AKHLAK DALAM AJARAN ISLAM Created by :
Kelompok 10 - Nadia Fitri Sawal (1702015028) - Husnia Hasanah (1702015037) - Nabilah Rizki M (1702015038)
Ibadah Akhlak Dosen Pembimbing Ade Putrii Mulya, S.Pdi, M.Pd
Pembahasan Materi 01
Definisi dan Urgensi Akhlak dalam Islam
02
Kedudukan Akhlak dalam Sistem Ajaran Islam
03
Keterkaitan Etika, Moral, Kesusilaan, dan Akhlak
04
Akhlak Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam
Pengertian Akhlak Kata “akhlak” (Akhlaq) berasal dari bahasa Arab, merupakan bentuk jamak dari ”khuluq” yang menurut bahasa berarti budi pekerti,perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi persesuaian dengan kata ”khalq” yang berarti kejadian. Ibnu ‘Athir menjelaskan bahwa khuluq adalah gambaran batin manusia yang sebenarnya (yaitu jiwa dan sifatsifat batiniah), sedang khalq merupakan gambaran bentuk jasmaninya (raut muka, warna kulit,tinggi rendah badan, dan lain sebagainya. Secara terminologis, terdapat beberapa definisi akhlak yang dikemukakan oleh para ahli. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai ”kehendak yang dibiasakan”.
Akhlak terdapat 2 keriteria yang harus di miliki muslim, yaitu Ahlak hablum minan naas Dan hablum mina Allah. Bagaimana kita berhubungan dengan manusia dan bagaimana kita berhubungan dengan bangsa-bangsa lain selain manusia yang hidup bersama kita di dunia misalnya jin, hewan, tumbuhan, batu, malaikat, sedangkan ahlak yang berkaitan dengan Allah mencakup prihal ibadah dan penyembahan kepada Allah.
Urgensi Akhlak dalam Islam Aspek – aspek ajaran islam, baik aqidah, ibadah mu’amalah bagi setiap muslim ketiganya merupakan aspek – aspek yang bersifat taklifi (kewajiban) yang harus dilaksanakan. Sejarah membuktikan bahwa semua aspek ajaran tersebut tidak dapat terlaksana tanpa adanya akhlak yang baik. Dari sini dapat dipahami bahwa akhlak merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam. Akhlak yang mulia adalah pertanda kematangan iman serta merupakan kunci kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir diutus oleh Allah untuk mengemban misi penyempurnaan akhlak manusia yang telah runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu. Beliau bersabda, yang artinya : “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Kedudukan dalam Ajaran Islam
Bahwa akhlak adalah tujuan pertama diutusnya Nabi kita Muhammad SAW
Akhlak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Iman dan Aqidah Bahwa akhlak berkaitan dengan hampir seluruh ibadah
AKHLAK
1. Akhlak adalah tujuan pertama diutusnya nabi kita Muhammad SAW Hadist yang sering kita dengar yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang artinya :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sempurna yaitu akhlak yang mulia”. (HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273) Kalau kita baca hadist ini dengan teliti Nabi Muhammad SAW menggunakan kata , ِإنَّ َماyang di dalam bahasa Arab yang artinya “hanya”. Nabi Muhammad SAW diutus hanya menyempurnakan akhlak yang mulia. Perhatikan baik-baik kata “menyempurnakan akhlak mulia”. Berarti sebelum datangnya Islam sudah ada akhlak tetapi belum sempurna.
2. Akhlak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Iman dan Aqidah Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya”. Lihat, Nabi Muhammad SAW mengaitkan aqidah dengan akhlak. Jadi kalau pengen tahu seseorang aqidahnya kuat lihat akhlaknya. Semakin aqidah seorang kuat maka seharusnya akhlaknya semakin baik. Dan kalau kita melihat ada orang akhlaknya jelek bisa jadi itu imbas dari aqidahnya yang belum kuat. Nabi Muhammad Salallahu A’laihi Wa Sallam mengajarkan kita untuk tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun walaupun hanya menampakkan wajah berseri.
3. Bahwa akhlak berkaitan dengan hampir seluruh ibadah Makanya kalau kita perhatikan, dalil-dalil dalam Al Qur’an atau hadist Nabi Muhammad SAW, ketika berbicara tentang ibadah, entah itu sholat, puasa atau zakat selalu hampir sering dikaitkan dengan akhlak.
Baik dan Buruk dalam Ajaran Islam
Baik atau buruk bukan sesuatu yang mutlak diciptakan, melainkan manusia dapat memilih beberapa kemungkinan baik atau buruk. Namun walaupun manusia sudah terjatuh dalam keburukan bisa bangkit pada kebaikan kembali dan bisa bertaubat, dengan menghitung apa yang telah dipetik dari perbuatannya
Dalam kenyataan hidup memang kita temui ada orang yang berakhlak karimah dan juga sebaliknya. Ini sesuai dengan fitrah dan hakikat sifat manusia yang bisa baik dan bisa buruk (Khairun Wa Syarrun). Inilah yang ditegakkan AlQuran yang berarti : “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,” (QS. alSyams [91]: 8).
Dengan demikian, akhlak telah melekat dalam diri manusia secara fitriah. Dengan kemampuan fitriah ini ternyata manusia mampu membedakan batas kebaikan dan keburukan, dan mampu membedakan mana yang tidak bermanfaat dan mana yang tidak berbahaya. Dalam Surah Al – Kahfi, Allah berfirman yang artinya : “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".” (QS. al-Kahfi [18]: 29).
Akhlak Baik dan Buruk 1. Akhlaqul Kharimah Segala sifat, watak, dan perilaku yang sangat disukai Allah SWT dan disukai juga oleh sesama manusia.
2. Akhlaqul Mahmudah Segala sifat, sikap, dan perilaku yang baik dan disukai oleh Allah SWT dan sesama manusia
3. Akhlaqul Madzmumah Sifat, sikap, atau perilaku yang di benci Allah SWT dan merusak hubungan harmonis dengan sesama manusia.
Akhlak Mulia
Akhlak Terpuji
Akhlak Tercela
Keterkaitan Etika, Moral, Kesusilaan, dan Akhlak Keterkaitan
Moral
Akhlak
baik buruk perbuatan dan perkataan.
bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk).
Etika
Sifat yang melekat pada jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan.
sopan, beradab, baik budi bahasanya dan kesusilaan sama dengan kesopanan
Kesusilaan
Perbedaan antara etika, moral dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika pada etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalahalqur’an dan al-hadis. Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pada sifat dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat lokal dan individual. Etika menjelaskan ukuran baik-buruk, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan. Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian diatas menunjukkanengan jelas bahwa etika, moral dan susila berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berasal petunjuk al-qur’an dan hadis. Dengan kata lain, jika etika, moral dan susila berasal dari manusia, sedangkan akhlak dari Tuhan.
Thank You! Hope you satisfied with our Presentation.