Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU
http://repositori.usu.ac.id
Fakultas Keperawatan
Skripsi Sarjana
2017
Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar Saragih, Muhammad Rizal http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1501 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di PUSKESMAS Kota Pematang Siantar
Skripsi
Oleh Muhammad Rizal Saragih 131101031
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 i Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERSETUJUAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Muhammad Rizal Saragih
Nim
: 131101031
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar” adalah benar hasil karya saya sendiri, kecuali dalam pengutipan substansi di sebutkan sebelumnya dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijungjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan secukupnya tanpa ada tekanan atau paksaan dari pihak manapin serta bersedia mendapatkan sangsi akademik bila pernyataan ini tidak benar.
Medan,
Agustus 2017
( Muhammad Rizal Saragih ) NIM. 131101031
ii Universitas Sumatera Utara
iii
iii Universitas Sumatera Utara
PRAKATA Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tidak terkira sehingga penulis dapat meyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembantu Dekan I serta seluruh staf dan dosen pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan studi jenjang Sarjana Keperawatan. 2. Ibu Luftiani S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini, memberikan arahan dan masukan yang sangat berharga sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. 3. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Nur Afi Darti S.Kp., M.Kep dan Ibu Farida Linda Sari Siregar S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji yang juga banyak memberi saran dan masukan yang membangun dalam penulisan skripsi ini. 4. Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih teristimewa kepada orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, dorongan, iv Universitas Sumatera Utara
perhatian dan doa yang tak henti-hentinya selama ini kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Akhirnya tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepadaada teman – teman seperjuangan angkatan 2013 yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis.
Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan Ilmu Pengetahuan khususnya profesi keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Medan,
Juli 2017
Penulis
v Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi Halaman Halaman judul ………………………………………………………………………i Halaman pengesahan ………………………………………………………………..ii Prakata………………………………………………………………………………iv Daftar isi ……………………………………………………………………………vi Daftar tabel…………………………………………………………………………viii Daftar Skema ………………………………………………………………………ix Abstrak …………………………………………………………………………….x Bab I
Pendahuluan ……………………………………..………..……………..1 1. Latar belakang …………………………………………………………1 2. Rumusan masalah ……………………………………………………..5 3. Tujuan penelitian………………………………………………………5 4. Manfaat penelitian……………………………………………………..6
Bab II Tinjauan pustaka…………………………………………………………7 1. PUSKESMAS …………………………………………………………7 1.1. Defenisi Puskesmas……………………………………………….7 1.2. Fungsi Puskesmas ………………………………………………8 1.3. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas ……………………………..9 1.4. Kegiantan pokok Puskesmas ……………………………………10 1.5. Kegiatan pengembangan Puskesmas ……………………………14 2. Peran perawat ………………………………………………………..18 2.1. Defenisi peran perawat ………………………………………….18 2.2. Peran perawat Puskesmas ……………………………………….20 2.3. Tanggungjawab dan kewenangan perawat ……………………..25 2.4. Kompetensi perawat Puskesmas ………………………………..26 3. Upaya penyelenggaraan kesehatan …………………………………..28 3.1. Upaya pelayanan promotif ………………………………………29 3.2. Upaya pelayanan preventif………………………………………36 4. Aktualisasi Diri ………………………………………………………39 4.1. Pengertin aktualisasi diri ………………………………………39 4.2. Karakteristik atau sifat-sifat aktualisasi diri …………………….40 4.3. Langkah-langkah untuk aktualisasi diri …………………………46 Bab III Kerangka penelitian …………………………………………………..47 1. Kerangka konseptual …………………………………………………47 2. Defenisi operasional …………………………………………………48
Bab IV Metodologi penelitian ..............................................................................51 1. Desain penelitian .................................................................................51 2. Populasi dan sampel penelitian……………………………………. ...50 2.1. Populasi penelitian …………………………………………….50 vi Universitas Sumatera Utara
3. 4. 5. 6. 7. 8. Bab V
2.2. Sampel penelitian ……………………………………………...50 Lokasi dan waktu penelitian …………………………………………51 Pertimbangan etik ……………………………………………………51 Instrument penelitian…………………………………………………52 Uji validasi dan reliabilitas …………………………………………..53 Pengumpulan data ……….…………………………………………..55 Analisa data ………………………………………………………….56
Hasil dan pembahasan …………………………………………………57 1. Hasil penelitian……………………………………………………….57 1.1. Deskripsi karakteristik responden ………………………………57 1.2. Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif di Puskesmas Kota Pematang Siantar ……………………………59 1.3. Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar …………………………59 2. Pembahasan ………………………………………………………….60 2.1. Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif di Puskesmas Kota Pematang Siantar…………………………….60 2.2. Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif di Puskesmas Kota Pematang Siantar ……………………………62
Bab VI Kesimpulam dan saran ............................................................................64 1. Kesimpulan …………………………………………………………..64 2. Saran………………………………………………………………….64 Daftar Pustaka ……………………………………………………………………66 Lampiran-lampiran ………………………………………………………………68 Lampiran 1 Inform concent Lampiran 2 Instrumen penelitian Lampiran 3 Surat izin penelitian Lampiran 4 Lembaran uji valid Lampiran 5 Hasil uji reliabilitas Lampiran 6 Lembar buku bimbingan Lampiran 7 Riwayat hidup
vii Universitas Sumatera Utara
Daftar tabel Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan presentase Karakteristik Responden di Puskesmas Kota Pematang Siantar………….…………….…………...58 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tentang Aktualisasi Perawat Dalam Upaya Pelayan Kesehatan Promotif Di Puskesmas Kota Pematang Siantar Tahun 2017…………………………………………………………………….59 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tentang Aktualisasi Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Preventif Di Puskesmas Kota Pematang Siantar Tahun 2017…………………………………………………………….59
viii Universitas Sumatera Utara
Daftar skema Skema 3.1
Kerangka konseptual Aktualisasi perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar ……………………………………………………………..48
ix Universitas Sumatera Utara
Judul Peneliti Nim Jurusan Tahun Akademik
: Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar : Muhammad Rizal Saragih : 131101031 : Ilmu Keperawatan Fakultas KeperawatanUniversitas Sumatera Utara : 2016/2017
ABSTRAK Perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas bertanggungjawab dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan. Untuk melaksanakan tanggungjawab tersebut, perawat harus bisa mengaktualisaikan dirinya atau menerapkan dan mengembangkan ilmu serta menggali potensi-potensi dirinya, demi tercapainya upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif yang berkualitas. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar. Desain penelitian ini adalah deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan metode total sampling yaitu sebanyak 32 orang. Instrumen pada penelitian menggunakan kuesioner aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan promotif dengan 15 pernyataan dan aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan preventif 15 pernyataan. Kedua intrumen telah diuji validitas dan reabilitas dengan nilai cronbach’s alpha yaitu 0,75 dan 0,74 . Data diolah dengan sistem komputerisasi dalam bentuk tabel distribusif frekuensi dan persentasi. Hasil penelitian ini menunjukan aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif di Puskesmas Kota Pematang Siantar bahwa katagori sedang yaitu sebesar 53,1%, aktualisasi tinggi 46,9%. Untuk aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan preventif menunjukan kategori sedang yaitu sebesar 53,1%, aktualisasi tinggi 46,9%. Perawat mampu mengaktualisasikan dirinya dalam upaya pelayanan kesehatan promotif maupun preventif tetapi dalam hal ini perawat belum sepenuhnya mampu mengkatulisasikan dirinya secara maksimal. Diharakan perawat di puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan tdan dapat meningkatkan skill serta menggali lebih dalam lagi potensi-potensi pada dirinya demi tercapainya pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
Kata Kunci Preventif
:
Aktualisasi,
Perawat,
Pelayanan
Promotif,
Pelayanan
x Universitas Sumatera Utara
xi Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan unit pelaksanakan pelayanan
kesehatan masyarakat ditingkat dasar di Indonesia. Kualitas layanan kesehatan sangatlah penting, hal ini dikarenakan masyarakat semakin selektif untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan dalam hal ini perawat harus menjalankan perannya dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.
Dalam PERMENKES RI No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat bahwa pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan pereventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan
yang
diselenggarakan,
jumlah penduduk
dan persebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, katersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah kerja dan pembagian waktu kerjanya.
1 Universitas Sumatera Utara
2
Dalam upaya kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud meliputi: 1) pelayanan promosi kesehatan; 2) pelayanan kesehatan lingkungan; 3) pelayanan kesehatan ibu , anak, dan keluarga berencana; 4) pelayanan gizi; serta 5) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) rawat jalan; 2) pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care; dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes RI, 2014). Upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya kesehatan penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan di Puskesmas. Dengan terintegrasinya upaya Puskesmas ke dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya pengembangan, diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih bermutu kerena diberikan secara holistik, komprehensif pada semua tingkat pengcegahan. Upaya keperawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat Puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Untuk mencapai kemandirian masyarakat baik di sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas (Kepmenpan No.4 Tahun 2001). Tugas dan wewenang juga ditulis di dalam Undang-Undang No 38 tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai; pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi
Universitas Sumatera Utara
3
klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,
perawat
bertanggungjawab dalam penyelenggraan penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan terutama bertanggungjawab melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan faktor resiko yang teridentifikasi. Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan ada 12 aspek peran perawat puskesmas dan enam diantaranya merupakan peran wajib yang dijalankan perawat puskesmas termasuk pemberi asuhan keperawatan, penemu kasus, pendidik kesehatan, koordinator dan kolaborator, konselor dan sebagai panutan (Depkes, 2004). Namun demikian, pada faktanya peran dan fungsi perawat belum terlaksana secara optimal.
Berdasarkan hasil kajian Depkes & Universitas Indonesia (2005) menunjukan bahwa terdapat perawat melakukan aushan keperawatan dalam gedung puskesmas (56,1%), melakukan asuhan keperawatan keluarga (55,29) dan sudah menerapkan asuhan keperawatan pada kelompok (52,4%). disamping itu, perawat juga melakukan tugas lain, antara lain menetapkan diagnosa penyakit (92,6), membuat resep obat (93,1%), melakukan tindakan pengobatan di dalam maupun di luar gedung puskesmas (97,1) melakukan pemeriksaan kehamilan (70,1%), melakukan pertolongan persalinan (57,7%). hal ini terjadi tidak saja di puskesmas terpencil tetapi juga di puskesama tidak terpencil. Selain itu perawat melaksanakan tugas petugas kebersihan (78,8%) dan
melakukan tugas
administrasi antara lain sebagai bendahara (63,6%).
Universitas Sumatera Utara
4
Hasil penelitian Habeahan (2014) tentang peran dan fungsi perawat di puskesmas Sukaramai Sibande dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat menunjukan peran perawat di puskesmas sebagai pemberi asuhan keperawatan 72,5 % yang terlaksana. Namun penelitian tersebut tidak spesifik tentang peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, dimana proses intervensi dalam upaya pelayanan promotif dan preventif kurang digali lagi. Hasil penelitian Ummiyun (2015) tentang implementasi pelayanan promotif dan preventif di Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun belum berjalan dengan maksimal sehingga cakupan pelaynannya masih rendah. Tugas dan wewenang juga ditulis di dalam Undang-Undang No 38 tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai; pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,
perawat
bertanggungjawab dalam penyelenggraan penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan terutama bertanggungjawab
melakukan
kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan faktor resiko yang teridentifikasi Aktualisasi diri merupakan tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai
Universitas Sumatera Utara
5
atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya. (Arianto, 2009). Perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas bertanggungjawab dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Namun, dalam masyarakat perawat masih belum bisa mununjukan potensi-potensi yang ada di dalam diri perawat. Perawat masih mengutamakan upaya pelayanan kuratif., padahal upayaupaya pelayanan kesehatan yang lain seperti upaya promotif, preventif dan rehabilitaf tidak bisa ditinggalkan. Oleh karena itu penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas kota Pematang Siantar.
2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan penelitian
sebagai berikut: Bagaimana aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.
3.
Tujan Penelitian
3.1
Mengidentifikasi
akutualisasi
perawat
dalam
upaya
pelayanan
kesehatan promotif di Puskesmas Kota Pematang Siantar. 3.2
Mengidentifikasi
akutualisasi
perawat
dalam
upaya
pelayanan
kesehatan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.
Universitas Sumatera Utara
6
4.
Manfaat Penelitian
4. 1.
Bagi pihak Puskesmas Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam rangka menyusun rencana strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.
4. 2.
Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu keperawatan sebagai bahan kajian dan sosialisasi.
4. 3.
Bagi perawat Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan motivasi pengembangan diri perawat khusunya di Puskesmas Kota Pematang Siantar
4. 4
Bagi penetili Mengetahui peran perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
1. 1
Defenisi Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No 75 tahun 2014). Puskesmas berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu
(Mubarak,
2008), dan juga sebagai pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan memerlukan acuan pelaksana jaminan mutu. Penerapan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004).
7 Universitas Sumatera Utara
8
1. 2
Fungsi Puskesmas Puskesmas
mempunyai
tugas
melaksanakan
kebijakan
kesehatan
untukmencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya
kecamatan sehat.
Dalam
melaksanakan tugas,
Puskesmas menyelanggarakan fungsi: (a) penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat di wilayah kerjanya; dan (b) penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai penyelenggara upaya kesehatan masyarakat tingkat di wilayah kerjanya, puskesmas berwenang untuk: (a)
melaksanakan
perencanaan
berdasarkan
analisis
masalah
kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan; (b) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan; (c) melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.. Dalam melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai penyelenggara upaya kesehatan perorangan tingkat di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk: (a) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu; (b) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif; (c) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi: (a) pelayanan promosi kesehatan; (b)
Universitas Sumatera Utara
9
pelayanan kesehatan lingkungan; (c) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluargaberencana; (d) pelayanan gizi; dan (e) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan esensial diselenggarakan oleh setiap Puskesmas
untuk
mendukung
pencapaian
standar
pelayanan
minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan uapaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di Puskesmas dilaksanakan dalam bentuk: (a) rawat jalan; (b) pelayanan gawat darurat; (c) pelayanan satu hari (one day care); (d) home care; dan/atau (e) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes no 75 tahun 2014). 1. 3 Prinsip Penyelenggraan Puskesmas Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014, prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: a. paradigma sehat; b. pertanggungjawaban wilayah; c. kemandirian masyarakat; d. pemerataan; e. teknologi tepat guna; dan f. keterpaduan dan kesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
10
Prinsip
paradigma
sehat
pemangkukepentingan untuk
artinya,
Puskesmas
berkomitmen dalam
mendorong upaya
seluruh
mencegah dan
mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Prinsip
pertanggungjawaban
wilayah
artinya,
Puskesmas
menggerakkan dan bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Prinsip kemandirian masyarakat artinya, Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Prinsip pemerataan artinya, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan. Prinsip teknologi tepat guna artinya, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Sedangkan prinsip yang terakhir yaitu prinsip keterpaduan dan kesinambungan artinya, Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas 1. 4
Kegiatan Pokok Puskesmas Berdasrkan diagnosa komunitas yang dilakukan puskesmas, maka dapat
dirumuskann kegiatan pokok puskesmas yang merupakan upaya wajib puskesmas yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia (Depkes RI, 2004). Kegiatan pokok tersebut antara lain:
Universitas Sumatera Utara
11
a. Promosi Kesehatan Upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu masyarakat yang beresiko tertular penyakit maupun masyarakat umum. Upaya ini dilakukan melalui penyuluhan, baik di klinik, rumah penduduk, balai pertemuan melalui ceramah maupun dengan menggunakan alat peraga. b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berncana (KB) Upaya KIA bertujuan untuk menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan meningkatkan derajat kesehatan anak. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui dan balita, dukun bersalin, dan kader kesehatan. Kegiatannya antara lain: 1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui. 2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang sehat. 3) Mengamati perkembangan balita terkait dengan program gizi. 4) Memberikan pelayanan KB dan PUS. 5) Memberikan pertolonagan persalinan dan bimbingan selama masa nifas serta mengadakan pelatihan bagi dukun bersalin dan kader kesehatan posyandu. Menurut Muninjaya (2004), upaya KB bertujuan untuk menekan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarga akan berkembang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Sasarannya yaitu pasangan usia subur (PUS) dan dukun bersalin. Kegiatannya anatara lain:
Universitas Sumatera Utara
12
1) Mengadakan penyuluhan tantang KB. 2) Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi serta pelayanan pengobatan efek samping KB. 3) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk dukun bersalin. c. Perbaikan Gizi Menurut Muninjaya (2004), upaya perbaikan gizi bertujuan meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok masyarakat beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita. Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan penduduk yang tinggal di daerah rawan pangan. Kegiatannya antara lain: 1) Memberikan penyuluhan tentang gizi. 2) Menimbang serta badan dan tinggi badan balita untuk memantau pertumbuhannya. 3) Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi. 4) Pemberian vitamin A untuk balita. d. Kesehatan Lingkungan Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan lingkungan bertujuan menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik berbahaya pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit di masyarakat. Sasarannya yaitu tempat-tempat umum seperti rumah makan, pasar, sumber air minum, dan tempat pembuangan limbah. Kegiatannya antara lain: 1) Memperbaiki sistem pembuangan kotoran.
Universitas Sumatera Utara
13
2) Menyediakan air bersih 3) Memperbaiki pembuangan sampah. 4) Pengawasan sanitasi tempat umum. e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Muninjaya (2004) menyebutkan, upaya P2M bertujuan menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin dan memberikan proteksi bagi masyarakat agar terhindar dari penularan penyakit. Sasarannya yaitu ibu hamil, balita, anak-anak dan lingkungan pemukiman masyarakat. Untuk pemberantasan penyakit menular tertentu, misalnya penyakit kelamin, kelompok-kelompok tertentu masyarakat yang berperilaku resiko tinggi juga perlu dijadikan sasaran kegiatan P2M. Kegiatannya antara lain: 1)
Menemukan kasus sedini mungkin.
2)
Mengumpulkan dan menganalisa penyakit.
3) Melaporkan kasus penyakit menular yang sedang berjangkit di masyarakat. 4) Pemberantasan
vektor
yang
dilakukan
dengan
penyemprotan
menggunakan insektisida. 5) Kegiatan imunisasi pada kelompok masyarakat tertentu. f. Pengobatan Muninjaya
(2004)
menyebutkan,
pengobatan
bertujuan
memberikan
pengobatan dan perawatan kepada masyarakat. Program ini merupakan bentuk pelayanan kesehatan dasar yang bersifat kuratif. Sasarannya yaitu seluruh
Universitas Sumatera Utara
14
masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang mengunjungi puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Kegiatannya antara lain 1) Menegakkan diagnosa. 2) Memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan atau pelayanan rawat inap khusus untuk puskesmas perawatan, 3) Merujuk penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas. 4) Menyelenggarakan puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja puskesmas yang belum mempunyai puskesmas pembantu atau wilayah pemukiman penduduk yang masih sulit sarana transportasi 1. 5
Kegiatan Pengembangan Puskesmas Selain kegiatan pokok, puskesmas juga melakukan upaya kesehatan
pengembangan antara lain: a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) UKS bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah. Sasaran dari UKS adalah murid SD, SLTP, SLTA, dan lingkungan sekolah. Kegiatannya antara lain: 1) Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala. 2) Mengupayakan lingkungan sekolah yang sehat dengan penyediaan air bersih dan tempat sampah. 3) Pendidikan kesehatan tentang kebersihan perorangan, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan. 4) Mengembangkan pelayanan kesehatan primer (P3K) di sekolah.
Universitas Sumatera Utara
15
b. Upaya Kesehatan Olahraga Upaya kesehatan olahraga meliputi: melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, penentuan takaran latihan, pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi, pengobatan akibat cedera latihan dan pengawasan selama pemusatan latihan. c. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat Upaya kesehatan masyarakat bertujuan memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada pasien dan keluarganya, memberikan konseling kepada anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan mereka, menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya. Sasarannya yaitu kelompok masyarakat dengan resiko tinggi. Kegiatannya yaitu melaksanakan perawatan kesehatan perorangan, keluarga dan kelompok masyarakat lainnya, memberi asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas ataupun di luar puskesmas dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin, dan diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. d. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja Upaya peningkatan usaha kerja bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan para pekerja di berbagai sektor. Kegiatannya antara lain: 1) Identifikasi masalah meliputi pemeriksaan awal dan berkala untuk para pekerja. 2) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas
Universitas Sumatera Utara
16
3) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja. 4) Peningkatan kesehatan kerja melalui peningkatan gizi, lingkungan kerja dan kegiatan peningkatan kesejahteraan 5) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja 6) Pengobatan kasus akibat kerja 7) Pemulihan kesehatan dan rujukan medik terhadap pekerja yang sakit. e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya kesehatan gigi dan mulut bertujuan menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut dan mempertinggi kesadaran kelompokkelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Sasarannya adalah ibu hamil, murid SD dan masyarakat yang datang ke puskesmas dengan keluhan gangguan gigi dan mulut. Kegiatannya anatara lain: 1) Melakukan pemeriksaan kesehatan, perawatan gigi dan mulut secara rutin untuk anak-anak sekolah serta ibu hamil. 2) Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara individu atau kelompok. 3) Pengobatan pada klien yang mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut yang berobat maupun yang dirujuk f. Upaya Kesehatan Jiwa Upaya kesehatan jiwa bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa masyarakat secara optimal. Sasarannya yaitu penderita gangguan jiwa dan keluarganya yang datang ke puskesmas termasuk pasien yang dirujuk oleh RSJ untuk rehabilitasi sosial. Kegiatannya antara lain:
Universitas Sumatera Utara
17
1) Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri. 2) Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau merujuk pasien ke rumah sakit jiwa. 3) Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada kelompok penduduk di wilayah kerja puskesmas. g. Upaya Kesehatan Mata Berupa anamnesa, pemeriksaan visus, tes buta warna, pengobatan dan pemeriksaan kacamata, operasi katarak dan glaukoma akut yang dilakukan oleh tim rujrukan rumah sakit, dan pengembangan kesehatan masyarakat. h. Upaya Kesehatan Lanjut Usia Upaya kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berusia lanjut. Kegiatannya antara lain pemeriksaan kesehatan warga lanjut usia, pemberian pengobatan bagi lansia yang mengalami gangguan kesehatan, menyelenggarakan posyandu lansia setiap bulan di wilayah kerja puskesmas. i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Kegiatannya adalah melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional,
melakukan pembinaan terhadap cara-cara
pengobatan tradisional.
Universitas Sumatera Utara
18
2.
Peran Perawat
2. 1.
Defenisi Peran Perawat Peran dapat diartikan sebagai seperangkat prilaku yang diharapkan oleh
individu sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang perawat, peran yang dijalankannya harus sesuai dengan lingkup kewenangan perawat. Peran menggambarkan otoritas seseorang dalam memiliki peran yang sama. Kesamaan peran bukan berarti sama dalam segala hal. Peran boleh sama tetapi ruang lingkup atau kewenangan masing- masing profesi tentu berbeda (Asmadi, 2008). Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan (Hidayat, 2007). Peran perawat menurut konsorsium ilmu ilmu kesehatan tahun 1989 dalam Hidayat (2007) terdiri dari: 1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar dapat direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
Universitas Sumatera Utara
19
2. Peran sebagai advokat. Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya. Hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. 3. Peran edukator. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. 4. Peran koordinator Peran
ini
dilaksanakan
dengan
mengarahkan,
merencanakan
serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. 5. Peran kolaborator Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
20
6. Peran konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informais tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. 7. Peran pembaharu Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. 2. 2
Peran perawat Puskesmas Peran dan fungsi perawat melekat secara bersamaan dalam tugas perawat
antara lain peran sebagai pemberi pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan, penemu kasus, peran sebagai pendidik/penyuluh kesehatan, kordinator pelayanan kesehatan, konselor keperawatan, panutan (role model), pemodifikasi lingkungan, konsultan, advokat, peneliti, dan pembaharu (inovator). Namun karena masih rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas pendidikan SPK dan Diploma, dari seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat, hanya 6 saja yang menjadi prioritas ( Depkes, 2004). Keenam peran tersebut adalah: a) Pemberi Asuhan Keperawatan Perawat berperan untuk memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien (individu, keluarga, komunitas) sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien di semua tatanan layanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
21
merupakan peran utama bagi perawat diman perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional menerapkan ilmu, teori, prinsip, konsep dan mengiji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah kriteria profesi dapat ditampilkan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan.Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang antara lain, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
berupa
asuhan
keperawatan
yang
utuh
(holistic)
serta
berkesinambungan ( komprehensif). Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien/keluarga bisadiberikan secara langsung (direct care) maupun secara tidak langsung (indirect care) pada berbagai tatanan kesehatan yaitu meliputi puskesmas, ruang rawat inap puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, sekolah, panti, posyandu, keluarga (rumah pasien/klien) ( Depkes, 2004). b) Penemu Kasus Perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit. Penemuan kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat (aktif case finding) dan dapat pula didapat secara tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke puskesmas (pasif case finding). Perawat kesehatan masyarakat harus peka dan sadar pada area yang memiliki kelompok resiko tinggi dalam masyarakat. Sangat penting bagi perawat kesehatan masyarakat untuk mengikuti kontak individu atau
Universitas Sumatera Utara
22
keluarga dengan pelayanan kesehatan untuk menemukan dan mengklarifikasi jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh klien atau masyarakat. c) Pendidik Kesehatan Peran sebagai pendidik kesehatan (edukator) menuntut perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik setting di rumah, di puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Proses pengajaran mempunyai empat komponen, yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan, yaitu dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi klien dan kesiapan untuk belajar. Selama proses perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Saat pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang didapat. Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat, pemulihan
kesehatan
dari
suatu
penyakit,
menyusun
program
penyuluhan/pendidikan kesehatan baik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan olahraga, manajemen stress, penyakit dan pengelolaan penyakit; memberikan informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit, pengobatan, serta menolong klien menyeleksi informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman (Depkes, 2004). Banyak faktor yang memengaruhi peningkatan kebutuhan pembelajaran
Universitas Sumatera Utara
23
tentang kesehatan oleh perawat. Ada kecenderungan baru untuk peningkatan dan penjagaan kesehatan daripada pelayanan, akibatnya, masyarakat ingin dan bisa memperoleh banyak pengetahuan di bidang kesehatan (Mubarak & Chayatin, 2009). d) Kordinator dan Kolaborator Peran kordinator perawat dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiologi dan lain-lain dalam kaitannya mempercepat proses penyembuhan klien. Peran kolaborator, perawat dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesi (Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga di berbagai program, dan bekerjasama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain atau keluarga dalam perencanaan pelayanan keperwatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya (Depkes, 2004). Peran ini salah satu bentuk kerja sama antar bidang kesehatan di puskesmas. e) Konselor Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis dan masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, dan meningkatkan perkembangan seseorang, didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan
Universitas Sumatera Utara
24
masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan pada klinik, puskesmas, puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu dan tatanan pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat puskesmas antara lain adalah menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004). Perawat diharapkan mampu untuk mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Perubahan interaksi merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasi klien, memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. Selanjutnya pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan agar mengubah perilaku hidup sehat atau adanya perubahan pola interaksi yang lebih baik dari individu, keluarga dan masyarakat (Mubarak & Chayatin, 2009) f) Panutan (Role Model) Perawat puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana cara tata hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Fetaria 2005 dalam Fauziah, 2012). Perawat puskesmas sebagai role model diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan yang pertama, kedua maupun yang ketiga yang dalam kehidupan sehari-hari dapat
Universitas Sumatera Utara
25
menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain memberi contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental seperti makanan bergizi, olahraga secara teratur, menjaga berat badan, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari, komunikasi efektif dan lain- lain (Depkes, 2004). 2. 3 Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Tanggungjawab dan kewenangan utama perawat
termasuk perawat
Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehalan No. 1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, adalah melaksanakan asuhan keperawatan baik terhadap individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat. Tanggung jawab perawat di puskesmas dalam upaya Kesehatan wajib maupun upaya pengembangan adalah melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat menjadi utuh ( holistik); komprehensif dan terpadu. Selain sebagai pemberi pelayanan kesehatan pada tatanan pelayanan kesehatan Strata pertama, Perawat Puskesmas juga turut bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan dua fungsi Puskesmas lainnya, yaitu sebagai penggerak pembangunan
berwawasan
kesehatan
dan
pemberdayaan
masyarakat
Tanggungjawab Perawat Puskesmas dalam penyelenggaraan tiga fungsi Puskesmas,.diuraikan sebagai berikut : 1. Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Perawat turut bertanggungjawab dalam:
Universitas Sumatera Utara
26
a. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kesehatan dan kemungkinan masalah kesehatan yang timbul di masyarakat (contohnya: akibat limbah pembangunan industr:i di wilayah kerja Puskesmas yang mencemarkan sumber air; debu di daerah pabrik semen merupakan faktor risiko infeksi saluran nafas) b. Melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan faktor risiko yang teridentifikasi. 2. Fungsi pemberdayaan masyarakai Perawat turut serta bertanggungjawab dalam memberdayakan individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk mampu
menyelesaikan masalah kesehatannya khususnya
keperawatan
melalui
asuhan
keperawatan
individu,
masalah keluarga,
kelompok/masyarakat sehingga mampu hidup sehat secara mandiri. 3. Fungsi pelayanan kesehatan strata I Perawat turut serta bertanggungjawab dalam melaksanakan pemberian asuhan keperawatan individu (dalam konteks keluarga), keluarga, kelompok, masyarakat rentan (vulnerable group) terutama yang termasuk risiko tinggi (high risk). 2. 4
Kompetensi Perawat Puskesmas Saat ini, Perawat Puskesmas diharapkan minimal mempunyai kualifikasi dan
kompetensi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
27
1. Kualifikasi Minimal Perawat Puskesmas a. Lulus Sekolah Perawat Kesehatan + pengalaman kerja + sertifikasi Pelatihan Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Mengingat perawat professional minimal berpendidikan D III Keperawatan (professional pemula), maka secara bertahap perawat puskesmas dengan latar belakang pendidikan SPK harus ditingkatkan menjadi DIII Keperawatan. b. Lulus D-III Keperawatan + pengalaman kerja + sertifikasi pelatihan Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 2. Kompetensi Minimal Perawat Puskesmas Kompetensi minimal perawat Puskesmas adalah : a. Pelayanan/asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok (masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan komitment global, nasional, maupun daerah (pll4, gizi, KIAKB, Kesling, dsb) Malaria, Tuberkulose, HIV/AIDS antara lain: 1) Tindakan keperawatan langsung (direct care) 2) Pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata lakana standar program 3) Penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan bencana alam 4) Pencegahan infeksi b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan untuk pemberdayaan individu, keluarga, kelompo(masyarakat agar hidup sehat secara mandiri.
Universitas Sumatera Utara
28
c. Pengamatan penyakit menular dan tidak menular (surveillance) khususnya 1) Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya penyakiflmasarah kesehatan 2) Menemukan kasus secara dini 3) Melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) d. Motivasi individu, keluarga, kelompok masyarakat dalam pembentukan pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (contoh :Posyandu, Posbindu, Pos Obat Desa, dll) e. Membina pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat f. Konseling keperawatan/kesehatan g. Pelatihan kader/masyarakat dalam upaya promosi kesehatan h. Kerja sama tim dengan tenaga kesehatan lain i. Monitoring dan evaluasi j. pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan
3.
Upaya Penyelenggaraan Kesehatan Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
dan
upaya
kesehatan
perseorangan
tingkat
pertama.
Upaya
kesehatan
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan (Kemenkes, 2014).
Universitas Sumatera Utara
29
Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi : a. pelayanan promosi kesehatan; b. pelayanan kesehatan lingkungan; c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; d. Pelayanan gizi; dan e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas
untuk
mendukung
pencapaian
standar
pelayanan
minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan yang dimaksud merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masingmasing Puskesmas (Kemenkes, 2014). 3. 1
Upaya Pelayanan Promotif Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.Pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
30
preventif
adalah
suatu
kegiatan
pencegahan
terhadap
suatu
masalah
kesehatan/penyakit (UU No. 36 Tahun 2009). Promosi Kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik didalam masyarakat sendiri, maupun didalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik). Promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan, dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2007). Promosi kesehatan oleh Puskesmas adalah upaya Puskesmas untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, individu sehat, keluarga dan masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama sesuai sosial budaya serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Promosi
Kesehatan di Puskesmas
adalah
upaya
puskesmas
untuk
meningkatkan kemampuan pasien, agar dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Hartono, 2010).
Universitas Sumatera Utara
31
Menurut Hartono (2010) banyak sekali tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Di Dalam Gedung Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang : a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat pasien/klien harus melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan. b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, dipelayanan KIA & KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan tempat perawatan). c. Promosi Kesehatan dalam pelayanan penunjang medis, yaitu di kamar obat/apotik dan di laboratorium. d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus seperti klinik sanitasi. e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat perawatan). f.
Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di tempat parkir, halaman, dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
32
2. Di Masyarakat (di luar gedung) Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di masyarakat, yakni: a. Tatanan rumah tangga, yaitu di pemukiman penduduk misalnya di kompleks-kompleks perumahan, Dasa Wisma,Rukun Tetangga/Rukun Warga dan lain-lain. b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah, madrasah, pondok pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain. c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kantor-kantor, koperasikoperasi, himpunan petani, pelelangan ikan, komplek pertokoan dan lain-lain. d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun, dermaga/pelabuhan, pasar, restauran, penginapan dan lain-lain (Hartono, 2010). 3. 1.2 Sasaran Promosi Kesehatan Dalam pelaksanaan promosi kesehatan terdapat tiga (3) jenis sasaran, yaitu: 1. Sasaran Primer Sasaran Primer (utama) upaya promosi kesehatan yaitu pasien, individu sehat, dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. 2. Sasaran Sekunder Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (pemuka adat, pemuka agama, dll) maupun pemuka formal (petugas kesehatan, pejabat pemerintahan, dll), organisasi kemasyarakatan dan media massa.
Universitas Sumatera Utara
33
3. Sasaran Tersier Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. 3. 1. 3 Strategi Promosi Kesehatan Strategi promosi kesehatan terdiri dari tiga (3) yaitu : Pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana, advokasi serta dilandasi oleh semangat dan kemitraan. 1. Pemberdayaan Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS. 2. Bina suasana Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya. 3. Advokasi Advokasi adalah pendekatan dan motivaasi terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi.
Universitas Sumatera Utara
34
3. 1. 4 Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan di Puskesmas Agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan secara paripurna, maka indikator keberhasilan ini mencakup indikator masukan (input), indikator proses, indikator keluaran (output), dan indikator dampak (outcome). 1. Indikator Masukan Masukan perlu yang diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumberdaya manusia, sarana/peralatan dan dana. Oleh karena itu, indikator masukan ini dapat mencakup : a. Ada/tidaknya komitmen kepala Puskesmas yang tercermin dalam Rencana Umum Pengembangan Promosi Kesehatan Puskesmas. b. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana Operasional Promosi Kesehatan Puskesmas. c.
Ada/tidaknya petugas promosi kesehatan Puskesmas sesuai dengan standar tenaga promosi kesehatan Puskesmas.
d. Ada/tidaknya petugas promosi kesehatan dan petugas-petugas kesehatan lainnya yang sudah dilatih. e.
Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan Puskesmas sesuai dengan standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas.
f. Ada/tidaknya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan promosi kesehatan di Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
35
2. Indikator Proses Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan puskesmas yang meliputi promosi kesehatan di dalam gedung dan promosi kesehatan di masyarakat. Indikator yang digunakan disini meliputi : a. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung (setiap tenaga kesehatan
melakukan
promosi
atau
diselenggarakan
klinik
khusus,
pemasangan poster, dll), yaitu sudah atau belum, dan atau frekuensinya. b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, spanduk, dll), yaitu masih bagus atau sudah rusak. c. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di masyarakat ( kunjungan rumah dan pengorganisasian masyarakat ), yaitu sudah atau belum. 3.
Indikator Keluaran Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator yang digunakan disini adalah berupa cakupan dari kegiatan, misalnya: a. Apakah semua petugas kesehatan Puskesmas telah melaksanakan promosi kesehatan ( yaitu pemberdayaan/konseling ). b. Berapa
banyak pasien/klien yang sudah dilayani oleh berbagai kegiatan
promosi
kesehatan
dalam
gedung
(denah
puskesmas,
alur
pelayanan,konseling, dll) c. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
36
d. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap Puskesmas dengan pengorganisasian masyarakat. 4.
Indikator Dampak Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya promosi kesehatan
Puskesmas, yaitu terciptanya PHBS di masyarakat. Oleh sebab itu, kondisi ini sebaiknya dinilai setelah promosi kesehatan puskesmas berjalan beberapa lama, yaitu melalui upaya evaluasi. Tatanan yang dianggap mewakili untuk di evaluasi adalah tatanan rumah tangga. Jadi indikator dampaknya adalah berupa : persentase keluarga atau rumah tangga yang telah memperaktekkan PHBS. PHBS itu sendiri merupakan komposit dari sejumlah indikator perilaku. PHBS terdiri dari beratus-ratus tindakan atau perilaku. Karena
keterbatasan
sumber
daya
untuk mengevaluasi, maka perlu ditetapkan beberapa perilaku yang sangat sensitif untuk indikator yang akan dikompositkan. 3.2
Pelayanan Preventif Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etimologi berasal dari bahasa latin, preventif yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat (Effendi, 2009).
Universitas Sumatera Utara
37
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Imunisasi massal terhadap anak bayi dan balita serta ibu hamil. 2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah. 3. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun rumah. 4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui (Effendi, 2009). Hal tersebut di atas dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan sebagai berikut : 1. Upaya Pencegahan Primer a. Upaya peningkatan kesehatan Yaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan taraf kesehatan individu/keluarga/kelompok/masyarakat, misalnya: 1) Perbaikan
gizi,
penyusunan
pola
gizi
memadai,
pengawasan
pertumbuhan anak balita dan usia remaja. 2) Perbaikan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan. 3) Kesempatan
memperoleh
hiburan
sehat
yang
memungkinkan
pengembangan kesehatan mental dan sosial. 4) Pendidikan kependudukan, nasihat perkawinan, pendidikan seks, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
38
5) Pengendalian faktor lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan. b. Perlindungan umum dan khusus Perlindungan khusus terhadap kesehatan golongan masyarakat tertentu serta keadaan tertentu yang secara langsung atau tidak langsung dapat memengaruhi kesehatan. Upaya-upaya yang termasuk perlindungan umum dan khusus antara lain : 1) Peningkatan
higiene
perorangan
dan
perlindungan
terhadap
lingkungan yang tidak menguntungkan. 2) Perlindungan tenaga kerja terhadap setiap kemungkinan timbulnya penyakit akibat kerja. 3) Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun, korosif, alergen dan sebagainya. 4) Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan. 2. Upaya Pencegahan Sekunder Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang berdifat diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) meliputi mencari kasus sedini mungkin: a. Melakukan general check up rutin pada setiap individu. b. Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah tangga) dalam rangka pemberantasan penyakit menular. c. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan bebas, golongan narkotika, psikofarmaka dan obat-obatan bius lainnya.
Universitas Sumatera Utara
39
3. Upaya Pencegahan Tersier Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yang lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun mental, meliputi upaya-upaya sebagai berikut : a. Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan lanjut. b. Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit (rehabilitasi fisik dan
mental).
c. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mencegah kemungkinan
terputusnya
kelanjutan
pengobatan
serta
kelanjutan
rehabilitasi dan sebagainya (Syafrudin, 2009).
4. 4. 1
Aktualisasi Diri Pengertian Aktualisasi Diri Aktualisasi diri adalah kebutuhan alami dan naluriah yang di miliki manusia
untuk melakukan usaha terbaik yang ia bisa (Maslow dalam Schultz 2001), menyatakan
aktualisasi
diri
adalah
proses
menjadi
diri
sendiri
dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Proses Aktualisasi diri akan di bantu serta di hambat oleh pengalaman dan proses belajar kita dalam masa kanak kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup dan pengalaman seseorang. Menurut Sunyoto (2012) aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi dari Maslow. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Menurut Sutrisno (2011) kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk
Universitas Sumatera Utara
40
memenuhinya biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain melainkan karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang ingin memperlihatkan kemampuannya secara optimal di tempat masing-masing. Menurut Maslow dalam Mangkunegara (2006) melukiskan kebutuhan ini sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya”. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat, potensi, serta penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh. Karena aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi, maka ia menjadi kebutuhan yang paling rendah prioritasnya. Orang harus memenuhi keempat kebutuhan dibawahnya untuk merasa butuh akan aktualisasi diri. Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari paling terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu baru muncul kebutuhan di tingkat selanjutnya. Kebutuhan tertinggi dalam hirarki Abraham Maslow adalah aktualisasi diri. Dalam hierahki tersebut di jelaskan bahwa aktualisasi diri merupakan hal yang sangat penting dan harga mati apabila seorang individu ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Dimana seseorang itu sadar, mengerti dan paham akan siapa dirinya, apa kemampuannya, apa potensinya. Dalam bukunya Hierarchy of Needs, Abraham Maslow menggunakan istilah aktualisasi diri (self
Universitas Sumatera Utara
41
actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi manusia. Maslow menjelaskan bahwa setiap manusia dimanapun dan budaya apapun akan mengalami
tahap-tahap
peningkatan
kebutuhan
atau
pencapaian
dalam
kehidupannya. 4. 2
Karakteristik atau sifat- sifat Aktualisasi Diri Aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan intrinsik. Seseorang yang telah
mencapai aktualisasi diri memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Maslow membicarakan sejumlah sifat-sifat khusus yang menggambarkan pengaktualisasi diri (Schultz, 2001), diantaranya. a. Mengamati realitas secara lebih efisien Orang-rang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunuia sekitarnya secara objektif (Maslow menyebutkan persepsi objektif ini : Being atau B-cognition). Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana adanya. Kepribadian- kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subjektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai mereka. Maslow menulis, “Orang yang neurotis secara emosional tidak sakit, dia secara kognitif salah!” b. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri Orang-orang
yang
mengaktualisasikan
diri
menerima
diri
mereka,
kelemahan-kelamahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atau kesusahan. Seseungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya. Meskipun inividu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan-kelemahan
Universitas Sumatera Utara
42
atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut. Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh perasaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka begitu dihantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstruktif.
c. Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi-emosi mereka, tetapi dapat memperlihatkan emosi-emosi tersebut dengan jujur. Orang-orang neurotis dan orang-orang yang tidak mengaktualisasikan diri tidak dapat berfungsi secara spontan; mereka harus mengubah segi-segi diri mereka yang menyebabkan mereka merasa malu atau merasa salah. d. Fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka Orang-orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow, melibatkan diri pada pekerjaan. Tanpa pengecualian, mereka memiliki suatu perasaan akan tugas yang menyerap mereka dan mereka mengabadikan kebayakan energi mereka kepadanya. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka. e. Kebutuhan akan privasi dan indepedensi Orang-orang yang mengaktualisasikam diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Meskipun mereka tindak menjauhkan diri
Universitas Sumatera Utara
43
dari kontak dengan manusia, mereka rupanya tidak membutuhkan oarang lain. Sebaliknya, oarang-orang neurotis biasanya secara sangat emosional tergantung pada orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkannya untuk diri mereka. Perasaan diri mereka hanya merupakan suatu pemantulan dari orang-orang lain dan bukan suatu hasil dari perkembangan mereka sendiri yang otonom.
f. Berfungsi secara otonom Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tigkat otonomi mereka yang tinggi menaklukkan mereka, agak tidak mempan terhadap krisiskrisis atau kerugian-kerugian. Orang-orang yang kurang sehat, seperti telah dikemukakan, sangat tergantung pada dunia yang nyata untuk pemuasaan motifmotif kekurangan. g. Apresiasi yang senantiasa segar Pengaktualisasikan diri senantiasa menghargai pengalaman-pengaaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman-pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona, dan kagum. h. Pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak” Orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebatdan meluap-luap, sama seperti pengalamanpengalaman keagamaan yang mendalam. Selama pengalaman-pengalaman puncak ini, yang dianggap Maslow adalah biasa di kalangan orang-orang yang sehat, diri dilampaui, dan orang itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan,
Universitas Sumatera Utara
44
dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikannya atau menjadi. i. Minat sosial Pengaktualisasi diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan. Mereka adalah angota-angota dari satu keluarga-bangsa manusia dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga. j. Hubungan antarpribadi Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri mampu mengadakan hubungan yanglebih kuat dengan orang-orang lain dari pada orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain. k. Struktur watak dmokratis Orang-orang yang sangat sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit. Perbedaan-prbedaan serupa itu tidak menjadi masalah bagi pengaktualisasi-pengaktualisasi diri. l. Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting dari pada sarana untuk mencapainya. Orang-orang yang kurang sehat kerap kali bingung atau tidak
Universitas Sumatera Utara
45
konsisten dalam hal-hal etis, terombang-ambing atau berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
m. Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan Orang-orang yang kurang sehat menertawakan tiga macam humor: humor permusuhan yang menyebabkan orang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari perasaan rendah diri orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia pada umumnya, tetapi bukan kepada seorang individu yang khusus. n. Kreativitas Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-pengaktualisasi diri. Mereka adalah asli , inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni; tidak semua mereka adalah penilis, seniman, atau pengubahan lagu. o. Resistensi terhadap inkulturasi Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri dengan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial, untuk berpikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu. 4. 3
Langkah-langkah untuk Aktualisasi Diri Ada beberapa langkah dan cara seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya,
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
46
a.
Mengenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri
Tidak menyembunyikan bakat yang dimiliki, karena bakat diciptakan untuk digunakan, demikianlah nasehat dari Benjamin Franklin. Oleh karena itu seseorang harus dan wajib mengenali dan mengetahui bakat serta potensi unik yang ada dalam dirinya. Bakat merupakan anugerah Tuhan yang tidak ternilai.Tiap orang terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Yang harus di lakukan adalah memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah yang di miliki agar berguna bagi dirinya sendiri. b. Mengasah kemampuan unik setiap hari Seseorang yang sukses ialah seseorang yang senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan jutaan orang lain di dunia. Di latih di pertajam setiap harinya.Agar makin berkembang, agar semakin \matang.Semua berawal dari hal kecil tersebut. Semakin lama akan semakin berkembang dan besar serta bermanfaat. c. Berbeda yang baik & menjadi bermanfaat bagi orang lain Tiap orang di ciptakan berbeda satu sama lain oleh tuhan, mempunyai keunikan masing masing. Dengan menjadi seseorang yang berbeda, namun tak sekedar berbeda, tapi juga unik. Menghargai diri sendiri, percaya bahwa diri adalah alah satu maha karya terbaik ciptaan tuhan. Yang memliki manfaat bagi orang lain. Dengan menghargai orang lain dan berbuat baik kepada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA PENELITIAN
1.
Kerangka Konseptual Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-
sifat dan potensi psikologis yang unik. Maslow membicarakan sifat khusus yang menggambarkan pengatualisasi diri yaitu: mengamati realitas secara efisien; penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri; spontanitas, kesederhanaan, kewajaran; fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka; kebutuhan akan privasi dan independensi; berfungsi secara otonom; apresiasi yang senantiasa segar; pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak”; minat sosial; hubungan antarpribadi; struktur watak demokratis; perbedaan antara sarana, tujuan, antara baik dan buruk; perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan (Schultz, 2001). Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit (UU No. 36 Tahun 2009).
47 Universitas Sumatera Utara
48
Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan kepustakaan maka, kerangka konsep dapat di gambarkan sebagai berikut : Upaya pelayanan Kesehatan Promotif di Puskesmas Tinggi Sedang Rendah
Aktualisasi perawat Upaya pelayanan Kesehatan Preventif di Puskesmas Skema 3.1
Kerangka konseptual Aktualisasi perawat dalam Upaya Pelayanan
Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar
2.
Definisi Operasional
No
Variabel
1.
Aktualisasi perawat - Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif
Defenisi Operasional
Suatu kondisi perawat sadar, mengerti dan paham akan siapa dirinya, apa kemampuannya, apa potensinya dalam kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelasanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Kota Pematang Siantar
Alat Ukur
Kuesioner dalam bentuk 15 peryataan dengan skala Likert Selalu (SL) diberi nilai 4, Sering (S) diberi nilai 3, Kadangkadang (KK) di beri nilai 2 dan Tidak Pernah (TP) diberi
Hasil Ukur
Tinggi = 46-60 Sedang = 31-45 Rendah = 15-30
Universitas Sumatera Utara
49
- Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Preventif
Suatu kondisi perawat sadar, mengerti dan paham akan siapa dirinya, apa kemampuannya, apa potensinya dalam kegiatan pencegahan terhadap satu masalah kesehatan/penyakit di PuskesmasKota Pematang Siantar
nilai 1. Kuesioner dalam bentuk 15 peryataan dengan skala Likert Selalu (SL) diberi nilai 4, Sering (S) diberi nilai 3, Kadangkadang (KK) di beri nilai 2 dan Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1.
Tinggi = 46-60 Sedang = 31-45 Rendah = 15-30
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METOLOGI PENELITIAN 1.
Desain Penelitian Jenis penelitian ini ialah kuantitatif dengan desain penelitian yaitu deskriptif
yang bertujuan untuk mengidentifikasi aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.
2.
Populasi dan Sampel Penelitian
2. 1
Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Elfindri. dkk, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah dari jumlah perawat yang bertugas di Puskesmas Singosari, Puskesmas Kartini, Puskesmas Pardamean, Puskesmas Kesatria Kota Pematang Siantar yang berjumlah 32 orang (Depkes Kota Pematang Siantar, 2016). 2.2
Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan
Arikunto, (2012) yaitu jika populasi kurang dari 100, maka lebih baik semua populasi dijadikan sampel, tetapi jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20-25% atau lebih. Jadi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang perawat di Puskesmas Kota Pematang Siantar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.
50 Universitas Sumatera Utara
51
3.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kota Pematang Siantar. Lokasi ini
dipilih karena mempertimbangan efisiensi biaya penelitian dan waktu dimana, lokasi penelitian ini dilakukan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai Juli 2017 dan pengumpulan data dilakukan pada pada bulan April 2017.
4.
Pertimbangan Etik Penelitian ini mempertimbangkan tiga aspek penting terkait dengan etik yaitu
Informed Consent, Anonimity dan Confidentiality. Secara administrasi diawali dari izin atau persetujuan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU, dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas kesehatan Kabupaten Kota Pematang Siantar, diteruskan kepada Kepala Puskesmas yang ada di Kota Pematang Siantar. Penelitian selanjutnya merekrut responden yang memenuhi kriteria penelitian. Responden yang telah terpilih diberi penjelasan tentang maksud, tujuan, prosedur penelitian yang dilakukan kepada responden yang telah dipilih. Kemudian peneliti menanyakan kepada responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini kemudian peneliti memberikan surat persetujuan (Informed Consent) untuk ditanda tangani. Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak mencantumkan nama (Anonimity), tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
Universitas Sumatera Utara
52
Peneliti menjamin kerahasiaan (Confidentiality) responden dan data-data responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan hanya data-data tertentu saja yang disajikan sebagai hasil penelitian.
5.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, alat pengumpulan data menggunakan kuesioner Data
Demografi (KDD) yang meliputi : jenis kelamin, usia, pendidikan, pengalaman kerja dan kegiatan mengikuti pelatihan perawat kesehatan masyarakat dam kuesioner bagian kedua adalah Kuesioner Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif (KAP) Kouesioner terdiri dari 30 pertanyaan dengan menggunakan skala likert. Kuesioner ini terbagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama tentang aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif yang terdir dari 15 pernyataan dan 15 penyataan tentang aktualisasi perawat dalam uapaya pelayanan kesehatan preventif. Skor untuk pertayaan positif nilai 4 untuk “selalu”, nilai 3 untuk “sering”, nilai 2 untuk “kadang-kadang”, nilai 1 untuk “tidak pernah”. Kemudian skor untuk pertayaan negatif nilai 4 untuk “tidak pernah”, nilai 3 untuk “kadangkadang”, nilai 2 untuk “sering”, nilai 1 untuk “selalu”. Untuk skor dalam aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif yaitu:
Rentang = Xmax - Xmin Maka: R R
= 60 - 15 = 45
Universitas Sumatera Utara
53
Untuk panjang interval kelas digunakan rumus sebagai berikut: P
=
P
=
= 15
Maka: 15- 30
= Rendah
31 - 45
= Sedang
46 - 60
= Tinggi
Untuk skor dalam aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan preventif yaitu: Rentang = Xmax - Xmin Maka:
R
= 60 - 15
R
= 45
Untuk panjang interval kelas digunakan rumus sebagai berikut: P
=
P
=
=15
Maka:
6.
15- 30
= Rendah
31- 45
= Sedang
46- 60
= Tinggi
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidtan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
Universitas Sumatera Utara
54
mempunyai validitas tinggi sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid juga apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Nursalam, 2009). Penelitian ini menggunakan validitas isi, instrumen penelitian ini dianalisis oleh dosen yang ahli dan berkompeten dibidang Keperawatan Komunitas dan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan uji validitas isi dari ahli dan telah dilakukan perhitungan, maka didapatkan bahwa kuesioner aktualisasi perawat alam upaya pelayanan kesehatan promotif telah dapat mengukur apa yang ingin di ukur dengan nilai ketepatan yaitu: 1 dan untuk kuesioner aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan preventif dengan nilai ketepatan 0,93. Hasil perhitungan terlampir. Setelah dilakukan uji validitas, kemudian diuji nilai reliabilitas instrument. Uji reliabilitas ini berguna untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat digunakan atau konsisten. Uji reliabilitas dilakukan pada 15 responden yaitu 8 perawat Puskesmas Kstaria dan 7 orang perawat Puskesman Pardamean. Puskesman Ksatria dan Puskesman Pardamean merupaka juga sampel dalam penelitian ini, tetapi dalam melakukan uji reliabilitas ini waktu melakuakan uji reliabilitas berbeda 1 minggu sebelum dilakukan penelitian. Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen ini berbentuk kuesioner dan skala bertingkat. Reliabilitas yang diangkap sudah cukup memuaskan jika ≥0,70 . Nilai Alpha Cronbach untuk kuesioner aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif di puskesmas ialah 0,75 dan
Universitas Sumatera Utara
55
untuk kuesioner aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan preventif di puskesmas ialah 0,74. Maka hal ini menunjukan bahwa kuesioner aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif konisten untuk mengukur aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas.
7.
Pengumpulan Data Data penelitian diambil di Dinas Kesehatan kota Pematang Siantar pada bulan
April. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara yang pertama peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Studi S1 ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara). Setelah mendapatkan ethical clearence dari Fakultas Keperawatan USU, peneliti mengirimkan permohonan izin pengambilan data yang diperoleh dari fakultas ke tempat penelitian (Puskesmas Kota Pematang Siantar). Setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menjelaskan secara langsung kepada responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani Informed Consent (surat persetujuan). Setelah itu peneliti melakukan pemberian informasi terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden. Selama melakukan pengisian kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak difahami dan responden diberi waktu maksimal 40 menit untuk menjawab pernyataan yang ada di kuesioner. Selanjutnya data yang sudah di isi,kemudian peneliti kumpulkan untuk dianalisa.
Universitas Sumatera Utara
56
8. Analisa Data Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dengan (editing) untuk memeriksa kelengkapan data, apakah data yang telah diisi oleh responden sudah lengkap atau tidak. Kemudian memberi kode ( Coding) pada data demografi dan dari hasil setiap pernyataan untuk memudahkan melakukan tabulasi, selanjutnya memasukkan (entry) data yang sudah diberi kode secara komputerisasi dan dilakukan pengolahan data. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi untuk mengetahui frekuensi dan persentase data. Hasil analisa data demografi, aktualisasi perawat dalam uapaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar tahun 2017 setelah dilakukan pengumpulan data pada Mei 2017 di empat Puskesmas yaitu: Puskesmas Ksatria, Puskesmas Singosari, Puskesmas Kartini, Puskesmas Pardamean. Hasil penelitian ini diuraikan, yaitu: deskripsi karakteristik responden, aktualisasi perawat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas. 1.1
Deskripsi Karakteristik Responden Deskripsi karakteristik responden mencangkup umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja di puskesmas, dan pengalaman pelatihan perawat kesehatan masyarakat. Responden pada penelitian ini berjumlah 32 orang, sebanyak 59,4% atau 19 orang responden berusia 36-45 tahun, hampir semua dari responden berjenis kelamin perempuan (90,6%) atau 29 orang dan lebih dari setengah dari responden yang berpendidikan dengan latar belakang diploma tiga atau DIII ( 56,3%) atau 18 orang. Hampir semua dari responden dengan masa kerja di puskesmas > 2 tahun ( 96,6%) atau 31 orang, sebanyak 31,1% responden mempunyai pengalaman kerja di rumah sakit dan tidak mempunyai pengalam kerja tetapi langsung bekerja di puskesmas serta lebih setengah dari responden telah mendapatkan pelatihan perawat tentang kesehatan masyarakat (65,6%).
57 Universitas Sumatera Utara
58
Distribusi frekuensi karakteristik responden di Puskesmas Kota Pematang Siantar dapat diuraikan pada Tabel 1. Tabel 1. di
Distribusi Frekuensi dan presentase Karakteristik Responden Puskesmas Kota Pematang Siantar (n=32)
No
Karakteristik
1
Umur 17-25 26-35 36-45 46-55 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan SPK Diploma III Sarjana S2 Pengalaman Kerja Puskesmas Rumah Sakit Klinik Rumah Sakit & Klinik Lainnya (non pelayana kesehatan) Masa Kerja < 2Tahun >2 Tahun
2
3
4
5
6
Pelatihan Tidak pernah Pernah
Frekuensi (n)
Presentase (%)
1 4 19 8
3,1 12,5 59,4 25,0
3 29
9,4 90,6
1 18 12 1
3,1 56,3 37,5 3,1
10 10 4 7 1
31,3 31,3 12,5 21,9 3,1
1 31
3,1 96,9
11 21
34,4 65,6
Universitas Sumatera Utara
59
1. 2. Aktualisasi Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif Di Puskesmas Kota Pematang Siantar Dari data hasil penelitian pada tabel 2 menunjukan bahwa aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif lebih dari setengah perawat memiliki aktuaisasi sedang dalam upaya pelayanan kesehatan promotif (53,1%), selebihnya perawat aktualisasi tinggi (46,9%) dan aktualisasi rendah 0%. Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Tentang Aktualisasi Perawat Dalam Upaya Pelayan Kesehatan Promotif Di Puskesmas Kota Pematang Siantar Tahun 2017 (n=32)
No
Hasil
f(n)
Presentase (%)
1
Tinggi
15
46,9
2
Sedang
17
53,1
3
Rendah
0
0
Jumlah 1. 3.
32
100
Aktualisasi Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Preventif Di Puskesmas Kota Pematang Siantar Pada tabel 3 menunjukan bahwa aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan preventif lebih dari setengah perawat memiliki aktualisasi sedang (53,1%), selebihnya perawat dengan aktualisasi tinggi (46,9%) dan aktulisasi rendah 0%.
Tabel 3.
No 1 2 3
Distribusi Frekuensi Tentang Aktualisasi Perawat Dalam Upaya Pelayan Kesehatan Preventif Di Puskesmas Kota Pematang Siantar Tahun 2017 (n=32) Hasil Tinggi Sedang Rendah Jumlah
f(n) 15 17 0 32
Presentase (%) 46,9 53,1 0 100
Universitas Sumatera Utara
60
2.
Pembahasan
2.1 Aktualisasi Perawat Dalam Uapaya Pelayana Kesehatan Promotif di Puskesmas Kota Pematang Siantar Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 46,9% responden memiliki aktualisasi tinggi 53,1% responden memiliki aktualisasi sedang dan 0% atau tidak ada perawat yang memiliki aktualisasi rendah. Hal ini menggambarkan bahwa banyak perawat memiliki aktualisasi sedang dalam upaya pelayanan kesehatan promotif di puskesmas walaupun belum sepenuhnya perawat bisa mengaktualisasikan dirinya. Berdasarkan data demografi responden pada penelitian ini, ditemukan bahwa mayoritas pengalaman responden di bidang pelayanan kesehatan sebesar 96,9%, dan perawat seharusnya sudah bisa mengaktualisasikan dirinya secara penuh, dikarenakan pada responden penelitian ini perawat sudah memiliki pengalaman kerja di pelayanan kesehatan. Pada penelitian ini perawat belum bisa secara penuh mengaktualisasikan dirinya. Kondisi ini tidak sejalan dengan studi yang dilakukan Zderad (1973) bahwa pengalaman perawat berada di dunia dan dunia keperawatan dapat merefleksikan dirinya menuju aktuaisasi. Perawat belum bisa mengaktualisasikan diri secara penuh dalam pelayanan ksehatan promotif ini di karenakan di puskesmas masih berfokus pada pelayanan kesehatan kuratif dan tenaga kesehatannya lebih memilih mendahulukan untuk melayani masyarakat yang datang berobat ke puskesmas dibandingkan dengan memberikan konseling atau penyuluhan perorangan kepada masyarkat atau pasien yang lagi menunggu antrian untuk berobat ataupun setelah pasien diperiksa,
Universitas Sumatera Utara
61
Ummiyun (2015). Perawat tidak memiliki kesadaran penuh dari diri perawat dalam upaya pelayanan promotif di Puskesmas Kota Pematang Siatar, perawat hanya menjalankan Rencana Operasional Promosi Kesehatan Puskesmas, dan menunggun perintah dari atasannya. Hal ini terlihat dari perawat tidak melakukan promosi kesehatan di tempat pendaftaran dan pelayanan penunjang medis. Oleh sebab
itu
banyak
perawat
dalam
penelitian
ini
masih
belum
bisa
mengaktualisasikan secara penuh dalam upaya pelayanan kesehaatan promotif sehingga kebayakan responden aktulisasinya masih di katagorikan memiliki aktualisasi sedang. Dalam penelitian ini sebanyak 46,9% perawat memiliki aktualisasi tinggi, dimana perawat sudah mengaktualisasikan dirinya secara penuh dalam upaya pelayanan kesehatan promotif di puskesmas. Faktor yang mendukung sudah banyak perawat dengan aktualisasi dirinya tinggi yaitu dimana puskesmas Kota Pematang Siantar sudah memenuhi kualifikasi minimal perawat puskesmas yaitu: Lulus D-III Keperawatan + pengalaman kerja + sertifikasi pelatihan Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Depkes 2004). Pada penelitian ini mayoritas pendidikan perawat puskesmas sudah mencukupi kualifikasi minimal pendidikan sebesar 96,95 yang terdiri dari: lulusan D-III Keperawatan sebanyak 56,3% atau 18 orang, lulusan S1 Keperawatan sebanyak 37,5% atau 12 orang dan lulusan S2 Keperawatan 3,1% atau 1 orang. Pada penelitian ini juga didapatkan juga bahwa perawat dengan aktualisasi rendah sebanyak 0%, berarti perawat dalam penelitian ini sudah bisa mengaktulisasikan dirinya dalam pelayanan kesehatan promotif di puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
62
2. 2.
Aktualisasi Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 53,1% responden memiliki aktualisasi
sedang, 46,9% responden memiliki aktualisasi tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa lebih banyak perawat memiliki aktualisasi sedang dalam upaya pelayanan kesehatan preventif di puskesmas kota Pematang Siantar. Hal ini menggambarkan bahwa perawat
di puskesmas Kota Pematang Siantar,
sudah mampu
mengaktulisasikan dirinya dalam upaya pelayanan kesehatan preventif, walaupun demikian perawat masih belum mengaktulisasikan dirinya secara penuh dalam upaya pelayanan kesehatan preventif di puskesmas. Berdasarkan data demografi responden pada penelitian ini, ditemukan bahwa mayoritas masa kerja responden di puskesmas > 2 tahun sebesar 96,9%, dengan demikian masa kerja yang cukup lama, maka pasti sudah banyak mendapatkan pengalaman dalam upaya pelayanan kesehatan preventif di masyarakat dan bisa mengembangkan potensi-potensi dirinya Maslow dalam Goble (1993). Tetapi perawat masih belum bisa sepenuhnya mengaktualisaikan dirinya dalam upaya pelayanan kesehatan preventif, hal ini karena masih banyak perawat yang belum pernah mendapatkan pelatihan tentang kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang pelayanan kesehatan preventif. Berdasarkan data demografi sebesar 34,4% atau 11 orang perawat yang tidak pernah mendapatkan pelatihan, sehingga perawat belum mengaktualisasikan dirinya dengan maksimal. Dalam penelitian ini sebanyak 46,9% perawat memiliki aktualisasi tinggi, dimana perawat sudah mengaktualisasikan dirinya secara penuh dalam upaya
Universitas Sumatera Utara
63
pelayanan kesehatan preventif di puskesmas. Faktor yang mendukung sudah banyak perawat dengan aktualisasi dirinya tinggi yaitu dimana puskesmas Kota Pematang Siantar banyak mengirimkan perawat untuk mendapatkan pelatihan kesehatan masyarakat khususnya bidang upaya pelayanan kesehatan preventif yaitu sebesar 65,6% atau 21 orang. Pada penelitian ini juga didapatkan juga bahwa perawat dengan aktualisasi rendah sebanyak 0%, berarti perawat dalam penelitian ini sudah bisa mengaktulisasikan dirinya dalam pelayanan kesehatan preventif di puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang dilakukan oleh peneliti tentang aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar Tahun 2017 maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1. Kesimpulan 1.1
Hasil penelitian aktulisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan
promotif, lebih dari setengah perawat memiliki aktualisasi sedang (53,1%) dan selebihnya perawat memiliki aktulasasi yang tinggi (46,9%). 1.2
Hasil penelitian aktulisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan
preventif, lebih dari setengah perawat memiliki aktualisasi sedang (53,1%) dan selebihnya perawat memiliki aktulasasi yang tinggi (46,9%). 1.3
Perawat dapat melakukan aktualisasi dirinya dalam upaya pelayanan
kesehatan promotif dan preventif tetapi sepunuhnya perawat mengaktualisasikan dirinya dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif. 2. Saran Adapun yang menjadi saran pada penelitian ini adalah: 2.1
Bagi pihak Puskesmas Perawat perlu mengaktualisasikan dirinya dalam bidang pelayanan kesehata,
bukan hanya untuk mendukung pelayanan kesehatan kuratif tetapi juga upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Selain itu pihak puskesmas harus
64 Universitas Sumatera Utara
65
bisa memotivasi perawat-perawatnya agar lebih bisa kreatif dan berinovasi dalam upaya pelayanan kesehatan.. 2.2
Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan khususnya keperawatan adalah tempat untuk mencetak
calon perawat prosfesional. Untuk itu lebih menanamkan peran perawat kepada calon perawat. Sebaiknya setiap materi yang diajarkan mencatumkan materi peran perawat sebagai hal yang penting untuk dipahami dan dipublikasikan. 2.3
Bagi Perawat Perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang dapat meningkatkan skill dan kemampuan perawat dalam menerapkan perannya sesuai kebutuhan dan tuntutan di masyarakat yang berkembang ini. Dimana di zaman yang sekarang ini perawat harus lebih bisa menggali lebih potensi-potensi pada dirinya dan mengasah kemampuannya 2.4
Bagi Peneliti Penelitian selanjutnya disarankan dapat mengali faktor yang mempengaruhi
aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
Universitas Sumatera Utara
66
Daftar Pustaka Asmadi, (2008).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chayatin,.N., Mubarak, W.I. (2009). Ilmu keperawatan Komunitas: pengantar dan teori. Jakarta: Salemba Medika Departemen
Kesehatan
RI.
No.128/128/SK/II/2004
(2004). tentang
Keputusan Kebijakan
Menteri Dasar
Kesehatan
Pusat
RI
Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan RI. (2004). Rancangan pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Depkes & UI. (2005). Dilema Peran Perawat Puskesmas. Diunduh pada tanggal 2 Oktober2016.http://ppnikotabaru.wordpress.com/2011/04/24/dilemaperanperawat/puskesmas/ Efendi F., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika. Jakarta. Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Elfindri. Dkk., (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Baduose Media Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
67
Fauziah, S. (2012). Gambaran Persepsi Masyarakat tentang Peran Perawat Puskesmas di Kelurahan Bintara Tahun 2012. Diambil tanggal 04 November 2016 dari http://lontar.ui.ac.id Globle, F.G. (1993). Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta : Kanisius. Habeahan, D.K.L. (2014). Peran dan Funsi Perawat di Puskesmas Sukaramai Sibande dan Tinada Kabupaten Pakpak Barat.
Skripsi, Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Indonesia. Hidayat, A.A.A. (2007). Pengantar Konsep Keperawatan. Jilid 1. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Mangkunegara. 2006. Evaluasi Kerja SDM. Jakarta: Bumi Aksara Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Polit, D.F., & Beck, C.T. (2012). Nursing Research: Principles and Methods (7th ed). Philadelphia: Lippincott. PERMENKES No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan; Riset Keperawatan. Jakarta: Graha Ilmu Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Sunyoto. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS Undang-undang No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar Oleh : Muhammad Rizal Saragih Saya adalah mahasiswa Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.
Saya mengharapkan jawaban yang anda berikan sesuai dengan pendapat anda tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat anda. Informasi yang anda berikan akan dipergunakan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan anda. Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.
Peneliti
(M. Rizal Saragih)
Medan, Responden
(
2017
)
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 4 KUESIONER DATA DEMOGRAFI Kode : Tanggal: Isilah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan di beri tanda check list (√) pada kotak yang anda pilih : 1. Usia : ….tahun 2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Pendidikan
:
SPK Diploma Sarjana Lain-lain, sebutkan….
4. Pernah bekerja di
:
Rumah Sakit Klinik Lain-lain, sebutkan….
5. Masa kerja di Puskesmas
:
≤ 2 tahun
≥ 2 tahun 6. Pernah mengikuti pelatihan perawat kesehatan masyarakat : tidak Ya,sebutkan….
Universitas Sumatera Utara
70
KUESIONER AKTUALISASI PERAWAT DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS KOTA PEMATANG SIANTAR
Bagimana aktualisasi diri dalam melakukan peran perawat dalam upaya pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar. Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom untuk stiap menjawab yang menurut anda paling sesuai.
Keterangan : 1. TD
: Tidak pernah
2. KK
: Kadang-kadang
3. SS
: Sering
4. SL
: Selalu
No Peryataan TD KK A. Aktulisasi Perawat Dalam Upaya Pelayanan Promotif 1 Saat menerima pendaftaran pasien/klien di meja pendaftaran saya melakukan pendidikan kesehatan dengan pasien/klien dengan benar 2 Saya melakukan pendidikan seks kepada remaja 3 Saya menerima kekurangan dan kelebihan diri saya sendiri dalam mengumpulkan dan menganalisa penyakit terutama penyakit menular yang sedang ada di masyarakat 4 Saya mengabdikan diri dalam program upaya promotif 5 Saya emosi ketika pendapat saya berbeda dengan orang lain dalam melakukan pendidikan kesehatan di layanan medis, KIA & KB pada individu dan atau kelompok di Puskesmas
SS SL
Universitas Sumatera Utara
71
6
Saya tidak dipengaruhi orang lain dalam melakukan pendidikan kesehatan 7 Saya terinspirasi melihat dan/atau mendengar orang lain dalam melakukan pemberdayaan masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersi dan Sehat di masyarakat 8 Saya mendapatkan kepuasan kerja setelah melakukan pendokumentasihan asuhan keperawatan dalam upaya pelayanan kesehatan promotif baik 9 Saya merasa empati terhadap lansia yang berobat di puskesmas 10 Saya melakukan hal-hal atau teknik-teknik yang baru dalam melakukan promosi kesehatan terhadap individu, kelompok 11 Saya mendengarkan masukan dari teman sejawat saya cara atau metode pendidikan kesehatan ataupun ilmu kesehatan yang terbaru 12 Saya mendengarkan pendapat orang lain dalam melakukan pengajuan usulan rencana kerja puskesmas 13 Saya mengutamakan tujuan dalam melakukan promosi kesehatan dari pada sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas 14 Saat ada masalah di rumah Saya serius atau muram ketika melakukan pendidikan kesehatn di dalan gedung Puskesmas maupun diluar gedung Puskesmas 15 Saya berani membuat keputusan sendiri meskipun berbeda atau bertentangan dengan pendapat orang lain B. Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Preventif 1 Saya melakukan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas maupun kunjungan rumah sesuai dengan standar 2 Saya merasa kecewa/mengeluh jika ada anak diwilayah saya masih ada yang tidak mendapatkan Vitamin A 3 Saya melakukan imunisasi teradap anak bayi, balita dan ibu hamil dengan ikhlas 4 Saya memiliki didikasi yang tinggi dalam peningkatan higine perorangan 5 Saya bertanggungjawab dalam melakukan pengajuan usulan kegiatan pencegahan penyakit di wilayah Puskesmas 6 Saya mampu mengemukakan pendapat dalam
Universitas Sumatera Utara
72
7
8
9
10
11
12
13 14 15
melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan ibu menyusui Saya terinspirasi mendengar terhadap orang lain mengemukakan pendapatnya dalam mealukan pendidikan tentang dan memodifikasi cara perbaikan gizi yang sesuai oleh masyarakat Saya yakin bahwa ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikan dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit Saat melakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penyakit kepada semua pasien/klien dan masyarakat seperti keluarga saya sendiri Saya melakukan teknik-teknik yang baru dalam melakukan promosi kesehatan terhadap individu, kelompok Saya tidak membeda-bedakan kelas sosial, tingkat pendidikan, agama,ras, warna kulit walaupun klien itu bukan keluarga saya Saya mengutamakan tujuan dari pada sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas dalam melakukan tentang Pencegahan Deman Berdarah Dengue (DBD) Saya melakukan candaan dengan teman kerja saya ketika di waktu senggang Saya merasa sabar pada pasien/klien terlebih khususnya pada anak-anak dalam melakukan imunisasi Saya menanggapi/membina budaya-budaya yang berlainan dimasyarakat yang membahayakan keselamatan pasien/klien dan berisiko menularkan bibit penyakit di masyarakat
Universitas Sumatera Utara
73
Master Data jenis pengalaman resoinden umur pendidikan kelamin kerja 1 52 2 3 4 2 24 2 2 0 3 42 2 3 1 4 36 2 2 4 5 40 2 3 1 6 36 2 2 2 7 36 2 2 1 8 45 2 3 4 9 46 2 3 0 10 48 1 3 0 11 43 2 2 4 12 43 2 3 0 13 41 2 3 4 14 37 2 4 4 15 45 2 2 4 16 36 2 2 2 17 46 2 2 1 18 38 2 2 1 19 40 2 3 0 20 30 2 2 1 21 42 2 3 0 22 38 2 1 1 23 40 2 2 1 24 54 2 2 0 25 53 2 2 1 26 34 2 2 1 27 53 2 2 0 28 47 1 2 0 29 34 2 3 0 30 37 2 2 2 31 27 1 3 3 32 30 2 2 2
masa kerja 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
pelatihan 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
Universitas Sumatera Utara
74
Keterangan: Jenis Kelamin :
Masa Kerja
1 = Laki-lakai
1 = < 2 Tahun
2 = Perempuan
2 = >2 Tahun
Pendidikan
Pelatihan
1 = SPK
1 = Tidak Pernah
2 = Diploma III
2 = Pernah
3 = Sarjana 4 = Magister (S2)
Pengalaman 0 = Puskesmas 1 = Rumah Sakit 2 = Klinik 3 = Lainya ( Non Pelayanan Kesehatan) 4= Rumah Sakit dan Klinik)
Universitas Sumatera Utara
75
Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan prventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar
Responden p1 1 4
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
p15
interprestasi
1
4
2
4
1
4
4
4
2
4
4
4
4
4
50
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
2
4
3
52
3
2
2
3
3
4
4
2
3
4
2
4
4
3
3
3
46
4
1
1
3
4
3
2
4
4
4
4
3
3
2
4
4
46
5
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
44
6
2
2
2
2
4
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
41
7
2
2
4
4
3
1
3
4
3
4
2
4
2
2
3
43
8
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
9
2
1
2
2
4
1
3
2
4
1
3
2
2
2
4
35
10
2
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
53
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
57
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
57
13
3
2
3
3
4
4
4
2
4
3
3
4
3
4
3
49
14
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
47
15
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
53
16
4
1
4
4
4
2
4
2
3
2
2
3
3
4
4
46
Universitas Sumatera Utara
76
17
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
18
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
44
19
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
44
20
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
44
21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
22
4
2
3
4
3
2
3
2
4
3
4
2
3
3
2
44
23
3
2
4
4
4
3
3
3
4
2
3
3
4
4
2
48
24
4
2
3
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
3
3
42
25
2
2
4
4
3
2
4
4
4
2
2
4
4
4
3
48
26
3
2
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
2
48
27
3
2
4
4
1
2
3
3
4
2
4
3
3
4
3
45
28
2
2
1
4
3
1
3
2
4
3
4
2
3
3
3
40
29
2
1
4
4
4
3
3
1
4
2
3
4
3
4
4
46
30
2
1
3
3
3
1
3
2
4
3
4
2
3
3
3
40
31
4
3
4
4
4
1
2
4
4
2
4
4
4
4
3
51
32
4
2
3
4
3
2
4
4
4
3
4
3
4
3
1
48
Universitas Sumatera Utara
77
Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatap promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar
responden p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
p15
interprestasi
1
4
1
4
2
4
1
4
4
4
2
4
4
4
4
4
50
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
2
4
3
52
3
2
2
3
3
4
4
2
3
4
2
4
4
3
3
3
46
4
1
1
3
4
3
2
4
4
4
4
3
3
2
4
4
46
5
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
44
6
2
2
2
2
4
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
41
7
2
2
4
4
3
1
3
4
3
4
2
4
2
2
3
43
8
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
9
2
1
2
2
4
1
3
2
4
1
3
2
2
2
4
35
10
2
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
53
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
57
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
57
13
3
2
3
3
4
4
4
2
4
3
3
4
3
4
3
49
14
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
47
15
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
53
16
4
1
4
4
4
2
4
2
3
2
2
3
3
4
4
46
17
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
Universitas Sumatera Utara
78
18
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
44
19
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
44
20
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
44
21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
22
4
2
3
4
3
2
3
2
4
3
4
2
3
3
2
44
23
3
2
4
4
4
3
3
3
4
2
3
3
4
4
2
48
24
4
2
3
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
3
3
42
25
2
2
4
4
3
2
4
4
4
2
2
4
4
4
3
48
26
3
2
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
2
48
27
3
2
4
4
1
2
3
3
4
2
4
3
3
4
3
45
28
2
2
1
4
3
1
3
2
4
3
4
2
3
3
3
40
29
2
1
4
4
4
3
3
1
4
2
3
4
3
4
4
46
30
2
1
3
3
3
1
3
2
4
3
4
2
3
3
3
40
31
4
3
4
4
4
1
2
4
4
2
4
4
4
4
3
51
32
4
2
3
4
3
2
4
4
4
3
4
3
4
3
1
48
Universitas Sumatera Utara
79
Nilai Validitas Instrumen V
=
∑S [n (c-1)]
S
= r- lo
r=nilai yang diberi oleh penilai
Lo
= Angka penilaian validitas yang terendah
C
= Angka penilaian valiitas tertinggi
Instrumen 1 (Aktualisasi Perawat dalm Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif) Penilaian Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Skor S Skor S Skor S Skor S Skor S Skor S Skor S A 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 ∑S 3 3 3 3 3 3 3 V 1 1 1 1 1 1 1
Skor 4 3 1
Item 11 S 3
Skor 4 3 1
Item 12 S 3
Skor 4 3 1
Item 13 S 3
Skor 4 3 1
Item 14 S 3
Item 8 Skor S 4 3 3 1
Skor 4 3 1
Item 9 Skor S 4 3 3 1
Item 10 Skor S 4 3 3 1
Item 15 S 3
Universitas Sumatera Utara
80
Item 1 : V
= ∑S
item 6 : V
=
[n (c-1)] =
3 [1 (4-1)]
= 1
∑S [n (c-1)]
=
3 [1 (4-1)]
= 1
Universitas Sumatera Utara
81
Nilai Validitas Instrumen V
=
∑S [n (c-1)]
S
= r- lo
r=nilai yang diberi oleh penilai
Lo
= Angka penilaian validitas yang terendah
C
= Angka penilaian valiitas tertinggi
Instrumen 1 (Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Preventif ) Penilaian Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Skor S Skor S Skor S Skor S Skor S Skor S Skor S A 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 ∑S 3 3 3 3 3 3 2 V 1 1 1 1 1 1 0.66
Item 11 Skor S 4 3 3 1
Skor 4 3 1
Item 12 S 3
Skor 4 3 1
Item 13 S 3
Skor 4 3 1
Item 14 S 3
Skor 4 3 1
Item 8 Skor S 4 3 3 1
Item 9 Skor S 4 3 3 1
Item 10 Skor S 4 3 3 1
Item 15 S 3
Universitas Sumatera Utara
82
= ∑S
Item 7 : V
item 11 : V
=
[n (c-1)] =
2 [1 (4-1)]
= 0,66
∑S [n (c-1)]
=
3 [1 (4-1)]
= 1
Universitas Sumatera Utara
RELIABILITY PROMOTIF
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N
%
Valid Cases
Excluded Total
15
100.0
0
.0
15
100.0
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .756
15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
p1
2.80
1.014
15
p2
2.47
1.125
15
p3
3.33
.816
15
p4
3.27
.799
15
p5
3.47
.834
15
p6
2.67
1.234
15
p7
3.27
.704
15
p8
3.40
.828
15
p9
3.53
.640
15
p10
2.87
1.060
15
p11
3.53
.640
15
p12
3.60
.632
15
p13
2.87
.834
15
p14
3.13
.834
15
p15
3.33
.488
15
Universitas Sumatera Utara
84
RELIABILITY Preventif
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded Total
15 0 15
% 100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .740 15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
p1
3.40
.632
15
p2
3.27
.704
15
p3
3.20
1.014
15
p4
3.53
.516
15
p5
2.80
.941
15
p6
2.53
.834
15
p7
3.07
.594
15
p8
3.27
.594
15
p9
3.20
.676
15
p10
3.33
.617
15
p11
3.80
.414
15
p12
3.33
.724
15
p13
3.27
.594
15
p14
2.53
.516
15
p15
3.00
.655
15
Frequencies
Universitas Sumatera Utara
85
Statistics Usia
Jenis_Kelamin
pendidikan
Pengalaman_Ke
Masa_Kerja
Pelatihan
rja Valid
32
32
32
32
32
32
0
0
0
0
0
0
N Missing
Statistics Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
a_Pelayanan_Promotif
a_Pelayanan_Preventif
Valid
32
32
0
0
N Missing
Frequency Table Usia Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
17-25
1
3.1
3.1
3.1
26-35
4
12.5
12.5
15.6
36-45
19
59.4
59.4
75.0
46-55
8
25.0
25.0
100.0
Total
32
100.0
100.0
Jenis_Kelamin Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
laki-laki Valid
3
9.4
9.4
9.4
prempuan
29
90.6
90.6
100.0
Total
32
100.0
100.0
Pendidikan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Universitas Sumatera Utara
86
SPK
Valid
1
3.1
3.1
3.1
Diploma
18
56.3
56.3
59.4
Sarjana
12
37.5
37.5
96.9
Lainnya
1
3.1
3.1
100.0
32
100.0
100.0
Total
Pengalaman_Kerja Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak ada
10
31.3
31.3
31.3
Rumah Sakit
10
31.3
31.3
62.5
Klinik
4
12.5
12.5
75.0
Lainnya
1
3.1
3.1
78.1
Rumah Sakit & Klinik
7
21.9
21.9
100.0
32
100.0
100.0
Valid Percent
Cumulative
Valid
Total
Masa_Kerja Frequency
Percent
Percent
Valid
<2 tahun
1
3.1
3.1
3.1
>2 tahun
31
96.9
96.9
100.0
Total
32
100.0
100.0
Pelatihan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tidak pernah
11
34.4
34.4
34.4
Pernah
21
65.6
65.6
100.0
Total
32
100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
87
Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Promotif Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tinggi
17
53.1
53.1
53.1
Sedang
15
46.9
46.9
100.0
Total
32
100.0
100.0
Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Preventif Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tinggi
15
46.9
46.9
46.9
Sedang
17
53.1
53.1
100.0
Total
32
100.0
100.0
Usia * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Promotif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Promotif Tinggi
Sedang
17-25
1
0
1
26-35
4
0
4
36-45
8
11
19
46-55
4
4
8
17
15
32
Usia
Total
Universitas Sumatera Utara
88
Usia * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Preventif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Preventif Tinggi
Sedang
17-25
0
1
1
26-35
3
1
4
36-45
8
11
19
46-55
4
4
8
15
17
32
Usia
Total
Jenis_Kelamin * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Promotif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Promotif Tinggi laki-laki
Sedang 2
1
3
15
14
29
17
15
32
Jenis_Kelamin prempuan Total
Jenis_Kelamin * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Preventif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Preventif
Universitas Sumatera Utara
89
Tinggi laki-laki
Sedang 2
1
3
13
16
29
15
17
32
Jenis_Kelamin prempuan Total
pendidikan * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Promotif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Promotif Tinggi
Sedang
SPK
0
1
1
Diploma
9
9
18
Sarjana
7
5
12
Lainnya
1
0
1
17
15
32
pendidikan
Total
pendidikan * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Preventif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Preventif Tinggi SPK
Sedang 1
0
1
Diploma
11
7
18
Sarjana
3
9
12
Lainnya
0
1
1
15
17
32
pendidikan
Total
Pengalaman_Kerja * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Promotif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Promotif
Universitas Sumatera Utara
90
Tinggi
Pengalaman_Kerja
Sedang
Tidak ada
4
6
10
Rumah Sakit
5
5
10
Klinik
2
2
4
Lainnya
1
0
1
Rumah Sakit & Klinik
5
2
7
17
15
32
Total
Pengalaman_Kerja * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Preventif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Preventif Tinggi
Pengalaman_Kerja
Sedang
Tidak ada
2
8
10
Rumah Sakit
7
3
10
Klinik
3
1
4
Lainnya
1
0
1
Rumah Sakit & Klinik
2
5
7
15
17
32
Total
Masa_Kerja * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Promotif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Promotif Tinggi
Sedang
<2 tahun
1
0
1
>2 tahun
16
15
31
Masa_Kerja
Universitas Sumatera Utara
91
Total
17
15
32
Masa_Kerja * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Preventif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Preventif Tinggi
Sedang
<2 tahun
0
1
1
>2 tahun
15
16
31
15
17
32
Masa_Kerja Total
Pelatihan * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Promotif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Promotif Tinggi tidak pernah
Sedang 3
8
11
14
7
21
17
15
32
Pelatihan pernah Total
Pelatihan * Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upaya_Pelayanan_Preventif Crosstabulation Count Aktualisasi_Perawat_Dalam_Upay
Total
a_Pelayanan_Preventif Tinggi tidak pernah
Sedang 5
6
11
10
11
21
15
17
32
Pelatihan pernah Total
Universitas Sumatera Utara
92
Universitas Sumatera Utara
93
Universitas Sumatera Utara
94
Universitas Sumatera Utara
95
Universitas Sumatera Utara
96
Universitas Sumatera Utara
97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI
:
Nama : Muhammad Rizal Saragih Tempat Tanggal Lahir: Siulak-ulak, 29 Agustus 1995 Alamat : Huta I Siulak-ulak Kec Gunung Maligas Kab. Simalungun/ Jl Setia Gg Warpis No 145 E Setia Budi Tajung Rejo Email :
[email protected] No Hp : 081232439595 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status : Belum Kawin Tinggi/Berat Badan : 168 cm/ 63 Kg Golongan Darah :0 Kewarganegaraan : Indonesia
RIWAYAT PENDIDIKAN : Formal : 2001-2007 : SD N 097322 Silau Bayu Kec. Gunung Maligas 2007-2010 : SMP N 1 Dolok Batu Nanggar 2010-2013 : SMA N 1 Dolok Batu Nanggar 2013-2017 : Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
PENGALAMAN ORGANISASI: 2013-2014 :
: Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sebagai Anggota Departen Pengabdian Masyarakat 2014-2015 : Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sebagai Kepala Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa dan Organisasi 2015-2017 : Ikatan Lembaga Ilmu Keperawatan Indonesia sebagai Koordinator Wilayah I (Aceh, Sumut, Sumbar, dan Riau)
Universitas Sumatera Utara