155-295-1-sm

  • Uploaded by: Damhari
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 155-295-1-sm as PDF for free.

More details

  • Words: 2,908
  • Pages: 14
MAKALAH Infeksi Nifas

Disusun oleh: Kelompok VIII

DEPI LESTARI

BAHRUL ILMI

FERRY IRAWAN

DAMHARI

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS B TAHUN AKADEMIK 2017/2018

A. Infeksi Masa nifas Infeksi kala nifasadalahperadanganpadasemuaalatgenetaliapada masa nifasolehsebabapa pun denganketentuanmeningkatnyasuhubadanmencapai 38⁰C tanpamenghitungharipertama postpartum, jikapeningkatansuhuterjadipadahaeikedua postpartum harusdibedakandengankeadaanfisiologis di mana padaharitersebut masa produksi ASI maksimal. 1. Penyebabdancaraterjadinyainfeksinifas a. Penyebabinfeksinifas Terdapatbeberapamacamjalankumanmasukkedalamalatkandungansepertieksogen (kuman dating dariluar), autogen (kumanmasukdaritempat lain dalamtubuh) dan endogen (darijalanlahirsendiri). Penyebab yang terbanyakdanlebihdari 50⁰/₀ adalah streptococcus anerob yang sebenarnyatidak pathogen sebagaipenghuni normal jalanlahir. Kuman-kuman yang seringmenyebabkaninfeksiantara lain adalah: 1) Streptococcusheamoliticus anaerobic Masuknyasecaraeksogen an menyebabkaninfeksiberat. Infeskiinibiasanyaeksogen (di tularkandaripenderitalain, alat-alat yang tidaksucihama, tanganpenolong, infeksitengorokan orang lain). 2) Staphylococcus aureus Masuknyasecaraeksogen, infekasisedang, banyakditemukansebagaipenyebabinfeksi di rumahsakitdandalamtenggorokan orang-orang yang tampaksehat. Kuman inibiasanyamenyebabkaninfeksiterbatas, walaupunkadang-kadangmenjadiinfeksiumum. 3) Escherichi coli Seringberasaldarikandungkemihdan rectum, menyebabkaninfeksiterbataspada perineum, vulva, dan endometrium. Kuman inimerupakansebabpentingdariinfeksitraktusurinarus. 4) Clostridium welchii Kuman inibersifatanaerob, jarangditemukanakantetapisangatberbahaya. Infeksiinilebihseringterjadipadaabortuskriminalisdanpartus yang ditolongolehdukundariluarrumahsakit.

b. Cara terjadinyainfeksinifas Menurut (Aggrani,2010), infeksi dapat terjadi sebagai berikut : 1) Tangan pemeriksa atau penolong tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina kedalam uterus kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukan kedalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman.

2) Dreplot infection sarungtanganataualat-alatterkenakontaminasibakteri yang berasaldarihidungatautenggorokandokterataupetugaskesehatan lain nya. Olehkarenaitu, hidungdanmulutpetugas yang berkerja di kamarbersalinharusditutupdengan masker danpenderitainfeksisaluranpernafasandilarangmemasukikamarbersalin. 3) Dalamrumahsakitterlalubanyakkuman-kuman pathogen, berasaldaripenderitapenderitadenganberbagaijenisinfeksi. Kuman-kumanini bias dibawaolehaliranudarakemana-mana termasukkain-kain, alat-alat yang sucihamadan yang digunakanuntukmerawatwanitadalampersalinanataupadawaktunifas. 4) Koituspadaakhirkehamialantidakmerupakansebabinfeksipenting, kecualiapabilamengakibatkanpecahnyaketuban. 5) Infeksi intrapartum gejalanyasudahterlihatpadawaktupersalinan. Infeksi intra partum terjadipada: a) Partus lama b) Ketubanpecah c) Periksadalam yang terlalusering Gejalaninfeksi intrapartum a) Kenaikansuhu b) Leukositosis c) Trakikardi d) Djjmeningkat e) Air ketubanbiasanyakeruhdanberbau Padainfeksi intrapartum kumanmasukdinding uterus padawaktupersalinandenganmelewati amnion dapatmenimbulkaninfeksijanin.

2. Prognosis a. Tergantungjeniskuman b. Lamanyainfeksiberlangsung c. Dapattidaknyapersalinanberlangsungtanpabanyakperlukaanjalanlahir 3. Factor predisposisiinfeksinifas a. Semuakeadaanyangmenurunkandayatahanpenderitasepertipendarahanbanyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahaninfeksi lain yaitu pneumonia, penyakitjantungdansebagainya. b. Proses persalinanbermasalahsepertipartus lama/macetterutamadenganketubanpecah lama, koriomnionitis,

persalinantraumatik, kuangbaiknya proses pencegahaninfeksidanmanipulasi yang berlebihan. c. Tindakanobsertikoperatif, baikpervaginamaupunperabdominam. d. Tertinggalnyasisaplasenta, sekaputketubandanpembekuandarahdalamrongga Rahim. e. Episiotomy ataulaserasi. 4. Patologis a. Setelah kala III, bekasinserasiplasentamerupakansebuahlukadengan diameter + 4cm. permukaanyatidak rata, berbenjolan-benjolkarenabanyaknya vena yang di tutupi thrombus. b. Daerah inserasiplasentatempattumbuhnyakumanmasuknyajenis pathogen tubuhwanita. c. Serviks, vulva, vagina dan perineum, seringmengalamilukapadapersalinanmerupakantempatmasuknyakuman-kuman pathogen. d. Proses radangdapatterbataspadalukalukatesebutataudapatmenyebarpadalukaluarasalnya. 5. Gambaranklinisinfeksinifas a. Infeksipada perineum, vulva, vagina danserviks 1) Vulvitis Padalukainfeksibekssayatan episiotomy atauluka perineum jaringan di sekitarnyabengkak, tepilukamenjadimerahdanbengkak, jahitanmudahlepas, luka yang terbukamenjadiulkusdenganmengeluarkan pus.

2) Vaginitis Infeksi vagina dapattejadisecaralangsungpadaluka vagina atau perineum. Permukanmukosamembekakdankemerahan, terjadiulkus, sertagetahmengandungnananhdankeluardaridaerahulkus. Penyebrandapatterjaditetapipadaumumnyainfeksitinggalterbatas. 3) Servisitis Infeksiserviksseringjugaterjadi, akantetapibiasayatidakmenimbulkanbanyakgejala. Luka serviks yang dalam, luasserviks yang dalam, luasdanlangsungkedasarligamentumlatumdapatmenyebabkaninfeksi yang menjalarkeparametrium. Gejala : a) Rasa nyerisertapanaspadatempatinfeksi. b) Kadang-kadangperihbilakencing.

c) d) e) f)

Bilagetahradang bias keluar, biasanyakeadaanyatidakberat. Suhusekitar38⁰Cdannadidibawah 100 kali per menit. Kadangperihbila BAK. Bilalukainfeksitertutupolehjahitandangetahradangtidakdapat di keluar, demam bias naiksampai 39-40⁰C dengankadang-kadangdisertaimengigil. Penagananpadakasusinimerupakanpemberianantibiotik, roborantia, pemantauan vital sign, serta in take outpasien( makanandancairan ) b. Kadangkadanglocheametraataulocheastatisdandapatmenyebabkankenaikansuhu. Uterus padaendometritisagakmembesar, sertanyeripadaperabaanlembek. Padaendometritis yang tidakmeluas, penderitamerasakurangsehatdannyeriperutpadahari-haripertama. Mulaihari ke-3 suhumeningkat, nadimenjadicepat, akantetapidalambeberapaharisuhudannadimenurundandalamkurunglebihsat uminggukeadaansudah normal kembali. Locheapadaendometritis, biasanyabertambahdankadang-kadangberbau. Malahaninfeksiberatkadangkadangdisertaiolehlochea yang sedikitberbau. c. Septicemia dan pyemia Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat pathogen, biasanya stretococus haemolyticus golongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan tergolong 50% penebab kemtian karena infeksi nifas. Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala septicemia lebih mendadak dari piemia. 1) Septicemia, Pada infeksi ini, kuman-kuman dari uterus langsung masuk dalam peredaran daram umum dan menyebabkan infeksi umum. Adanya septicemia dapat dibuktikan dengan pembiakan kuman-kuman dari darah. Gejala yang muncul dari pasien , antara lain : a. Permulaan penderita sudah sakit dan lemah. b. Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil. c. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 - 40˚C. keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 -160kali/menit atay lebih ). Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-gejala menjadi pyemia. 2) Pyemia,

Pada pyemia, terdapat thrombophlebitis dahulu pada vena-vena di uterus dan sinus-sinus pada bekas implantasi plasenta. Thrombophlebitis ini menjalar ke vena uterine, vena hipogastrika dan vena ovary. Dari tempat-tempat thrombus ini, embolus kecil berisi kuman dilepaskan. Tiap kali dilepaskan, embolus masuk dalam peredaran darah umum dan dibawa oleh aliran darah ke tempattempat lain, diantaranya paru-paru, ginjal , otak, jantung dan sebagainya, yang dapat mengakibatkan terjadinya abses-abses di tempat tersebut. Gejala yang dimunculkan adalah sebagai berikut : a. Penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit, perut nyeri, dan suhu agak meningkat. b. Akan tetapi gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki peredaran darah umum. c. Suatu ciri khusus pada pyemia ialah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil , kemudian diikuti oleh turunnya suhu. d.Periotonitis, salpingitis dan ooforitis 1) Periotonitis Periotonitis nifas bisa terjadi karena makanya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada sellutilis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis. Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus. Langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis atau melalui jaringan di antara kedua lembar ligamentum latum yang menyebabkan parameteritis. Peritonitis yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelpis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada periotonitis umum terbatas pada daerah pelvic. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis (pertonitis terbatas/bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam cavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kemih. Peritonitis umum disebabkan kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Adapun gejalanya sebagai berikut: A) Suhu meningkat menjadi tinggi B) Nadi cepat dan kecil C) Perut kembung dan nyeri D) Ada defense musculaire E) Muka penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan fasies hippocratica.

F) Monatalitas peritonitis umum tinggi. 2) Salpingitis dan ooforitis Kadang-kadang infeksi menular menjalar sampai ketuba palopi, bahkan sampai ke ovarium, disini, terjadi salpingitis dan atau ooforitis yang sukar dipisahkan dan pelvio peritonitis dan gejala salpingitis dan ooforitis pun tidak dapat dipisahkan dari pelvio peritonitis. 3) Sellulitis pelvika (parametritis) Sellulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meningkat dalam masa nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri kiri atau kanan dan nyeri pada pemerikasaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan sellulitis pelvika. Pada perkembangan peradangan lebih lanjut gejala-gejala sellulitis pelvika menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan pada dan nyeri disebelah uterus dan tahananini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu busa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat dan perut nyeri. Dalam dua pertiga kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor disebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku. Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau kekandung kencing. C. pencegahan infeksi nifas 1. masa kehamilan 1. mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang di derita ibu. 2. pemeriksaan dalam jangandilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. 3. koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan mudah masuk dalam jalan lahir. 2. selama persalinan Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir : 1) hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut. 2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan, baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebik-baiknya dan menjaga sterilitas. 4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfuse darah. 5) Semua petugas dalam kamar betsalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita infksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin. 6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. 7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakuakan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah. 3. selama nifas a. luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai ken infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril. b. penderita dengan infeksi nifas sebaiknya disolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat. c. pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin. 4. pengobatan a. berikan antibiotika dengan spectrum luas b. lakukan tindakan untuk mempertinggi daya tahan tubuh c. jika terjadi abses lakukan pembukaan jahitan d. transfuse darah bila perlu

D. Sakit kepala, Nyeri Epigastrik, dan Penglihatan kabur Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinyaEklampsia postpartum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi. Ibu dalam 48 jam sesudah persalinan yang mengeluh nyeri kepala hebat, penglihatan kabur dan nyeri epigastrik perlu dicurigai adanya preeclampsia berat atau eklampsi postpartum. Preeklampsi berat dapat ditegakkan diagnosisinya jika da gejal tekan diastolic ≥ 110 mmHg dan protein urine ≥+++, ≥+++, kadang disertai gejala hiperreklampsia, nyeri kepala berat, penglihatan kabur. Oliguria < 400ml/24 jam, nyeri abdomen atas atau epgastrik dan odema paru. Jika ibu mengalami kejang disewrtai tekanan diastolik ≥ 80 mmHg dan protein urine ≥++ kadang disertai gejala hiperreklampsia, nyeri kepala hebat, pandangan

kabur, oliguria < 400 ml/24 jam, nyeri abdomen atas atau epigastrik, edema paru dan koma kemungkinan diagnosisnya eklampsia. Penanganan: Jika ibu tidak sadar atau kejang mintalah pertolongan, mobilisasikan seluruh tenaga dan siapkan tindakan gawat darurat; 1. Segera penilaian keadaan umum dan tanda vital, jika ibu tidak bernapas atau pernapasan dangkal periksa dan bebaskan jalan napas, mulai ventilasi dengan masker dan balon kalau perlu intubasi. Jika ibu benapas beri oksigen 4-6 liter per menit melalui masker 2. Jika ibu tidak sadar atau koma: bebaskan jalan napas, baringkan pada posisi miring kiri, periksa suhu, nadi, TD, pernapasan dan periksa adakah kuku kuduk. 3. Jika ibu syok lakukan penanganan syok, jika ada perdarahan lakukan penanganan untuk perdarahannya. 4. Jika ibu kejang baringkan pada posisi miring kiri untuk mencegah terjadinya aspirasi, posisikan kepala lebih tinggi dari pada kaki agar sirkulasi darah lebih maksimal, bebaskan jalan nafas, hindari pasien agar tidak jatuh dan lakukan pengawasan ketat. 5. Jika diagnosisnya eklamsi atau preeklampsi berat diberikan antikonvulsan (magnesium sukfat atau MgSO4), antihipertensi jika tekanan diastolik ≥ 110 mmHg dan pengawasan keseimbangan cairan. E. Pembengkakan di wajah atau Ekstremitas Ibu nifas yang mengalami bengkak pada ekstremitas bawah perlu dicurigai adanya varices, tromboflebitis dan adanya oedema. Jika terdapat oedema pada bagian wajah atau ekstremitas atas perlu diwaspadai gejala lain yang lebih mengarah pada kasus preeclampsia atau eklampsia. F. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra, atau hematom dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infus oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang desertai peningkatan produksi urin dan distensi kandung kemih, overdistensi yang disertai katerisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. G. payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit Disebabkan oleh payudara yang tidak disusukan secara adekuat, putting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet yang tidak sesuai dengan aturan, kurang istirahat dan ibu yang emiliki riwayat anemia.

1. Bendungan payudara Terjadi karena adanya peningkatan aliran vena dan limfe sebagai tahapan proses laktasi Tanda : nyeri payudara dan tegang Penanganan : a. bila ibu menyusui 1) Susukan sesering mungkin pada kedua payudara. 2) Lakukan pemijatan pada saat akan menyusui. 3) Lakukan kompres air hangat untuk memperlancar produksi ASI dan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri di antara waktu akan menyusui. 4) Bila perlu brikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam. 5) 5 lakukan evaluasi setelah 3 hari. b. Bila ibu tidak menyusui : 1) Sangga payudara dan kompres dengan menggunakan kompres air dingin agar mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. 2) Bila diperlukan berikan paracetamol500 mg per oral setiap 4 jam. 3) Jangan lakukan pemijatan atau pengompresan dengan air hangat karena akan merangsang memproduksi ASI. 2. Mastitis Terjadi jika terdapat luka oleh bakteri anaerob (Strabilacocus) Tanda : payudara tegang, adanya nyeri dan tegang Penanganan : a. Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang. b. Lakukan penyanggaan pada payudara c. Lakukan kompres air dingin d. Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam e. Lakukan evaluasi setelah 3 hari 3. Abses payudara Tanda : payudara tegang, padat, kemerahan dan adanya pus Penanganan : a. Bila ibu menyusui 1) Susukan sesering mungkin pada kedua payudara 2) Lakukan pemijatan pada saat akan menyusui 3) Lakukan kompre air hangat untuk memperlancar produksi ASI dan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri di antara waktu akan menyusui

4) Bila perlu berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam 5) Lakukan insisi pada bagian yang terdapat pus dan lakukan pengeluaran. Jika da pus jangan dulu disusukan tetapi keluarkan ASI dengan cara manual 6) Lakukan evaluasi setelah 3 hari b. Bila ibu tidak menyusui 1) Sangga payudara dan kompres dengan menggunakan kompres air dingin agar mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan 2) Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam 3) Jangan lakukan pemijatan atau pengompresan dengan air hangat karena akan merangsang memproduksi ASI. H. Kehilangan Nafsu Makan dalam Waktu yang Lama Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan. Sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau the yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karenaalat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali. Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses pencernaan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya tersebut. Oleh karena itu, tidak benar jika ibu diberikan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan nafsu makan itu hilang. I.

Rasa Sakit, Merah, Lunak dan Pembekakan di Kaki

Selama sama nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena mana pun di pelvis yang mengalami dilatasi. Tromboflebitis Tomboflebitis merepukaan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuaan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena r\ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin selama kehamilan dan persalinan; dan aktivitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekunya darah pada ekstremitas bagian bawah. Trombofle bitis fetmoralis mengenai venavena pada tungkai, misalnya vena formonalis, vena poplitea dan vena sefena. Sering terjadi sekitar hari-10 pasca partum (Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002). Etiologi a. Perluasan infeksi endometrium b. Mempunyai varises pada vena

c. Obesitas d. Pernah mengalami tramboflebitis e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu lebih lama. f. Memiliki insidens tinggi unutk mengalami tromboflebitis dalam keluarga (Adele Pillitteri, 2007) Tanda dan Gejala Tromboflebitis femoralis a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke 10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali. b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut: 1) Kaki sedikit keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, panas dibandingkan dengan kaki lainnya. 2) Seluruh bagia dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas 3) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha. 4) Kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dingin dan pulsasi menurun. 5) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian meluas dari bawah keatas. 6) Nyeri pada betis, yang terjadi spontas atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif). Penatalaksaan Tromboflebitis Femoralis. a. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah. b. Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyongkong kaki guna mencegah adanya tekanan yang kuat pada betis. c. Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca partum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis. d. Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya. e. Anjurkan tirah baring dan mengangkatbagian kaki yang terkena.

f. Dapatkan nilai pembekuan darah per hari sebelum obat antikoagulan diberikan. g. Berikan anto koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep. h. Beriakan alat pemanas seperti lampu atau kompres hangat basah tersebut tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat. i. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena. j. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran. k. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut petineal untuk mengkaji perdarahan jika klien dalam terapi antikoagulan. l. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi. m. Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu. n. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin. o. Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi sub kutan. p. Jelaskan kepada klien bahwa unutk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan. J. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Dirinya Sendiri Penyebab adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalakan rumah sakit, ketakutanakan menjadi tidak menarik lagi

More Documents from "Damhari"

Em.pdf
October 2019 24
Dops Injeksi Iv.docx
October 2019 33
6755-13930-1-sm
October 2019 21
Jurnal Ilmiah.pdf
October 2019 22
155-295-1-sm
August 2019 27