LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Penentuan Densitas dan Spesific Gravity
Kelompok 9 : Kanza Alfira
1810511061
Audrey Sophia Rachma Putri
1810511062
Alisa Nagata Shafa
1810511063
Pande Made Agus Suandayana Diputra
1810511064
Ayu Nuriya Kiromi
1810511065
Ketut Ayu Rina Singarsari Diasaputri
1810511066
Tri Ayu Malissa
1810511067
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2019
1. Pendahuluan 1.1
Latar Belakang Bahan pangan merupakan hasil dari produksi tumbuh-tumbuhan yang
digunakan untuk mengahsilkan pangan. Sedangkan produk pangan adalah hasil penanganan atau pengolahan dari suatu bahan pangan. Sifat fisik bahan pangan berkaitan erat dengan sudut repos, densitas, dan specific gravity. Selain itu, sifat fisik juga memiliki hubungan dengan mutu bahan pangan karena sebagai informasi dasar dalam menentukan tingkat metode penanganan atau bagaimana cara mendesain perlatan pengolahan terutama yang bersifat otomatis. Secara matematis, specific gravity menunjukkan kerapatan massa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Sedangkan densitas adalah jumlah atau kuantitas suatu zat pada suatu unit volume. Maka, untuk mempertahankan mutu pangan diperlukan pemahaman tentang sifat bahan pangan, faktor yang mempengaruhi penurunan mutu, dan upaya untuk menghambat penurunan mutu. 1.2
Tujuan Menentukan densitas kamba, densitas nyata, dan specific gravity bahan.
2. Tinjauan Pustaka Karakter atau sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan hasil pertanian dan untuk mempermudah dalam proses pengklasifikasian dan proses penanganan maka karakteristik tersebut dibagi menjadi emapt karakteristik utama yaitu : 1. Karakteristik fisik, meliputi kadar air, bentuk dan ukuran, volume, densitas, specific gravity, porositas, dan luas permukaan. 2. Karakteristik friksi, meliputi sudut repos (angle of repose). 3. Karakteristik aero dan hidrodinamis, meliputi terminal, velocity, drag koefisien. 4. Karakteristik termal, meliputi panas spesifik, konduktivitas termal, difusivitas termal, entalpi. Pengetahuan mengenai densitas dan specific gravity dari bahan hasil pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penanganan bahan hasil pertanian tersebut. Data densitas dan specific gravity bahan diperlukan dalam proses pengeringan dan penyimpanan biji-bijian, proses sortasi, grading, pengemasan, rancang bangun alat dan mesin pertanian dan lain-lain. Densitas Density adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Kerapatan merupakan jumlah / kuantitas suatu zat pada suatu unit volume. Rumus densitas dijelaskan dengan ρ = m / V. Densitas dapat dinyatakan dalam tiga bentuk : 1. Massa densitas (ρ) satuan dalam SI adalah (kg/m3). 2. Berat specifik (specific weight) (y) = p.g satuan dalam 31 = N/m3 dimana g = percepatan gravitas (9,8 m/s2). 3. Specific gravity (Sg) merupakan perbandingan antara densitas dengan berat spesifik suatu zat terhadap densitas atau berat spesifik suatu standard zat (umumnya terhadap air). Jadi specific gravity tidak mempunyai satuan. Bulk density adalah kerapatan yang bisa diartikan sebagai salah satu sifat fisik yang umunya digunakan dalam suatu gudang penyimpanan dan volume alat pengolahan. Dalam penentuan bulk density perlu diketaui terlebih dahulu volume solid suatu komoditas pertanian yakni dengan membagi berat air yang dipindahkan dengan densitas air. Apabila komoditas yang diukur bersifat higroskopiis maka digunakan mdia lain seperti tepung. Erapatn ini merupakan parameter yang digunakan dalam menentukan ruang proses maupun penyimpanan bahan. Bulk density dan specific gravity dari bahan pangan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penanganan bahan hasl pertanian tersebut. Sebagai contoh data kerapatan kamba dan specific gravity bahan diperukan untuk penyimpanan biji-bijian, perencanaan silo, bunker, hopper, perancangan pengemasan dan lain-lain.
Berat jenis (Specific Gravity) adalah perbandingan berat bahan terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan. Berat spesifik adalah berat per satuan volum. Berat disini bersifat gaya yang ditimbulkan. Rumusnya : γ = ρ g Dimana: γ = specific weight (kN/m3) ρ = density (kg/m3) g = acceleration of gravity (m/s2)
3. Metode Praktikum 3.1
Bahan dan Alat
» Gabah » Beras » Toluene » Aquades » Neraca Analitik » Gelas Ukur » Piknometer 3.2
Prosedur Praktikum
A. Densitas
Densitas kamba 1) Dimasukkan bahan ke dalam glas ukur, isi sampai tanda tera (30 ml). 2) Timbang berat bahan yang dimasukkan ke dalam gelas ukur tadi, catat beratnya dan volume gelas ukur yang digunakan. 3) Hitung densitas kamba dengan rumus : 𝜌 =
𝑚 𝑣
Densitas nyata 1) Timbang ± 10 gram bahan, catat beratnya. 2) Isi gelas ukur dengan toluene ampai volume tertentu (25 ml). 3) Masukkan bahan yang telah ditimbang tadi ke dalam gelas ukur yang berisi toluene. 4) Catat perubahan volume dan hitung yang ditempati bahan. 5) Hitung densitas nyata dengan rumus : 𝜌 =
𝑚 𝑣
B. Spesific gravity dengan piknometer 1) Timbang piknometer kosong (a). 2) Isi piknometer dengan toluene sampai penuh, timbang (b). 3) Masukkan bahan (sekitar 10 gram = e) ke dalam piknometer yang berisi toluene tadi, kerigkan piknometer dengan tisu dan timbang (c). 4) Isi piknometer dengan air suling sampai penh, timbang (d). (𝑏−𝑎)
5) Hitung specific gravity toluene dengan rumus : (𝑑−𝑎) = 𝑡
t×berat bahan
6) Hitung specific gravity dengan rumus : 𝑆𝑔 = bahan toluen yang dipindahkan atau
𝑡×𝑒
𝑆𝑔 = (𝑏+𝑒)−𝑐
4. Hasil dan Pembahasan 4.1
Hasil
1) Densitas Kamba
m (g)
Densitas Kamba Beras : Kel VI
Kel VII
Kel VII
Rata-rata
24,78
24,26
24,82
24,62
30
v (ml) ρ (g/ml)
m (g)
0,83
0,80
0,83
0,82
Densitas Kamba Gabah Kel IX
Kel X
Rata-rata
15,68
14,43
15,05
30
v (ml) ρ (g/ml)
30
30
0,52
0,48
0,5
2) Menentukan Densitas Nyata
m (g)
Densitas Nyata Beras : Kel VI
Kel VII
Kel VII
Rata-rata
10,02
10
10
10
7
v (ml) ρ (g/ml)
m (g)
1,43
1,42
7 1,43
Densitas Nyata Gabah Kel IX
Kel X
Rata-rata
10,02
10,01
10,01
1,42
v (ml)
9
8
8,5
ρ (g/ml)
1,11
1,25
1,18
3) Menentukan Spesific Gravity
Specific Gravity Beras Kel VI
Kel VII
Kel VIII
Rata-rata
a
17,32
17,33
17,31
17,31
b
41,96
42,83
42,85
42,54
c
45,04
45,55
45,47
45,35
d
41,93
42,84
42,81
42,52
e
10,10
10,00
10,00
10,03
SG
1,44
1,36
1,36
1,38
Kel IX
Kel X
Rata-rata
a
16,46
16,45
15,72
b
41,85
41,84
41,84
c
44,19
44,18
44,18
d
41,92
41,91
41,91
e
10,07
10,06
10,06
SG
1,30
1,29
1,29
Specific Gravity Gabah
4.2
Pembahasan Dari hasil praktikum mengenai densitas nyata, densitas nyata, dan specific
gravity dari bahan pangan berupa beras dan gabah menggunakan alat yang sesuai prosedur kegiatan, maka kita dapatkan rata-ratanya sebagai berikut: Rata-rata Bahan Densitas Kamba
Densitas Nyata
Spesific Gravity
Beras
0,82
1,42
1,38
Gabah
0,5
1,18
1,29
Dengan mengetahui nilai tersebut, kita dapat mengetahui rata-rata densitas kamba maupun densitas nyata pada bahan beras lebih besar dibandingkan pada gabah, hal ini karena beras memiliki partikel-partikel yang lebih padat dibanding dengan gabah. Selain itu sifat fisik beras berupa bentuk elips dan ukurannya yang kecil dan seragam dibandingkan dengan gabah membuat nilai densitas kamba dan nyata pada beras lebih besar daripada gabah. Dari perbedaan data ini dapat diambil kesimpulan bahwa beras sebagai bahan pangan yang mengambil banyak tempat dengan jumlah persatuan unit yang lebih banyak. Beras menempati ruang yang sama dengan massa lebih besar dibanding gabah. Perbedaan densitas kamba dengan densitas nyata adalah pada volumenya. Jika densitas kamba volumenya termasuk ruang kosong diantar butiran makanan sedangkan pada densitas nyata volumenya yang hanya ditempati oleh butiran bahan tidak termasuk ruang kosong. Pada praktikum percobaan specific gravity rata-rata terbesar diperoleh oleh beras. Nilai ini dipengaruhi oleh massa beras yang lebih berat dibandingkan gabah. Specific gravity diukur dengan menggunakan piknometer. Adapun keuntungan dari penentuan massa jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaannya. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Disamping itu dengan piknometer maka memerlukan waktu yang lebih lama.
5. Kesimpulan dan Saran 5.1
Kesimpulan Dengan mengetahui densitas kamba, densitas nyata, specific gravity bisa
meminimalisir kerusakan bahan pertanian yang telah dicobakan, merancang mesin seperti apa yang aman dipergunakan untuk bahan pertanian, dan pengoperasian meminimalisir kerusakan. Beras memiliki nilai densitas kamba, densitas nyata, dan specific gravity yang lebih besar dibandingkan gabah karena beras memiliki sifat fisik yang lebih padat, berbentuk elips, dan seragam. Beras menempati ruang yang sama dengan massa lebih besar dibanding gabah. 5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA https://www.pdfcoke.com/doc/52170362/Makalah-BHP-THP-PDF https://dokumen.tips/documents/laporan-pb-densitas-.html https://www.academia.edu/28517630/Laporan_Sifat_Fisik_Produk_Pertanian Rusendi, Dadi. Sudaryanto. Nurjannah, Srifah. Widyasanti, Asri. Rosalinda, S. 2010. Penuntu Praktikum MK. Teknik Penanganan HAsil Pertanian.Unpad. Zain, Sudaryanto. Dkk. 2005. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Pustaka Giratuna, Bandung.