui definisi cahaya
2.
Untuk mengetahui sumber sumber pencahayaan
3.
Untuk mengetahui pengaruh penerangan yang buruk terhadap tenaga kerja
4.
Untuk mengetahui tingkat pencahayaan di lingkungan kerja
5.
Untuk mengetahui peraturan mengenai standar pencahyaan
6.
Untuk mengetahui pengendalian pencahayaan
7.
Untuk mengetahui pencegahan terhadap silau
4
BAB II PEMBAHASAN A.
Definisi Cahaya Cahaya adalah bagian dari spektrum radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia. Sinar putih yang biasa terlihat (disebut juga cahaya tampak atau visible light ) terdiri dari semua komponen warna dari spektrum cahaya. Spektrum cahaya terbagi berdasarkan atas range (batasan wilayah) panjang gelombang. Panjang gelombang yang berbeda - beda diinterpretasikan oleh otak manusia sebagai warna. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat dengan mata. Suatu sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak ( visible lig h t ). Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang elektromagnetik. Kecepatan rambat ( v) gelombang elektromagnetik di ruang bebas sama dengan 3 x 108 meter per detik. Jika frekuensi ( f ) dan panjang gelombang l, maka berlaku : 𝑣 𝜆=𝑓 dimana : λ adalah panjang gelombang, dengan satuan meter (m) v adalah kecepatan cahaya, dengan satuan meter per detik (m/s) f adalah frekuensi, dengan satuan hertz (Hz) Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 340 nanometer (nm) hingga 700 nanometer (nm), dimana jika diuraikan cahaya ini akan terdiri atas beberapa daerah warna Seperti yang terlihat pada Gambar 1 berikut ini (Wanto,2008).
5
Gambar 1. Warna - warna Spektrum Kebutuhan pencahayaan setiap ruangan terkadang berbeda, dimana semuanya bergantung kepada kegiatan yang dilakukan. Beberapa penyelidikan mengenai hubungan antara produktivitas dengan pencahayaan menyebutkan bahwa pencahayaan yang cukup pada jenis pekerjaan dapat menghasilkan produksi maksimal dan penekanan biaya. Pencahayaan yang baik yaitu pencahayaan yang memungkinkan kita dapat melihat obyek yang dikerjakan secara jelas. Besarnya intensitas cahaya perlu diketahui karena pada dasarnya manusia memerlukan pencahayaan yang cukup. Intensitas cahaya sangat mempengaruhi kondisi suatu tempat misalnya kelembapan, suhu dan lain – lain. Alat untuk mengukur intensitas cahaya adalah luxmeter. Akan tetapi alat ukur ini agak sulit untuk diperoleh dan harga yang mahal sehingga hanya dapat ditemukan dibeberapa laboratorium saja. B.
Sumber-Sumber Pencahayaan 1.
Pencahayaan alami Pencahayaan alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari atau kubah langit. Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas itu apabila masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu ruangan. Sumber pencahayaan alam (cahaya matahari). Sedangkan menurut Satwiko (2005: 88),
6
cahaya alami adalah cahaya yang bersumber dari alam, misalnya matahari, lahar panas, fosfor di pohon-pohon, kilat, kunang-kunang, dan bulan yang merupakan sumber cahaya alami skunder, karena sebenarnya bulan hanya memantulkan cahaya matahari. Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kelemahan dari penggunaan cahaya alami :Keuntungan pencahayaan alami : a. Bersifat alami, tersedia melimpah dan terbaharui, b. Tidak memerlukan biaya dalam penggunaannya, c. Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan karena memiliki daya panas d. dan kimiawi yang diperlukan bagi makluk hidup di bumi, e. Cahaya alam dapat memberikan kesan lingkungan yang berbeda, bahkan kadangf. kadang sangat memuaskan. Kelemahan pencahayaan alami : a.
Cahaya alam sulit dikendalikan, kondisinya selalu berubah karena dipengaruhi oleh waktu dan cuaca,
b.
Cahaya alam pada malam hari tidak tersedia,
c.
Sinar ultra violet dari cahaya alam mudah merusak benda-benda di dalam ruang.
d.
Perlengkapan untuk melindungi dari panas dan silau membutuhkan biaya tambahan yang cukup tinggi.
2.
Pencahayaan buatan (artificial light) Pencahayaan buatan adalah segala bentuk cahaya yang bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti: lampu pijar, lilin, lampu minyak tanah. Pecahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan dari usaha manusia seperti lampu pijar. (Lasa, 2005: 170). Dasar pemikiran untuk konsep perancangan sistem penerangan pencahayaan adalah pemenuhan tingkat intensitas terang yang memenuhi syarat untuk tiap-tiap ruang.
7
Sumber pencahayaan buatan yang terbagi atas : a. General lighting adalah penerangan umum yaitu penerangan yang dibutuhkan untuk menerangi suatu tempat atau ruangan tersebut. b. Localized general lighting c.Local lighting atau penerangan lokal, yaitu, penerangan pada tempat kerja dimana untuk menerangi obyek pekerjaan. Keuntungan menggunakan pencahayaan buatan: a. Cahaya buatan dapat dikendalikan, dalam arti bahwa kekuatan pencahayaan yang dihasilkan dari lampu dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, b.
Cahaya buatan tidak dipengaruhi oleh kondisi alam,
c.
Arah jatuhnya cahaya dapat diatur, sehingga tidak menimbulkan silau
bagi pekerja. Kelemahan penggunaan pencahayaan buatan: a.
Cahaya buatan memerlukan biaya yang relatif besar karena dipengaruhi oleh sumber tenaga listrik,
b.
Cahaya buatan kurang baik bagi kesehatan manusia jika digunakan terus menerus di ruang tertutup tanpa dukungan cahaya alami.
C. Dampak Pencahayaan 1. Kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan mengakibatkan kurangnya daya efesiensi kerja. 2. Kelelahan mental yang akan berpengaruh pada kelelahan fisik. 3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata. 4. Kerusakan alat penglihatan (mata). 5. Meningkatnya kecelakaan kerja. Keuntungan pencahayaan yang baik : 1. 2.
Meningkatkan semangat kerja. Produktivitas.
8
3.
Mengurangi kesalahan.
4.
Meningkatkan housekeeping.
5.
Kenyamanan lingkungan kerja.
6. Mengurangi kecelakaan kerja D. Tingkat Pencahayaan di Lingkungan Kerja Tingkat pencahayaan atau penerangan pada-tiap tiap pekerjaan berbeda tergantung sifat dan jenis pekerjaannya. Sebagai contoh gudang memerlukan intensitas penerangan yang lebih rendah dan tempat kerja administrasi, dimana diperlukan ketelitian yang lebih tinggi. Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Tabel Intensitas cahaya di ruang kerja Tingkat Jenis Kegiatan Pencahayaan Keterangan Minimal (lux) Ruang penyimpanan dan peralatan atau instalasi Pekerjaan kasar dan 100 yang memerlukan pekerjaan kontinyu tidak terus-menerus Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Pekerjaan kasar dan 200 terus-menerus Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin Pekerjaan rutin 300 dan perakitan Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin Pekerjaan agak 500 kantor, pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin halus Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan Pekerjaan halus 1000 mesin halus dan perakitan halus Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan 1500 Pekerjaan sangat tidak menimbulkan mesin, dan perakitan yang sangat halus halus bayangan Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus 3000 Pekerjaan terinci tidak menimbulkan E. Peraturan Mengenai Standar Pencahayaan
9
Nilai ambang dari bahaya fisik intensitas pencahayaan tidak ditampilkan melalui satuan waktu paparan tetapi ditentukan melalui jenis pekerjaan dan berapa taraf standar kebutuhan akan cahaya dalam melakukan pekerjaan tersebut. Menurut IES (Illuminating Engineering Society) dalam [10], sebuah area kerja dapat dikatakan memiliki pencahayaan yang baik apabila memiliki iluminansi sebesar 300 lux yang merata pada bidang kerja. Apabila iluminansinya kurang atau lebih dari 300 lux, maka dapat menyebabkan ketidak nyamanan dalam bekerja, dan pada akhirnya menurunkan kinerja pekerja. Standar atau nilai ambang batas pencahayaan menurut IES dan Kepmenkes Nomor 1405 Tahun 2002 akan ditampilkan pada tabel dibawah ini. Kategori A B C D E F G H I
Rentang Iluminansi (lux Jenis Kegiatan ) 20-30-50 Area publik berlingkungan gelap 50-75-100 Tempat kunjungan singkat 100-150-200 Ruang ublik, tugas visual jarang 200-300-500 Tugas visual berkontras tinggi 500-750-1000 Tugas visual berkontras sedang 1000-1500-2000 Tugas visual berkontras rendah 2000-3000-5000 Tugas visual berkontras rendah dalam waktu lama 5000-7500-10000 Tugas visual sangat teliti dalam waktu sangat lama Tugas visual khusus berkontras sangat rendah dan 10000-15000-20000 kecil
F. Cara Pengendalian Pencahayaan Pengendalian terhadap penerangan buruk dapat dilakukan dengan cara : 1. Pengendalian secara teknis a. Memperbesar ukuran obyek (sudut penglihatan) dengan menggunakan kaca pembesar dan kaca pembesar dan layer monitor. b. Memperbesar intensitas penerangan. c. Menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek. d. Bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan agar jalan masuknya sinar tidak terhalang. 2. Pengendalian secara administratif
10
Untuk pekerjaan malam atau yang membutuhkan ketelitian tinggi, memperkerjakan tenaga kerja yang berusia relatif masih muda dan tidak menggunakan kacamata adalah lebih baik. Menjaga kebersihan dinding, langit-langit, lampu dan perangkatnya penting untuk diperhatikan. Perawatan tersebut sebaiknya dilakukan minimal 2 kali dalam 1 tahun, karena kotoran atau debu yang ada ternyata dapat mengurangi intensitas penerangan.
G. Cara Pencegahan Terhadap Kesilauan Di samping akibat-akibat pencahayaan yang kurang kadang-kadang juga menimbulkan masalah, apabila pengaturannya kurang baik, yakni silau. Silau juga menjadi beban tambahan pekerja maka harus dilakukan pengaturan atau dicegah. Mencegah kesilauan (luminansi), dengan : 1. Pemilihan jenis lampu yang tepat, misalnya neon. Lampu neon kurang menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa. 2. Menempatkan sumber-sumber cahaya atau penerangan sedemikian rupa sehingga tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap. 3. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendela yang langsung memasukkan sinar matahari. 4. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap. 5. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidang terhalang oleh bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja, sebaiknya mepertimbangkan ketentuan-ketentuan antara lain : 1. Jarak antara gedung atau bangunan-bangunan lain tidak menganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja. 2. Jendela-jendela dan lobang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas bangunan.
11
3. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup. 4. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak melebihi 32°C). 5. Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang yang menganggu kerja. 6. Sumber cahaya harus menghasilakn daya penerangan yang tetap dan menyebar dan tidak berkedip-kedip.
12
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Cahaya sangatlah penting baik bagi kehidupan manuisia, seperti membantu mengerjakan suatu pekerjaan, memberi penerangan dan masih banyak lagi. Tetapi apabila cahaya yang di gunakan melebihi standar yang sudah di tetapkan akan berakibat buruk bagi kesehatan dan akan menyebabkan kerugian fisik maupun material. Dalam mengendalikan bahaya dari cahaya dapat dilakukan beberapa cara dalam pengendalian secara teknis yaitu dengan memperbesar ukuran obyek (sudut penglihatan) dengan menggunakan kaca pembesar dan kaca pembesar dan layer monitor. memperbesar intensitas penerangan. menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek. Dan bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan agar jalan masuknya sinar tidak terhalang. Sedangkan pengendalian secara administratif dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan dinding, langit-langit, lampu dan perangkatnya penting untuk diperhatikan. Perawatan tersebut sebaiknya dilakukan minimal 2 kali dalam 1 tahun, karena kotoran atau debu yang ada ternyata dapat mengurangi intensitas penerangan. B.
Saran Untuk pengusaha lebih mementingkan aspek kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja dan selalu menghimbau kepada tenaga kerjanya untuk menerapkan aspek kesehatan dan keselamatan kerja serta aspek ergonomis terutama dalam pencahayaan di ruang kerja agar didapatkan hasil produksi yang maksimal dan mencegah kerugian material maupun nonmaterial.
13
DAFTAR PUSTAKA https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/elkomika/article/view/834 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jtm-unesa/article/view/8297 http://eprints.undip.ac.id/8602/
14