15. Bab Iv Struktur Geologi.docx

  • Uploaded by: Anicentus Namang
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 15. Bab Iv Struktur Geologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 946
  • Pages: 9
BAB IV STRUKTUR GEOLOGI IV.1

Struktur Geologi Regional Struktur geologi yang dijumpai berupa lipatan, sesar, kelurusan dan kekar yang melibatkan batuan berumur Kapur sampai Holosen. Lipatan yang terdapat di lembar ini berarah baratlaut - tenggara. Sesar yang dijumpai umumnya berarah jurus barat baratlaut - timur tenggara sampai utara baratlaut - selatan tenggara dengan beberapa berarah timurlaut - baratdaya. Jenis sesar berupa sesar turun, sesar naik dan sesar geser menganan yang menempati daerah tengah dan selatan lembar. Kelurusan yang sebagian diduga sesar mempunyai pola penyebaran seperti pola sesar dan umumnya berarah jurus baratlaut - timur tenggara serta baratlaut - tenggara dengan beberapa timurlaut - baratdaya. Kekar umumnya dijumpai pada batuan berumur Tersier dan Pratersier. Kekar berkembang baik pada batuan berumur Kapur yang di beberapa tempat tampak saling memotong.

Pada Kapur Awal - Tengah telah diendapkan kelompok batuan ofiolit yang terdiri dari basal, gabbro dan ultramafik serta sedimen pelagos berupa batugamping merah dan rijang radiolaria di lantai kerak samudera. Pada tektonik Kapur Akhir batuan kerak samudera tersebut tercampur dengan sedimen flysch dari sebelah utara karena adanya tumbukan. Kegiatan ini menghasilkan batuan kompleks Luk Ulo terserpentinkannya batuan ultrabasa. Pada Tersier yakni Eosen - Oligosen terendapkan batugamping terumbu. Pada Oligosen Akhir menjelang Miosen Awal terjadi lagi kegiatan tektonik yang menghasilkan endapan olistostrom. Miosen Awal menghasilkan endapan turbidit formasi Waturanda. Menjelang Miosen Tengah terjadi genang laut dan terendapkannya formasi Penosogan di daerah selatan lembar bersamaan dengan terendapkannya formasi Rambatan di daerah utara lembar. Penerobosan batuan bersusunan diorit terjadi

62

pada akhir Miosen Tengah. Kegiatan tektonik yang disertai kegiatan gunungapi terjadi pada Miosen Akhir sampai Pliosen Awal dan menghasilkan formasi Peniron, Tapak, Halang, Kumbang dan formasi Kalibiuk.

Tektonik yang terjadi pada Pliosen Akhir - Pliosen Awal menyebabkan terjadinya pengangkatan, pelipatan dan pensesaran. Pada masa ini terbentuk formasi Damar dan Ligung dalam suasana peralihan darat. Pada kala Plistosen Akhir terjadi lagi kegiatan gunungapi yang menghasilkan satuan batuan gunungapi Jembangan yang kemudian disusul oleh terendapkannya satuan yang lebih muda.

IV.2

Struktur Geologi Daerah Pemetaan Pada daerah pemetaan terdapat struktur geologi berupa struktur sesar turun, perlipatan sinklin dan perlipatan antiklin. Struktur-struktur ini ditentukan berdasarkan pengamatan awal peta topografi daerah pemetaan skala 1:12.500 serta data-data di lapangan berupa arah kemiringan lapisan batuan, pengukuran kekar, adapun penamaan struktur pada daerah penelitian ditentukan berdasarkan nama geografis setempat, yaitu nama desa dimana struktur tersebut berada.

IV.2.1 Struktur Sesar Turun Menganan Jabon Penamaan berdasarkan lokasi dimana diperkirakan adanya bidang sesar yang memotong satuan Batulempung. Penarikan sesar di dasarkan oleh ditemukannya struktur recumbent, kelurusan kontur, dan data kekar.

63

Foto 4.1 Struktur recumbent dan sesar turun menganan

IV.2.2 Struktur Perlipatan Antiklin Lukulo Penamaan berdasarkan lokasi dimana sumbu antiklin tersebut ditemukan melalui rekonstruksi strike/dip yang berlawanan kearah luar yang membentuk sebuah antiklin yaitu pada daerah Kali Lukulo dengan arah Barat Laut – Tenggara. Litologi penyusunnya yaitu batu lempung sisipan batupasir (Foto 4.2 dan Foto 4.3).

64

Foto 4.2 Sayap antiklin Kali Lukulo pada LP 39 dengan kedudukan N237ºE/74º

Foto 4.3 Sayap antiklin Kali Lukulo pada LP 13 dengan kedudukan N51ºE/68º 65

IV.2.3 Struktur Perlipatan Sinklin Ngasinan Penamaan berdasarkan lokasi dimana sumbu sinklin tersebut ditemukan melalui rekonstruksi strike/dip yang searah kearah dalam yang membentuk sebuah sinklin yaitu pada daerah Ngasinan dengan arah Barat Laut – Tenggara. Litologi penyusunnya yaitu batu lempung sisipan batupasir (Foto 4.4 dan Foto 4.5).

Foto 4.4 Sayap sinklin Ngasinan pada LP 23 dengan kedudukan N47 ºE/72º

66

Foto 4.5 Sayap sinklin Kali Lukulo pada LP 39 dengan kedudukan N237ºE/74º IV.2.4 Struktur Sesar Geser Menganan Larangan Diperkirakan Penamaan berdasarkan lokasi dimana terdapat adanya dip-tilting yang merupakan perubahan dip yang signifikan pada LP 38 dengan nilai dip 52 º dan pada LP 76 dengan nilai dip 33º. Litologi penyusunnya adalah batupasir tufaan.

67

IV.3

Mekanisme Pembentukan Struktur Geologi Daerah Pemetaan Pola struktur yang berada di daerah pemetaan merupakan hasil dari gaya kompresi yang bekerja, dimana gaya dan sifat fisik batuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan pola struktur suatu daerah. Secara genesa terdapat hubungan yang erat antara gaya dan pembentukan sesar. Berdasarkan analisa data kekar, relasi antar struktur daerah pemetaan, serta data tambahan lainnya, maka dapat diperkirakan rekonstruksi struktur daerah pemetaan adalah sebagai berikut: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penentuan arah tegasan utama dapat dilakukan dengan analisa data kekar gunting pada Satuan Sekis Mika (yaitu mencari arah tegasan utama yang dominan dari kekar gunting tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah diagram stereonet Pada metode ini yang dilakukan adalah dengan memasukan strike/dip bidang kekar dan mencari jumlah terbanyak untuk mendapat arah tegasan dominan.

Gambar 4.1 Arah tegasan utama berdasarkan diagram stereonet kekar pada satuan sekis mika

68

Berdasarkan analisa data strike kekar pada Satuan Sekis Mika, maka dapat disimpulkan arah umum gaya utama pada daerah penelitian relatif Barat Laut – Tenggara dengan arah diperkirakan sekitar N334°E. Dengan diperolenya arah tegasan utama daerah pemetaan yang relatif Barat Laut – Tenggara dan mengacu pada data regional pada cekungan yang terkait, maka untuk mengurutkan pembentukan struktur geologi yang terdapat pada daerah pemetaan, penulis mengacu kepada diagram klasifikasi sesar menurut Rickard, 1972 dengan gerakan Normal Right Slip Fault.

Gambar 4.2 Teori klasifikasi sesar menurut Rickard, 1972 Dengan memperhatikan konsep, sesar turun menganan yang terjadi di daerah pemetaan disebabkan oleh gaya kompresi utama yang berarah relatif Barat Laut – Tenggara. Maka diasumsikan bahwa pada daerah pemetaan terdapat satu kali orde struktur. Mekanisme pembentukan struktur-struktur pada daerah pemetaan dapat diterangkan sebagai berikut:

69

Rezim tektonik yang pertama pada daerah pemetaan terjadi pada satuan Sekis Mika dan satuan Batulempung yang diperkirakan terjadi pada Kala Oligosen. Kegiatan tektonik diawali dengan adanya penekanan satuan batuan pada daerah pemetaan oleh tegasan utama gaya yang berarah relatif Barat Laut – Tenggara. Akibat adanya penekanan tersebut maka daerah pemetaan terbentuk Sesar Turun Menganan Jabon, Sinklin Ngasinan, dan Antiklin Lukulo.

70

Related Documents

Bab Iv Struktur
July 2020 4
15.bab Iv
August 2019 32
Bab Iv-v(15).docx
April 2020 5
Bab-iv
June 2020 31

More Documents from "jacksryant"