12 Umar Bin Khaththab

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 12 Umar Bin Khaththab as PDF for free.

More details

  • Words: 1,847
  • Pages: 2
mengikuti berita para pejabatnya, memperhatikan administrasi negara sampai yang terkecilpun, memperhatikan segala aspek (kehidupan), dan memperhatikan hakikat musuhnya secara detil. Itu semua dimaksudkan agar tersebar kesejahteraan, islam, keadilan, keharmonisan dan banyak lainya. Kendati demikian, dia menempelkan pipinya di atas tanah di akhir kehidupnya di dunia ini, seraya mengatakan, “celakalah Umar, jika Allah tidak mengampuninya; dan c e l a k a U m a r, j i k a A l l a h t i d a k menyelamatkanya dari Naar (Muhammad Abbas Al-Mubarok : Umar Ibnu Khatab tegas dan keras membela al-haq). Begitu mulianya Umar dengan keIslamanya, disegani dan ditakuti lawan maupun kawan. Sosok pemimpin yang mesti di tauladani dalam kehidupan dunia maupun akhiratnya. Sungguh Allah telah ridho kepadanya dan ia pun telah ridho kepada Allah. Kisah Terbunuhnya Umar Radhiyallahu 'Anhu Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dalam kitabnya Fadhail Madinah, bab Karahiyatu an-Nabi an Tu'ra al-Madinah bahwa Umar Radhiyallahu 'anhu berdoa kepada Allah Ta'ala agar Allah ta'ala memberikan syahadah (mati syahid) serta dimakamkan di negeri hijrah (yaitu Madinah). Maka Allah mengabulkan doanya ini dan memberikan kedua kedua permohonannya tersebut. Ini adalah perkara yang sulit namun Allah Maha Lembut kepada hamba-Nya. Umar Radhiyallahu 'anhu wafat karena ditikam oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz –seorang yang berasal dari Nahawand, yang kemudian ditawan orang Romawi, setelah itu ditawan oleh tentara kaum muslimin, dan aslinya beragama Majusi- ketika beliau sedang shalat di mihrab pada waktu Subuh hari Rabu tanggal 25 Dzulhijjah tahun 23 H dengan belati yang memiliki dua mata. Abu Lu'lu'ah menikamnya dengan 3 (tiga) tikaman –ada yang mengatakan 6 (enam) tikaman-, satu di bawah pusarnya hingga terputus urat-urat dalam

4

Sejarah

perut beliau. Akhirnya Umar Radhiyallahu 'anhu terjatuh tersungkur dan menyuruh Abdurrahman bin Auf Radahiyallahu 'anhu agar menggantikannya menjadi imam shalat. Kemudian orang kafir itu (Abu Lu'lu'ah) berlari ke belakang, sambil menikam seluruh orang yang dilaluinya. Dalam peristiwa itu sebanyak 13 (tiga belas) orang terluka dan 6 (enam) orang dari mereka tewas. Maka segera Abdullah bin 'Auf menangkapnya dengan melemparkan burnus (baju panjang yang memiliki penutup kepala) untuk menjeratnya, kemudian Abu Lu'lu'ah bunuh diri, semoga Allah melaknatnya. (Ibnu Katsir: Al Bidayah Wan Nihayah). Akhirnya Umar Radhiyallahu 'anhu wafat 3 (tiga) hari setelah peristiwa itu, beliau dikebumikan pada hari Ahad di awal bulan Muharram tahun 24 H dan dikebumikan di Kamar Nabi di samping Abu Bakar ash-Shiddiq, setelah mendapat izin dari Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha. Namun sangat disayangkan sekali, karena ada sebagian kelompok yang mengaku umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat mengagungkannya, bahkan menganggap Abu Lu'lu'ah ini sebagai pahlawan dan menggelarinya Amirul Mukminin. Dan kelompok ini menjadikan kuburannya sebagai tempat perayaan untuk memperingati hari terbunuhnya Abu Lu'lu'ah. Umurnya Ketika Wafat Masih diperselisihkan oleh ulama berapa usia Umar Radhiyallahu 'anhu ketika ia wafat, namun yang paling masyhur adalah ketika berusia 57 (lima puluh tujuh) tahun. Zulfadli Ibnu Fauzi Maraji' · Ibnu Katsir, Al Bidayah Wan Nihayah, Darul Haq, Jakarta, cetakan II. 2005. · Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Al-Kautsar, Jakarta, cetakan XVIII. 2005. · Muhammad Abbas Al-Mubarok, Umar Ibnu Khatab tegas dan keras membela al-haq, At-Tibyan, Solo.

Jangan dibaca ketika Khatib berkhutbah

Diterbitkan Oleh:

Yayasan Dar el-Iman Padang Tim Ahli

: Ust. Faishal Abdurrahman, Lc Ust. Muhammad Elvi Syam, Lc Dewan Redaksi : Abu Salman, Rahmat Ika Syahrial Alamat Redaksi : Jl. Rasak No 28 Lolong Padang Sirkulasi : 0751-7801636 & 081374328222 Kritik & Saran : 08126638098, 0751-7801669 Konsultasi Agama : 085274072458 E-mail : [email protected] No Rekening : BNI cab Padang Jl A.Yani 0119869013 a/n Faisal Rahman

Dakwah Kita

Info Kajian Umum

Buletin Vol 12/Th 1/2007

Meniti Jejak Generasi Islam Pertama

UMAR BIN KHATHTHAB Radhiyallahu ‘Anhu Nasab Dan Ciri-Ciri Umar Radhiyallahu 'Anhu “Beliau adalah Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin 'Adi Bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdulah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka'ab bin Lu'ai. Beliau memiliki ciri-ciri: seorang lelaki yang tinggi, kepala bagian depannya botak, selalu bekerja dengan dua tanganya, kedua matanya hitam, berkulit kuning, ada yang mengatakan berkulit putih hingga menjadi kemerah-merahan. Giginya putih bersih mengkilat, selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan menggunakan inai. Ia memakai cicin yang bertuliskan 'cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar'.” (Ibnu Katsir: Al Bidayah Wan Nihayah). KeIslaman Umar Radhiyallahu 'Anhu Umar Radhiyallahu 'anhu adalah seorang manusia biasa. Sebelum cahaya Islam menyinari hatinya, Umar Radhiyallahu 'anhu dikenal sebagai pegulat di pasar Ukkazh, sebagai seorang ayah yang telah membunuh anaknya, dan ia juga sangat menginginkan untuk membunuh nabi dengan tangannya. Dengan hidayah dari Allah Subhanahu wa ta'ala, sebab doa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena cahaya Islam menerangi jiwanya, Umar bin Khaththab dimuliakan oleh Allah Ta'ala. Beliau menjadi khalifah yang diberi petunjuk, dan menjadi pemimpin yang tegas dalam menegakan kebenaran. Masuknya Umar Radhiyallahu 'anhu ketika ia berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun” (Ibnu Katsir: AlBidayah Wan Nihayah). “Dia masuk Islam pada tahun ke 6 (enam) dari masa kenabian setelah 40 pria dan 10 wanita masuk ke dalam Islam. Sesudah

Jangan dibaca ketika Khatib berkhutbah

Sejarah

1

Meniti Jejak Generasi Islam Pertama

beliau masuk Islam, maka Islam tampak mulai bersinar di kota Mekah” (Muhammad Abbas AlMubarok : Umar Ibnu Khatab Tegas Dan Keras Membela Al-Haq). Setelah Umar Radhiyallahu 'anhu masuk Islam, dia mendatangi Jamil bin Ma'mar AlJumha, lalu ia memberi tahukan keIslamannya. Maka Jamil berteriak sekeraskerasnya, bahwa Ibnul Khaththab telah keluar dari agama. Umar Radhiyallhu 'anhu yang ada di belakangnya menyahut, dia berdusta, “tetapi aku telah masuk Islam”. Mereka langsung mengeroyok Umar (Shafiyyurrahman AlMubarakfury: Sirah Nabawiyah). Keutamaan Umar Ibn Khaththab Radhiallahu 'Anhu Umar Ibn Khaththab Radhiyallahu 'anhu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain dari umat ini. Kelebihan beliau ini sudah diakui dan direkomendasikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam. Kalau ada orang yang mencela Umar Ibn Khaththab Radhiyallahu 'anhu berarti dia telah mencela rokemendasi Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam, dan berarti mereka tidak percaya dengan perkataan Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam. Di bawah ini akan kita cantumkan beberapa hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menyebutkan tentang keutamaan beliau: ”Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Aku bermimpi masuk surga, tahunya aku bersama Rumaysha' istri Abi Thalhah, dan aku mendengar suara telapak kaki, maka aku bertanya siapa ini, ia menjawab ini adalah Bilal. Aku melihat sebuah istana di halamannya ada seorang budak wanita, maka aku bertanya untuk siapakah ini? Ia menjawab: untuk Umar, maka aku ingin masuk untuk melihatnya, lantas aku sebutkan kecemburuanmu, lalu Umar berkata: Bapak dan Ibuku aku jadikan tembusan untukmu wahai Rasulullah, apakah atas dirimu aku cemburu?'” (HR. AlBukhari). Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwa

2

Sejarah

Umar Radhiyallahu 'anhu telah memilik tempat di dalam sorga, yaitu sebuah istana. Ini mengindikasikan bahwa beliau Radhiyallahu 'anhu adalah orang akan menghuninya, dan beliau adalah orang yang pasti masuk surga. Hal ini dipertegas lagi bahwa beliau bermasuk 10 orang yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah untuk masuk surga. Imam AlBukhari meriwayatkan : Dari Abi Musa Radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan: ”Aku bersama Nabi di salah satu kebun di kota Madinah, lalu seorang laki-laki datang dan minta dibukakan pintu, lalu Rasulullah bersabda: Bukakanlah untuknya dan berilah dia kabar gembira dengan surga, maka aku bukakan pintu, ternyata dia adalah Abu Bakar, lalu aku beri dia kabar gembira dengan apa yang dikatakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau memuji Allah. Kemudian seorang laki-laki (lain) datang dan minta dibukakan pintu, lalu Rasulullah bersabda: Bukakanlah untuknya dan berilah dia kabar gembira dengan surga, maka aku bukakan pintu, ternyata dia adalah Umar, lalu aku beri dia kabar gembira dengan apa yang dikatakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau memuji Allah. Kemudian seorang laki-laki (lain) datang dan minta dibukakan pintu, lalu Rasulullah bersabda: Bukakanlah untuknya dan berilah dia kabar gembira dengan surga di atas bencana yang menimpanya, ternyata dia adalah Utsman, lalu aku beri dia kabar gembira dengan apa yang dikatakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau memuji Allah dan berkata: Allah Al-Musta'an. (tempat meminta tolong). (HR. Al-Bukhari). Keluhuran Umar Radhiyallahu 'Anhu · Pada suatu hari di masa kekhilafahanya, Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu. mengundang seseorang supaya menuliskan untuknya suatu dokumen yang berisikan surat pengangkatan jabatan. Ketika ia sedang menulis, seorang anak dari anakanak Umar datang dan duduk diruang khalifah, lalu ia (Umar Radhiyallahu 'anhu) tampakkan kasih sayang seraya

Jangan dibaca ketika Khatib berkhutbah

menciumnya. Maka orang itu berkata, “Wahai Amirul Mu'minin, Aku mempunyai sepuluh anak sepertinya, tidak ada seorangpun yang mendekat kepadaku” mendengar hal itu, Umar Radhiyallahu 'anhu mengatakan, “Aku tidak berdosa, jika Allah mencabut belas kasih dari hatimu. Sesungguhnya Allah hanya mengasihi hamba-hambanya yang penyayang.” Kemudian dia memerintahkan supaya surat pengangkatan jabatan tersebut dirobek seraya mengatakan, “jika dia tidak sayang kepada anak-anaknya, maka bagaimana ia akan sayang kepada rakyatnya.” (Muhammad Abbas Al-Mubarok : Umar Ibnu Khatab tegas dan keras membela al-haq). Begitu hebatnya Umar Radhiyallahu 'anhu mengambil keputusan, dengan keyakinan yang kuat ia langsung mengambil tindakan terhadap bawahannya. Tanpa raguragu sedikitpun mengatakan jika seseorang tidak memiliki kasih sayang kepada anakanaknya, bagaimana ia akan sayang kepada rakyatnya. Ini adalah pandangan yang tajam, firasat yang kuat, dan kepahaman terhadap kejiwaan dan karakter seseorang. · Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan: “Umar bin Al-Khaththab datang kepada kami untuk menunaikan haji. Lalu Shafwan bin Umayyah membuatkan makanan untuknya. Kemudian orang banyakpun mulai makan, sedangkan para pelayan hanya berdiri, maka Umar bertanya, “Mengapa aku tidak melihat pelayan makan bersama kalian? Apakah kalian membeci mereka? Sufyan bin Abdillah menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Amirul Mu'minin kami tidak membenci mereka, tetapi kami mendahulukan diri kami atas mereka.” Mendengar hal itu Umar Radhiyallahu 'anhu sangat marah, kemudian mengatakan, “Tidaklah suatu kaum mendahulukan diri mereka atas para pelayan mereka niscaya Allah benar-benar menghukum mereka.” Kemudian mereka mengatakan kepada para pelayan, duduklah lalu makanlah!” lalu para pelayan duduk untuk makan, sedangkan

Amirul Mu'minin tidak makan sedikitpun (Muhammad Abbas Al-Mubarok : Umar Ibnu Khatab tegas dan keras membela al-haq). Sungguh mulianya hati seorang Khalifah, Ia tidak menganggap derajat para pelayan di bawah dirinya, dan ia mementingkan orang lain (pelayan) dari dirinya sendiri. · Ketika umat Islam dilanda krisis, kekeringan, dan kesusahan, dan itu terjadi pada masa Kekhalifahan Umar. Hujan tak kunjung turun dan manusia mengalami kelaparan. Di antara mereka ada yang mati. Pada tahun kelabu tersebut Umar memikul kesedihan rakyatnya dan merasakan kesusahan bersama mereka, sehingga dikatakan kulitnya berubah menjadi coklat, karena banyak makan minyak sebagai ganti samin yang biasa dimakannya. Salah satu riwayat mengenai hal itu dituturkan sebagai berikut: ”Bahwa Umar pada tahun kelabu itu diberi roti yang bercampur samin, lalu dia mengajak seorang badui untuk makan bersamanya. Badui itu memperhatikan dengan seksama lemak yang ada di sisi piring, “sepertinya kamu tidak pernah makan lemak” ia menjawab, “ya aku tidak pernah makan samin dan minyak, serta aku tidak pernah sejak demikian dan demikian sebelum hari ini.” Maka Umar bersumpah untuk tidak mencicipi daging dan samin hingga manusia bisa bertahan hidup. (Muhammad Abbas AlMubarok : Umar Ibnu Khatab tegas dan keras membela al-haq). Umar Radhiyallahu 'anhu memang seorang pemimpin yang mesti ditauladani, umat Islam sangat membutuhkan pemimpinpemimpin yang memiliki keluhuran seperti Umar Radhiyallahu 'anhu turut merasakan penderitan rakyatnya dan zuhud kepada dunia. · Ketika memimpin manusia, dia ronda pada malam hari, membagi-bagikan rezeki, mengawasi pasar dan memutuskan (hukum) dengan adil, menanak makanan di periuk, mengganti hak orang yang dizhalimi,

Jangan dibaca ketika Khatib berkhutbah

Sejarah

3

Related Documents

12 Umar Bin Khaththab
October 2019 37
Umar Bin Abdul Aziz
June 2020 43
Nasab Umar Bin Khattab
December 2019 34
Umar Bin Abdul Aziz
October 2019 60
Umar Bin Abdul Aziz
December 2019 36
Umar Bin Abdul Azis
April 2020 26