Kamis, 15 Oktober 2009
BACAAN RENUNGAN PAGI
TIDAK HANYA BAHAGIA – DIBERKATI! “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” Matius 5 : 3.
Ayat kita untuk hari ini mengilustrasikan dengan jelas kehidupan yang tampaknya kontradiksi dengan orang-orang percaya, kehidupan kasih karunia. Menurut pemikiran biasa, menjadi miskin adalah hal terakhir yang kita harapkan. Ini artinya kesusahan, kebimbangan dan ketakutan. Tetapi kerajaan surga, di mana Yesus berkuasa dalam kasih, memutarbalikkan segala sesuatu. Itu membalikkan pengharapan; itu mengejutkan; itu mengherankan. Kasih karunia itu mengejutkan. Kebahagian adalah yang dicari-cari orang di kerajaan dunia ini, sebuah tujuan yang sukar dipahami. Tetapi sebagaimana Yesus, sambil duduk di lereng bukit dekat danau, memaparkan piagam dari kerajaan-Nya, Ia tidak membicarakan tentang kebahagiaan. Ia menawarkan sesuatu yang jauh lebih baik –berkat. Kebahagiaan (happiness) berasal dari kata kerja “to hap.” Ketika sinar matahari bercahaya terang dan burung-burung bernyanyi, jiwa kita terangkat tinggi. Teatpi ketika awan gelap menyelimuti dan angin dingin bertiup dan kita mulai menggigil, perasaan kita beku. Kebahagiaan itu dating dan pergi. Kebahagiaan itu cepat berlalu. Tetapi Sembilan kali Yesus berkata “Diberkatilah” ketika Ia menyampaikan Khotbah di Atas Bukit. Kata yang digunakan-Nya, makarios, mempunyai sejarah kuno. Lama sebelum Perjanjian Baru ditulis, kembali pada masa Homer, ini ditujukan pada kehidupan dewa-dewa yang tinggal di puncak Gunung Olympus. Kemudian ini diperluas untuk menyertakan orang mati yang senang, mereka yang telah meninggalkan perkara-perkara dunia ini. Dan kemudian makarios berkembang lebih jauh. Ini menggambarkan orang beruntung di antara yang hidup, mereka yang menjadi kaya, tidak perlu bekerja keras dengan tangn mereka dan yang mempunyai sumber untuk melindungi mereka ketika penyakit dan kehilangan menimpa mereka. Tetapi Yesus berkata kepada para petani, nelayan, dan para tukang; pada ibu rumah tangga, anak-anak: “Berbahagialah.” Bukan hanya akan diberkati pada masa yang akan datang – sekarang pun diberkati. Yesus tidak menjanjikan kebun mawar; Ia menawarkan sesuatu yang lebih baik. Yesus menggantungkan tujuan kebahagiaan yang sukar dipahami dihadapan kita; Ia memberikan yang jauh lebih baik bagi kita. Yesus menawarkan diri-Nya sendiri untuk kita. Ia mengajak kita untuk datang kepada-Nya dan memikul kuk-Nya. Ini mudah; ringan. Saat kita membawa-Nya ke dalam hidup kita sebagai Juruselamat dan Tuhan, firman-Nya menjadi realitas. Ini bukan cerita bohong besar-besaran. Kita diberkati dengan sukacita besar dari kasih karunia-Nya.
Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi
PEMUDA ADVENT INDONESIA e-mail :
[email protected]