1551971522226_algae_dan_protozoa.docx

  • Uploaded by: Nene Sihir
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1551971522226_algae_dan_protozoa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,822
  • Pages: 26
ALGAE DAN PROTOZOA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK VII NAJMA ATIQA

( G 301 17 008 )

MIZRA MULIANANDA

( G 301 17 022 )

FEBRISKA CHAIRUNISA MILANG

( G 301 17 034 )

PUTRI DEVI

( G 301 17 049 )

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO 2018

DAFTAR ISI

Sampul......................................................................................................... Daftar Isi...................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN......................................................................... A. Latar Belakang............................................................................. B. Rumusan Masalah....................................................................... C. Tujuan......................................................................................... BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... A. Biologi dan Siklus Hidup Algae.................................................. B. Klasifikasi Algae........................................................................ C. Beberapa Algae yang Menguntungkan dan Merugikan............ D. Protozoa..................................................................................... E. Klasifikasi Protozoa.................................................................. F. Fisiologi Protozoa..................................................................... G. Adaptasi Protozoa dan Reproduksi Protozoa............................ H. Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia......................... BAB III PENUTUP.................................................................................. A. Kesimpulan................................................................................. B. Saran.......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA....................................;..........................................

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Kingdom Protista adalah suatu oganisme eukariotik yang bersel tunggal. Kingdom Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Algae (Protista mirip tumbuhan) b. Protozoa (Protista mirip hewan) c. Jamur lendir (Slime molds) dan jamur air (water molds). Keduanya disebut Protista mirip jamur. Protista memberikan peran penting bagi kehidupan manusia, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, seperti algae (Chorella yang digunakan sebagai bahan makanan tambahan, karena mengandung protein yang tinggi) dan juga protozoa yang sebagian besar hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Algae berukuran amat beragam, dari mikrometer sampai kepada bermeter – meter panjangnya. Organisme ini mengandung klorofil serta pigmen – pigmen lain untuk melangsungkan fotosintesis, tersebar luas di alam dan dijumpai hampir di segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari. Morfologi dan ciri – cirinya yang lain sangat beraneka ragam. Kebanyakan algae berukuran mikroskopik. Artinya, teknik – teknik yang biasa dipergunakan oleh mikrobiologiwan untuk menelaah bakteri dan cendawan dapat dipergunakan juga untuk menelaah mikro algae ini. Telaah mengenai algae disebut fikologi. Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme. Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun

zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).

Lebih dari 64.000 spesies protozoa telah dikenal. Diperkirakan 32.000 berupa fosil, 22.000 merupakan bentuk – bentuk yang hidup bebas, dan 10.000 adalah parasit. Dari yang terakhir ini, hanyalah beberapa spesies yang menimbulkan penyakit pada manusia, tetapi spesies – spesies tersebut merupakan bahaya kesehatan yang gawat bagi berjuta – juta manusia.

B.

Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah biologi dan siklus hidup alga? 2. Bagaimanakah biologi dan siklus hidup protozoa? 3. Bagaimanakah peranan alga dan protozoa dalam kehidupan ?

C.

Tujuan 1. Mengetahui biologi dan siklus hidup alga 2. Mengetahui biologi dan siklus hidup protozoa 3. Mengetahui peranan alga dan protozoa dalam kehidupan

BAB II PEMBAHASAN

A.

Biologi dan Siklus Hidup Algae Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya terdapat talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun). (Prawirohartono, 2007) Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus dapat tersusun atas satu sel ataupun banyak sel dalam pengaturan yang bervariasi. Ada empat tipe alga berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu alga uniseluler, alga koloni, alga berfilamen dan alga multiseluler. Struktur alga uniseluler mengandung satu sel. Sebagian besar merupakan organisme akuatik dalam bentuk fitoplankton, yaitu suatu populasi organisme fotosintetik yang menjadi dasar rantai makanan. Alga kolonial memiliki struktur yang mengandung sekelompok sel yang berkoordinasi dan terspesialisasi. Sel-sel ini memungkinkan alga bergerak, makan dan bereproduksi secara efisien. Alga berfilamen memiliki thallus berbentuk batang ramping yang tersusun atas berderet-deret sel yang ujungnya terkait satu sama lain. Beberapa diantaranya memiliki struktur terspesialisasi yang disebut struktur pemegang (holdfast) yang bercabang dan tertanam pada batuan. Alga multiseluler memiliki thallus serupa daun yang besar dan kompleks dengan bentuk seperti pisau atau silet. Terdapat pula struktur berupa batang. Thallus tidak memiliki xilem dan floem. Serta menyerap nutrisi dari air disekelilingnya. Batang alga tidak memiliki lignin (tidak berkayu) sehingga tidak berfungsi seperti batang pada tanaman. Alga mengapung diair dengan adanya struktur daun menyerupai silet atau pisau yang berisi rongga udara disebut pneumatocyst. ( Pelczar, Chan : 2008 ) 1.

Reproduksi Menurut Pelczar, Chan : 2008, algae berkembang biak secara seksual dan aseksual. Reproduksi avg seksual alga multiseluler adalah dengan jalan fregmentasi thallus atau filamen yang menghasilkan thallus atau filamen baru. Reproduksi aseksual alga uniseluler berlangsung dengan cara mitosis

(pembelahan inti), selanjutnya kedua inti pindah sebagian yang berlawanan pada sel dan sel membelah menjadi dua sel (sitokinesis). Banyak spora aseksual alga aquatik berflagela dan motil, dinamakan zoospora. Spora nonmotil atau aplanospora dibentuk oleh alga yang hidup didarat. Pada reproduksi seksual terdapat konjugasi gamet sel jantan dan betina sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet secara morfologi serupa, proses konjugasi tersebut dinamakan isogami, jika gamet berbeda ukuran maka proses konjugasi tersebut dinamakan heterogami. Ovum (sel telur betina) berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan (sel sperma) berukuran kecil dan motil dengan aktif. Proses seksual ini disebut oogami. ( Pelczar, Chan : 2008 )

2.

Fisiologi Algae adalah organism aerobik fotosintetik, dijumpai dimana saja yang tersedia

cukup

cahaya,

kelembapan,

dan

nutrien

sederhana

untuk

memperpanjang hidupnya. ( Pelczar, Chan : 2008 ) Beberapa spesies algae hidup pada salju dan es di daerah – daerah kutub dan puncak – puncak gunung, terkadang demikian banyaknya sehingga pemandangan menjadi berwarna, karena pigmen sel –selnya. Beberapa ganggang hidup dalam sumber air panas dan suhu steinggi 70oC, meskipun suhu tumbuh optimum algae termal ini ialah diantara 50oC dan 54oC. Beberapa algae air tawar telah menyesuaikan metabolismenya terhadap konsentrasi garam yang tinggi, yang terdapat pada danau air asin di daerah kering Amerika Serikat sebelah barat – laut. ( Pelczar, Chan : 2008) Alga mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid dan fikobilin. Semua pigmen fotosintesis ini terdapat pada kloroplas. Seluruh alga memiliki klorofil a yang terdapat pada semua organisme fotosintetik kecuali bakteri fotosintetik. Klorofil yang lain adalah klorofil b,c,d dan e. Ada dua macam karotenoid, yaitu karoten dan xantofil. Ada dua macam fikobilin yaitu fikosianin dan fikoeritrin. Adanya pigmen-pigmen lain dapat menutupi klorofil. Contohnya, beberapa alga berwarna cokelat karena memiliki pigmen xantofil dan karoten dalam jumlah besar menutupi warna hijau yang

dipantulkan oleh klorofil. Beberapa alga tidak berwarna dan tidak melakukan proses fotosintesis sehingga dianggap sebagai protozoa oleh beberapa ilmuwan. Hasil fotosintesis alga disimpan sebagai produk cadangan makanan dalam bentuk granul atau globul dalam sel-selnya. Misalnya, alga hijau biru menyimpan hasil fotosintesisnya dalam bentuk pati. Beberapa alga lain menyimpan hasil fotosintesisnya dalam bentuk minyak atau lemak. ( Pelczar, Chan : 2008) 3.

Ciri – Ciri Algae Adapun ciri – ciri algae, terdiri dari : a) Bersel eukariotik (sudah mempunyai membrane sel yang sesungguhnya) b) Uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak ) c) Berhabitat di lingkungan air (air laut dan air tawar) d) Autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri, karena memiliki klorofil). e) Bereproduksi secara vegetative (aseksual) dan generative (seksual)

B.

Klasifikasi Algae Beberapa algae di klasifikasikan berdasarkan hal – hal berikut. Algae yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Algae yang bersifat bentik digolongkan menjadi : 1. Epilitik (hidup di atas batu) 2. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir) 3. Epipitik (melekat pada tanaman) 4. Epizoik (melekat pada hewan).

Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas : 1. Algae subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan 2. Algae intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air akibat pasang surut 3. Algae sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air 4. Algae edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.

Algae memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, algae juga memiliki pigmen lain yang dominan. Berdasarkan dominansi pigmennya, algae dapat dibedakan menjadi algae cokelat, algae merah, algae keemasan, diatom, dan algae hijau. 1.

Algae Cokelat (Phaeophyta) Warna algae cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin, algae cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin. Algae cokelat merupakan algae yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis algae lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp. atau algae cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari. Algae cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya. a) Ciri-ciri algae cokelat Ciri-ciri algae cokelat adalah sebagai berikut. 1. Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak, bercabang, atau filamen tidak bercabang. 2. Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan ada pula yang berbentuk benang. 3. Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini berupa laminarin. 4. Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat (algin). 5. Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan transportasi pada tumbuhan darat. b) Habitat Algae cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis algae cokelat yang hidup di air tawar. Di daerah subtropis, algae cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal

sampai sublitoral. Di daerah tropis, algae cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.

c) Cara Hidup Algae cokelat bersifat autotrof. Fotosintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang. d) Peranan algae cokelat dalam kehidupan Algae cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah. e) Reproduksi Reproduksi pada algae cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual algae cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami. Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benangbenang mandul (parafisis). Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid. Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel /telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid. Contoh algae cokelat, antara lain:

1. Fucus serratus 2. Macrocystis pyrifera 3. Sargassum vulgare 4. Turbinaria decurrens

2. Algae Merah (Rhodophyta) Algae merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna biru. a) Ciri-ciri algae merah 1. Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak algae merah yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat. 2. Tidak memiliki flagela. 3. Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel algae merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial. 4. Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerahmerahan. b) Cara hidup Algae merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada algae lain. c) Habitat Algae merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup algae cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.

Algae merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun di perairan tawar. d) Reproduksi Algae merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain. Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol. Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alatalat generatifnya. Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata. e) Peranan algae merah dalam kehidupan Algae merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, algae merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa algae merah yang dikenal dengan sebutan alga koral

menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang. Rhodophyta berpigmen dominan fikoeritrin, mempunyai pirenoid untuk menyimpan tepung fluorid dan fluoridosid. Algae merah tidak menghasilkan sel yang motil.

3.

Algae Keemasan (Chrysophyta) Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok algae keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Algae keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil. a) Ciri-ciri algae keemasan Ciri-ciri alga keemasan adalah sebagai berikut : a. Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan. b. Algae keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela heterodinamik, yaitu sebagai berikut. 1. Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema. Flagela seperti ini disebut pleuronematik. Flagela pleuronematik mengarah ke anterior. 2. Satu flagela lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior. Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya (contohnya pada synura) ada pula yang sedikit berbeda panjangnya (contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai satu flagela atau dua flagela yang sama bentuknya. 3. Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak. b) Habitat Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah. c) Cara hidup Algae keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.

d) Reproduksi Reproduksi pada algae keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan cara membentuk sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora adalah zigot yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding sel pada umumnya. e) Peranan alga ekeemasan dalam kehidupan Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut.

4. Diatom (Bacillariophyta) Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni. a) Ciri-ciri umum diatom 1. Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak) disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua kotak dan tutup terdapat rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika). 2. Inti sel berada di pusat sitoplasma, 3. Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf H, periferal, dan pipih. b) Habitat Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos. c) Cara hidup Diatom termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis. Pigmen fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadi-noksantin. d) Reproduksi Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi,

salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya. Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis. e) Peran diatom dalam kehidupan Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam.

5. Algae Hijau (Chlorophyta) Algae hijau memiliki pigmen, hasil metabolisme, dan struktur dinding sel yang mirip dengan tumbuhan darat. Berdasarkan data molekuler saat ini, banyak ilmuwan yang memasukkan kelompok ini dalam kingdom Plantae. a) Ciri-ciri algae hijau Ciri-ciri Chlorophyta adalah sebagai berikut : 1. Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni. 2. Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi. 3. Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok, busa, jala, atau bintang. Di dalam kloroplas terdapat ribosom dan DNA. Selain itu terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil asimilasi yang berupa tepung dan lemak. Organel lainnya adalah badan Golgi, mitokondria, dan retikulum endo-plasma. 4. Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma (bintik mata merah). 5. Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil, Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat osmoregulasi. 6. Inti sel algae hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang demikian disebut eukarion. 7. Pada algae hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang.

b) Habitat Habitat algae ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada pula yang hidup di tempat yang kering. c) Cara hidup Algae hijau hidup secara autotrof. Algae ini berwarna hijau karena adanya klorofil a, b, beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak. d) Reproduksi Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma). Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak. e) Peranan alga hijau dalam kehidupan Sifat algae hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di manapun habitatnya. Contoh beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas, Ulva, dan Stigeoclonium.

Ciri-ciri dan Perbedaan Algaw Cokelat, Merah, Keemasan, Hijau, dan Diatom : Ciri-ciri

Contoh

Algae merah

(Phaeophyta)

(Rhodophyta)

Turbinaria

Gracilaria

Navicula

Fucus

Gelidium

Pinnularia

Sargassum

Eucheuma

Synura

klorot’il a dan c, klorofil a dan b, Pigmen

Algae

Algae cokelat

fukosantin,

karotenoid,

karolen, .

fikosianin,

sanlofil

fikoeritrin

keemasan (Chrysophyta)

Algae hijau

Diatom

(Chlorophyta)

(Bacillariophyta)

Chlorella Ulva Spirogyra

Actinastrum Desmidium Bacteriastrum

klorofil a dan c, klorofil a dan c, B-karoten, santofil

klorofil a, b, Bkaroten, santofil

karotenoid, fukosatin, diatoksantin, diadinoksantin

Habitat

Bentuk talus

pantai, air laut,

air tawar dan

air tawar dan

90% di air tawar

air tawar

air laut

air laut

dan 10% di laut

benang atau

benang atau

seperti

seperti

tumbuhan

tumbuhan

tingkat tinggi

tingkat tinggi

batang atau seperti telapak

zoospora Reproduksi 1. aseksual

berflagela dua dan

spora haploid

Isogami/

spermatium

oogami

dan karpogonium

Peranan

C.

selulosa, asam

manan dan

alginat

xilan

Fitoplankton dalam ekosistem air, asam alginat untuk industri makanan, farmasi, dan pupuk

berflagela

zoospora

banyak

persatuan sel

Dinding sel

bola

talus terdiri dari 2 bagian, epiteka dan hipoteka

zoospora

fragmentasi

2. seksual

tangan

benang, lembaran,

air tawar dan air laut

bahan agaragar dan sup

pembelahan hipoteka dan epiteka

persatuan sel sperma dan

konjugasi

ovum

persatuan sel sperma dan ovum

silika (kersik) kersik/silika

selulosa

plankton,

fitoplankton dalam

produsen di

ekosistem air,

perairan laut

bahan makanan

bahan isolasi, penyekat dinamit, penggosok

Beberapa Algae yang Menguntungkan dan Merugikan 1.

Algae yang Menguntungkan 

Chlorella dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan (food supplement) karena mengandung protein yang tinggi.



Spirogyra dimanfaatkan sebagai bahan sayuran, karena dapat berfotosintesis.



Navicula dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak. Selain Itu dimanfaatkan sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.



Laminaria dimanfaatkan di bidang industri tekstil (bahan pembuat gel, seperti hand and body), bidang makanan (ice cream), dan dimanfaatkan untuk membuat obat-obatan karena menghasilkan garam sodium, potassium, dan iodine.



Gelidium dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar yang dapat dimakan.



Eucheuma dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar untuk keperluan laboratorium.



2.

Gracillaria dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk es rumput laut.

Algae yang Merugikan 

Algae hijau dapat mengganggu suatu perairan yang terlalu subur, karena algae ini dapat merubah warna airnya dan menimbulkan bau.



Algae merah bila terbanyak jumlahnya di laut akan menyerap O2, sehingga menyebabkan populasi hewan yang ada di laut (ikan) akan berkurang / mati.

D.

Protozoa Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa, protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran tubuhnya antara 3-1000 mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan sistem yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia.

1. Ciri-ciri Protozoa Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum : a.

Organisme uniseluler (bersel tunggal).

b.

Eukariotik (memiliki membran nukleus).

c.

Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).

d.

Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.

e.

Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).

f.

Hidup bebas, saprofit atau parasit.

g. Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai indikator polusi. h. Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit. i. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. j. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela. Ciri-ciri

prozoa

sebagai

hewan

adalah

gerakannya

yang

aktif

dengan silia atau memiliki membran sel dari zat lipoprotein dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista, amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri seperti semula. 2.

Morfologi Protozoa Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa

dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan alga. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.Protozoa merupakan sel

tunggal

yang dapat

bergerak

secara

khas

menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. E.

Klasifikasi Protozoa Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak: 1.

Rhizopoda (Sarcodina), alat geraknya berupa pseudopoda (kaki` semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli. a)

Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.

b)

Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)

c)

Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis)

d)

Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.

e)

Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.

2.

Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk). Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : a.

Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya :

Euglena

viridis,

Noctiluca

milliaris,

Volvox

globator.Zooflagellata. b. Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: a. Golongan phytonagellata - Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik) b. Golongan Zooflagellata, contohnya : - Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) Þ lalat Tsetse (Glossina sp.) - Trypanosoma cruzl Þ penyakit chagas - Trypanosoma evansi Þ penyakit surra, pada hewan ternak(sapi). - Leishmaniadonovani Þ penyakit kalanzar - Trichomonas vaginalis Þ penyakit keputihan

3.

Ciliata (Ciliophora), alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli .

4.

Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma

dan

Plasmodium.. Tidak memiliki

alat gerak

khusus,

menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.

F.

Fisiologi Protozoa Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigendan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel

secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.

G.

Adaptasi Protozoa dan Reproduksi Protozoa 1.

Adaptasi Protozoa Sebagai predator, protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola. Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista

memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation. Nama lain untuk protozoa adalah Acrita. Mereka dapat menyebabkan malaria atau disentri amuba. 2.

Cara Reproduksi Protozoa Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual/vegetatif dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Pembelahan ini dapat terjadi, baik secara membujur atau melintang pada sepanjang selnya sehingga menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika pada proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel, maka disebut pembelahan biner, namun apabila terbentuk banyak anak

sel

dinamakan pembelahan

bahu

rangkap

(multipel

fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individukemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat menghasilkan satu dengan konjugasi.

yang

dibawa

individu

oleh baru.

kedua individu Cara

tersebut

pembiakan

dan

ini disebut

H.

Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia 1. Peran yang Menguntungkan Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang bergunasebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.

2. Peran yang Merugikan Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain: a. Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis. b. Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria. c. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur. d. Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar. e. Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita. f. Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Dari berbagai pembahasan dibab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan yaitu: 1. Algae adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya terdapat talus 2. 3. 4. 5.

6.

7.

B.

(bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun). Ciri-ciri algae, seperti bersel eukariotik, uniseluler dan multiseluler, berhabitat air laut maupun air tawar, autotrof, dan bereproduksi secara vegetative dan generative. Klasifikasi algae ada empat, yaitu Chlorophyta (Algae Hijau), Chrysophyta (Algae Keemasan), Phaeophyta (Algae Cokelat), dan Rhodophyta (Algae Merah). Algae ada yang menguntungkan (seperti Chlorella, Spirogyra, Navicula, dll) dan ada yang merugikan (seperti algae hijau dan algae merah). Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama . Protozoa merupakan kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yaitu berukuran antara 3-1000 mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya ada yang berbentuk bola, memanjang, lonjong, berflagel, dan bersilia Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies bersifat parasit. Hidupnya secara soliter ada juga yang berkoloni dan kosmopolit. Mempunyai alat gerak berupa pseudopodia, silia , atau flagella dan memiliki vakuola kontraktil sebagai system reapirasinya. Bereproduksi secara seksual dan aseksual. Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata , Sporozoa. Protozoa juga berperan penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai penyeimbang ekosistem. Beberapa protozoa juga merugikan karena menyebabkan penyakit.

Saran Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan saran serta kritik dari pembaca yang sifatnya membangun agar penulisan makalah – makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA Prawirohartono,Slamet dan Hidayati,Sri. 2007. Sains Biologi. Bumi Aksara; Jakarta Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

More Documents from "Nene Sihir"

11620037.pdf
May 2020 9
May 2020 7
December 2019 11