1103503061.pdf

  • Uploaded by: sunardi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1103503061.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 58,328
  • Pages: 272
MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES SEMARANG ( Studi Kasus di FMIPA-UNNES Semarang )

TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh : TITI WAHYUKAENI NIM : 1103503061

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian tesis.

Semarang, 2005 Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Sarosa Purwadi NIP. 130077390

Prof. Dr. Madya Ekosusilo, M.Pd NIP. 131098520

ii

PENGESAHAN KELULUSAN

Tesis ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, pada : Hari

: Kamis

Tanggal : 4 Agustus 2005

Panitia Ujian Ketua

Sekretaris

Prof. Mursid Saleh, Ph.D

Prof. Dr. Retno Sriningsih S.

NIP. 130354512

NIP. 130431317

Penguji I

Penguji II / Pembimbing II

Prof. Soelistio ML., Ph.D

Prof. Dr. Madyo Ekosusilo, M.Pd

NIP. 130154821

NIP. 131098520

Penguji III / Pembimbing I

Prof. Dr. Sarosa Purwadi NIP. 130077390

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 2005

Titi Wahyukaeni

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ing ngarso sung tulodho Ing madyo mangun karso Tut wuri handayani

Teruntuk : • Suami tercinta atas dukungan dan doanya. • Anak-anakku tersayang yang telah memberikan bantuannya secara moril maupun materiil. • Sobat-sobatku suportnya.

v

atas

doa

dan

SARI

Wahyukaeni, Titi. 2005. Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA – UNNES Semarang (Studi Kasus di FMIPA – UNNES Semarang). Program Studi Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : I. Prof. Dr. Sarosa Purwadi, II. Prof. Dr. Madyo Ekosusilo, M.Pd. Kata kunci : manajemen, Laboratorium Kimia Organik Fungsi Laboratorium Kimia Organik adalah menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam pengembangan sumber daya alam. Penelitian tersebut diarahkan pada upaya pengembangan potensi bahan alam di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya, sehingga dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Fokus penelitian adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik. Fokus dijabarkan menjadi empat sub fokus, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengkaji perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan peran serta, dan studi dokumentasi. Informan dipilih secara purposif dipadukan dengan Snowball Sampling. Analisis data dilakukan dengan cara : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) Perencanaan : SDM yang mendukung, sedangkan alat dan bahan serta fasilitas yang belum cukup untuk kebutuhan kegiatan Laboratorium Kimia Organik karena dana yang terbatas; (2) Pengorganisasian : di Laboratorium Kimia Organik hanya ada penanggung jawab laboratorium dan laboran, ini bukan organisasi tetapi merupakan unsur organisasi. Kedudukan Penanggung Jawab Laboratorium yang masih semi formal; (3) Penggerakan : perlu penambahan Laboratorium Pangan, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Biokimia. Perlu peningkatan bimbingan kegiatan Laboratorium Kimia Organik, perlu ada reorganisasi; (4) Pengawasan : melalui kartu kendali, papan informasi yang mencantumkan daftar kegiatan Laboratorium Kimia Organik ditunjang dengan tulisan-tulisan sebagai pengendali kerja di Laboratorium Kimia Organik. Pengawasan belum dilakukan secara optimal terutama saat praktikum karena jumlah mahasiswa yang melebihi kapasitas Laboratorium Kimia Organik. Disarankan untuk : (1) UNNES, memberikan kebijakan pengembangan laboratorium kimia melalui reorganisasi dan memfasilitasi pendanaan; (2) Ketua Jurusan membuat rencana strategis untuk pengembangan Laboratorium Kimia Organik; (3) Kepala Laboratorium Kimia mensosialisasikan manajemen laboratorium kepada personel Laboratorium Kimia Organik; (4) Penanggung Jawab Laboratorium berperan aktif meningkatkan kinerja di Laboratorium Kimia Organik; vi

(5) Dosen Pengampu Praktikum meningkatkan penelitian, bimbingan praktikum, dan pelayanan masyarakat; (6) Laboran atau Teknisi meningkatkan kualitas pelayanan kegiatan-kegiatan di Laboratorium Kimia Organik.

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan ramat, taufiq, hidayah serta inayahNya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sarosa Purwadi dan Bapak Prof. Dr. Madyo Eksusilo, M.Pd. Pembimbing Tesis yang memberikan bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan serta saran-saran sehingga terselesainya tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kasmadi, M.Si (Dekan FMIPA), Drs. Edy Cahyono, M.Si (Ketua Jurusan Kimia), Bapak Drs. Kasmui, M.Si (Kepala Laboratorium Kimia), Bapak Dr. Supartono, M.S. (Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik) yang telah mengijinkan saya serta membantu saya dalam pengumpulan data yang saya perlukan. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada suamiku tercinta (Sutoro) dan anak-anakku tersayang (Bowo, Sari) yang telah memberikan dukungan sepenuhnya untuk menyelesaikan studi S2 di Program PascaSarjana UNNES Semarang. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Kusorosiadi, M.Si, Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si, Bapak Dr. Supartono, MS, Ibu Dra. Nanik Wijayati, M.Si, dosen pengampu praktikum Kimia Organik dan lainnya yang belum saya sebut disini yang membantu dalam pengumpulan data yang saya perlukan. viii

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Sirojudin, S.Pd (teman sejawat) yang telah banyak membantu penyelesaian tesis ini melalui diskusi-diskusi sehingga banyak masukan-masukan yang sangat berharga dalam penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Wiji dan Ibu Nuni Widiarti, S.Pd yang membantu lancarnya pengumpulan data-data. Atas segala bantuan, bimbingan, nasihat, saran-saran yang telah diberikan untuk penyempurnaan tesis ini disampaikan terima kaish dengan disertai doa semoga amal kebajikan tersebut mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Amin ya robbal ‘alamin.

Penulis

ix

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii PERNYATAAN .............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v SARI ................................................................................................................ vi ABSTRACT .................................................................................................... viii PRAKATA ...................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................ 2 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3 1. Manfaat Teoretis ................................................................. 3 2. Manfaat Praktis ................................................................... 4 E. Lokasi Penelitian ....................................................................... 4 F. Penegasan Istilah ....................................................................... 5 1. Perencanaan ........................................................................ 5 2. Pengorganisasian ................................................................. 5 3. Penggerakan ........................................................................ 6 4. Pengawasan ......................................................................... 6 G. Asumsi dan Lingkup Penelitian ................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8 A. Manajemen ................................................................................ 8 1. Pengertian Manajemen ........................................................ 8 2. Manajemen sebagai Seni ..................................................... 9 3. Manajemen sebagai Suatu Organisasi ................................. 9 4. Manajemen sebagai Orang .................................................. 9 5. Manajemen sebagai Disiplin Ilmu ...................................... 9 6. Manajemen sebagai Proses ................................................. 10 B. Fungsi-fungsi Manajemen ........................................................ 10 1. Perencanaan (Planning) ...................................................... 11 a. Tingkat atas (top level) ................................................. 12 b. Tingkat menengah (midle level) ................................... 12 c. Tingkat bawah (bottom level) ....................................... 12 2. Pengorganisasian (Organizing) ........................................... 13 3. Penggerakan (actuating) ..................................................... 13 a. Motivasi ........................................................................ 14 b. Kepemimpinan .............................................................. 15 x

c. Komunikasi ................................................................... 4. Pengawasan (controlling) ................................................... C. Laboratorium ............................................................................. 1. Personil Pengelola Laboratorium ........................................ 2. Bangunan laboratorium ....................................................... 3. Fasilitas Laboratorium ........................................................ 4. Alat-alat laboratorium ........................................................ 5. Zat (Chemicals) ................................................................... D. Manajemen Laboratorium ......................................................... 1. Kelompok Pengelola ........................................................... a. Struktur organisasi laboratorium .................................. b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang ......... 2. Kelompok yang Dikelola .................................................... BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ A. Pendekatan Penelitian ............................................................... B. Rancangan Penelitian ................................................................ C. Kehadiran Peneliti di Lapangan ................................................ D. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian ........................... 1. Data ..................................................................................... 2. Sumber Data ........................................................................ 3. Instrumen Penelitian ........................................................... E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 1. Wawancara Mendalam ........................................................ 2. Observasi Partisipan ............................................................ 3. Studi Dokumentasi .............................................................. F. Analisis Data ............................................................................. 1. Reduksi Data ....................................................................... 2. Penyajian Data .................................................................... 3. Penarikan Kesimpulan ........................................................ G. Pengecekan Kebsahan Data ...................................................... 1. Derajat Kepercayaan (Credibility) ...................................... 2. Keteralihan (Transferability) .............................................. 3. Ketergantungan (Dependability) ........................................ 4. Kepastian (Confirmability) ................................................. H. Pertimbangan Etika Penelitian .................................................. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...................... A. Paparan Data ............................................................................. 1. Paparan data tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ................................... 2. Paparan data tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ......................... 3. Paparan data tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang .................................... 4. Paparan data tentang Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FPMIPA – UNNES ................................................ xi

15 16 18 19 20 21 21 22 22 23 24 24 25 27 27 28 29 30 30 31 32 33 33 36 37 38 39 41 43 43 43 44 44 44 45 47 47 47 71 79 89

B. Temuan-Temuan Penelitian ....................................................... 1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ............................................................... a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai .......................... b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana ............................................................................... c. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung .......................................... d. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan ............................................................ e. Menetapkan waktu ......................................................... 2. pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ............................................................... a. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ................................. b. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ....................... c. Menyusun struktur organisasi ....................................... d. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab .............. e. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab ....... f. Menyusun staf personel ................................................ 3. penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ............................................................... a. Memberi pengarahan dan perintah ............................... b. Memberikan motivasi ................................................... c. Mengadakan bimbingan dan pembinaan ....................... d. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis ...................................................... 4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FPMIPA – UNNES ................................................................................ a. Mengadakan pengamatan kegiatan ................................ b. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana .......................................................................... c. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan ......... BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. A. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang ................................................................................... 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai ............................... 2. Pengumpulan data yang diperlukan untuk membuat rencana ................................................................................ 3. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta halhal yang mendukung ............................................................ 4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya.......................................................... 5. Menetapkan waktu ...............................................................

xii

108 108 108 109 109 111 112 113 113 113 113 114 116 117 117 117 117 118 118 119 119 120 120 121 121 122 123 124 126 127

B. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPAUNNES Semarang...................................................................... 1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ........................................ 2. Mengelompokkan jenis pekerjaan ....................................... 3. Menyusun struktur organisasi .............................................. 4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masingmasing petugas ..................................................................... 5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab .............. C. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang .................................................................................... 1. Memberikan pengarahan dan perintah ................................. 2. Memberikan motivasi .......................................................... 3. Memberikan bimbingan dan pembinaan .............................. 4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis ............................................................. D. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang .................................................................................... 1. Mengadakan pengamatan kegiatan ...................................... 2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ................................................................................. 3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikannya ......... BAB VI KESIMPULAN ............................................................................... A. Kesimpulan ................................................................................ B. Saran-saran ................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

xiii

127 127 128 129 130 131 131 131 132 133 134 135 135 136 138 140 140 146 148

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Pengertian, Fungsi dan Kegiatan Manajemen ....................................

17

Tabel 2 Subyek Penelitian ..............................................................................

31

Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati .....................................................

37

Tabel 4 Kode Topik Liputan Penelitian Berdasarkan Fokus Penelitian dengan Penjabaran ke dalam Sub Fokus Penelitian .........................

40

Tabel 5 Penuturan informan tentang merumuskan tujuan yang akan dicapai ..............................................................................................

47

Tabel 6 Penuturan informan tentang mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana ...................................................................

49

Tabel 7 Penuturan informan tentang rencana pengembangan Laboratorium Kimia Organik ..................................................................................

52

Tabel 8 Penuturan informan tentang hambatan yang ada dengan atau dilaksanakannya perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik .............................................................................................

56

Tabel 9 Penuturan informan tentang memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik ...........................................................

63

Tabel 10 Penuturan informan tentang menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya .............................................

67

Tabel 11 Penuturan informan tentang menentukan waktu pengembangan Laboratorium Kimia Organik ...........................................................

71

Tabel 12 Penuturan informan tentang mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ...................................

72

Tabel 13 Penuturan informan tentang mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ..........................................................................................

73

Tabel 14 Penuturan informan tentang menyusun struktur organisasi .............

75

Tabel 15 Penuturan informan tentang merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas ..........................................

77

Tabel 16 Penuturan informan tentang menyusun staf personel ......................

79

Tabel 17 Penuturan informan tentang memberi pengarahan dan perintah ......

80

Tabel 18 Penuturan informan tentang memberikan motivasi .........................

82

Tabel 19 Penuturan informan tentang mengadakan bimbingan dan pembinaan ........................................................................................

84

xiv

Tabel 20 Penuturan informan tentang melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis ...................................

87

Tabel 21 Penuturan informan tentang mengadakan pengamatan kegiatan .....

91

Tabel 22 Penuturan informan tentang mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ............................................................

94

Tabel 23 Penuturan informan tentang mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan ..........................................................................................

96

Tabel 24 Hasil Rapat Jurusan dengan KBK Bidang Kimia Organik ..............

98

Tabel 25 Penuturan Para Informan tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang .....................................

99

Tabel 26 Penuturan Para Informan tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 102 Tabel 27 Penuturan Para Informan tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 103 Tabel 28 Penuturan Para Informan tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 104 Tabel 29 Penuturan Para Informan Pada Hasil Rapat Jurusan Bersama KBK Bidang Kimia Organik ..................................................................... 106

xv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium ...............................................

24

Gambar 2 Pola Pikir Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ........................................................................ 107

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Catatan Lapangan (C.L.: 01) ..................................................... (Wawancara)

150

Lampiran 2 Catatan Lapangan (C.L.: 02) ......................................................

155

Lampiran 3 Catatan Lapangan (C.L.: 03) ......................................................

160

Lampiran 4 Catatan Lapangan (C.L.: 04) ......................................................

165

Lampiran 5 Catatan Lapangan (C.L.: 05) ......................................................

173

Lampiran 6 Catatan Lapangan (C.L.: 06) ......................................................

177

Lampiran 7 Catatan Lapangan (C.L.: 07) ......................................................

182

Lampiran 8 Catatan Lapangan (C.L.: 08) ......................................................

189

Lampiran 9 Catatan Lapangan (C.L.: 09) ......................................................

192

Lampiran 10 Catatan Lapangan (C.L.: 10) ......................................................

196

Lampiran 11 Catatan Lapangan (C.L.: 11) ......................................................

202

Lampiran 12 Catatan Lapangan (C.L.: 12) ......................................................

206

Lampiran 13 Catatan Lapangan (C.L.: 13) ......................................................

211

Lampiran 14 Catatan Lapangan (C.L.: 14) ......................................................

216

Lampiran 15 Catatan Lapangan (C.L.: 15) ......................................................

219

Lampiran 16 Catatan Lapangan (C.L.: 16) ...................................................... (Observasi/Pengamatan)

223

Lampiran 17 Catatan Lapangan (C.L.: 17) ......................................................

224

Lampiran 18 Dokumen Penelitian (DOK. 01) ................................................

225

Lampiran 19 Dokumen Penelitian (DOK. 02) ................................................

226

Lampiran 20 Dokumen Penelitian (DOK. 03) ................................................

231

xvii

Lampiran 21 Dokumen Penelitian (DOK. 04) ................................................

243

Lampiran 22 Dokumen Penelitian (DOK. 05) ................................................

246

Lampiran 23 Dokumen Penelitian (DOK. 06) ................................................

256

Lampiran 24 Dokumen Penelitian (DOK. 07) ................................................

269

Lampiran 25 Denah Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia Jurusan Kimia FMIPA-UNNES Semarang ............................................

276

Lampiran 26 Kode dan Batasan Operasional .................................................

277

Lampiran 27 Keputusan Program PascaSarjana Universitas Negeri Semarang No. 117/PPs/2004 tentang Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ..................................................................... 279 Lampiran 28 Izin Penelitian dari dari Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang No. 197/J.40.4.1/PG/2005 ......... 280 Lampiran 29 Ijin Penelitian dari Dekan FMIPA-UNNES Semarang No. 593/J.40.1.4/PP/2005 ................................................................. 281 Lampiran 30 Surat Keterangan dari Ketua Jurusan No. 473/J.40.1.4.4/PP/2005 .............................................................. 282

xviii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang mengelola dua program studi yaitu program studi Pendidikan Kimia dan Program Studi Kimia. Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari. Pembuktian itu dilakukan antara lain di laboratorium dalam kegiatan praktikum, karena itu Laboratorium Kimia memiliki peran sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan Kimia. Manajemen laboratorium terus dibenahi agar fungsi Laboratorium Kimia dapat ditingkatkan menjadi laboratorium kimia yang representatif untuk menyelenggarakan praktikum dan penelitian bidang ilmu kimia sehingga dihasilkan lulusan yang berkualitas. Peningkatan ini sekaligus akan mendorong penelitian dosen sebagai salah satu tugas tri dharma perguruan tinggi. Fungsi Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES adalah untuk menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam pengembangan sumber daya alam. Penelitian konversi bahan alam pemanfaatan dan pengembangannya sangat diperlukan dalam upaya menggali sumber daya alam di daerah dan sebagai pendukung utama pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Peralatan laboratorium yang memadai dapat meningkatkan pelayanan kepada dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum, penelitianpenelitian. Penelitian tersebut diarahkan pada upaya pengembangan potensi 1

2

bahan alam di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya sehingga dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Bangunan fisik Laboratorium Kimia terdiri atas 3 lantai yang terdiri dari laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik / Biokimia, Laboratorium Komputasi dan PBM Kimia. Program Studi Kimia FMIPA-UNNES

mengembangkan

beberapa

program

terpadu,

yaitu:

peningkatan kemampuan dan keterampilan lulusan, pengembangan sistem pembelajaran berbasis riset dan pengadaan laboratorium penelitian dan instrumentasi dengan mewujudkan manajemen laboratorium. Beberapa prinsip dalam paradigma, baru manajemen pendidikan tinggi dicoba diupayakan penjabarannya dalam program yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Jurusan dengan sarana yang tersedia, dengan sumber daya yang dimiliki antara lain Laboratorium Kimia Organik. Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana diuraikan tersebut, maka penelitian tentang “Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang” dilakukan. Penelitian tersebut sampai kini memang belum ada yang melakukannya.

B. Fokus Penelitian Penelitian difokuskan pada masalah Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. Fokus penelitian dijabarkan lebih lanjut dalam empat sub fokus yaitu :

3

1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. 2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. 3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. 4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

C.

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. 2. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. 3. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. 4. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

D. Manfaat Penelitian 3. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat : a. Menjadi bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti tentang permasalahan yang terkait dengan manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

4

b. Memberikan informasi dalam mengembangkan teori yang berkaitan dengan manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang 4. Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi : a. Pengelola Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang yaitu sebagai bahan evaluasi terhadap manajemen laboratorium yang dikelolanya. b. Seluruh laboratorium di Jurusan Kimia atau di lembaga-lembaga pendidikan yang sama, agar pemantauan atas manajemen laboratorium dapat lebih mudah dilakukan. c. Lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia yaitu sebagai gambaran dalam

penyusunan

program

atau

pengembangan

manajemen

laboratorium kimia.

E. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. Ditetapkannya lokasi ini karena di laboratoriumlaboratorium Kimia yang ada di FMIPA-UNNES Semarang, yaitu Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik Biokimia, Laboratorium PBM-Komputasi.

5

Kegiatan di Laboratorium Kimia Organik meliputi pelayanan praktikum untuk mata kuliah kimia organik, biokimia dan kimia bahan pangan, penelitian dosen dan mahasiswa, serta kegiatan layanan masyarakat yang membutuhkan analisis proksimat, isolasi dan identifikasi serta transformasi komponen organik bahan alam, pelatihan dan informasi pembuatan ekstraks emponempon, penetapan nilai gizi, dan pengawetan bahan pangan. Dengan padatnya kegiatan di Laboratorium Kimia Organik, sedang kondisi laboratorium seperti sekarang, maka perlu segera diperluas dengan menambahkan Laboratorium Pangan dan Laboratorium Biokimia. Inilah yang menjadi alasan kenapa peneliti mengambil lokasi di Laboratorium Kimia Organik.

F. Penegasan Istilah Penegasan istilah diperlukan untuk menghindari terjadinya interprestasi yang berbeda dari para pembaca. 5. Perencanaan Kegiatan menyusun keputusan dalam bentuk langkah yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. 6. Pengorganisasian Pengaturan dan pembagian kerja sekelompok orang dalam bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien dalam Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

6

7. Penggerakan Kegiatan

penggerakan

orang

agar

secara

sadar

dengan

memanfaatkan fasilitas yang tersedia mau melaksanakan apa yang telah direncanakan dalam Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. 8. Pengawasan Kegiatan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan sesuai dengan program yang telah dibuat Laborato-rium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

G. Asumsi dan Lingkup Penelitian Penelitian ini bertolak dari asumsi bahwa : 1. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik atas dasar pengalaman kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat menunjang keefektifan manajemen laboratorium yang mereka lakukan. 2. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik telah dibekali pula pengetahuan praktis tentang manajemen laboratorium melalui penataran atau pelatihan tersebut meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam melaksanakan manajemen laboratorium. 3. Pengalaman perolehan penataran atau pelatihan dilengkapi pula buku pedoman praktis, para pengelola laboratorium dapat dengan lancar dan mencapai hasil yang optimal dalam manajemen laboratorium.

7

Lingkup penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang tidak dapat diatasi oleh peneliti. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Substansi penelitian ini adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. Substansi yang lebih luas tidak termasuk jangkauan penelitian ini dan perlu diadakan penelitian tersendiri. 2. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu situs yaitu di Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. Hasil penelitian lebih dari satu situs mungkin hasilnya akan berbeda. 3. Peneliti sebagai instrumen penelitian tidak dapat terhindar dari adanya kemungkinan bias. Untuk mengatasi bias tersebut digunakan triangulasi keabsahan data, baik melalui metode atau sumber data. 4. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (tahun 2004/2005). Implikasinya kemungkinan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kurun waktu tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen 1.

Pengertian Manajemen Manajemen memiliki berbagai arti dan definisi, tergantung dari siapa yang mendefinisikan dan kapan mendefinisikannya. Istilah manajemen sen-diri berasal dari bahasa Inggris ‘management’, yang berasal dari kata kerja ‘to manage’ yang artinya: ‘to handle’ (mengurus, menangani), to control (menguasai, mengawasi), to make and keep submissive (menjaga agar tetap patuh, tunduk), to organize (mengorganisir), to alter by manipulation (me-ngubah dengan cara memanipulasi), to carry out a purpose (melaksanakan tujuan).

2.

Manajemen sebagai Seni Sebagai suatu seni manajemen berarti melaksanakan fungsi-fungsi dan tugas organisasi melalui orang. Pelaksanaannya menggunakan berbagai teknik, misalnya : (1) melalui hubungan antar manusia (human relations); (2) mendelegasikan wewenang, menugaskan atau membagi tugas dan tang-gung jawab dengan orang lain; (3) berkomunikasi, termasuk di dalamnya mengambil keputusan dan memecahkan masalah; (4) mengelola perubahan; (5) manajemen sebagai ilmu pengetahuan; (6) manajemen di sini berkaitan dengan membangun filsafat, hukum-hukum, teori, prinsip,

8

9

proses dan praktek, yang bisa diterapkan di berbagai situasi termasuk di sekolah.

3.

Manajemen sebagai Suatu Organisasi Sebagai suatu organisasi, manajemen menciptakan struktur formal dan struktur tersebut didasarkan pada misi, tujuan, target, fungsi dan tugas. Misalnya, departemen pertahanan dan keamanan dapat menunjuk pada pengelolaan militer dan polisi (juga masalah dalam dan luar negeri), sedang Menteri Ekonomi menangani keuangan, perdagangan, koperasi, dan lain-lain).

4.

Manajemen sebagai Orang Manajemen dapat dilihat sebagai orang atau sekelompok orang. Misalnya, seorang guru mengatakan “Manajemen sekolah telah mengubah jadwal di pertengahan semester” ini bisa berarti anda sendiri, atau pimpinan sekolah, atau guru senior, atau mungkin tim (seperti menteri koordinator di kabinet).

5.

Manajemen sebagai Disiplin Ilmu Dalam pengertian ini, manajemen sebagai suatu bidang kajian yang terdiri dari berbagai subjek atau topik. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam manajemen bisa diperoleh melalui belajar, pengataman, atau pendidikan yang memberikan ijazah atau sertifikat.

10

6.

Manajemen sebagai Proses Manajemen sebagai kumpulan proses, termasuk misalnya, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, atau perencanaan aksi. Semua proses ini melibatkan pesan sumber-sumber seperti manusia, barang, dana, dan waktu. Sering proses-proses ini disebut sebagai fungsi-fungsi manajer. Definisi yang lebih kompleks dan mencakup aspek-aspek penting pengelolaan, seperti yang dikemukakan oleh Stoner (1990) sebagai berikut “Managemen adalah perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para pengawas, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya / organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang lebih ditetapkan”.

B. Fungsi-fungsi Manajemen G.R. Terry, H. Albers, Richard D. Anderson, Henry Fayol, Herbert G. Hicks, Luther Gulick, Ernest Dale dalam (Winardi. 2000 : 161-163) G.R. Terry (Principles organ Management) menyatakan bahwa fungsi-fungsi fundamental manajemen meliputi hal-hal sebagai berikut : Planning (Perencanaan), Organizing

(Pengorganisasian),

Actuating

(Menggerakkan),

Controlling

(Mengawasi). Ingat singkatan P.O.A.C. H. Albers (Management, The Basic Concepts) mengemukakan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Directing, Controlling.

11

Richard D. Anderson (Management Practice) membagi manajemen dalam 5 elemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Staffing, Excecuting, Appraising. Henry Fayol (Bapak Konsepsi Proses) memasukkan fungsi-fungsi berikut dalam

aktivitas

manajemen

:

Planning,

Organization,

Command,

Coordination, Control. Herbert G. Hicks (The Management of Organizations) mengemukakan pembagian berikut : Planning, Organizing, Motivating, Communicating, Controlling, Creating. Luther Gulick yang pada tahun 1930 mengemukakan istilah singkatan : P O S D C O R B. Didalamnya terkandung 7 buah fungsi yaitu : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting. Ernest Dale dalam bukunya : Management Theory and Practice membagi fungsi-fungsi

manajemen

dalam

:

Planning,

Organizing,

Direction,

Innovation, Representation. Beberapa fungsi manajemen dari beberapa pakar tersebut, peneliti menggunakan fungsi manajemen yang diutarakan oleh G.R. Terry yaitu meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. 1. Perencanaan (Planning) Menurut Terry (1998) perencanaan meliputi tindakan memilih dan menggabungkan fakta-fakta dan membuat serta menggabungkan asumsiasumsi mengenai yang akan datang dalam memvisualisasikan serta

12

merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Graves dalam Sarwoto (1998 : 70) membedakan tiga tingkatan dalam perencanaan menurut tingkatannya dalam organisasi sebagai berikut : a. Tingkat atas (top level) Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin / directive, yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala hal, baik mengenai tujuan maupun caranya, jadi perencanaan sifatnya belum begitu positif untuk segera dapat dilaksanakan. b. Tingkat menengah (midle level) Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative (manajerial) yaitu sudah lebih jelas menunjuk pada cara-cara bagaimana tujuan-tujuan dan cara-cara yang telah digariskan dalam perencanaan yang bersifat directive dapat dilaksanakan sebaikbaiknya. c. Tingkat bawah (bottom level) Yaitu tingkat dimana tiap-tiap anggota kelompok lebih banyak mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu lebih bersifat operatif (operational) yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan menghasilkan sesuatu yang konkrit. Maka sifat perencanaan pada tingkat ini juga lebih bersifat operatif, yaitu bagaimana cara menjalankan sesuatu agar dicapai hasil yang sebaik dan sebenar mungkin.

13

Menurut Handayaningrat (1988) perencanaan adalah proses berfikir yang sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi perencanaan meliputi serangkaian keputusan yang berupa menentukan tujuan, kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode yang akan dicapai, dan prosedur serta menyusun jadwal pelaksanaan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian

adalah

suatu

proses

untuk

menentukan,

mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas, menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas tersebut (Hasibuan, 1990). Sedangkan Winardi (2000) mengatakan pengorganisasian adalah suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk mengkoordinasikan hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan. 3. Penggerakan (actuating) Penggerakan adalah fungsi manajemen yang paling penting dan dominan dalam proses manejemen. Penggerakan (directing = actuating = leading) amat rumit dan kompleks karenanya sangat sulit diterapkan apabila karyawan tidak dapat dikuasai sepenuhnya, dan suatu organisasi tanpa penggerakan tidak ada output yang konkrit. Terry (1998 : 313) actuating merupakan

usaha

untuk

penggerakan

anggota-anggota

kelompok

14

sedemikian rupa supaya mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Siagian (2000) mengatakan penggerakan adalah keseluruhan proses dalam memberikan dorongan kepada bawahan untuk bekerja sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Pada bagian lain Handoko (1991 : 25) memberikan istilah, penggerakan adalah pengarahan dan

oleh

Handoko

mengartikan

pengarahan

adalah

untuk

membuat/mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Beberapa komponen penggerakan yang perlu dipahami adalah motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pengawasan. a. Motivasi Menurut faham behaviourisme motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan sebuah kondisi yang memberi arah atau ketahanan (persistence) pada tingkah

laku

tersebut.

Sedangkan

faham

kognitif

motivasi

didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkunganya. (Suciati 1997 : 4 1). Motivasi sebagai proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut dengan faktor instrinsik yaitu dapat berupa sikap, kepribadian, serta pengalaman sebagai harapan cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor dari luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber yang dapat

15

datang lingkungan kerja dimana manusia, itu beraktivitas atau lingkungan dimana ia tinggal, bisa karena pemimpin, kolega atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi dapat dikatakan bahwa faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik motivasi timbul oleh karena ada rangsangan (Wahjosumidjo 1994 174, 175). b. Kepemimpinan Blanchard dkk (1986 99) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dapat dikatakan sebagai pemimpin, dan orang yang dipengaruhi adalah pengikut.

Kepemimpinan

juga

dapat

dikatakan

suatu

usaha

mempengaruhi orang antar perorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan Gibson (1990 : 263). Dari kedua pendapat diatas dapat dirumuskan definisi kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan. c. Komunikasi Komunikasi adalah proses pencapaian pesan antara komunikan dan komunikator. Dalam penyampaian pesan itu ada hal-hal yang harus diperhatikan antara lain dengan menggunakan umpan balik, artinya komunikasi tersebut mestinya dua arah. Komunikasi dua arah ini memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif. Gibson (1990) kelangsungan hidup organisasi erat hubungannya dengan

16

kemampuan pemimpin untuk menerima, mengirim dan bertindak atas dasar informasi. Dari pendapat di atas dapat digambarkan bahwa komunikasi sebagai suatu landasan organisasi dapat berlangsung secara efektif. 4. Pengawasan (controlling) Pengertian pengawasan pada umumnya oleh Siagian dalam Subagio (2000 : 175) adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Handoko (1991:25) mendefinisikan pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah pengukuran dan koreksi atas pelaksanaan kerja dengan maksud untuk mewujudkan kenyataan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan rencana yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik. Dari

berbagai

pernyatan-pernyataan

mengenai

perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan manajemen dapat disimpulkan sebagai berikut :

C. Laboratorium Laboratorium, pengertiannya dapat disimak dari kata “Laboratory” seperti pada kamus Welester’s yaitu “A building or room in which scientific experiments are conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested and compounded”.

17

Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0134/0/1983, tentang organisasi dan tata kerja lnstitut keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung, tanggal 5 Maret 1983, Pasal 57 ayat 1 yang dimaksud laboraorium adalah sebagai berikut: Laboratorium/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan, dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Keputusan Mendiknas RI Nomor 225/0/2000: Statuta UNNES Pasal 39 (1) Laboratorium/Studio merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan akademik dan profesional. (2) Laboratorium/Studio dipimpin oleh seorang dosen yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai cabang ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan.

Pasal 40 Laboratorium/studio mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam cabang ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas jurusan sesuai dengan ketentuan bidang yang bersangkutan.

18

Pasal 41 ayat (2) Penambahan dan penutupan laboratorium / studio ditetapkan sesuai

dengan

perkembangan

dan

kebutuhan

jurusan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laboratorium Kimia Organik adalah suatu ruangan atau kamar tempat dilangsungkannya kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (termasuk fasilitas air, listrik, gas) (Ditjen Dikti, 2002). Dalam pendidikan, laboratorium adalah tempet proses belajar mengajar melalui metoda praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Praktikum di dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metoda mendidik untuk belajar dan mempraktekan segala aktivitas dalam proses belajar mengajar untuk menguasai suatu keahlian. Komponen-komponen laboratorium pendidikan kimia dapat dikatego-rikan ke dalam lima komponen yang terdiri dari bangunan laboratorium, fasi-litas laboratorium, alat-alat laboratorium, zat (chemical), dan personil pengelo-la laboratorium. 1. Personil Pengelola Laboratorium Suatu komponen yang penting dalam pengelolaan laboratorium adalah para personelnya, yaitu yang akan melaksanakan tugas pengelolaan

19

laboratorium. Para personel akan terdiri dari beberapa orang yang jumlahnya akan tergantung pada keadaan lab, jumlah praktikan, dan tujuan para praktikan yang melaksanakan praktikum atau eksperimen di laboratorium itu. Yang ideal personel-personel

yang akan terlibat

langsung berdasarkan birokrasi dan hirarki tanggung jawab bidang kerja yang harus ditanganinya akan terdiri dari: (1) kepala laboratorium, (2) penanggung jawab laboratorium, (3) pembimbing praktikum (asisten), (4) tenaga teknisi dan analis, (5) tenaga pembantu (juru laboratorium). Masing-masing personel harus memahami dan mengerti bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada lembaganya dan selalu berorientasi kepada tujuan dan fungsi laboratorium yang dibinanya. Antara para personil pengelola yang langsung dan jalur vertikal secara administrasi harus terbina suatu hubungan yang harmonis, dan masing-masing dapat memahami bahwa mereka semua itu merupakan komponen-komponen dari sistem dalam pendidikan. Pembinaan personel secara teknis dan administrasi dari waktu ke waktu agar selalu ditingkatkan dan dibina sehingga pelaksananan kerjanya mencapai tujuan yang optimal. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa keberhasilan tugas dalam melaksanakan pengelolaan laboratorium akan ditentukan oleh para personilnya, dan lembaga yang membinanya. 2. Bangunan laboratorium Bangunan laboratorium diantaranya terdiri dari : (1) lokasi dan bentuk bangunan laboratorium, (2) ruang praktikum, (3) ruangan tempat alat

20

(gudang alat), (4) ruangan tempat zat (gudang zat), (5) ruang alat optik, (6) ruangan komputer, (7) ruangan persiapan praktikum, (8) ruang timbang, (9) ruang pembimbing, asisten, (10) ruang gelap (fotografi), (11) ruang bengkel laboratorium, (12) W.C. 3. Fasilitas Laboratorium Fasilitas laboratorium diantaranya terdiri dari : (1) meja praktikum dan kursi bulat, (2) meja mimbar, (3) papan tulis, (4) rak (lemari alat), (5) rak (lemari zat), (6) instalasi air, bak air, kran-kran air, dan bak cuci, (7) instalasi jaringan listrik, (8) lemari asam, (9) alat-alat penangkal kebakaran, (10) kotak obat-obatan dan alat PPPK, (11) sumber api/gas dan pembakar, (12) alat-alat bengkel yaitu gunting, pisau, cetok, kikir, palu, tang, gergaji, obeng, testpen, kunci pembuka kran, kuas, cat pembuat etikel botol, pelubang sumbat, sablon huru, kelengkapan alat-alat pengerjaan gelas, (13) jam dinding, (14) kipas angin (blower), (15) lemari es, (16) alat pembuat aquades, (17) barometer, (18) termometer ruangan, (19) buku-buku rujukan materi praktikum, (20) telepon/alat komunikasi lainnya, (21) papan pengumuman. 4. Alat-alat laboratorium, (alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum kimia). Alat-alat laboratorium kimia dapat dikelompokkan berdasarkan sifatsifatnya, keadaannya (bentuknya) fungsinya/ harganya, dan frekwensi penggunaannya,

serta

kondisinya.

Dalam

pengelolaan

alat-alat

laboratorium cara pengelompokkan alat-alat itu dapat dilakukan sebagai

21

berikut: alat-alat ukur, alat-alat gelas, alat-alat yang terbuat dari logam, alat-alat yang terbuat dari kayu. 5. Zat (Chemicals) : zat yang bersifat racun keras, asam kuat dan larutan basa yang mudah menguap, zat cair senyawa organik, zat berbentuk gas, dan zat padat, misalnya macam-macam asam basa, garam dan unsur.

D. Manajemen Laboratorium Manajemen adalah suatu proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai suatu sasaran. Manajemen laboratorium akan mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut diantaranya mengatur dan memelihara alat dan bahan, menjaga disiplin di laboratorium dan keselamatan laboratorium serta mendayagunakannya. Manajemen laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam pengadministrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk pengembangannya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Dalam melaksanakannya selalu berorientasi dibinanya faktor-faktor keselamatan yang terlibat didalam laboratorium dan lingkungannya. Pelaksanaan manajemen laboratorium bertujuan agar dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar di laboratorium dan juga kegiatan penelitian agar berlangsung secara optimal. Dari sisi lain pengetahuan laboratorium merupakan usaha yang diarahkan kepada sarana dan prasarana serta serta personil yang terlibat dalam peran dan kegiatannya.

22

Dalam manajemen laboratorium, lima macam komponen laboratorium seperti yang telah dikemukakan di atas, dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok pengelola (sebagai sumber daya manusia), dan kelompok yang dikelola yaitu bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium, dan zat (chemicals). Dalam uraian disini, akan dicoba meninjau fungsi dan aspek dari masing-masing kelompok itu. 1. Kelompok Pengelola Beberapa hal mengenai personil pengelola laboratorium, akan dicoba dikemukakan landasan, tugas, fungsi dan aspek dari para personel laboratorium dalam pelaksanaannya. Para personel laboratorium sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya agar memiliki ketrampilan, dan pemahaman tentang laboratorium, fasilitasnya, alat-alatnya dan zat-zatnya. Para personel laboratorium agar mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi dari laboratorium berdasarkan peraturan dan tugas dari lembaga institusinya. Para personil dalam melaksanakan tugas dan fungsi laboratorium untuk mencapai tujuannya, agar memahami dan mempelajari penjelasanpenjelasan dan penjabaran dari keputusan dan peraturan yang ada diantaranya mengenai hal-hal seperti berikut ini:

23

a. Struktur organisasi laboratorium. DEKAN

PD I

PD II

PD III

JURUSAN

JURUSAN

JURUSAN

LAB *

LAB *

LAB *

ASISTEN **

ASISTEN **

ASISTEN **

Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium

Keterangan : * Dibantu oleh Lab. Teknisi ** Dibantu oleh tenaga laboran (Tim Supervisi, Ditjen Dikti, 2002) b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang

Rincian tugas, tanggung jawab, dan wewenang bidang kerja dan masing-masing personil pengelola dan hubungannya secara vertikal dan

horizontal,

serta

hak-haknya

berdasarkan

peraturan

dan

perundang-undangan ketenaga kerjaan yang berlaku. Selain mengerjakan hal itu para personel laboratorium akan/harus mengerjakan pekerjaan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Untuk menyempurnakan pelaksanaan pengelolaan laboratorium para personel laboratorium pada setiap kesempatan, agar selalu meneliti berbagai aspek dari komponen-komponen laboratorium, sehingga peranan

24

laboratorium hasilnya optimum dalam segi pencapaian tujuan instruksional, dan tujuan institusional, serta terbinanya suatu profesionalisme dalam melaksanakan kerja. Suatu sistem pembinaan ketatalaksanaan kerja dan pembinaan dari para personil laboratorium perlu diperhatikan oleh pihak yang berwenang baik secara teknis atau administratif, karena pelaksanaan bekerja di laboratorium baik segi waktu pelaksanaan kerja, disiplin yang diperlukan, atau hal-hal yang dapat merugikan kesehatan dirinya, merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan pada waktu mereka melaksanakan tugasnya. Karena itu untuk semua orang yang bekerja di laboratorium agar mempelajari dan memahami berbagai bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan dari laboratorium, dan juga selalu harus memperhatikan faktor-faktor untuk membina keselamatan (safety) dalam bekerja di laboratorium.

2. Kelompok yang Dikelola

Kelompok ini terdiri dari bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium, zat, dan lingkungannya serta praktikan. Untuk pengelolaan masing-masing komponen tersebut dapat menerapkan berbagai macam sistem yang sesuai dengan landasan, fungsi, dan tujuan penggunaan laboratorium dari instansi atau lembaga yang membawahinya. Suatu sistem laboratorium di UNNES diantaranya sebagai berikut ini : a. Komponen bangunan laboratorium dan fasilitasnya b. Manajemen laboratorium Kimia

25

Berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya manajemen laboratorium dan uraian dalam tesis ini diarahkan kepada manajemen laboratorium kimia yang dapat diterapkan untuk menyempurnakan pengelolaan Laboratorium Kimia Organik di FMIPA-UNNES.

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan latar alami (natural setting) sebagai sumber data langsung mengenai manajemen laboratorium Kimia Organik. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1998) yang dikutip oleh Sonhadji (1994). Peneliti melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari penjajagan ke lokasi penelitian yaitu Laboratorium Kimia Organik, studi orientasi, kegiatan praktikum, penelitian, pelayanan masyarakat dan dilanjutkan dengan studi secara terfokus mengenai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik. Pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh personel laboratorium pada awalnya bersifat pasif, kemudian beranjak menjadi aktif. Pengamatan secara pasif dilakukan dengan hanya melihat-lihat hal-hal yang dilakukan

personel

laboratorium

tanpa

memberi

komentar

maupun

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan kecurigaan. Pengamatan secara aktif dilakukan dengan cara melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan, misalnya kegiatan praktikum penelitian, pelayanan masyarakat. Peneliti juga mengadakan wawancara hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen Laboratorium Kimia Organik. Wawancara dilengkapi dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang relevan.

26

27

Semua data dikumpulkan sendiri oleh peneliti sebagai instrumen utama dan dilakukan pada latar yang alami. Peneliti sendiri yang mengadakan pengamatan, wawancara, mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan (desain) yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Kasusnya adalah manajemen laboratorium kimia organik. Bogdan dan Biklen (1998) menyarankan bahwa rancangan penelitian studi kasus paling baik disajikan dalam bentuk cerobong (funnel). Bentuk cerobong ini merupakan langkah yang sistematis, berawal dari eksplorasi yang bersifat luas dan dalam, kemudian berlanjut dengan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu. Dipilihnya rancangan studi kasus dalam penelitian ini, karena metode ini mudah untuk dilaksanakan, sehingga bagi peneliti pemula sangat cocok, bila dibanding dengan studi multi situs atau multi kasus (Scott, 1965 yang dikutip oleh Bogdan dan Biklen, 1998). Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus observasi, karena penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan suatu peristiwa manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang dengan cara mengadakan pengamatan peran serta.

C. Kehadiran Peneliti di Lapangan

Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan harus diutamakan dalam penelitian kualitatif, karena peneliti merupakan instrumen penelitian

28

utama yang harus hadir di lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam situasi yang sesungguhnya (Moleong, 2000). Peneliti

merupakan

perencana,

pelaksana

pengumpulan

data,

penganalisis data, penafsir data, dan sekalius menjadi pelapor dari hasil penelitian (Moleong, 2000). Peneliti harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memperoleh data sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga data yang terkumpul benar-benar relevan dan terjamin keabsahannya. Peneliti harus bersikap hati-hati, terutama dengan informan kunci agar tercipta suasana yang mendukung keberhasilan dalam pengumpulan data. Peneliti sebagai instrumen penelitian harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di lapangan yaitu di Laboratorium Kimia Organik maupun di tempat dimana peneliti bisa ketemu personil laboratorium misalnya saat melakukan wawancara. Hubungan baik antara peneliti dengan subyek sebelum, selama dan sesudah memasuki latar merupakan kunci utama keberhasilan pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin kepercayaan dan saling pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan yang akan merugikan informan (White, dikutip oleh Koentjaraningrat, 1989 dalam Madyo Ekosusilo, 2003). Untuk kehadiran dan keterlibatan peneliti harus diketahui/secara terbuka oleh subjek penelitian. Data yang telah terkumpul pada saat tertentu perlu segera dianalisis agar dapat membantu peneliti dalam memahami dan menjelaskan kasus-kasus

29

yang terjadi untuk dibuat ikhtisarnya, sehingga dapat segera dipahami secara baik.

D. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian 1. Data

Data yang dikumpulkan melalui penelitian adalah sesuai dengan fokus penelitian, yaitu tentang manajemen laboratorium kimia organik. Jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu: (1) data primer, dan (2) data sekunder. Data primer diperoleh dalam bentuk verbal atau kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku dari subyek (informan) berkaitan dengan manajemen laboratorium kimia organik FMIPA Semarang. Moleong (1994) menegaskan bahwa karakteristik data primer adalah dalam bentuk kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia yaitu hasil wawancara mengenai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen dan fotofoto, tulisan-tulisan, rekaman-rekaman, gambar-gambar yang dapat digunakan sebagai pelengkap data primer yang berhubungan dengan manajemen laboratorium kimia organik.

2. Sumber Data

Laboratorium Kimia Organik bernaung di bawah Kepala laboratorium Kimia, dengan jumlah dosen pengampu praktikum 12 orang termasuk penanggung jawab laboratorium. Seorang guru besar emiritus, seorang lagi

30

sedang menempuh program S3, dan seorang sedang menempuh program S2. Dari 12 orang tidak semuanya dijadikan sampel penelitian sebagai sumber data, namun yang menjadi sampel sebagai sumber data adalah yang dapat memberikan informasi yang diperlukan. Penetapan informan sebagai sumber data menggunakan teknik purposif. Penggunaan teknik purposif didasari oleh pemahaman bahwa peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mentap dan mengetahui masalahnya secara mendalam (Sutopo, 1988). Dengan teknik purposif, akhimya ditetapkan sampel yang menjadi informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2 Subyek Penelitian No.

Nama Informan

Kode

Jabatan

1

Drs. Edy Cahyono, M.Si

KJ DP2

Ketua Jurusan FMIPA-UNNES Semarang.

2

Drs. Kasmui, M.Si

KL

Kepala Laboratorium Kimia FMIPA-UNNES Semarang

3

Dr. Supartono, MS

PJL

Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik

DP1 4

Drs. Kusorosiadi, M.Si

DP4

Dosen Pengampu Kimia Organik

Praktikum

6

Dra. Nanik Wijayati, M.Si

DP3

Dosen Pengampu Kimia Organik

Praktikum

Dari informan kunci yang satu selanjutnya dikembangkan untuk mencari informan lainnya dengan teknik bola salju (snowball sampling). Teknik bola salju ini digunakan untuk mencari informasi secara terus-

31

menerus dari informan satu ke yang lainnya, sehingga data yang diperoleh semakin banyak, lengkap dan mendalam. Teknik bola salju ini baru akan dihentikan apabila data yang diperoleh dianggap telah jenuh (saturation data), atau jika data tentang manajemen laboratorium tidak berkembang lagi sehingga sama dengan data yang telah diperoleh sebelumnya (point of theoretical saturation). 3. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Peneliti sebagai instrumen akan dapat menekankan pada keutuhan (holistic emphasis), mengembangkan dasar pengetahuan (knowledge-based

expansion),

kesegaran

memproses

(processual

immediacy), dan mempunyai kesempatan untuk mengklarifikasi dan

meringkas (opportunity for clafirication and summarization), serta dapat memanfaatkan kesempatan untuk menyelidiki respon yang istimewa/ganjil atau khas (explore atypical or idiosyncratic responses). (Madyo Ekosusilo, 2003). Peneliti melakukan sendiri wawancara, observasi, mengumpulkan data-data, mengklarifikasi, memaknainya sampai membuat laporan akhir.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini digunakan tiga teknik, yaitu (1) wawancara mendalam (in depth interview), (2) observasi partisipan (participant observation); dan (3) studi dokumentasi (study of documents).

32

Tiga teknik tersebut merupakan tiga teknik dasar dalam penelitian kualitatif yang disepakati oleh sebagian besar penulis (Bogdan & Biklen, 1982; Nasution, 1988; Sonhadji dalam Arifin, 1994); dalam Madyo Ekosusilo, 2003. 1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai (Moleong, 2000). Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk memperoleh konstruksi yang terjadi tentang pengakuan, keseriusan dan sebagainya (Sonhadji, 1984 dalam Madyo Ekosusilo 2003). Tahap pertama peneliti, menentukan siapa saja orang-orang yang diwawancarai. Dalam hal ini orang-orang yang diwawancarai, yaitu : ketua jurusan, kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dosendosen pengampu praktikum, teknisi, laboran, mahasiswa. Tahap kedua mempersiapkan wawancara. Peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan. Pertanyaan mengenai perencanaan mencakup bagaimana : (1) merumuskan tujuan yang akan dicapai; (2) mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana; (3) menetapkan perencanaan dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung; (4) menentukan beberapa altematif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan; (5) menetapkan waktu. Pertanyaan mengenai pengorganisasian mencakup bagaimana : (1) mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan; (2) mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan; (3) menyusun struktur

33

organisasi;

(4)

merumuskan

wewenang

dan

tanggung

jawab

masing-masing petugas; (5) menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab; (6) menyusun staf personil. Pertanyaan mengenai penggerakan mencakup bagaimana : (1) memberi pengarahan dan perintah ; (2) memberikan motivasi; (3) mengadakan bimbingan dan pembinaan; (4) melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis. Pertanyaan mengenai pengawasan mencakup bagaimana : (1) mengadakan pengamatan kegiatan; (2) mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana; (3) mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan. Semua pertanyaan tersebut berkaitan dengan manajemen laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. Tahap ketiga, melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara produktif. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat grand tour. Pertanyaan bersifat umum dalam suasana santai, sambil memberikan informasi yang berharga, respon dan diberi kesempatan secara bebas untuk mengorganisasi

jalan

pikirannya

sendiri.

Pertanyaan-pertanyaan

difokuskan pada hal-hal yang akan diungkap sesuai fokus penelitian yaitu tentang perencanaan, pengorganisasian, penggera-kan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik dengan berpedoman pada pertanyaanpertanyaan yang telah dipersiapkan. Peneliti berusaha menjaga agar percakapan selalu diorientasikan pada penggalian informasi dengan cara

34

memberi

kesempatan

seluas-luasnya

kepada

informan

untuk

menyampaikan informasi yang diperlukan, agar wawancara bisa produktif. Tahap keempat peneliti menghentikan wawancara karena sudah banyak mendapatkan Informasi yang diperlukan dan informan sudah kelihatan capai. Peneliti segera merangkum dan mengecek kembali kepada informan apakah yang dikatakan informan sudah benar atau belum atau barangkali informan ingin memantapkan atau menambah informasi yang diberikan sebelumnya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan perekam data berupa lembar catatan lapangan dan tape recorder yang selanjutnya dituangkan dalam transkrip wawancara. Khusus untuk perekam suara hanya digunakan apabila informan/informan mengijinkan. Pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka dan mendalam. Pertanyaan bersifat terbuka dalam arti pertanyaan yang diajukan berdasarkan keadaan pada saat itu dan berkembang dalam mencari informasi sebanyakbanyaknya dari informan, tidak didasarkan pada urutan item yang sudah dipersiapkan

sebelumnya.

Misalnya

informasi

mengenai

struktur

organisasi di Laboratorium Kimia Organik, akhirnya informasinya melebar ke keadaan di UGM, UNDIP. Inilah tugas peneliti yang harus bisa memilih mana data yang diperlukan dan mana yang dibuang. Pertanyaan bersifat mendalam dalam arti pertanyaan yang diajukan untuk melacak latar belakang fakta-fakta yang diungkapkan.

35

2. Observasi Partisipan

Observasi partisipan dilakukan dalam tiga tahap, dimulai dari observasi deskriptif (descriptive observation) secara luas dengan melukiskan secara umum keadaan laboratorium Kimia Organik - UNNES Semarang. Tahap berikutnya dilakukan observasi terfokus (focused observations) untuk menemukan aspek-aspek yang perlu diberdayakan.

Tahap akhir setelah dilakukan analisis dan observasi berulang-ulang, diadakan penyempitan lagi dengan melakukan observasi dengan mencari perbedaan di antara aspek-aspek tersebut. Semua hasil pengamatan dicatat sebagai rekaman pengamatan lapangan (field note) yang selanjutnya dilakukan refleksi. Semua data yang diperoleh melalui observasi dicatat pada buku catatan lapangan yang selalu dibawa oleh peneliti selama pengamatan berlangsung. Selanjutnya data hasil pengamatan tersebut dipindahkan ke dalam lembar catatan lapangan yang formatnya seperti berikut : bagian pertama berisi tempat, waktu dan judul kejadian, bagian kedua berisi rekonstruksi suasana dan dialog dan bagian ketiga berisi tanggapan pengobservasian. Rekaman tersebut diketik satu spasi. Tujuan dilakukan observasi partisipan adalah untuk mengamati peristiwa

sebagaimana

yang

dirasakan

oleh

subjek

dan

untuk

mengembangkan pemahaman terhadap latar sosial yang kompleks beserta hubungan-hubungan yang ada di dalamnya (Arismunandar, 1992 dalam Madyo Ekosusilo, 2003).

36

Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati NO

MACAM SITUASI YANG DIAMATI

KETERANGAN

1

Keadaan Fisik • Suasana lingkungan laboratorium • Ruang laboratorium dan penataannya • Ruang laboratorium beserta isinya • Hiasan, lukisan, benda yang ada di laboratorium

Setting dan peristiwaperistiwa yang penting diambil gambarnya / fotonya

2

Rapat-Rapat • Rapat rutin intern laboratorium • Rapat Dinas (rapat dengan pejabat) • Pembinaan dari Dinas

Jika berhalangan tidak bisa menghadiri rapat, bisa dilakukan wawancara atau melihat hasil notulen rapat.

3

Suasana Kegiatan Praktikum Kebiasaan memulai dan mengakhiri praktikum Proses bimbingan pengampu praktikum

4

Suasana Kegiatan Pelayanan Masyarakat Penelitian yang dilakukan atas permintaan institusi, jurusan lain

3. Studi Dokumentasi

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melaui wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dan dokumentasi terdiri atas berbagai tulisan dan rekaman seperti buku-buku pedoman, laporan resmi, catatan harian, notulen rapat. Data yang diperoleh melalui dokumentasi termasuk data sekunder dan sumber non manusia. Lincoln dan Guba (1985) mengartikan rekaman sebagai setiap tulisan atau persiapan yang dipersiapkan oleh atau untuk individual dan organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa. Dokumen-dokumen yang dihimpun dan dikaji dalam penelitian antara lain : (1) Master Plan 2005-2025 dan rencana strategi 5 tahun jurusan kimia yang disusun oleh Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan dan

37

beberapa dosen; (2) peningkatan kualitas manajemen laboratorium dan organisasi internal oleh Kepala Laboratorium; (3) keselamatan kerja di laboratorium; (4) daftar bahan kimia, alat-alat gelas; (5) dana laboratorium kimia FMIPA-UNNES Semarang; (6) dokumen yang berkaitan dengan manajemen laboratorium kimia organik, baik berupa foto atau dokumen tertulis lainnya; (7) daftar dosen pengampu praktikum kimia organik; (8) denah laboratorium kimia organik; (9) rencana kegiatan laboratorium kimia organik; (10) lain-lain yang relevan dengan fokus penelitian. Dokumen-dokumen tersebut setelah dibaca dan dikaji kemudian dibuat ringkasannya pada lembar ringkasan dokumen. Dari dokumendokumen tersebut diharapkan banyak membantu dalam memahami latar penelitian dalam laboratorium Kimia Organik.

F. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1984) analisis deskriptif dilaksanakan melalui tiga alur kegiatan yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Tiga alur kegiatan itu adalah : (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari tiga alur di bawah ini diharapkan dapat membuat data jadi bermakna. Peneliti melakukan analisis data melalui tiga alur berikut ini : 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

38

mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan akhir dan diverifikasikan. Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, semua catatan lapangan dibaca, dipahami dan dibuat ringkasan kontak yang berisi uraian hasil penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan, dan penjawaban terhadap masalah manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPAUNNES Semarang. Ada empat belas catatan lapangan yang merupakan hasil wawancara tentang : perencanaan, pengorgani-sasian, penggerakan dan

pengawasan

Laboratorium

Kimia

Organik

FMIPA-UNNES

Semarang. Selanjutnya ada tiga catatan lapangan tentang pengamatan rapat, kejadian-kejadian di Laboratorium Kimia Organik. Ada lima dokumentasi yaitu : master plan 2005 – 2025 Jurusan Kimia, peningkatan kualitas manajemen dan organisasi internal, keselamatan kerja di Laboratorium Kimia Organik, program kerja Kepala Laboratorium Kimia Organik, dan lembaran-lembaran peringatan kerja di Laboratorium Kimia Organik. Semua data yang telah dituangkan dalam catatan lapangan, ringkasan dibaca dan ditelaah sekali lagi secara seksama untuk mengidentifikasi topik-topik liputan. Setiap topik-topik liputan dibuatkan kode yang menggambarkan

topik

tersebut,

kode-kode

itu

digunakan

untuk

mengorganisasi satuan-satuan data. Rekaman hasil wawancara ditulis dalam buku-buku tersendiri.

39

Satuan data yang diperlukan dalam satu sub fokus hasil rekaman satu wawancara dipindah pada satu buku halaman kanan dan merupakan paparan data. Sedangkan halaman kiri yang kosong nantinya dipakai untuk menuliskan temuan-temuan data. Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan maka topik-topik liputan penelitian diberi kode sebagai berikut : Tabel 4 Kode

Topik

Liputan

Penelitian

Berdasarkan

Fokus

Penelitian dengan Penjabaran ke dalam Sub Fokus Penelitian

KODE TOPIK

SUB FOKUS

P.PERC.

Perencanaan laboratorium Kimia Organik FMIPAUNNES Merumuskan tujuan yang akan dicapai Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan Menetapkan waktu Pengorganisasian laboratorium Kimia Organik FMIPAUNNES Mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan Menyusun struktur organisasi Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab Menyusun staff personil

T.UJ D.T RCN.HAM.DUK ALT WKT P.ORG PEK. JN.PEK ST.ORG WW.TJ JAL.WW.TJ ST.PERS P.PENGG PENG.PERT.MOTV BIMB.PEMB KORD.

Penggerakan laboratorium Kimia Organik FMIPAUNNES Memberi pengarahan dan perintah Memberikan motivasi Mengadakan bimbingan dan pembinaan Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja

40

KODE TOPIK

SUB FOKUS yang harmonis

P.PENGS PENGM. MEMBD. TINDK.

Pengawasan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Mengadakan pengamatan kegiatan Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dari rencana Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan

Kegiatan selanjutnya adalah penyortiran data. Setelah kode-kode dibuat secara lengkap, semua catatan lapangan dibaca kembali dan setiap satuan data yang tertera di dalamnya diberi kode yang sesuai. Kode-kode tersebut ditulis di bagian kiri catatan lapangan. Hasil kegiatan pengkodean di fotocopy dan dipotong-potong berdasarkan satuan datanya, sedangkan yang asli disimpan sebagai arsip. Potongan-potongan catatan lapangan tersebut dikelompokkan sesuai dengan kode masing-masing.

2. Penyajian Data

Miles dan Huberman (1984) menegaskan bahwa penyajian data dimaksudkan

untuk

menemukan

pola-pola yang

bermakna

serta

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dan bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Karena data yang didapatkan berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf, baik dari penuturan informan, obervasi maupun dokumentasi, maka agar dapat tersaji dengan baik dan dapat dicari kembali

41

kebenarannya, maka di bawah satuan data yang dikutip tersebut diberi label atau notasi tertentu. Contoh satuan data yang dikutip atau disajikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususnya dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. (W.01.DP.2.03.12-14) Label yang ada pada kutipan di atas terdiri atas delapan belas digit. Digit pertama, menunjukkan cara pemerolehan data. W artinya wawancara, P artinya pengamatan dan D artinya dokumentasi. Digit ketiga dan keempat nomor urut catatan lapangan. Digit keenam,

ketujuh dan kesembilan

menunjukkan informan, yaitu Dosen Pengampu Praktikum Dua. Digit ke sebelas dan dua belas menunjukkan halaman dari data yang ada pada transkip. Digit keempat belas, lima belas, tujuh belas, dan delapan belas menunjukkan baris ke berapa data tersebut dikutip. Setelah dilakukan pengkodean dan pemberian label atau notasi tertentu maka data-data tersebut disajikan sebagai suatu paparan data. Dari penyajian data tersebut kemudian dianalisa dan didapatkan temuan-temuan data yang diperoleh di lapangan dan hubungan-hubungan kausal yang dirumuskan berdasarkan interpretasi data yang ditemukan. Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh disajikan pula dalam bentuk gambar diagram, matrik dan skema.

42

3. Penarikan Kesimpulan

Analisis data yang dikumpulkan selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, sehingga dapat menggambarkan suatu pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Analisis data yang terus menerus dilakukan mempunyai implikasi terhadap pengurangan dan atau penambahan data yang dibutuhkan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk kembali ke lapangan. Peneliti telah mulai mencari makna atau arti dan simbol-simbol, mencatat keteraturan pola-pola, penjelasan-penjelasan, dan alur sebab akibat yang terjadi. Sejak pengumpulan data peneliti dapat membuat kesimpulankesimpulan yang sifatnya masih longgar dan terbuka, mula-mula masih belum jelas lama-kelamaan menjadi lebih rinci dan mengakar. Kesimpulan final mungkin bisa diperoleh setelah pengumpulan data berakhir, hal ini tergantung pada kumpulan catatan lapangan, dan pengkodean yang digunaan (Miles & Huberman 1984).

G. Pengecekan Kebsahan Data 1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Kredibilitas atau derajat kepercayaan data perlu dilakukan untuk membuktikan apakah yang diamati oleh peneliti benar-benar telah sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi secara wajar di lapangan. Derajat kepercayaan data (kesahihan data) dalam penelitian kualitatif digunakan

43

untuk memenuhi kriteria (nilai) kebenaran yang bersifat emic, baik bagi pembaca maupun bagi subjek yang diteliti. 2. Keteralihan (Transferability)

Transferabilitas atau keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan cara “uraian rinci”. Peneliti berusaha melaporkan hasil penelitiannya secara rinci. Uraian laporan diusahakan dapat mengungkap secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca, agar para pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh. Penemuan itu sendiri bukan bagian dari uraian rinci melainkan penafsirannya yang diuraikan secara rinci dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kejadian-kejadian nyata. 3. Ketergantungan (Dependability)

Dependabilitas atau kebergantungan dilakukan untuk menanggulangi kesalahan-kesalahan

dalam

konseptualisasi

rencana

penelitian,

pengumpulan data, interpretasi temuan, dan pelaporan hasil penelitian, dan perlu dependent auditor. 4. Kepastian (Confirmability)

Konfirmabilitas atau kepastian diperlukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh objektif atau tidak. Data dapat dikatakan obyektif jika telah disepakati oleh beberapa atau banyak orang, namun penekanannya tetap pada datanya. Berdasarkan jenis data yang dibutuhkan dan orientasi teknik analisis dalam penelitian ini, maka guna pengecekan keabsahan datanya akan digunakan

44

kriteria derajat kepercayaan (credibility) dengan cukup menggunakan teknik acuan segitiga atau lazim disebut triangulasi (Moleong, L.J., 2000). Dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan (credibility) dan teknik triangulasi sudah cukup untuk mengukur keabsahan data, mengingat langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik triangulasi tercermin

pula

keteralihan

(transferability),

ketergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).

H. Pertimbangan Etika Penelitian

Konflik antara peneliti dan subjek yang diteliti bisa terjadi. Konflik bisa terhindar bila selama penelitian berlangsung prinsip-prinsip etik yang disarankan oleh Spradley (1980). Lofland dan Lofland (1984), Spindler (1989). Dan Smith dan Glass (1987) yang dikutip oleh Mantja (l989) dalam Madyo Ekosusilo (2003) harus diikuti : 1. Memperhatikan, menghargai, dan menjunjung tinggi informan. 2. Memperhatikan kepekaan, minat, dan hak azasi informan. 3. Mengkomunikasikan maksud peneliti kepada informan. 4. Tidak melanggar kebebasan dan tetap menjaga rahasia pribadi informan. 5. Tidak mengekspoitasi informan. 6. Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada informan atau pihak-pihak terkait secara langsung jika diperlukan.

45

7. Memperhatikan

pandangan

emik

informan

yang

muncul

dalam

kebudayaan, sehingga informan memiliki pandangan dan penafsiran terhadap sekitarnya. Para informan tidak keberatan apabila namanya disebut dalam penelitian ini.

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. PAPARAN DATA

Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana bab I, paparan data ini dikelompokkan menjadi empat yaitu : (1) perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang, (2) pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang, (3) penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang, (4) pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. Paparan data tentang perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang meliputi : 5. Merumuskan Tujuan Yang Akan Dicapai

Merumuskan tujuan yang akan dicapai yang diputuskan oleh Ketua Jurusan maupun Kepala Laboratorium bahwa tujuan yang ingin dicapai pada prinsipnya Laboratorium Kimia Organik betul-betul punya posisi yang strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun di dalam kampus. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5 Penuturan informan tentang merumuskan tujuan yang akan dicapai Informan Ketua Jurusan

Kepala Laboratorium

Penuturan Tujuan Laboratorium Kimia Organik adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan laboratorium dalam hal pengajaran. Artinya praktikum dan pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa. (W.01.KJ.02.1618) Tujuannya adalah ingin Laboratorium Kimia khususnya Laboratorium Kimia Organik ini sebagai pusat informasi dan pusat penelitian. (W.12. KL.02.31-32)

46

47

6. Mengumpulkan Data yang Diperlukan Untuk Membuat Rencana

Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana sebagaimana yang dituturkan Ketua Jurusan Kimia bahwa data tersebut diperoleh setiap tahun dengan melaksanakan evaluasi diri yang pada dasarnya adalah analisis SWOT. Evaluasi diri ini sebagai dasar menentukan arah pengembangan Laboratorium Kimia Organik pada tahun berikutnya, sangsi tidak dikenakan mahasiswa praktikum yang melanggar disiplin, Laboratorium Kimia Organik belum mempunyai bengkel gelas. Ketua Laboratorium menuturkan perlunya observasi ke Perguruan Tinggi yang ada dan lebih maju. Laboratorium yang pantas untuk kimia yang mana. Dosen Pengampu pernah melakukan kunjungan ke Laboratorium Kimia Organik di UGM tetapi keadaan laboratoriumnya malah lebih kotor. Namun setiap asisten hanya membimbing 3 mahasiswa yang sebelumnya asisten tersebut telah digembleng dulu. Pada saat kegiatan praktikum dosen justru tidak datang. Di UGM setiap laboratorium mempunyai Kepala Laboratorium bukan Penanggung Jawab Laboratorium. Sedangkan di UNS Kepala Laboratorium berkuasa penuh tetapi tidak pegang keuangan, hanya mengusulkan kebutuhan laboratorium kepada Dekan. Dosen pengampu praktikum Bapak Dr. Supartono, MS terutama sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa Laboratorium Kimia Organik bisa seperti di Perguruan Tinggi lain yang lebih maju. Beliau berusaha mengajukan proposal untuk kemajuan Laboratorium Kimia Organik. Selain itu masih sering terjadi

48

kecelakaan di Laboratorium Kimia Organik antara lain : percikan zat kimia, kebakaran karena pemanas spiritus. Kejadian lain yang tidak diharapkan mengambil zat dalam botol besar, memakai pipet kotor. Saat praktikum bila zatnya tidak ada diganti zat lain yang sifatnya sama, bila zat itupun tidak ada terpaksa praktikum untuk materi itu tidak dilaksanakan. Letak laboratorium sebaiknya di lantai dasar, jangkauannya mudah. Toilet tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk laki-laki dan perempuan. Alat mikroskop ada. Limbah ditampung ke satu saptitank. Aliran listrik banyak dimanfaatkan terutama untuk pemanasan, AC tidak ada. Ada yang tidak berfungsi, tidak disingkirkan, misalnya oven. Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 6 Penuturan informan tentang mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana Informan Ketua Jurusan

Penuturan Setiap tahun kita melaksanakan evaluasi diri sebagai dasar untuk menetapkan arah pengembangan program-program yang akan dilaksanakan tahun berikutnya. Evaluasi Diri yang menyangkut laboratorium menyangkut aspek sarana prasarana juga kegiatannya, kegiatan perkuliahan maupun penelitian yang sudah dilaksanakan kemudian juga menyangkut sumber daya manusia. Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana kita kumpulkan berdasarkan data yang ada, informasi-informasi dosen dan laboran, teknisi laboratorium, mana yang harus dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan dihilangkan. Ini perlu dilaksanakan atau evaluasi diri itu pada dasarnya adalah analisis SWOT yaitu memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. (W.01.KJ.02.22-33) Disiplin ini tidak diberi dengan sangsi. Sangsi yang tidak ditegakkan pada mahasiswa praktikum misalnya mahasiswa terlambat, mahasiswa tidak lulus pre test diperkenankan ikut praktikum, tidak mengenakan jas praktikum ini bisa mengakibatkan tidak baik bagi pendidikan si anak. Disiplin ini kalau saya melihat sangat tergantung pada dosen pengampu. Dengan demikian kita perlu mengingatkan pada dosen pengampu bagaimana kita menegakkan disiplin itu untuk keselamatan kerja di laboratorium. Tetapi saya rasa faktor yang lain adalah jumlah mahasiswa. Kalau dulu satu lab jumlah mahasiswa 20 tetapi kalau jumlah mahasiswa lebih dari 20 pengawasan terhadap kegiatan praktikum mahasiswa ya jadi kurang baik. (W.08.KJ.03.1525) Belum ada, tetapi namanya untuk reparasi atau perbaikan atau tugas teknisi tidak harus kerja di bengkel. Jadi perbaikan gelas, kalibrasi, alat-alat elektronik

49

Informan

Kepala Laboratorium

Dosen Pengampu

Penuturan tidak perlu punya bengkel tertentu. Karena alat-alat itu berada di tempat, tidak bergeser, tidak di gudangkan. Jadi bisa diperbaiki di tempat itu. (W.07.KJ.04.29-33) Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada. (W.12.KL.03.28-33) Kalau di UGM keadaan laboratoriumnya malah lebih kotor. Namun asisten mahasiswa lebih dari satu. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asistennya digembleng dulu, dosennya malah tidak pernah masuk saat praktikum. (W.09.DP.3.03.37-40; W.09.DP.3.04.01-02) Begini bu. Setiap laboratorium di UGM misal laboratorium Kimia Organik, laboratorium Kimia Fisik, laboratorium Kimia Dasar, laboratorium Kimia Analis semua itu mempunyai Kepala laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium seperti itu Kepala laboratorium berkuasa penuh tetapi tidak pegang keuangan hanya mengusulkan saja. (W.10.DP.4.03.05-10) Setahu saya begitu laboratorium lain belum berpikir begitu, menurut pengamatan saya hal itu perlu dilakukan, terutama sebagai penanggung jawab saya harus memiliki bentuk yaitu peduli laboratorium, supaya bisa berfungsi seperti laboratorium yang lain. Saya juga tidak hanya satu bentuk tanggung jawab juga yang berarti menunjukkan pada masyarakat bahwa kita bisa seperti jurusan kimia di Perguruan Tinggi yang lain. (W.06.DP.1.05.11-16) Bukan begitu siapapun nanti orangnya, seandainya ada yang menggantikan saya di sini saya tetap akan mengajukan proposal untuk kemajuan laboratorium Kimia Organik. Saya punya tanggung jawab moral. Dan proposal itu bersifat kompetensi dan ini diseluruh Indonesia. Kalau proposal cukup baik ya itu akan lolos. (W.06.DP.1.05.25-29) Memang pernah terjadi kecelakaan. Kecelakaan yang ada sampai sekarang yang satu zat tumpah, alat pecah, percikan zat kimia. Paling kecelakaan agak serius satu kali dalam satu semester. Kebetulan laboran / teknisinya sendiri. Dia mencampur zat, namanya bu Nunik. Mencampur asam sulfat pekat tidak tahu kalau dicampur mendadak itu akan meledak. Dan meledak, kepercikan kena mata, kemudian diguyur air mengalir. Tetapi masih terasa kesakitan, akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kebakaran karena pemanas spiritus dimana spiritusnya kebakar. Hal semacam itu harus dimatikan dengan pasir karena di laboratorium tidak ada pasir. (W.11.DP.4.02.14-23) Ada juga terjadi mahasiswa memindahkan lampu spirtus untuk menyalakan tidak menggunakan korek api, sehingga spirtus tumpah terjadi kebakaran dan mengenai dahi mahasiswa. Kira-kira terjadi tahun 2003, dan itu semua tanggung jawab kepala laboratorium. (W.09.DP.3.03.16-19) Sering juga terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Misalnya cara meneteskan, mengambil zat dalam botol, zat dalam botol 2 lt diambil sedikit pakai pipet padahal pipet kotor. (W.09.DP.3.03.12-14) Bila praktikum zatnya tidak ada diganti dengan zat lain yang sifatnya sama. Kalau memang zatnya tidak ada ya tidak dilakukan. (W.09.DP.3.04.21-22) Menurut saya Laboratorium Kimia Organik itu sebaiknya berada di lantai dasar. Karena jangkauannya mudah terutama untuk air. Seperti dulu yang sekarang dipakai SMA 3, yaitu laboratorium Farmasi. (W.11.DP.4.04.37-39) Toilet di laboratorium Kimia Organik ada. Ada disamping ( sambil menunjuk ) satu tetapi tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk perempuan dan laki-laki saja. (W.05.DP.1.01.26-28) Microskop juga ada, jumlahnya juga tidak terlalu banyak. Tetapi itu digunakan terutama pengamatan molekul kristal bukan yang menyangkut pembentukan kristal, mereka harus mengawasi di bawah microskop. Kebetulan hari ini

50

Informan

Penuturan praktikumnya tidak mengamati bentuk molekul kristal, jadi tidak kita keluarkan. (W.04.DP.1.03.38-42) Kalau limbah itu kita punya saluran akhirnya menuju septitank yang berada dibelakang laboratorium. Semua limbah dari laboratorium Kimia ini menuju ke satu septitank. (W.04.DP.1.07.10-12) Aliran listrik memang diperlukan. Waktu praktikum sering kali juga memanfaatkan listrik seperti yang Ibu ketahui pada destilasi tadi memerlukan mantel heater untuk pemanasannya. (W.04.DP.1.07.06-08) AC alam jadi tidak ada AC nya. (W.04.DP.1.07.14) Umumnya laboratorium itu bersih karena ada cleaning service yang stand by. Untuk Kimia Organik saya ampu selalu saya anjurkan mahasiswa masingmasing masing-masing kelompok harus membawa lap jadi sehabis praktikum mahasiswa membersihkan sendiri. Tapi tempat-tempat yang mestinya untuk praktikum itu isinya rangkaian alat yang tidak bisa difungsikan harusnya disingkirkan. Misal alat oven itu tidak berfungsi, tidak bisa dipakai kok ya tidak disingkirkan. Tapi katanya yang bagus belum ada. (w.11.dp.4.02.33-40)

7. Menetapkan Rencana dan Memprediksi Hambatan Serta Hal-Hal Yang Mendukung a. Menetapkan Rencana

Seperti

yang

dituturkan

Ketua

Jurusan

dan

Kepala

Laboratorium dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. Rencana Laboratorium Kimia Organik juga didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari dosendosen pengampu. Perencanaan tersebut berkaitan dengan SDM; alatalat, bahan-bahan, serta perawatannya. Pengembangan laboratorium dilaksanakan setiap tahun. Kepala Laboratorium Kimia menuturkan bahwa setelah melihat perkembangan penelitian, maka kelihatan laboratoriumnya hanya segini tok, masih sangat kurang.

51

Kemudian mengenai pengembangan Laboratorium Kimia Organik sudah lama direncanakan yaitu penambahan Laboratorium Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Pangan. Apalagi setelah Dr. Supartono, MS masuk Laboratorium Kimia Organik kelihatan beliau ingin mengembangkannya. Sedangkan Dosen Pengampu menuturkan bahwa ruang sudah cukup untuk praktikum, tapi kalau untuk penelitian perlu tambahan ruang. Alat-alat canggih perlu dimiliki, untuk memperlancar kegiatan Laboratorium Kimia Organik misalnya spektroskopi, IR, MS, NMR. Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 7 Penuturan informan tentang rencana pengembangan Laboratorium Kimia Organik Informan Ketua Jurusan

Kepala Laboratorium

Penuturan Selama ini perencanaan masing-masing laboratorium didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari Dosen Pengampu praktikum dan selalu kita dengar, kita tindak lanjuti, kita evaluasi dibantu oleh asisten dari mahasiswa, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa yang sedang melaksanakan praktikum untuk menjadi asisten praktikum dan membantu pelaksanaan jalannya praktikum. (W.01.KJ.04.07-12) Pada prinsipnya perencanaan di laboratorium itu kan sumber daya manusia, bahan, alat juga perawatan (maintenance), untuk alat kita sulit mendapatkan teknisi yang bisa memperbaiki membantu merawat alat-alat kita yang rusak. Di Semarang ini masih terbatas. (W.01.KJ.03.14-18) Pengembangan menyangkut fasilitas kita kembangkan setiap tahun. Misalnya lima tahun yang lalu dengan sekarang saya rasa sudah banyak perubahan. Tetapi untuk alat yang besar seperti IR dalam waktu dekat ini kita tidak mungkin memilikinya tetapi seperti yang pernah saya utarakan bahwa kita tidak perlu punya tetapi bisa mengakses yang kita usahakan pemenuhannya sekarang adalah alat untuk kegiatan praktikum. (W.08.KJ.01.34-42) Perencanaan dulu ya Bu. Dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. (W.01.KJ.02.12-15) Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan lab. Paling tidak sembilan laboratorium yang dua atau tiga justru berkembang dari Laboratorium Kimia Organik, yaitu laboratorium Biokimia, laboratorium Mikrobiologi, laboratorium pangan. (KL.12.W.01.43-44 s/d KL.12.W.02.01-02) Sekarang ini baru angan-angan. Baru sekarang ini dimunculkan ya kemarin tampaknya belum muncul. Kita melihat perkembangan lab. Waktu itu kan kerjanya tidak begitu banyak dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu

52

Informan

Dosen Pengampu

Penuturan penelitian berkembang, Oo... ternyata lab. kita segini thok, kita mikir kita kurang. Apalagi setelah Dr. Partono masuk sini kelihatannya lab. ingin dikembangkan. Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada. (W.12.KL.03.23-33) ahun ini kita sudah membuat usulan lewat rapat kerja kemarin (Kamis 14-04-2005) akan mengundang arsitek yang akan membuat rencana gedungnya. Misal kita butuh sembilan ruang bagaimana gambarnya, letaknya di mana kemudian kita ajukan ke pusat. Disetujui atau tidaknya itu urusan sana. Bagaimanapun kita akan mengejar, karena lab. Kimia ini masih sangat sedikit. Entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang realisasinya yang penting kita sudah mengajukan rencananya. (W.12.KL.02.20-28) Nah, itu yang termasuk salah satu dari sembilan lab. yang kita usulkan adalah Workshop alat-alat gelas. Jadi ruang reparasi gelas, itu salah satunya. Setahun yang Ialu kita sudah menganggarkan hanya karena ada SP4 dan SPMnya untuk nangani ini dulu. (W.13.KL.02.27-30) Ruang sudah cukup untuk praktikum tapi kalau untuk penelitian mahasiswa perlu ada ruang tersendiri sehingga bila ada penelitian jangan mengganggu jalannya praktikum yang sudah terjadwal rapi. Isinya sementara ini cukup untuk praktikum sehari-hari. Kalau untuk pelaksanaan penelitian masih banyak zat, instrumen yang kurang. Seperti spektroskopi IR, GC, MS, NMR kira-kira kalau dibeli harganya tidak terjangkau. Misal nanti kalau bisa mengusulkan alat-alat ini, karena Kimia Organik tanpa alat seperti ini tidak bisa berjalan baik terutama penelitiannya. (W.10.DP.4.02.18-24)

b. Memprediksi hambatan yang ada dengan akan dilaksanakannya perencanaan Laboratorium Kimia Organik

Seperti yang dituturkan oleh Ketua Jurusan,Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si bahwa hambatan terletak pada manajemennya. Selama ini laboratorium dikembangkan berdasar Kelompok Bidang Keahlian yaitu Kimia Dasar, Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Komputasi, Proses Belajar Mengajar Kimia, dan Kimia Organik/Biokimia. Tapi kenyataannya enam laboratorium hanya dipimpin satu kepala laboratorium dan dibantu satu penanggung jawab laboratorium. Belum punya teknisi hanya ada satu laboran yaitu Bp. Wiji yang merangkap teknisi.

53

Alat-alat yang besar (canggih) masih terbatas, terutama mengenai pengadaannya sulit kalau tidak dibantu pemerintah masih terbatas yang bergelar Prof, Dr, dan beliau sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat sehingga kegiatan laboratorium ditinggalkan bahkan cenderung meninggalkan laboratorium, itu yang diprihatinkan. Penanggung Jawab Laboratorium, Bp. Dr. Supartono, M.Si menuturkan bahwa peralatan gelas dan bahan belum mencukupi untuk kebutuhan praktikum maupun penelitian. Volume kegiatan terlalu padat yaitu setiap praktikum terdiri dari 35 – 40 mahasiswa, padahal kapasitas laboratorium hanya untuk 20 mahasiswa. Beberapa zat dan peralatan yang diusulkan tidak terpenuhi, sehingga beberapa materi praktikum tidak bisa dijalankan mungkin dana kurang, tetapi kan ada skala prioritasnya kalau begini keadaannya seperti terbelenggu. Layanan masyarakat masih di bawah seksi layanan masyarakat jurusan kimia, belum spesifik. Misalnya untuk bidang Kimia Orgnaik di bawah seksi Kimia Organik. Kerusakan pada lemari asam yaitu blowernya tidak jalan. Pintu laboratorium apabila dibuka, akan menutupi ruang Penanggung Jawab Laboratorium. Kepala Laboratorium menuturkan bahwa hambatan yang paling besar adalah dana yaitu 70 juta dan penerimaannya bertahap, pertama 30 juta, dan berikutnya 40 juta. Tahun ini 160 juta per tahun, DIK rutin 7 juta setahun dan kemudian kebijakan dari pusat. Letak kantor dan laboratorium

54

yang terpisah. Akhirnya dosen senangnya di kantor sehingga tidak tahu perkembangan laboratorium. Laboratorium Kimia Organik akan dihargai oleh rakyat, oleh masyarakat sekitar, menginginkan universitas jadi Universitas Rakyat tetapi karena kualitasnya seperti ini, dimana posisi laboratorium. Karena rakyat mencari universitas yang bonafit, tidak lepas dari alat, fasilitas, manajemen yang modern. Sepuluh tahun ke depan kita akan tenggelam atau yang kualitasnya rendah SPMB nilai rendah 20 – 70 dari kalangan menengah ke bawah. Tidak ada tangga darurat, tentunya laboratorium punya tangga samping sebagai tangga darurat, bila terjadi kecelakaan untuk menanggulanginya. Justru ruang kuliah ada tangga daruratnya, sama-sama lantai tiga, pada awalnya pembangunan gedung ini sudah tidak bener. Tentang dana yang terbatas, dengan adanya layanan masyarakat ada masukan dana sedikit-sedikit tanpa minta tambahan dana dari pusat. Dosen Pengampu, Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si. menambahkan bahwa untuk biokimia sekali praktikum mahasiswa jumlah 46 orang, karena biasanya kelas atas masih ikut. Sehingga satu kelompok 6 orang, ada 8 kelompok padahal efektif 1 kelompok terdiri dari 3 orang. Belum mempunyai bengkel gelas, sehingga teknisi yang sudah dilatih dan sudah trampil tidak dimanfaatkan, sayang. Hambatan adalah dana, untuk membeli alat misalnya kompresor gurinda mahal, sebetulnya terjangkau hanya pejabat belum siap. Padahal memecahkan alat kecil saja, bila beli sepuluh ribu, tetapi kalau diperbaiki hanya lima ribu. Kalau listrik

55

mati airnya macet, air mengambil dari kamar mandi. Letak Laboratorium Kimia Organik yang jauh dari ruang dosen, sehingga kalau habis mengajar mau ke laboratorium kesulitan terutama apabila habis hujan. Ibu Dra. Nanik Wijayati, M.Si menuturkan bahwa UGM Laboratorium Kimia Organik satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Di Laboratorium Kimia Organik asisten satu atau dua, masih kurang. Sedangkan Bapak Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa Laboratorium Kimia Organik belum punya pintu emergensi, untuk menanggulangi bila terjadi kecelakaan. Air sering macet, pusat perlu membuat reservoar yang mudah mengalir ke lantai tiga. Listrik bila mati maka akan mengganggu kebutuhan air, padahal Laboratorium Kimia Organik banyak membutuhkan air. Ada ruang timbang tetapi karena belum punya neraca elektrik, maka ruangannya untuk kegiatan penelitian. Tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop, sehingga mantel heater harus diperbaiki di UGM. Mestinya pelayanan masyarakat bidang Kimia Organik diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Untuk praktikum Akademi Kebidanan, Dosen Pengampu praktikum Kimia Organik terlibat. Siapapun yang ingin mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Laboratorium Kimia Fisik, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat. Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 8

Penuturan informan tentang hambatan yang ada dengan atau dilaksanakannya perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Informan Ketua Jurusan

Penuturan Kalau hambatan pada manajemen dulu, selama ini laboratorium dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian ( KBK ) : Kimia Dasar, Kimia

56

Informan

Penuturan Anorganik, Kimia Analitik, Alat komputasi, PBM Kimia, Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di jurusan Kimia ini enam laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. ... (W.01.KJ.02.36-41)

Selama ini kita dibantu oleh pengelola laboratorium, tetapi laboratorium yang dipimpin oleh seorang Dosen pada masingmasing KBK kewenangannya secara formal belum cukup artinya dari sisi status mereka hanya diberi surat tugas dari Dekan, dari sisi ini bagian finansial atau belum digariskan secara tetap di universitas itulah hambatan yang kita alami. (W.01.KJ.03.08-13)

Penanggung jawab laboratorium

Belum ada. Jadi selama ini hanya ada satu Laboran yaitu Pak Wiji. Teknisi ini sifatnya masih umum, untuk seluruh laboratorium, tidak per laboratorium, tetapi idealnya bahwa setiap laboratorium punya satu teknisi, kemudian minimal ada satu Laboran. (W.01.KJ.03.20-23) Pengelolaannya saya kira laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES tidak begitu ketinggalan. Kekurangan kita adalah pada organisasinya seperti di UGM laboratorium Kimia Organik mempunyai satu kepala laboratorium. Kemudian yang lain adalah di tempat kita hanya ada satu laboran dan satu teknisi. Di UGM satu laboratorium ada sekitar 4 laboran dan satu administrasi. Kemudian saat kita rasakan kekurangannya adalah alat instrumentasi. Alat-alat yang besar itu kita masih terbatas (W.07.KJ.05.42-44; W.07.KJ.06.01-05) Kalau dengan laboratorium Kimia UNDIP Insya Allah kita tidak ketinggalan. Dengan UGM, ITB kita masih jauh, tetapi artinya kita tidak. Kalau Organiknya sendiri kita masih kecil, masih pekerjaan yang harus dilakukan terutama mengenai pengadaan alat. Ini sangat sulit kalau tidak dibantu dari pemerintah. Ciri-ciri alat-alat organik, instrumen itukan mahal-mahal. Misalnya IR sampai lima ratus juta. Itu kalau hanya mengandalkan dana-dana dari jurusan, tidak ada komitmen universitas kita akan selalu begitu. (W.07.KJ.06.08-15) Kita masih terbatas Prof, Dr nya. Karena kalau sudah Prof Dr itu kegiatan di laboratoriumnya berkurang, karena mereka sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat dsb. Sehingga kegiatan di laboratorium sangat berkurang. Itulah perbedaannya dengan laboratorium Kimia Organik di UGM. Itu juga kritik kita sendiri. Di UGM, ITB mereka rumahnya adalah laboratorium. Prinsipnya kalau kita ruang dosen disini, ruang laboratorium disana, ruang pengajar jadi tidak menyatu di laboratorium jadi misalnya seseorang gelar Dr, Prof jarang mereka melakukan kegiatan di laboratorium. Bahkan cenderung meninggalkan laboratorium itu yang kita prihatinkan. (W.07.KJ.06.19-28) Hambatan tentu ada Bu. Pertama-tama kegiatan Laboratorium Kimia Organik itu sangat padat, belum lagi mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian beberapa zat yang kita usulkan termasuk peralatan, mengenai realisasi usulan itu tergantung Kepala Laboratorium, sehingga beberapa usulan mungkin tidak terpenuhi. Sehingga beberapa praktikum tidak bisa dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya mantel heater yang diperlukan mahasiswa dalam melakukan praktikum isolasi, destilasi. Nah karena jumlahnya terbatas, hanya tiga yang baik, akhirnya beberapa cara kita lakukan meskipun itu bisa kita lakukan tapi itu merupakan kendala alat. (W.02.PJL.02.27-36) Yang kedua juga peralatan-peralatan gelas yang masih sangat terbatas meskipun sudah berulangkali kita usulkan. Realisasi pengusulan itu juga sekali lagi sepenuhnya tanggung jawab Kepala Laboratorium dalam hal ini yang mengelola manajemen Laboratorium dan keuangan. Terus zat-zat juga begitu sehingga beberapa praktikum perlu kita tinggalkan tidak tuntas. Itu kendala-

57

Informan

Kepala laboratorium

Penuturan kendala dari segi peralatan. Lalu dari segi volume kegiatannya yang begitu padat dan jumlah mahasiswa. Misalnya mahasiswa sampai jumlah 35 – 40. Padahal Laboratorium kapasitas menurut ukuran ruangnya maksimum 20 orang, sehingga kadang-kadang anak-anak itu ya berjubel. (W.02.PJL.02.36-45) Di bawah jurusan. [Jadi nanti jurusan itu tidak lagi membawahi Kepala Laboratorium Kimia begitu tetapi beberapa Kepala Laboratorium]. Jadi kalau begini ini banyak hal yang menyebabkan hambatan-hambatan. Seperti usulanusulan tidak bisa segera direalisasi, alasannya ya macam-macam. Okelah mungkin dana kurang itu kan ada skala prioritas. Yah memang itulah sebagai institusi negeri mengandalkan dana pemerintah. Saya sendiri juga sedang katakanlah ikut prihatin itu tetapi ke depan Insya Allah dapat mengemukakan hal-hal yang lebih baik. Ada suatu kelebihan kalau itu bisa dilakukan kalau kita sudah bisa tanggung jawab begitu punya lab yang bisa diharapkan maka lab-lab itu masing-masing akan bisa hidup dan bisa menjamin kehidupannya justru itulah kekhasan masing-masing. Nah kalau begini ini seperti kita terbelenggu. (W.03.PJL.02.42-46; W.03.PJL.03.01-08) Untuk ke depan, untuk perbaikan pada kondisi semacam ini sebaiknya manajemen laboratorium itu diserahkan kepada Kepala Laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium. Ketua Laboratorium di sini satu membawahi enam atau tujuh laboratorium. Bagaimana bisa menghandel laboratorium kalau kita mengharapkan masing-masing laboratorium untuk maju. Jadi kedepan sebaiknya tidak ada penanggung jawab laboratorium tetapi Ketua Laboratorium Kimia Organik, Kimia Dasar, Kimia Fisika, Kimia Analitik, PBM, Komputasi, Kimia Anorganik. (W.03.PJL.02.33-40) Sementara ini belum dapat ditonjolkan Bu dari laboratorium Kimia Organik. Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan misalnya saja jamu tradisional. Sekarang ini pelayanan di bawah seksi layanan masyarakat apakah itu bidang Kimia Organik, Kimia Fisika semuanya di bawah layanan masyarakat. Katakanlah belum spesifik. (W.03.PJL.03.21-29) Ya, lemari asam yang kita miliki di lab Kimia Organik ada kerusakan pada sistem blowernya. Untuk mengatasi itu kita punya laminar pengganti lemari asam. Itu semua sudah saya usulkan / laporkan kepala lab, tetapi untuk perbaikannya memerlukan cukup dana. Tidak hanya itu Bu di depan pintu lab Kimia Organik ada hal-hal yang perlu diperbaiki membukanya juga arah yang tidak benar, sudah saya laporkan Kepala Laboratorium, Tapi ya itu saja hasilnya. (W.03.PJL.05.21-27) Penghambat yang paling besar dana. Kemudian kebijakan dari pusat (UNNES) mungkin bukan karena bahan di atas tidak paham tetapi mungkin karena hambatan dana juga saya itu dengar dari Bapak Rsektor saat workshop lokakarya kepala laboratorium tahun 2004 itu juga menjadi kendala memang dana. (W.12.KL.04.01-05) mungkin dari sisi manajemen sekarang ada kepala lab. yang tunjangannya diberi oleh UNNES. Karena dana lab. sedikit, kita masing-masing mengetahui karena SPP mahasiswa kita kan SPP untuk masyarakat kecil. Walaupun tuntutan kita sebetulnya tinggi dengan IKIP menjadi UNNES. lah dilematis bu jadinya, memang kita akan dihargai, oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kita saja kualitasnya kaya begitu. Kita menginginkan universitas jadi universitas rakyat, tetapi karena kualitas kita seperti itu posisi kita ada di mana. Wong mereka itu mencari universitas yang bonafit, tidak bisa

58

Informan

Penuturan lepas daripada alat, fasilitas dari manajemen lab. dan manajemen yang modern. n mempertahankan label rakyat sementara lab. kita lab. kosong apa harus dipertahankan. Sekarang bisa. Untuk Rektor yang sekarang ini. Tetapi 10 tahun ke depan kita akan tenggelam atau barangkali kita akan gulung tikar. Sekarang muncul PTS di era globalisasi ini dengan lab. yang sangat besar kualitasnya. Mereka akan lari ke sana semuanya. Walaupun kita dapat konsumen paling-paling yang kualitasnya rendah menengah ke bawah ya rakyat kecil itu akhirnya. Kita tidak mengatakan bodo (sambil ketawa). Ya sementara ini input yang masuk kita kan kalangan menengah ke bawah itu. (W.12.KL.04.01-27) Saya kira ndak ada masalah. Terletak di mana yang penting eksit apa namanya, keselamatan kalau terjadi apa-apa. Tetapi pernah saya dengar “kalau gedung tiga lantai tidak perlu tangga darurat”. Malah pertanyaan saya kenapa yang ada tangga/jalan daruratnya. malah (DI s/d D4) (ruang kuliah) ada di samping. Padahal bukan lab. Tetapi kenapa justru lab. tidak ada padahal sama lantai tiga (tingkat tiga). Atau memang ora bener. Kan mestinya lab. yang punya tangga samping berbahaya lebih besar risikonya. Nggak masuk akal sebetulnya “jawaban seperti itu”. Memang dari awalnya pembangunan gedung ini sudah keliru semua. Saya kira tata letak gedung ini sudah salah. Pertama, tata letak gedung di sini tidak memungkinkan kerjanya pekerjaan yang baik. Kantor dan lab. dipisah. Akhirnya senengnya di kantor saja. Tidak tahu perkembangan di laboratorium. Kantor harusnya letaknya dekat lab. Di UGM, jelas orang datang ke kampus Kimia. Ya datang ke lab. Suasananya langsung penelitian. Tidak suasana ngerumpi, suasana ngomong, atau suasana di belakang meja. Tetapi betul ada suasana belajar. Karena Laboratorium intinya. Jadi itu menerapkan bahwa kampus ya Laboratorium. (W.14.KL.01.34-44; W.14.KL.02.01-06) Kita lihat bahwa dana untuk lab. itu sangat kecil. Suatu contoh lab. Kimia selama satu tahun itu hanya satu juta. Ini jelas sangat tidak mungkin, untuk pengembangan lab. Apalagi memang ada tambahan berupa kiriman bahan kimia satu tahun 17 juta. Ditambah mungkin kiriman bahan kemikalia lagi dari P2U setahun itu. Kalau kemarin 70 juta, kalau tahun ini dianggarkan 100 juta. Tapi itu kita menerima hanya dalam bentuk bahan. Yang kita terima dalam bentuk uang itu hanya setahun 70 juta. Itupun penerimaannya bertahap. Jadi mungkin dua kali pertama 30 juta dan berikutnya melengkapi 40 juta. Kalau uang sekian tidak mungkin untuk mengembangkan lab. Kimia, karena lab. ini sangat mahal. (W.12.KL.02.36-46) Bahan kimianya saja sekali beli 15 juta, sepuluh juta. Satu semester tidak cukup. Padahal satu tahun saja hanya segitu. Padahal kita menginginkan lab. Kimia ini merupakan lab. yang digunakan/ dibutuhkan masyarakat kita. Mereka bisa menggunakan jasa kita dan kita dapat biaya untuk pemeliharaannya. Nah itu akan berjalan kalau memang kita mempunyai alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat, Itu bisa kalau kita eksis (hmmmmmm). Tidak mungkin lab. akan berkembang kalau kita tidak mencarikan dana yang sekarang kita ada layanan masyarakat ada masukan sedikit-sedikit. Kita bisa membeli alat-alat tanpa minta tambahan dana dari UNNES. (W.12.KL.03.01-11) Sama saja. Contoh SPMB kan nilai rendah. Paling 70, paling rendah 20 itu sebenarnya kan kualitas rendah to. Bagaimana output kita menjadi baik kalau inputnya saja begitu ?

59

Informan

Penuturan

Selama sekian tahun kita mengajar kalau inputnya saja sekitar itu kan sulitnya bukan main. Skill bisa dikembangkan lagi setelah mereka lulus. (W.12.KL.04.28-35) Dana berasal dari : DIK Suplemen yang besarnya 70 juta setahun yang kedua dana DIK rutin, kita setor kwitansi baru dapat uang. Kemarin 17 juta itu setahun. Kita kadang setor lima juta dapat tiga juta, nanti beberapa bulan lagi satu juta sisanya yang lain kita diminta mengusulkan kebutuhan alat-alat atau kemikalia yang sekarang 100 juta, yang kemarin 70 juta. (W.13.KL.04.14-19) Dosen Pengampu

Untuk Biokimia sekali praktikum 46 maka siswa karena biasanya kelas atas masih ikut. Satu kelompok 6 orang jadi ada 8 kelompok. Padahal efektif satu kelompok itu maksimal tiga. (W.11.DP.4.01.35-37)

Kalau kita mempunyai bengkel yang bagus mereka yang perlu memperbaiki gelas alat praktikum akan datang kesini. Jadi kita mempunyai income yang bagus. Tapi sayangnya sudah dilatih sudah trampil, tidak dilaksanakan yang berwenang. Sayangnya saya tidak jadi orang yang berwenang. Ha ... ha ... (W.10.DP.4.05.07-11) Yang menjadi hambatan adalah keuangan, kalau tempat sih banyak sekali. Alat untuk mengerjakan itu lho yang mahal. Alatnya misal untuk mevariasikan kompresor gurindo, sebetulnya ya terjangkau hanya pejabat kita yang belum siap. Padahal waktu saya di Yogya itu memecahkan alat kalau kita beli harganya lima puluh ribu rupiah. Tetapi setelah hanya diperbaiki di bengkel hanya lima ribu rupiah. La itu eman misalnya mahasiswa sini banyak yang memecahkan dibawa ke Yogya untuk memperbaiki sayangnya laboran teknisi sudah dilatih tetapi belum dimanfaatkan, mudah-mudahan tahun yang akan datang (W.10.DP.4.05.13-22) Kebutuhan air selama listrik tidak mati mencukupi. Karena reservoar di atas dengan laboratorium kimia ada lima air tidak mencukupi bila listrik mati. Kalau listrik mati ya air macet. Kemudian air mengambil dari kamar mandi masing-masing. Tetapi ya tidak sering hanya kadang-kadang saja. Bahkan saya pernah penelitian tiga hari tiga malam kalau memakai air leding berapa yang saya gunakan. Saya pintu satu ember air saya belikan pompa untuk ikan jadi tidak memboroskan air dan tidak menghabiskan air. Jadi limbah laboratorium Kimia Organik itu belum bahaya, tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar (W.11.DP.4.04.19-27) Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususny dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. Jadi kalau Bapak yang mengajar

60

Informan

Penuturan praktikum itu di tempat laboratorium itu sendiri sehingga mudah untuk menjangkau (W.10.DP.4.02.03-06) Pernah, kalau rajinnya rajin sini bu. Kalau di UGM keadaan labnya malah lebih kotor. Namun asistennya (asisten mahasiswa lebih dari satu) Jadi berhubung dana. Karena asisten itu perlu dibayar juga. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asisten digembleng dulu. Dosennya malah tidak pernah masuk pada saat praktikum. Kalau di laboratorium Kimia Organik, kita asistennya satu, kadang-kadang dua orang setiap ada praktikum. Jadi masih kurang seharusnya. (W.09.DP.3.03.37-40; W.09.DP.3.04.01-04) Ee …, kita belum mempunyai pintu emergency, yang ada ya itu Bu pintu kanan kiri ( atau depan dan belakang ) hanya pemanfaatannya kalau ada kecelakaan yang perlu penanganan khusus sepertinya belum kita miliki. Jadi masih perlu pembenahan. (W.04.DP.1.05.12-15) Mengenai listrik alhamdulillah sudah diperbaiki Ketua Laboratorium justru kebutuhan air yang menjadi masalah. Untuk kegiatan destilasi memerlukan pendingin sehingga ini memerlukan air oleh karena itu sebaiknya air tidak boleh terganggu. (W.04.DP.1.08.34-37) Ya sering. Barangkali jaringannya tidak betul. Perlu menggunakan pompa yang kuat untuk mudah mengalir ke lantai tiga. Jadi kita perlu mengandalkan dari pusattetapi perlu membuat reservoir yang mudah mengalir ke lantai tiga. Kadang instalasi kurang baik sehingga sering terjadi macet. (W.05.DP.1.01.1721) Air cukup, hanya kendalanya listrik. Bila listrik mati, air tidak mengalir. Karena kita tidak punya tandon air yang seharusnya itu ada. Apalagi sekarang banyak komputer, jadi sering mati juga listriknya (W.09.DP.3.04.24-26) Betul Bu, mestinya yang baik kalau memang menggunakan lantai semacam ini ada semacam escalator atau semacam lift. Memang biaya besar. Kalau memang menghendaki biaya tidak besar ya dibuatkan pintu emergency yang memang spesial digunakan untuk hal-hal semacam kecelakaan dan tidak campur dengan pintu yang biasa dipakai untuk keluar masuk. Jadi misalnya perlu penanganan khusus, perlu gerakan cepat, perlu diberi tempat atau ruangan yang bebas hambatan. Misalnya jalan untuk turun tidak perlu melalui jalan yang berliku-liku ( enam putaran ). (W.04.DP.1.06.01-09) Yaa … mestinya yang ada diujung sana ( sambil menunjuk ruangan ) neraca elektrik yang mestinya kita miliki. Kita sudah ada ruang timbang dan dimanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian-penelitian sampel atau preparatnya terutama yang melakukan tugas akhir supaya tidak bercampur dengan yang sedang melakukan kegiatan praktikum, mereka terpaksa memakai ruang itu. Mestinya untuk ruang timbang tetapi karena falitas neraca elektrik belum ada ya dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian. (W.04.DP.1.08.25-32) Kita tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop. Alat-alat kita yang rusak biasanya dibawa keluar oleh Kepala Laboratorium, misalnya ke UGM. Memang sebaiknya ada semacam ahli yang bisa menghendel beberapa peralatan, terutama peralatan yang ada hubungannya dengan listrik, misalnya mantel heater. Kita juga sudah mencoba memperbaiki tetapi tidak bisa, sudah saya laporkan pada Kepala Laboratorium apakah perlu diganti atau diperbaiki. Menurut saya itu tidak bisa diperbaiki karena mantelnya jadi satu dengan elektrolitnya (W.05.DP.1.01.31-38) Kegiatan pelayanan masyarakat ada seksi tersendiri. Penanggung jawab Laboratorium Kimia organik tidak banyak terlibat dalam kegiatan masyarakat. Tetapi kalau kita terlibat hanya pelayanan semacam kalau jasa praktikum dari

61

Informan

Penuturan Akademi Kebidanan, kalau mereka tidak punya laboratorium dan membutuhkan pekerjaan laboratorium kita ikut membantu seksi pelayanan masyarakat dalam mengampu pelaksanaan praktikumnya. Tetapi jasa-jasa yang lain seperti analisis sampell itu sungguh tidak terlibat. Mestinya yang baik itu kalau memang jasa pelayanan pada masyarakat menyangkut bidang Kimia Organik diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Tetapi karena ini struktur organisasinya dari UNNES begitu, saya tidak bisa berbuat banyak (W.05.DP.1.03.31-41) Alat kamera, kita tidak memerlukan itu karena Kimia Organik atau Bio Kimia tidak memerlukan kamera, yang diperlukan justru spektofotometri. Alat spektofotometri itu ada di ruang instrumental. Ini sebetulnya menghambat kegiatan karena kalau ada di ruang instrumen atau di ruang kimia Fisik kita harus keluar masuk laboratorium fisik yang juga, minta ijin. Memang agak kacau pengelolaannya. Mestinya kalau memang alat itu tidak perlu diletakkan ditempat yang jauh begitu. Kalaupun ditempatkan di ruang instrumental, siapapun yang ingin mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Kimia Fisik. Mestinya secara bebas bisa menggunakan alat itu. Siapapun boleh pakai. Jadi tidak perlu ijin dulu, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat (W.04.DP.1.03.44-46; W.04.DP.1.04.01-08)

c. Memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Ketua Jurusan Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan pengembangan laboratorium mulai terarah. Doktor-doktor muda seperti Bapak Dr. Supartono, MS masih konsens terhadap penelitian, dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium. Demikian pula dosen muda yang melakukan penelitian melibatkan mahasiswa laboran maka dengan sendirinya Laboratorium Kimia Organik akan berkembang. Dana yang ada adalah dana Sardik dan SPL. Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa pendukung yang pertama adalah sumber daya manusia dimana dosen pengampu kimia organik rata-rata sudah S2 dan muda-muda, kalau tidak diwadahi eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang mereka sudah tua, kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir

62

sepuh terus tetapi berpikir muda berpikir dengan paradigma berbeda jangan berpikir jaman dulu lagi. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, M.Si menuturkan bahwa pendukung utama adalah sumber daya manusia yaitu dosen maupun asisten cukup baik. Dosen pengampu praktikum Bapak Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan bahwa laboran yang ada di Laboratorium Kimia Organik adalah yang paling senior, paling bagus, dan paling sering dikirim pelatihan walaupun ia lulusan ST, tahu bahan kimia. Pelayanan masyarakat untuk jurusan biologi, UNDIP dengan adanya alat AAS. KIT seperangkat alat yang dipesan SMA. Kerja sama dengan instalasi lain, Akademi yang

tidak punya laboratorium, praktikum di Laboratorium

Kimia Organik. Misalnya mahasiswa Akper Ungaran, Purwodadi, Jepara, Akademi Kebidanan. Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 9

Penuturan informan tentang memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Informan Ketua Jurusan

Kepala laboratorium

Penuturan Jadi dalam mengembangkan laboratorium mulai terarah. Jadi mungkin doktordoktor muda seperti pak Partono itu masih konsens terhadap penelitian. Penelitian laboratorium kan jarang sekali kita. Kita masih berharap mudahmudahan pak Partono mulai dengan grand yang membiayai penelitian dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium, tetapi kalau tidak ada penelitian hanya sekedar praktikum pengembangan laboratorium tidak akan berkembang dengan cepat. Tetapi kalau dosen-dosen banyak melakukan penelitian apakah itu dosen muda melibatkan mahasiswa melibatkan laborat itu akan berkembang dengan sendirinya (W.07.KJ.06.4144; W.07.KJ.07.01-06) Sedangkan sebagai pendukung yang pertama adalah SDM. Pengampu Praktikum Kimia itu rata-rata sudah S2 dan itu muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang

63

Informan

Penanggung jawab laboratorium Dosen Pengampu

Penuturan mereka sudah tua. Kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir sepuh terus tetapi berpikir muda, berpikir dengan paradigma yang berbeda, jangan berpikir dengan paradigma jaman dulu lagi. Melihat ke depan melihat Perguruan Tinggi di luar kita, jangan IKIP Veteran dulu kan swasta yang kita lihat UGM, ITB, UNDIP, UPI yang begitu maju, bubungan masyarakat besar, mendapat penghargaan besar dari masyarakat dan makin berjubel peminatnya (W.12.KL.04.35-46) ...Paling dari SDMnya. Kalau dari dosen dan asisten cukup baik. Di samping itu kita dibantu beberapa mahasiswa sebagai asisten mahasiswa (W.02.PJL.03.10-12) Di laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dan yang paling sering dikirim pelatihan sehingga untuk laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat walaupun dia lulusan ST tahu bahan kimia. Mungkin lebih tahu dari mahasiswanya. Sering laboran mengambil ke laboratorium-laboratorium yang lain. Laboratorium Kimia Organik paling komplit zat-zat kimianya jadi kemungkinan laboratorium kimia lain mengambil zat ke laboratorium Kimia Organik (W.11.DP.4.02.05-12) Yang kedua layanan terhadap analisis, jadi ada seorang mahasiswa terutama jurusan Biologi KK, Undip juga ada yang menganalisis proteinnya brapa Nnya berapa. Satu logamnya apa saja dan berapa. Karena kita mempunyai alat AAS. Yang ketiga pelayanan membuat KIT seperangkat alat yang bisa dipakai di SMA semester 1, 2, 3, 4 dan dijual dipesan oleh SMA. Misal SMA 2 diluar itu kita tawarkan kalau ada MGMP. Layanan yang keempat adalah memberikan penyuluhan atau pengalaman -pengalaman. Suatu sekolah pula yang ingin mengetahui pengalaman-pengalaman terutama Kimia Organik (W.11.DP.4.03.37-47; W.11.DP.4.04-06) Laboratorium kimia umumnya melayani dari luar. Layanan itu berupa kerja sama dengan instansi lain, akademi yang tidak punya laboratorium, mereka ikut praktikum disini. Disana itu petunjuknya berbeda dengan yang membuat larutan. Sudah saya berkali-kali menyiapkan. Di dalam petunjuk praktikum bahwa ptealin itu enzim yang menderna amilum tetapi di dalam larutannya itu amilosa. Dari akademi kebidanan, akademi perawat, praktikum Bio kimia di sana anak belum tahu Kimia Organik saya kadang-kadang ngelus dada. Kalau mengalami semacam itu. Maka kadang-kadang mencampur itu seperti orang masak saja, plang-plung, plang-plung. Kalau ada semacam itu saya berusaha kalau setelah praktikum saya suruh jelaskan satu persatu. Tujuannya saya supaya dia tidak mlongo kok, plang-plung, plang-plung tapi tahu maknanya, sehingga kalau berhasil mengatakan Ooo... Ini biasanya praktikum mahasiswa Akper Ungaran Purwodadi, Jepara, Akbid (W.11.DP.4.03.18-31)

8. Menentukan Beberapa Alternatif Yang Akan Ditempuh Dalam Pelaksanaan

Ketua Jurusan menuturkan bahwa perlu menjalin kerjasama dengan laboratorium di luar UNNES, setiap setahun sekali mengajak mahasiswa di laboratorium UGM. Mereka melakukan pelatihan dan interpretasi data-data

64

dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Preparasi yang kecil-kecil tidak perlu dibawa ke UGM. Perlu memiliki alat-alat canggih, mengembangkan unit pelayanan masyarakat sebagai sumber pendanaan. Meminta dosen untuk merevisi petunjuk praktikum. Idealnya untuk masa-masa yang akan datang Kepala laboratorium mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium dan berfungsi sebagai koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya Kepala Laboratorium, yaitu Kepala Laboratorium Kimia Organik. Struktur organisasi idealnya satu laboratorium ada satu kepala laboratorium, satu teknisi, satu laboran, dan dibantu asisten, agar masing-masing laboratorium bisa mandiri. Penyimpanan alat, inventarisasi alat-bahan didistribusikan ke masing-masing laboratorium, tetapi karena keterbatasan dana, pengadaan alat belum semua bisa disupier masih dilakukan dengan cara prioritas alat dan bahan apa yang diutamakan. Ada dua guru besar, satu doktor, satu menempuh S3. Dalam waktu deat yang sudah S2 diberi kesempatan melanjutkan ke S3. Laboratorium Kimia Organik harus menemukan dulu payung penelitiannya. Perlu suasana akademik karya siswa yang bisa bersaing di tingkat universitas atau lokal. Selanjutnya Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa akan membongkar pintu laboratorium, tapi harus seijin pembantu dekan 2. Akan mengembangkan penelitian dengan mengajukan proposalproposal penelitian.

65

Makin banyak dosen melaksanakan penelitian, makin rame laboratorium. Pelaksanaan rencana tahun depan (2006) hanya mereka mendengar dan merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak. Ini semua tidak lepas dari skenario yang ada di UNNES. Keseluruhan mengenai keuangan, anggaran. Kita tidak bisa ngomong sendiri, memutuskan sendiri. Semester ini akan ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Setiap laboratorium ada kepala laboratorium, mengusahakan dana taktis dari layanan masyarakat, hasil penjualan KIT SMA, SMP, Perguruan negeri lain yang praktek di Laboratorium Kimia. Konsumen sampai UNS, UMS, UNISSULA, UNDIP, UNIKA mungkin yang telah hanya UGM. Rencana akan mengajukan proyek A2, barangkali bisa untuk menambah alat. Penanggung Jawab Laboratorium menuturkan bahwa beberapa zat yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalau bisa kita cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. Kalau susunan organisasi di laboratorium Kimia Organik, hanya penanggung jawab – saya, didalamnya itu ada teknisi dan laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar. Jadi kita merupakan unsur suatu organisasi. Dosen-dosen yang memanfaatkan Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya welcome saja artinya dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab penanggung jawab Laboratorium. Kalau Laboratorium Kimia Organik diberi otonomi manajemen, maka bisa ditunjukkan. Ini lho Laboratorium Kimia Organik, jasa layanan pada pendidikan apa pada penelitian apa mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk

66

pengembangan laboratorium. Orang-orang organik yang penelitian di laboratorium silahkan. Tetapi ada kontribusi untuk laboratorium, jangan hanya memakai saja tetapi kontribusinya tidak ada. Tidak bisa dipisahkan antara Kimia Organik dan Biokimia, akan lebih baik kalau hanya satu Laboratorium Bio Organik. Tidak harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya sendiri tidak harus begitu tetapi kalau kita punya Laboratorium Bio Organik duanya sudah bisa dilaksanakan. Kimia Organik dan Biokimia katakanlah sebagai saudara kembarnya. Kimia organik sebatas isolasi dari molekulmolekul organik, Biokimia sebatas pada kajian kimia segi biomolekul dan fungsinya. Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa kalau mau mengandalkan kondisi keuangan institusi baik tingkat jurusan maupun universitas terlalu lama. Ke depan mencoba mengajukan proposal atau hibah. Kalau proposal terloloskan, terealisasi maka sedikit demi sedikit Laboratorium Kimia Organik dibenahi melalui segi peralatan yang sangat terbatas. Apalagi laboran dan teknisi dapat terlibat dalam kegiatan hibah, mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan. Dr. Supartono, MS sebagai penanggung jawab laboratorium tahun ini mencoba mengajukan proposal. Insya Allah kalau berhasil Laboratorium Kimia Organik akan ramai. Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 10

Penuturan informan tentang menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya

Informan Ketua Jurusan

Penuturan Mau tidak mau kita harus menjalin kerjasama dengan laboratorium di luar UNNES. Ini untuk bisa dapat fasilitas mereka. Misalnya yang bisa kita lakukan

67

Informan

Penuturan setiap setahun sekali bisa mengajak mahasiswa untuk kuliah praktikum sehari di laboratorium Kimia Organik UGM. Mereka akan diberi materi semacam pelatihan dan interprestasi data-data dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Sebagian alat itu kita tidak punya jadi kita arahkan kesana juga dalam mengatasi ini, kegiatan-kegiatan penelitian juga kita arahkan. (W.01.KJ.04.2126) ...alat-alat yang canggih itu harus kita miliki dan konsekuensinya kita harus menyiapkan dana, perawatan, pengadaan yang besar. Yang tidak mungkin dapat kita jangkau dalam waktu dekat, tetapi kita harus punya akses keluar sehingga kebutuhan-kebutuhan dapat tercukupi. (W.01.KJ.04.26-36) Kita mengembangkan unit pelayanan masyarakat, ini juga sebagai sumber pendanaan. (W.01.KJ.04.40-41) ... kita meminta pada dosen praktikum untuk merevisi petunjuk praktikumnya sesuai dengan alat yang ada. Jadi jangan sampai alatnya sudah kita kembangkan tetapi praktikum yang dilaksanakan mahasiswa masih konvensional. (W.01.KJ.05.07-11) Ya ..., sebab yang ideal untuk masa-masa yang akan datang, Ketua Jurusan, lalu ada Ketua Prodi, ada Sekretaris Jurusan, dibawahnya sejajar dengan Ketua Prodi itu adalah kepala laboratorium. Kepala laboratorium itu mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium sekarang ini nanti fungsinya sebagai koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya kepala laboratorium. Kepala laboratorium Kimia Organik dan seterusnya, tetapi sementara ini karena belum resmi namanya ya penanggung jawab laboratorium (W.07.KJ.03.32-40) Struktur organisasi saya rasa idealnya kalau kita mau berkembang dengan baik mestinya satu laboratorium itu ada satu kepala laboratorium, satu teknisi dan kemudian dibantu oleh asisten kimia. Kenyataan yang sekarang ada laboratorium itu hanya ada satu kepala laboratorium yang mengelola seluruh laboratorium. Kita sedang berusaha untuk bagaimana agar masing-masing laboratorium itu bisa mandiri. (W.07.KJ.02.27-32) Sekarang yang kita lakukan meneruskan yang saya lakukan dan bagaimana melengkapi alat dan sifatnya penyimpanan alat-alat dan bahan itu terpusat kita distribusikan pada masing-masing laboratorium setelah itu dilakukan termasuk inventarisasi pada masing-masing laboratorium berjalan. Kita dalam waktu yang pendek ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. Oleh karena pendanaan dan statuta UNNES sendiri tapi kita akan coba lakukan masing-masing laboratorium itu kita tata untuk inventarisasi alat dan bahan. Jadi untuk kegiatan parktikum saja sudah mandiri. Tetapi sementara seperti sekarang ini di mana sumber sana terbatas, pengadaan alat juga belum bisa kita suplier masih kita lakukan dengan cara prioritas alat apa yang kita utamakan jadi tidak semua kita bisa membelikan (W.07.KJ.02.33-45)

Pengembangan sumber daya untuk pendidikan ada dua guru besar, ada satu doktor dan ada yang sedang menempuh S3. Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3. Pengembangan aktifitas yaitu membangun masyarakat akademik jadi laboratorium Organik ini harus ketemu dulu payung penelitiannya. Sementara

68

Informan

Kepala laboratorium

Penuturan ini yang berkembang pada masyarakat sini kualitasnya saja saya rasa tidak kalah dengan bidang penelitian dosen di bidang lain karena sudah masuk penelitian dasar melalui tahap kompetisi tingkat nasional. Kemudian dari laboratorium Kimia Organik muncul karya siswa yang bisa bersaing tingkat universitas atau tingkat lokal. Jadi perlu diberi suasana akademik di laboratorium. (W.08.KJ.02.04-16) Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya tidak boleh karena bukan kewenangan kepala laboratorium itu harus dilaporkan pada PD2. Tapi juga kita pernah bongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2, boleh. (W.14.KL.01.23-27) Pertama kali kami harus mengembangkan sendiri, terutama dari penelitian. Walaupun saya tidak hanya dikampus tetapi juga diluar. Saya harus menulis, proposal penelitian apapun, itu sesuai dengan kemampuan saya. (W.12.KL.05.08-11) Begini bu, karena penelitian kita kan penelitian murni. Makin banyak dosen mengambil penelitian makin ramai laboratorium artinya semakin ramai fasilitasnya semakin baik lingkungan lab. Pelaksanaan rencana itu kami berharap tahun depan lah (2006). Mereka mendengar dan merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak. Insya Allah perencanaan di semester ini sudah jadi. Kita sudah mencari orang yang membuat rencana gambar. Hanya tembusnya akan kita usahakan, karena itu juga tidak lepas dari skenario yang ada di UNNES keseluruhan mengenai keuangan, anggaran dan sebagainya, Kita tidak bisa omong sendiri, memutuskan sendiri (W.13.KL.01.18-28) ... Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab. Pangan. (W.12.KL.01.44; W.12.KL.02.01-02) Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. (W.15.KL.02.28-31) Tapi kita juga pernah membongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2 boleh memang posisi pintunya yang tidak bener. Tidak hanya di lab KO, tetapi di lab. Kimia Analit juga, di Kimia Dasar juga sama berarti kalau saya bongkar bukan satu tapi semuanya dan bergantian atau bertahap semuanya saya bongkar. (W.14.KL.01.25-29) Pemadam kebakaran kita punya. Rencananya semester ini kita akan ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Kita sudah merencanakan. Jadi hari yang tidak ada kuliah, ujian atau praktikum, mungkin Juni - Juli. Tahun kemarin kita tidak bisa melaksanakan dengan tepat karena ada program SP4 itu Kepala Lab. menjadi tukang kesana kemari. Pemadam kebakaran setiap lab. ada. Kemarin saya beli dua, kecil. Kebetulan kita punya langganan. Nanti kalau ada pelatihan saya beli. Karena kalau pelatihan kan isinya hilang, jadi saya akan isi ulang. Pemadam kebakaran itu memang tidak pernah digunakan (W.14.KL.02.22-31) Untuk struktur organisasi yang akan datang kita merencanakan setiap lab. ada Kepala Lab. Kita berharap juga nanti bertambah teknisi dan laboran. Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas, laborap membantu setiap kali praktikumnya. Seperti yang saya berikan di sini (menunjukkan job discription) sesuai dengan pelaksanaan faktual di lab. yang membuat Kalab bersama Ketua Jurusan (W.13.KL.02.17-23) Dana-dana yang sifatnya taktis dana dari SPL, sebagian dana SPI, displit untuk membantu dana lab. Dana taktis dari layanan masyarakat. KIT yang banyak dibeli SMA, SMP, dari

69

Informan

Penanggung jawab laboratorium

Penuturan perguruan negeri lain yang praktikum di sini, keuangan masuk di bendahara layanan masyarakat, Ibu Haryani. Dan uangnya bisa dikembangkan untuk layanan masyarakat, misal pembuatan buku ajar, pembuatan buku praktikum, CD pembelajaran interaktif, analis berbagai macam penelitian ini sudah saya masukkan di internet semuanya. Ini saja dengan alat yang seperti itu konsumen sampai Solo UNS, UMS Solo, UNISSULA, UNDIP, UNIKA. Mungkin yang nggak ke sini hanya UGM. Maka tahun ini saya belikan alat spektofotometer yang tiga puluh enam parameter bisa digunakan untuk mengukur kebutuhan jenis konsentrasi zat (W.13.KL.04.24-36) Yang jelas kita berusaha dari proyek A2, kalau SP4 sangat kecil 400 juta. Kalau A2, 11/2Milyar barangkali bisa kita arahkan untuk menambahi alat. Salah satu jalan untuk bisa membeli alat ya kita mengajukan proposal proyek itu. Kalau kita tidak dapat ya ngalamat itu. Kita sekarang ini paling setahun hanya dapat 50 juta. 50 juta saja nantinya sudah dipotong tenaga, bahan, alat sisanya sedikit sekali. Tapi paling tidak ada denyut nadi yang hidup (W.12.KL.03.14-20) Beberapa zat yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalau bisa kita cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. (W.02.PJL.03.2527) Dosen-dosen yang memanfaatkan Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya walcome saja artinya dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab penanggung jawab Laboratorium. (W.02.PJL.04.04-07) Tapi kalau tidak ada ya kita tinggal. Kalau mungkin ya kita ganti dengan amyl alkohol. Kenyataannya zatnya tidak ada jadi cenderung untuk ditinggalkan. (W.02.PJL.03.27-29) Beda kalau kita misalnya masing-masing diberi otonomi manajemen, kita akan mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri. Ini lo Kimia Organik. Jasa layanannya kepada pendidikannya apa, kepada penelitian apa. Jelaslah kalau begini ini hanya katakanlah penanggung jawab kewenangannya 20 % saja tidak ada. Asal bisa jalan saja begitu (W.03.PJL.03.08-12) Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil. Itu sebaiknya. Jadi soal dana yang kecil itu monggo itu diatur bagaimana yang perlu, toh kita bisa membuat skala prioritas yang mana dulu di semester ini sehingga nanti temanteman dosen pun ada rasa kepemilikan ndak. Kepemilikan orang-orang organik ya misalnya kalau penelitian di sana ya silahkan. Tetapi ada konstribusi untuk laboratorium. Jangan hanya memakai saja tetapi konstribusinya tidak ada (W.15.PJL.03.34-43) Masih dalam transisi. Mestinya misalnya bila secara formal sebagai lab Bioorganik itu tidakberarti Kimia Organiknya hilang. Kegiatan-kegiatan apa sebagai kegiatan Kimia Organik atau Biokimia masih bisa dilakukan. Hanya keterbatasan saja kita tidak bisa memisahkan antara Kimia Organik dan Bio Kimia. Kita hanya punya lab Kimia Organik / Bio Kimia akan lebih baik kalau hanya satu lab kita namai lab Bio Organik, begitu. Kegiatan-kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan, sementara ini kalau kita ke trend yang baru Bio Kimia Organik juga bisa dilakukan. Tidak harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya sendiri tidak harus begitu tetapi kalau kita punya lab Bio Organik duanya sudah bisa dilaksanakan (W.03.PJL.04.08-18) Betul, untuk Kimia Organik dan Bio Kimia itu katakanlah sebagai saudara kembarnya. Tetapi yang lebih trend baru ini Kimia Organik hanyalah sebatas isolasi dari molekul-molekul organik, khususnya molekul-molekul yang

70

Informan

Dosen Pengampu

Penuturan terdapat pada makhluk hidup. Bio Kimia sementara inihanya terbatas pada kajian kimia segi bio molekul dan fungsinya. Trend baru yang sekarang ini dikembangkan oleh para ahli baik dari barat maupun di Indonesia sekarang ini. Ini justru jembatan dari keduanya, kajian dari struktur dan fungsi ini yang disebut Laboratorium Bio Organik. Kalau kita menggabungkan atau memberi jembatan diantaranya bio kimia dan Kimia Organik akan lebih baik kalau lab. Bioorganik. Karena pada lab Bioorganik kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan begitu juga penelitian yang berhubungan dengan Bio Kimia atau justru kajian dari keduanya yaitu dari struktur dan fungsi (W.03.PJL.03.32-44) Maksud saya kalau mau mengadalkan kondisi keuangan institusi baik itu tingkat jurusan maupun universitas itu terlalu lama untuk mengharapkan idealisme yang kita miliki. Kedepan kita mencoba untuk mengajukan proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan (W.06.DP.1.04.38-45) Kemarin kita baru mencoba mengajukan hibah properti untuk mencoba menghidupkan laboratorium Kimia Organik, tetapi baru pada tahap evaluasi awal ternyata pada finalnya ada beberapa yang tidak disetujui oleh Dirjen Dikti, sehingga kita mau tidak mau harus mengalah dulu, kita tidak bisa menerima hibah. Saya sebagai penanggung jawab laboratorium saya untuk tahun ini mencoba untuk mengajukan proposal dan insya Allah kalau saya berhasil teman-teman yang lain mencoba untuk hal yang sama sehingga makin ramai laboratorium Kimia Organik dan semakin menjadi baik (W.06.DP.1.05.01-09)

9. Menentukan Waktu

Penelitian

dosen

rencana

tahun

2006

dikembangkan

untuk

pengembangan laboratorium serta rencana membangun bengkel gelas, reorganisasi struktur laboratorium dilaksanakan tahun 2006, demikian dituturkan kepala laboratorium. Sedangkan diperkirakan oleh Ketua Jurusan dengan Kepala Laboratorium setelah kira-kira dua tahun lagi setelah masingmasing

laboratorium

tertata,

akan

difungsikan

penanggung

jawab

laboratorium benar-benar sebagai kepala laboratorium. Tugas penanggung jawab laboratorium tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola keuangan, pengembangan diserahkan pada masing-masing laboratorium. Penuturan para informan tersaji dalam tabel berikut ini.

71

Tabel 11

Informan Ketua Jurusan

Penuturan informan tentang menentukan waktu pengembangan Laboratorium Kimia Organik Penuturan Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. (W.07.KJ.05.09-10) Saya perkirakan dengan ketua laboratorium untuk menata struktur semacam itu kira-kira dua tahun lagi. Setelah pemberdayaannya cukup atau dosen-dosen siap untuk membantu pada masing-masing laboratorium. Kemudian nanti sifatnya karena tugasnya organisasi dari universitas yang ada hanya satu kepala laboratorium. Saya kira saya tidak bisa menentukan kapan tetapi jurusan secara intern sudah ada rencana kesana. Penanggung jawab laboratorium sifatnya masih memberi saran, masukan kepada kepala laboratorium. Tetapi suatu saat mesti tahun kedua setelah masing-masing laboratorium tertata kita akan memfungsikan penanggung jawab laboratorium itu benar-benar sebagai kepala laboratorium. Kita kan baru satu tahun ini sebagai ketua jurusan. Tugas penanggung jawab tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola keuangan, pengembangan kita serahkan pada masing-masing laboratorium. Sekarang ini lingkupnya masih terlalu kecil masih bisa dikelola satu kepala laboratorium (W.07.KJ.04.01-15)

Paparan data mengenai pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi.

1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa saat ini sedang dilaksanakan kegiatan sistem perencanaan, penyusunan program dan penganggaran (SP4) yaitu inventarisasi alat dan bahan, dan pengadaan manual. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan bahwa kegiatan yang lain adalah kegiatan praktikum, penelitian mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir, layanan masyarakat, serta penelitian dosen. Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 12

Penuturan informan tentang mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan

Informan Ketua Jurusan

Penuturan Kebetulan pada kegiatan SP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga

72

Informan

Penanggung jawab laboratorium

Penuturan merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. (W.07.KJ.01.35-37) ...Disamping kegiatan praktikum secara rutin dan kegiatan-kegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan tugas akhir dan layanan pada masyarakat dan kemudian dosen-dosen yang memanfaatkan laboratorium untuk kegiatan penelitian. (W.02.PJL.03.02-05)

2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan

Penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik menuturkan bahwa untuk

mengelompokkan

jenis-jenis

pekerjaan

menggunakan

fasilitas

Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Bidang Kimia Organik. Pada awal-awal semester diadakan pertemuan untuk mengidentifikasi pekerjaan yang akan dilakukan oleh dosen pengampu praktikum, asisten. Sedangkan jenis-jenis pekerjaan meliputi layanan masyarakat, kegiatan praktikum mahasiswa, penelitian mahasiswa maupun dosen. Penuturan ini tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 13

Penuturan pekerjaan

Informan Penanggung jawab laboratorium

informan

tentang

mengelompokkan

jenis-jenis

Penuturan Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang menyangkut Laboratorium ya sementara ini kita menggunakan fasilitas KBK bidang kelompok keahlian untuk bidang Kimia Organik. Biasanya pada awal-awal semester kita lakukan petemuan untuk kemudian kita mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan oleh Dosen terutama yang mengampu praktikum, lalu untuk kegiatan praktikum terus dibagi kemudian dilakukan asistensi atau tidak perlu pertemuan. Selanjutnya jenis-jenis pekerjaan adalah itu tadi misalnya layanan kepada mahasiswa baik untuk kegiatan praktikum maupun untuk kegiatan penelitian mahasiswa, untuk tugas akhir atau untuk pelayanan kepada masyarakat. Nah pelayanan kepada masyarakat ini dikelola oleh tim khusus yang dalam hal ini diketuai Bu Haryani. (W.02.PJL.03.36-47)

73

3. Menyusun Struktur Organisasi

Ketua Jurusan menuturkan bahwa kenyataan yang ada di Laboratorium Kimia Organik adalah satu laboran, penanggung jawab laboratorium dan kepala laboratorium. Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa sangat tidak efektif bila Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium, ini sebetulnya tidak mungkin, karena satu kepala laboratorium harus menguasai enam bidang keahlian. Bisa juga tetapi tidak bisa mendetail seperti kalau hanya menguasai satu bidang keahlian. Barangkalai perlu ngaca pada perguruan tinggi yang besar dengan sendirinya dananya besar, tetapi kita akan mengacu kesana bahwa setiap laboratorium

akan

ditangani

seorang

kepala

laboratorium.

Kepala

laboratorium ini betul-betul dapat Surat Keputusan dari Rektor. Sekarang yang dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk penanggung jawab laboratorium bukan SK Rektor atau Dekan atau dari mana jangan-jangan SK-nya dari langit. Selanjutnya penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik menuturkan bahwa susunan organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya ada penanggung jawab laboratorium, teknisi dan laboran saja. Jadi di Laboratorium Kimia Organik tidak ada organisasi besar, yang ada hanya unsur organisasi. Penanggung jawab laboratorium tugasnya agar laboratorium bisa berjalan, tanggung jawab sepenuhnya pada Kepala Laboratorium.

74

Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik Bapak Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan bahwa itu semua kebijakan dari pemerintah. Jadi tidak menyangkut per perguruan tinggi. Sekarang perguruan tinggi mempunyai otonomi mengatur wilayahnya sendiri. Waktu ada Pertemuan Kepala Laboratorium seluruh Jawa Tengah kira-kira bulan Mei 2004. Semua Kepala Laboratorium mengeluh bahwa susunan organisasi sudah benar, hanya kurang ada propors untuk penanggung jawab laboratorium yang hanya nama saja, tidak mendapatkan honor sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan oleh kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya adalah kepala laboratorium. Sehingga akan saling berlomba dan menunjukkan laboratorium, yang ketinggalan akan malu dan berusaha memberbaiki laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium, itu sudah berkali-kali diusulkan pada rektor. Harapan pengguna laboratorium mudahmudahan lebih baik lagi. Penuturan para informan tersebut merupakan dasar penyusunan struktur organisasi di Laboratorium Kimia Organik. Adapun struktur organisasi adalah Kepala Laboratorium, Penanggung Jawab Laboratorium, Bendahara Laboratorium, Tim Yanmas, Dosen Praktikum, Teknisi, Laboran, Asisten. Penuturan para informan tersebut tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 14

Penuturan informan tentang menyusun struktur organisasi

Informan Ketua Jurusan

Penuturan Jadi kalau kita melihat kenyataan yang ada adalah satu laboran satu penanggung jawab kemudian dosen muda yang dimintai membantu mengelola laboratorium dan kepala laboratorium. Jadi laboratorium Kimia Organik ini adalah satu bagian dari enam laboratorium kimia lain misal laboratorium

75

Informan Kepala laboratorium

Penanggung jawab laboratorium

Dosen Pengampu

Penuturan kimia fisik dan sebagainya (W.07.KJ.02.22-26) Yang jelas untuk manajemen sekarang tidak baik. Sekarang Kalab. membawahi sekian lab, itu jelas sangat tidak efektif. Maka sudah meniadi bahan pemikiran Kalab di UNNES, bila struktur jabatan di lab. ini diubah. Kalau di Kimia Kalab satu tidak mungkin. Tidak bisa memahami betul kebutuhan Organik, Analitik. Mungkin bisa tetapi tidak sedetail daripada orang organik sendiri. Misalnya ini butuhnya apa atau paling tidak arah kebutuhan penelitian itu saja tidak memahami. Karena saya orang fisik. Saya memahami sesuai dengan bidang saya. Makanya barangkali kita perlu ngaca pada Perguruan Tinggi yang besar dengan sendirinya dananya besar tetapi kita akan mengacu ke sana bahwa setiap lab. ditangani oleh seorang kepala lab. Dan Kalab ini betul-betul dapat SK dari rektor yang sekarang yang dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk penanggung jawab lab. bukan SK Rektor atau dari Dekan atau dari mana. Jangan-jangan SKnya dari langit (sambil ketawa) (W.13.KL.01.31-45) Untuk internal kita penanggung jawab, adalah bagian dari lab. Itu yang menentukan dari Ketua Jurusan. Mereka masih anak buahnya Ketua Jurusan. Sehingga siapa yang menjadi penanggung jawab lab. yang menentukan adalah Ketua Jurusan termasuk ketua KBK itu. (Sambil menyerahkan struktur organisasi lab. Kalab menambahkan). Sebetulnya masih ada ruang referensi di bawah. Ibu Ir. Winarni, M.Si itu bagian dari lab, teknis pelaksanaan di sana masih di bawah Kalab (W.13.KL.01.02-10) Kalau susunan organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya penanggung jawab saya. Di dalamnya itu ada teknisi dan laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar jadi kita merupakan unsur suatu organisasi lain di sana. Kita hanya penanggung jawab agar laboratoriumnya bida berjalan, sepenuhnya tanggung jawab kepala laboratorium. (W.02.PJL.04.09-14) Begini bu. Itu semua kebijaksanaan dari pemerintah. Jadi bukan menyangkut per Perguruan Tinggi. Di samping itu sekarang perguruan tinggi kan mempunyai otonomi mengatur wilayah sendiri. Waktu ada pertemuan Kepala laboratorium seluruh Jawa Tengah, kira-kira Mei 2004 Kepala laboratorium itu berkumpul dan semua mengeluh bahwa susunan organisasi laboratorium itu sudah benar, hanya kurang ada proporsi untuk penanggung jawab itu yang hanya nama saja, tidak mendapatkan honor, sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan oleh Kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya adalah Kepala laboratorium dan langsung dibawahi karyawan. Sehingga itu akan berlomba dan menunjukkan laboratorium dan laboratorium yang ketinggalan akan malu dan berusaha memperbaiki laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Itu sudah berkali-kali diusulkan pada Rektor, mudah-mudahan jadi lebih baik lagi. Harapan kita yang sering menggunakan laboratorium itu (W.10.DP.4.03.2337)

4. Merumuskan Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Petugas

Ketua Jurusan menuturkan bahwa wewenang dan tanggung jawab kalau sebagai laboran, teknisi, kepala laboratorium secara struktural ada. Penanggung

76

jawab laboratorium ini semi formal, memang ada surat tugas Dekan, namun masih sulit untuk mengkoordinasi peran serta penanggung jawab laboratorium. Ini memang belum optimal, karena strukturnya secara resmi belum ada. Ini hanya embrio kalau suatu saat fungsi penanggung jawab laboratorium seperti fungsi kepala laboratorium. Sementara ini penanggung jawab laboratorium memang belum bekerja dengan baik. Tugas

masing-masing penanggung jawab

laboratorium merangkap, ketua KBK, sehingga fokus kegiatan laboratorium sementara ini masih banyak ditangani kepala laboratorium. Wewenang dan tanggung jawab kepala laboratorium adalah sebagai koordinator semua penanggung jawab laboratorium. Penanggung jawab laboratorium melakukan perencanaan, usulan-usulan, dan mengontrol kegiatan laboratorium. Dosen praktikum bertanggung jawab pelaksanaan praktikum. Asisten mahasiswa membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum. Sedangkan Kepala Laboratorium menuturkan bahwa teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali praktikum. Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan karena diserahi tugas sebagai penanggung jawab laboratorium, membuat supaya Laboratorium Kimia Organik tidak kolep, dan jadi contoh laboratorium yang lain di jurusan kimia. Penuturan para informan dapat disajikan tabel berikut ini. Tabel 15

Informan Ketua Jurusan

Penuturan informan tentang merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas Penuturan Tugas penanggung jawab laboratorium itu mestinya kewenangan melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium. (W.07.KJ.03.12-15)

77

Informan

Penuturan Wewenang dan tanggung jawab kalau sebagai laboran, teknisi, sebagai kepala laboratorium, memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab laboratorium ini semi formal memang ada surat tugas dari dekan tetapi karena kita sendiri masih kesulitan untuk mengkoordinasi peran serta penangung jawab laboratorium ini memang belum optimal, ya memang strukturalnya secara resmi belum ada. Ini hanya embrio kalau suatu saat masing-masing laboratorium itu fungsi penanggung jawab laboratorium itu seperti fungsi kepala laboratorium yang sekarang. Pada suatu saat kepala laboratorium itu koordinator fungsi penanggung jawab laboratorium yang sekarang itu sama dengan fungsi kepala laboratorium (W.07.KJ.03.19-30)

Penanggung jawab laboratorium itu merangkap ketua KBK. Penanggung jawab laboratorium itu mestinya kewenangannya melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan-kegiatan yang ada di laboratorium. Sementara ini memang belum bekerja dengan baik. Karena memang struktur organisasinya yang terutama. Tugas masingmasing penanggung jawab laboratorium itu karena merangkap sebagai ketua KBK fokus pada kegiatan di laboratorium jadi sementara ini yang masih banyak berperan kepala laboratorium.

Kepala laboratorium Dosen Pengampu

Dalam waktu yang akan datang akan kita pekerjakan penanggung jawab laboratorium itu diberi wewenang penuh mengelola alat, bahan, merencanakan, merevisi, mengembangkan arah penelitian di laboratorium, mengembangkan bahan ajar KBK yang sesuai (W.07.KJ.03.03-15) Teknisi menanggapi yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali praktikumnya. (W.13.KJ.02.20-21) Ya paling tidak karena saya diserahi sebagai pengelola atau penanggung jawab, ya salah satu tanggung jawab saya adalah supaya laboratorium Kimia Organik itu tidak kolep bisa berjalan seperti yang diharapkan, jadi contoh laboratorium yang lain di jurusan kimia ini (W.06.DP.1.05.19-32)

5. Menetapkan Jalur Wewenang dan Tanggung Jawab

Dari hasil masukan berbagai pihak ditetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas oleh Ketua Jurusan bersama Kepala Laboratorium. Hal ini dapat dilihat pada penuturan Kepala Laboratorium bahwa :

78

“Semua sudah saya beri, kecuali ilang. Karena setiap laboran kita beri ini (job diskripsi). Dosen barupun kita bagi-bagikan. Itupun baru ngeprin satu hari kemarin. Nggak tahu mereka simpan atau mereka baca.” (W.14.KL.03.25-28) Wewenang dan tanggung jawab tertuang dalam job deskripsi berikut.

6. Menyusun Staf Personel

Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa yang memilih personel itu adalah ketua jurusan, sedangkan kepala laboratorium hanya mengusulkan. Sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan peraturan bahwa Kepala Laboratorium adalah seorang Guru Besar. Masalahnya terkait dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan. Teknisi yang ada belum memenuhi syarat karena menerimanya tiban. Seharusnya teknisi/laboran minimal D3, sedangkan yang ada sekarang ST. Baru saja menerima satu dari jurusan Kimia, jadi tahu kimia. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan bahwa untuk menyusun staf personel ada di tangan kepala laboratorium. Untuk teknisi merangkap laboratorium yaitu Pak Wiji. Mengenai penanggung jawab laboratorium merangkap ketua KBK atau tidak, tidak masalah. Sebaiknya setiap laboratorium ada manajernya. Penuturan para informan dalam tabel berikut ini : Tabel 16

Penuturan informan tentang menyusun staf personel

Informan Kepala laboratorium

Penuturan Kalau milih bukan saya. Hanya saya mengusulkan, ketua jurusan yang menentukan (kepala laboratorium menyerahkan dokumen yang berisi susunan personel laboratorium. (W.02.KL.02.08-37; W.02.KL.03.01-27) Kan dulu sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan bahwa seorang Kalab adalah seorang Guru Besar. Itu dulu kan. Masalahnya adalah terkait dengan ini dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan itu,

79

Informan

Penanggung jawab laboratorium

Penuturan monggo. Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana (W.15.KL.03.21-27) Jurusan Kimia, teknisinya belum memenuti syarat. Kita menerimanya teknisi tiban. Tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Kita sudah mengusulkan katanya diberi dua tetapi ditarik satu. Alhamdulillah Martin ini dari jurusan Kimia, jadi paling tidak tahu tentang Kimia dan ini sebagai laboran/teknisi yang ada Bu Retno, Bu Ida, Pak Wiji (ST) harusnya minimal D3. Yang jelas dari sisi akademisnya tidak memenuhi syarat (W.13.KL.02.36-42) Ya ada ditangan kepala laboratorium sebab manajemen keseluruhan laboratorium kimia itu ada di tangan kepala laboratorium. Nah saya penanggung jawab hanya sebatas mengatur kegiatan-kegiatan supaya tidak terganggu (W.02.PJL.04.20-23) Selama ini yang ada ya satu. Tetapi memang sebenarnya teknisi sendiri dan Laboran sendiri (W.02.PJL.03.15-16) Mengenai otonomi laboratorium akan ada beberapa yang saya sampaikan dari kegiatan sampai ke penggunaan dana. Kebijakan tiap PT memang berbeda masing-masing maunya apakan. Tetapi toh sudah ada indikator yang bagus dari pak Kasmui mengikuti yang baik dari PT yang lain. Berikutnya penanggung jawab (Ketua) KBK terpisah ya memang tidak perlu terpisah dan tidak perlu menyatu. Karena orangnya yang ada itu ya ndak apa. Tapi kalau seandainya diperlukan teroisah ya ndak apaapa. Itu justru kalau memang mau otonomi, maksudnya nanti tidak ada PJL yang ada adalah Kepala Laboratorium Kimia Organik, apa yang dimaksudkan saya tidak tahu sebab sepengetahuan saya kalau ada penanggung jawab. Itu, kata itu kan pantes-pantes orang ngomong kan. Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya (W.15.PJL.03.06-20)

Paparan data tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPAUNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi :

1. Memberi Pengarahan dan Perintah

Penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan bahwa ia tidak memberi perintah tetapi koordinatif, jadi melakukan koordinasi dengan dosen, asisten, teknisi untuk menginventarisasi peralatan dan zat-zat yang diperlukan.

80

Sedangkan Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si memberi pengarahan melalui omong-omong dengan teknisi pada saat kegiatan praktikum akan lebih efektif. Kepala laboratorium datang saat ada kegiatan praktikum sambil memberi pengarahan terhadap hal-hal yang janggal di laboratorium. Setiap semester empat kali dilakukan pengarahan, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir semester, dan rapat-rapat insidentil tidak perlu menunggu saat rapat. Kepala laboratorium keliling kalau ada yang kotor disapu. Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 17

Penuturan informan tentang memberi pengarahan dan perintah

Informan Penanggung jawab laboratorium

Kepala laboratorium

Penuturan Untuk penggerakan staf sebagai penanggung jawab tidak memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Misalnya saja untuk suatu semester kita secara koordinatif saja, dengan para tenaga yang ada di laboratorium apakah itu asisten dosen, dosen apakah teknisi, marilah kita sama-sama inventarisasi mengenai kegiatan laboratorium yang mungkin dilakukan termasuk peralatan dan zat-zat yang diperlukan kita lakukan secara koordinatif. (W.02.PJL.04.2733) Kadang dengan kegiatan kebidanan yang sifatnya tidak formal malah lebih sering. Omong-omong dengan teknisi malah yang begini ini yang lebih efektif. Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. Di sini saya sekaligus melakukan bimbingan misalnya saat praktikum ada hal-hal yang janggal, saya akan membimbing pembetulannya. (W.13.KL.03.04-12) Setiap semester, paling tidak empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir, dan itu juga yang insidental ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir semester. (W.13.KL.03.01-04) Makanya saya keliling, kalau kotor ya disapu dan sebagainya (W.13.KL.03.45)

2. Memberikan Motivasi

Ketua Jurusan Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa beliau memberi ruang, tempat, kesempatan serta mengajak dosen muda para

81

doktor untuk mengajukan proposal ke Dikti. Apabila diterima akan menjadikan laboratorium jadi ramai. Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa di FMIPA laboratorium merupakan jantungnya. Bila jantungnya kropos gimana jurusan kimia mau sehat. Beliau setelah melakukan kunjungan ke Batam, UGM, UPI kemudian hasil laporan pak Tjahyo dan pak Edy dari kunjungannya ke ITB, ternyata posisi laboratorium kimia masih jauh di bawah. Hal itu dikarenakan dana dan kebijakan pusat yang belum mendukung pengembangan manajemen laboratorium kimia pada umumnya dan kimia organik pada khususnya. Hal ini dipertegas penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS bahwa Laboratorium Kimia Organik merupakan jantungnya kimia, jadi motivasinya adalah dengan memberdayakan / mempertahankan kehidupan dan kegiatan laboratorium itu sendiri, jangan sampai kolep. Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa untuk kesejahteraan laboratorium perlu susu dan kacang hijau, paling seminggu tiga kali tidak terlalu mewah. Penanggung jawab laboratorium tidak ada, hanya dapat cinderamata setahun sekali. Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 18

Penuturan informan tentang memberikan motivasi

Informan Ketua Jurusan

Penuturan Ya, bu Titi kita memberikan ruang, memberikan tempat, memberikan kesempatan, mengajak apa yang kita lakukan yang bisa kita lakukan. Sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke program-program lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan kita

82

Informan Kepala laboratorium

Penanggung jawab laboratorium

Dosen Pengampu

Penuturan (W.07.KJ.06.32-38) itu adalah jantungnya di laboratorium, La kalau jantungnya kropos, gimana mau sehat (W.12.KL.05.03-04) elas misalnya di Batam karena kita penelitian di sana, kita bisa membandingkan. Yang kedua di UGM jelas. Kemudian di UPI, tahun kemarin kita sama-sama ke sana ITB juga, dan yang kemarin Pak Tjahyo dan Pak Edy laporannya sudah saya lihat, ternyata posisi kita masih sangat di bawah. Tapi kita perlu menggeliat bahwa kita ini belum ada apa-apanya, pertama benturan kita adalah dana dan kebijakan kebijakan yang belum mendukung pengembangan manajemen lab. Kimia yang baik atau lab-lab di UNNNES pada umumnya (W.12.KL.03.38-46) Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang, ya kita tidak bisa memaksakan karena ia nyatanya mau butuh uang. Mau ngomong apa monggolah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian dari lab. Kita berkembang bukan dari orang teknik, tetapi dari Laboratorium. Kita sadar itu, maka mestinya kita ban, ak berkiprah dari lab (W.13.KL.21-27) ....kita harus bersyukur bahwa kita mempunyai laboratorium yang notabene adalah sebenarnya adalah merupakan jantungnya kimia. (W.02.PJL.04.33-35) Jadi motivasinya adalah kita memberdayakan atau memperhatikan kehidupan dari kegiatan laboratorium itu sendiri jangan sampai koleb sebagai lembaga pendidikan di Perguruan Tinggi, yah kegiatan yang tidak terpisahkan dari jurusan kimia. Kita harus lebih baik di masa mendatang. (W.02.PJL.04.37-41) Kesejahteraan harusnya ada susu dan kacang hijau. Mau tidak mau orang yang bekerja di laboratorium Kimia Organik yang seharusnya seminggu tiga kali ya tidak terlalu mewah (W.06.DP.1.04.24-26) Selama ini insentif tenaga laboran dan teknisi itu ada dari jurusan. Hanya besarnya yang saya tidak tahu. Sebab pada waktu rapat Ketua Jurusan tidak pernah menginformasikan pada kita semua. Penanggung jawab laboratorium insentifnya tidak ada yang ada hanya semacam cindera mata setahun sekali (W.06.DP.1.04.29-33)

3. Mengadakan Bimbingan dan Pembinaan

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa pembinaan dapat dilakukan dengan cara mengikusertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen. Pembinaan teknisi dan laboran ke UPI dan ITB selama satu, dua atau tiga bulan mengenai pelatihan pengelolaan alat, bahan dan praktikum. Tahun 2005 direncanakan untuk Kepala Laboratorium magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Dosen dan Penanggung Jawab Laboratorium studi banding ke laboratorium yang lebih maju sehingga dapat mengembangkan laboratorium ke arah mana. Sedangkan pembinaan

83

seperti yang dituturkan kepala laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si dilakukan empat kali dalam satu semester. Demikian juga bimbingan secara formal misalnya pada seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, rapat-rapat. Sedangkan dosen pengampu praktikum Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan selama praktikum bimbingan dilakukan dengan membetulkan hal-hal yang tidak benar. Pembinaan dari Diknas Jakarta, kemudian ke UGM, bagaimana menyambung, mengelas, dan membuat kaca. Sayangnya setelah pulang karena di Laboratorium Kimia Organik tidak punya bengkel gelas maka kemampuan tersebut tidak dapat dimanfaatkan. Sedangkan Dr. Supartono, MS dosen pengampu praktikum menuturkan bahwa untuk mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aqua bromata dilakukan asisten dipandu dosen. Untuk membuat larutan garam mahasiswa membuat sendiri karena cukup aman. Penempatan zat-zat dilakukan laboran pak Wiji sesuai dengan bentuk maupun sifat zat-zat tersebut. Zat-zat yang bersifat asam ditaruh di lemari asam. Pembuangan limbah untuk logam berat dibuang di bak penampungan, zat yang tidak berbahaya dibuang di bak air diguyur air. Untuk minyak dibersihkan dengan etanol teknis. Bahan-bahan kasar, dedaunan ditempat sampah. Penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa bimbingan teknisi dan laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Sedangkan untuk tenaga dosen dan asisten di bawah

84

laboratorium atau kepala laboratorium. Pembinaan dilakukan di ITB dan UPI yaitu semacam pelatihan. Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini : Tabel 19

Penuturan informan tentang mengadakan bimbingan dan pembinaan

Informan Ketua Jurusan

Penuturan ...misalnya pak Wiji (laboran) mempunyai keterampilan melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorium, kemudian membantu melaksanakan analisis prosemat yang kita kembangkan. Jadi dengan cara mengikutsertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen. (W.07.KJ.04.22-25) ... Tidak ada pendidikan khusus bagi pengelola laboratorium ya bu. Tetapi bagi teknisi dan laboran pengembangan keterampilan kita usahakan. Pernah dikirim ke UPI, ke ITB selama 1 bulan, 2 bulan atau tiga bulan untuk pak Wiji dan bu Retno (teknisi/laboran). Selain itu pelatihan pengelolaan alat dan pengelolaan bahan dan praktikum. Kemudian pernah hampir setiap tahun dalam jurusan kimia seperti kita ajak mereka sehari melakukan pelatihan di Balai Kesehatan. Balai kesehatan itu laboratnya Depkes. Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan. (W.07.KJ.05.09-21)

... Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus komputer di lembaga kursus komputer.

Kepala laboratorium

Dosen pengampu praktikum

Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. Semua kita coba kembangkan kemampuan masing-masing dengan kondisi laboratorium yang memungkinkan. Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana. (W.07.KJ.05.23-39) Dalam keadaan formal kita sering misalnya pertemuan dengan teknisi atau laboran daripada dengan penanggung jawab laboratorium. Secara teknik sehari-hari banyak masalah. Setiap semester paling tidak empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir. Dari itu juga yang insidental, ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir semester. (W.13.KL.02.4546; W.13.KL.03.01-04) Bimbingan secara formal termasuk pembenaran secara formal misalnya pada : seminar-seminar, pelatihan, rapat-rapat. (W.13.KL.03.16-17) Selama praktikum asisten dan dosen pengawasan jalannya praktikum. Selama pengawasan, apabila ada mahasiswa yang melakukan kesalahan mereka membetulkan mahasiswa yang sedang melakukan kesalahan.

85

Informan

Penanggung jawab laboratorium

Penuturan (W.11.DP.4.01.27-29) Mencampur zat kimia dilakukan asisten di bawah panduan kita misalnya mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aquabiomata. Tidak diperkenankan mahasiswa membuat sendiri. Beberapa larutan yang dirasa cukup aman misalnua larutan garam mereka membuat sendiri. Kalau larutan itu cukup insklusif atau berbahaya kita siapkan supaya tidak terjadi masalah pada mahasiswa. Zat-zat baru diarsip oleh tenaga laborran kita Pak Wiji. Kalau zat bersifat asam ditaruh di lemari asam. Namun yang berupa padatan juga ditaruh di lemari tersendiri, begitu juga cairan ditempatkan tersendiri. Masalah pembuangan material yang berbahaya, misalnya logam berat kita buang ke reservoar atau bak penampungan. Zat yang tidak berbahaya ya kita buang di bak air, diguyur air dan prinsipnya air mengalir sedangkan untuk tumpukan asam kita bersihkan, kita sentor dengan air, demikian juga basa. Sedangkan untuk minyak asal bukan oli kita bersihkan dengan pelarut tertentu misalnya etanol teknis cukup aman tidak mengganggu lingkungan. Untuk zat yang berbahaya itu kita buang direservoir (W.06DP.1.01.23-38) Pembinaan dari dinas sampai saat ini kok belum pernah saya rasakan. Misalnya dari Fakultas, dari jurusan itu tidak pernah ada. Yang selama ini saya rasakan justru dari rekan-rekan itu untuk saling berkoordinasi begitu saja lantas seandainya perlu kegiatan untuk pelayanan masyarakat melayani mahasiswa dari tempat lain, kita saling bahu-membahu bagaimana melaksanakan itu. Dari Akademi Kebidanan Mardi Waluyo dari Ungaran kita saling bahu-membahu menservis atau melayani kebutuhan-kebutuhan mereka (W.05.DP.1.02.41-46; W.05.DP.1.03.01-02) Zat-zat yang tidak berbahaya seperti lar gula, lar garam itu prinsipnya air harus mengalir. Kalau tidak mengalir ya tidak boleh membuang disitu. Bahan-bahan yang kasar, dedaunan bisa dibuang di tempat sampah (W.06.DP.1.02.21-23) Zat yang tidak berbahaya dibuang diwastafel lalu cukup diguyur Bu secukupnya (W.06.DP.1.01.42-43) Betul demikian Bu Titi, walaupun pengampu praktikum semua sudah S2 tetapi usia menentukan juga untuk pendewasaan laboratorium Kimia Organik (W.06.DP.1.05.42-44) Begini Pembinaan itu ada dua. Ada dari Diknas dari Jakarta dan yang ditinjau hanya laboratorium Kimia Organik khususnya. Umumnya laboratorium Kimia. Sedangkan untuk laboratorium Fisika Biologi matematika kok tidak, yang kedua kita mengirimkan teknisi ke ITB sudah tiga kali sampai empat kali. Kemudian ke UGM, bagaimana cara menyambung, mengelas dan membuat kaca. Hanya saja karena tidak ada kemampuan laboratorium kita setelah mereka pulang, laboratorium kita tidak mampu membuat work shop atau bengkel kaca. Kalau ada alat kaca yang pecah sedikit itu bisa disambungkan daripada kita mengirim ke UGM untuk mengelas (W.10.DP.4.04.32-41) Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi maupun laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga-tenaga dosen atau asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium. (W.02.PJL.04.40-43) Di luar UNNES bisa dilakukan kalau ada semacam pelatihan. Biasanya ada tawaran dari Dirjen Dikti dari institusi yang lain misalnya saja seperti yang pernah dilakukan di ITB di UPI itu memang diberi kesempatan untuk mengirim tenaganya, tapi itu adalah tanggung jawab jurusan atau fakultas. Manajemen keuangannya juga ada di sana Bu. Jadi kalau toh kita mengirim, jadi berapa biaya yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan itu tanggung jawab jurusan dan fakultas (W.02.PJL.05.07-13)

86

4. Melaksanakan Koordinasi dan Menciptakan Hubungan Kerja yang Harmonis

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa komunikasi dengan laboran adalah penting, memperhatikan kesejahteraan adalah sangat penting. Setiap melakukan koordinasi dengan memberikan saran-saran, mendengarkan keluhan-keluhan. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS melakukan koordinasi dengan cara pertemuan, saling iur pendapat. Hubungan kerja harmonis-harmonis saja, saling berkoordinasi dalam kegiatan akademis melalui pertemuan-pertemuan rutin dilakukan pembagian tugas. Misalnya siapa yang membuat buku ajar, penelitian-penelitian terkoordinasi dengan baik. Pertemuan ini dilakukan pada awal semester. Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa dalam melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis tergantung sumber daya manusia. Kalau memang merasa jadi bagian laboratorium mestinya banyak berkiprah dari laboratorium. Dosen pengampu praktikum Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa dalam satu semester dilakukan rapat dua kali. Pada awal semester dilakukan pembagian tugas, sedangkan pada pertengahan menginventarisasi kebutuhan untuk ke depan memproyeksikan apa yang perlu perbaikan. Beliau memberikan masukan-masukan untuk meletakkan alat di ruang tertentu, sehingga orang lain yang akan menggunakan tidak akan kesulitan. Namun demi keamanan alat tersebut masih diletakkan di tempat semula. Mengenai kerapian dan kebersihan, kalau memang peralatan maka dicari alternatif untuk

87

mencukupinya. Tentang kecelakaan yang terjadi diatasi bersama dengan Dosen Pengampu yang kebetulan ada di laboratorium untuk pertolongan pertamanya. Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan bahwa rapat rutin sekali dalam satu semester yaitu dalam hal pembagian tugas. Sedangkan apabila ada hal-hal yang perlu dibicarakan misalnya ada alat-alat baru yang datang maka perlu dilaksanakan rapat mendadak. Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 20

Penuturan informan tentang melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis

Informan Ketua Jurusan

Penanggung jawab laboratorium

Kepala laboratorium

Dosen Pengampu

Penuturan Tetapi yang saya kembangkan waktu di laboratorium terutama komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraan laboran itu sangatlah penting. Kita tidak bisa berbuat apa supaya penghasilannya itu bertambah di laboratorium. Buat mereka nyaman bekerja di laboratorium... (W.08.KJ.02.2833) ... Saya sebagai Ketua Jurusan kita berusaha setiap koordinasi kita bisa masuk memberikan saran, mendengarkan keluhan-keluhan sehingga kita bisa kerja sama dengan kepala laboratorium. (W.08.KJ.02.25-29) Selama ini koordinasi yang kita lakukan dengan cara pertemuan-pertemuan lalu saling isi pendapat begitu, lalu dalam hal ini hubungan kerja di laboratorium saya rasa sampai saat ini kok tidak ada yang menjadi kendala, ya harmonis-harmonis begitu saja. Jadi masing-masing berada pada posisi tanggung jawab masing-masing. Dan saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya berada di sana, sementara itu teman-teman yang lain barangkali juga sejenis praktikum Kimia Organik, tetapi kelas yang berbeda juga, mereka pada posisinya. Jadi kita saling berkoordinasi dalam kegiatan akademis baik kalau kita ada pertemuan rutin selalu kita lakukan misalnya pembagian-pembagian, siapa yang harus menyusun buku ajar atau melakukan penelitian-penelitian seperti juga SPF itu dari tingkat jurusan atau fakultas itu kita koordinasi pada awal semester (W.02.PJL.05.16-28) Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi, kalau ada SK atau uang ya kita tidak bisa memaksakan. Karena ia nyatanya mau, butuh uang. Mau ngomong apa monggo lah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian laboratorium, kita berkembang bukan dari uang, teknik, tetapi dari laboratorium, kita sadar itu. Maka mestinya kita banyak berkiprah dari laboratorium. (W.13.KL.03.21-27) Satu semester kita adakan rapat dua kali, pertama adalah pada awal semester dan pada pertengahan semester. Pada awal semester dengan pembagian tugas, sedangkan pada pertengahan semester kita menginventarisasi kebutuhan untuk kedepan, sambil evaluasi yang telah kita lakukan setengah semester yang sedang berjalan. Selama ini kita sudah menjelang pertengahan semester nanti

88

Informan

Penuturan ada pertemuan dari rekan-rekan kelompok bidang Kimia Organik untuk bisa mengisi kebutuhan mendatang dan mengevaluasi beberapa kegiatan yang telah kita lakukan untuk semester ini dan kedepan untuk kita proyeksikan apa saja yang perlu diperbaiki (W.05.DP.1.02.26-46) Ya, sering saya memberi masukan-masukan sebagai warga jurusan kimia tetapi kalau berulang kali tidak pernah diterima ya kita akhirnya diamlah. Yah saya tidak putus asa, masalahnya kemampuan seseorang itu dicerminkan pada sikap. Jadi kalau mereka mampunya hanya sampai disitu ya kita tidak bisa apa-apa. Jadi misalnya alat jangan ditaruh di ruang sana supaya bisa dipakai semua orang, tapi ya tetap ditaruh di ruang sana. Sehingga orang lain yang akan menggunakan akan kesulitan. Dia tidak memikirkan sampai disitu, tahunya hanya di sana ada alat dan ditempatkan di ruang itu ya sudah, ya sudah aman alat itu ditaruh di situ. Bagaimana alat itu bisa diberdayakan mereka tidak pikir. Ya kita tetap menghargai mereka (W.05.DP.1.03.43-47; W.05.DP.1.04.01-06) Mengenai tanggung jawab misalnya ada kecelakaan itu pertama pengampu praktikum, tetapi kalau mahasiswa yang melakukan penelitian ya pembimbingnya. Tanggung jawab penanggung jawab laboratorium memang juga ada tetapi hanya setidaknya itu tadi yang saya sebutkan. Kerapian, kebersihan saya sebagai penanggung jawab juga ada tetapi tanggung jawabnya sebatas pada alternatif pemecahannya. Masalahnya menyangkut manajemen keuangan. Mengenai kerapian dan kebersihan mestinya juga perlu fasilitas dana sehingga menyangkut keuangan juga. Saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya juga memberi perhatian yang penuh sehingga kita bisa melakukan strategi yang perlu juga termasuk peralatan-peralatan apa yang digunakan mencari alternatif bila peralatan tersebut tidak mencukupi. Terhadap kecelakaan yang seharusnya memberikan pertolongan pertama tetapi sebagai penanggung jawab misalnya pas kebetulan saya tahu saya akan bersihkan dahulu sebelum orang orang lain melakukan. Seperti kasusnya pernah terjadi mungkin karena mahasiswa tidak tahan bau amoniak. Karena sya tahu anak itu langsung saya bawa sama-sama teman lain, saya bawa di ruang terpisah. Kita tidurkan, kita buka pakaian praktikumnya kemudian semua pakaian ketat kita longgarkan dengan bantuan Bu Muryati kemudian kita beri minum sampai beberapa saat sampai siuman, kebetulan anak tersebut sedang menstruasi (W.05.DP.1.09-29) Rapat untuk praktikum itu hanya sekali, yang utama adalah rapat rutin yang tak pernah ditinggalkan satu semester sekali. Itu dalam hal pembagian asisten praktikum bagi mahasiswa berprestasi dan biasanya beasiswa diajak kalau mau jadi asisten praktikum. Tugasnya adalah membantu dosen-dosen dalam pelaksanaan praktikum. Setiap laboratorium semua datang dan membagi tugas dan membagi asisten-asisten sejumlah praktikum yang ada dan sejumlah hari yang ada. Misalnya satu semester ada lima praktikum. Tiga kelas organik, dua kelas bio kimia jumlah asistennya berapa setiap praktikum didampinginya dua assisten. Tujuan asisten itu diamping mereka dapat pengetahuan yang lebih banyak juga pengalaman yang lebih banyak untuk membantu para dosen. Kemudian rapat mendadak misal kemarin ada rapat keseluruhan, ada alat-alat yang baru datang dan pembagian alat. Kemudian rapat untuk dosen-dosen harus mengampu supaya setiap dosen bisa melaksanakan praktek agar bisa menghayati bagaimana merasakan praktek itu. Rapat rutin itu satu semester sekali dan tidak pernah dilewatkan. Jadi rapat itu dilaksanakan berapa kali tergantung situasi dan kondisi (W.10.DP.4.04.13-30)

89

Paparan data tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi : 1. Mengadakan Pengamatan Kegiatan

Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa dalam mengecek dosen pengampu praktikum tidak langsung tetapi melalui teknisi/laboran dengan bertanya dosen pengampu siapa yang tidak datang, kemudian meneleponnya. Saat penelitian maupun praktikum selalu diadakan pengawasan terhadap alat, bahan, gas, listrik dan api. Pengawasan terhadap kerja dosen dilakukan dengan cara Timur. Menegur laboran dengan bergurau. Kadangkadang saya menyapu sendiri. Penataan masih diarahkan ke kantor. Padahal scientist kan basicnya atau jantungnya adalah laboratorium. Harapan beliau jangan sampai kalau laboratorium kesandung. Dosen jangan hanya mengajar di kelas, itu bukan dosen menurutnya, sekedar praktis. Ada cleaning services tetapi tidak bisa diandalkan akhirnya menggunakan orang lain dan dibayar. Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si melakukan pengamatan hanya sesekali saja, melihat kegiatan praktikum mahasiswa. Setiap kali praktikum minimal ada dua dosen pengampu dan satu laboran. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS melakukan pengamatan dengan kartu kendali, papan informasi untuk merekam kegiatan praktikum, penelitian, tugas akhir. Untuk tugas akhir dan penelitian pengawasan atau tanggung jawab sepenuhnya pada pembimbingnya. Kalau praktikum pengawasan atau tanggung jawab sepenuhnya pada dosen

90

pengampu praktikum. Beliau menyayangkan bila terjadi kecelakaan saat dilaksanakan praktikum, tugas akhir maupun penelitian. Mestinya bisa diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu, dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si dosen pengampu menuturkan bahwa pelayanan kebutuhan kegiatan praktikum kimia organik cepat dan yang paling senior dan sering dikirim pelatihan. Laboratorium dikepalai penanggung jawab laboratorium yang tidak dapat honorarium apa-apa, jadi kurang maju. Tetapi setelah rapat laboratorium penanggung jawab laboratorium akan diberi honorarium per bulan Rp. 50.000,00, sepertinya ada kemajuan. Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa pada kegiatan praktikum, mula-mula dilakukan pre-test untuk mengetahui kesiapan mahasiswa. Kemudian breafing untuk memberikan pengarahan mengenai hal-hal yang dilaukan saat praktikum tentang konsep-konsep dasar, perhatian terhadap hal-hal yang berbahaya. Breafing termasuk membahas pretest. Kalau mereka salah akan ketawa-ketawa kecil, kalau benar akan bangga. Selanjutnya setelah praktikum membuat laporan sementara, kemudian membuat laporan yang sebenarnya pada minggu berikutnya. Dosen pengampu praktikum Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan di bawah meja dicat dan ditutup untuk menyimpan zat kimia organik, bio kimia, sehingga laboran tidak kesulitan untuk mengambil zat dan itu dikabulkan. Kepala laboratorium (Bp. Drs. Kasmui, M.Si) adalah ahli komputer data-data sudah dimasukkan komputer sehingga jangkauannya. Sebelum praktikum

91

mahasiswa menjalani tes awal selanjutnya baru dilakukan praktikum. Kemudian mahasiswa membuat laporan sementara pada buku. Sebelum praktikum ada pembagian piket bersama teknisi menyiapkan zat-zat yang akan digunakan praktikum. Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 21

Penuturan informan tentang mengadakan pengamatan kegiatan

Informan Kepala laboratorium

Ketua Jurusan

Penuturan Pelaksanaan pengamatan praktikum kadang-kadang dosen tidak datang. Dari laboran, teknisi mesti saya tanya mungkin dosen tidak tahu kalau saya ngecek. Misalnya “Bu/Bapak ini kok ada praktikum tapi dosennya tidak datang”. Biasanya dosennya saya telepon apa sedang sibuk. Setiap hari saya selalu menengok. Sekarang mulai semester ini (genap 2004/2005) jendela harus dibuka semua tidak boleh ada satu jendela yang tertutup. (W.13.KL.04.44-46; W.13.KL.05.01-05) Kembali ke pengawasan terhadap penelitian. Pengawasan terhadap alat, bahan, gas, listrik, api dan sebagainya. Pelaksanaan penelitian mahasiswa juga ada aturannya. Saya tempel. Pengawasan terhadap kerja dosen jelas tetapi kita dengan cara Timur. Laboran dengan sambil bergurau kita tegur. Memang kita pendekatannya pendekatan personal. Menegur dengan guyon misalnya kalau nyapu, kadang-kadang saya membersihkan sendiri. Pengawasan dosen merupakan tanggung jawab lab. yang punya anak buah di situ. Sementara saya sifatnya kan sidak. Laporan laporan masuk saya baru menyampaikan Oo ini tidak betul, oo ini kok pas praktikum tidak datang, laporan masuk saya dengan cara saya supaya beliau itu mengerti bahwa itu tanggung jawabnya. Biasanya saya keliling dari lab. Kimia Anorganik, Kimia Dasar, Kimia Analisa, Kimia Fisika sampai Kimia Organik ... (W.14.KL.02.32-45) Memang kondisinya seperti itu. Kita sudah mulai mencoba untuk nata bu. Nampaknya perhatian kemarin hanya ke arah sana, maksudnya ke arah kantor. Sebagai orang Scientis kan basicnya atau jantungnya di lab. Jangan sampai kalau ke lab kesandung. Dosen jangan hanya ngajar di kelas, itu bukan dosen menurut saya, sekedar praktis. Ruang penanggung jawab lab. itu mestinya tanggung jawab penanggung jawab sendiri. Ada cleaning service, tapi jadi masalah juga pada awal semester saya tanya juga : “Kamu itu jane punya wewenang seberapa”. Kalau memang tidak sampai di situ ya saya tangani sendiri. Sekarang ini saya mbayar orang lain sendiri, karena cleaning servisnya tidak bisa diandalkan, Cleaning service juga masuk lab. hanya tanggung jawab kebersihannya adalah laboran. Makanya saya keliling, kalau kotor ya disapu dan sebagainya (W.13.KL.03.32-45) Pengamatan dilakukan oleh kepala laboratorium. Hanya sesekali saya berusaha datang di laboratorium bagaimana mahasiswa melaksanakan penelitian atau praktikkum. Pengamatan yang dilakukan adalah terhadap pelaksanaan praktikum. Kalau praktikum berjalan minimal ada dua dosen pengampu ada

92

Informan Penanggung jawab laboratorium

Dosen pengampu praktikum

Penuturan satu laboran. (W.08.KJ.02.32-36) Untuk pengamatan kegiatan kita punya kartu kendali. Kartu kendali itu untuk memantau kegiatan-kegiatan mahasiswa dalam melakukan pratikum. Disamping itu kita juga punya papan informasi untuk merekam kegiatankegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan baik mahasiswa yang melakukan penelitian, tugas akhir maupun teman-teman yang sedang melakukan penelitian. Catatan rekaman kita tulis (menyerahkan DOK, 03) (W.03.PJL.01.18-23) Mestinya kalau mahasiswa itu melakukan tugas akhir ini sepenuhnya berada pada pembimbingnya. Demikian untuk penanggung jawab laboratoriun juga memiliki tanggung jawab. Sekali lagi tanggung jawab penuh adalah berada pada tanggung jawab pembimbing. Untuk penelitian atau tugas akhir mestinya pembimbingnya memberikan pengawasan paling tidak dari prosedur yang mereka susun. Jangan sampai zat-zat yang mudah terbakar bersentuhan dengan peralatan yang mengandung unsur api. Tanggung jawab dari penanggung jawab laboratorium memang tidak sepenuhnya pada mahasiswa yang melakukan penelitian. Sepenuhnya hal seperti itu dari dosen pembimbingnya, kalau itu tugas akhir. Kalau itu kejadiannya pada saat praktikum ini memang dosen pengampu praktikum. Saya juga ikut menyesalkan kalau sampai hal itu terjadi mestinya bisa diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu dikonsultasikan pada dosen pembimbingnya (W.03.PJL.02.0720) Di Laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dari yang paling sering dikirim pelatihan. Sehingga untuk Laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat, walaupun dia lulusan S1 tahu bahan kimia (W.11.DP.4.02.05-08) Untuk Kimia FMIPA UNNES masih agak lumayan Kepala laboratorium diberi kuasa untuk pegang uang dan belanja sendiri. Setiap bagian di laboratorium itu dikepalai oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi langsung Kepala laboratorium dan tidak dapat honor apa-apa jadi kurang maju. Saya pikir tetapi setelah rapat laboratorium sepertinya kemajuan sedikit mengenai laboratorium Kimia Organik di FMIPA UNNES dan kimia yang lain itu penanggung jawab akan diberi honor seadanya, kalau tidak salah yang saya dengar kemarin Rp. 50.000 per bulan. (W.10.DP.4.03.10-18) Pada kegiatan praktikum ini intinya ada beberapa tahapan. Mereka itu untuk kesehariannya kita lakukan pre–test. Itu untuk mengetahui kesiapan mahasiswa menjelang kegiatan praktikum. Tes bentuknya tertulis soalnya ya dua atau tiga dalam waktu lima belas menit. Berikutnya setelah dilakukan pretest dan kita lakukan brifing. Ini kita maksudkan untuk memberikan pengarahan pada paramahasiswa memberi hal-hal yang akan dilakukan termasuk juga mohon perhatian jika menyangkut zat-zat yang berbahaya. Bahkan kalau ada mahasiswa yang memerlukan pembakaran jangan dekat dengan kompor spiritus sambil menjelaskan konsep-konsep dasar yang melandasi dari kegiatan praktikum itu (W.05.DP.1.03.05-11) Selama ini pada pengalaman tahun-tahun lalu justru mereka terbantu dengan adanya pre-test sebab persiapan mereka akan lebih baik lalu juga adaptasi atau penemuan-penemuan konsep akan mereka peroleh. Jadi setelah pre-test lalu breefing. Breefing itu termasuk membahas pre-test yang mereka belum paham. Dengan sendirinya kalau mereka salah akan ketawa-ketawa kecil, karena salah, tetapi kalau benar bangga bahwa dia benar melakukannya (W.05.DP.1.03.23-29) Setiap menjelang praktikum selalu dilakukan breafing, ya tidak lama sekitar lima belas menit. Paling tidak tiga puluh menit, itu untuk pre-test sama breafing. Selanjutnya sisa waktu sepenuhnya untuk kegiatan praktikum sampai

93

Informan

Penuturan ia membuat laporan sementara. Untuk minggu berikutnya ia harus membuat laporan yang sebenarnya (W.05.DP.1.03.16-20) Zat kimia letaknya bertebaran tidak teratur lalu saya usulkan, agar dibawah meja di tepi itu kita cat dan ditutup untuk menyimpan zat, dan itu dikabulkan kepala laboratorium. Jadi misal ini untuk Bio Kimia, ini untuk Kimia Organik I dan ini untuk Kimia Organik II sehingga laboran maupun yang piket tidak kesulitan untuk mengambil zat maupun alat. Bahkan kalau ada, praktikum, saya yang membimbing biasanya ada tiga deretan meja. Masing-masing deretan meja itu sudah ada zat-zat yang akan digunakan praktikum untuk menja itu jadi tidak perlu mencari zat ke meja lain (W.11.DP.4.03.03-11) Setelah Kepala laboratorium yang baru (yang dimaksud Bapak Kasmui) kelihatannya penataan zatnya sudah rapi. Kalau kepala laboratorium ini seorang ahli komputer sehingga penataannya sudah sedemikian rupa dimasukkan dalam komputer dan mudah penjangkauan apa yang ada disana. Karena penataannya sudah cukup lumayan daripada yang sebelumnya (W.10.DP.4.02.10-15) Sebelum praktikum, mahasiswa menjalani pre test atau test awal dengan tujuan mahasiswa membaca apa yang akan dipraktikumkan. Setelah diberi test awal mahasiswa diperbolehkan mengikuti praktikum. Waktu kita menjelaskan pertama ada pembagian untuk piket, jadi mahasiswa menyiapkan zat-zat, bersama teknisi untuk kebutuhan praktikum yang akan datang. Setelah praktikum mahasiswa diharuskan membuat laporan sementara dengan menggunakan buku (W.10.DP.4.05.32-38)

2. Mengukur dan Membandingkan Pelaksanaan Dengan Rencana

Penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan sementara ini kalau dibandingkan antara yang diusulkan pelaksanaannya masih belum klop dengan realisasinya. Barangkali menyangkut masalah pendanaan, peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana cukup besar. Laboratorium adalah jantungnya kimia, bagi jurusan kimia adalah nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya. Kepala laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan pelaksanaan masih banyak yang menyimpang dari job. Penanggulangan dirembug antara kepala laboratorium dan ketua laboratorium. Dulu perhatian terhadap laboratorium tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan laboratorium mestinya kalau kerja, walaupun tanpa SK mestinya tidak perlu dikomando oleh kepala

94

laboratorium karena itu merupakan kewenangannya. Itu yang menyangkut job, sudah disampaikan pada awal semester, tidak hanya sekali setahun mungkin malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kitam, amanah kita dan tugas kita. Penuturan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 22

Penuturan informan tentang mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana

Informan Kepala Laboratorium

Penanggung jawab laboratorium

Penuturan Masih banyak yang menyimpang dari job. Penanggulangannya kita rembug dengan Ketua Jurusan. Memang dari dulu seperti itu tidak hanya sekarang. Dulu perhatian kita terhadap lab. tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan lab. Sehingga ooo ada hal yang tidak benar, cepet ketahuan. Misalnya kalau “Ada ini Pak Edy, saya tidak bisa nangani. Saya bukan masalah nangani-iya bu, yang penting, kerjanya lancar. Kalau mau ngganti silahkan, kalau tidak ya monggo. Mestinya kalau kerja walaupun tanpa SK mestinya kan tidak perlu dikomando oleh kepala lab. karena itu merupakan kewenangan dia. Waktu kita mengadakan wawancara Workshop, manajemen lab. itu sudah saya sampaikan setiap awal semester ini. Saya bagi (menunjukkan blangko usulan-usulan). Tiap semester kan mengajukan usulan yang diisi oleh penanggung jawab lab. Nah ini yang menyangkut job ini, kita harus ketemu lagi dan itu tidak bisa hanya sekali setahun mungkin malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kita bahwa ini amanah kita, ini tugas kita (W.14.KL.03.07-23) Mengukur barangkali terlalu kuantitatif mungkin sulit dilakukan, hanya barangkali membandingkan antara pelaksanaan dengan usulan yang kita lakukan selama ini, perencanaan memang ada Ketua Laboratorium ada di bawah Bp. Kasmui tetapi kami sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengajukan usulan-usulan. Saya hanya bisa membandingkan antara usulan-usulan yang pernah saya berikan kepada Kepala Laboratorium. Pernah saya sebutkan bahwa kita sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengusulkan, realisasi usulan hanya berada di tangan Kepala Laboratorium. Sementara ini kalau saya bandingkan antara yang saya usulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah pendanaan, untuk laboratorium itu cukup besar. Peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana yang cukup besar. Kita tahu bahwa laboratorium itu adalah jantung kimia. Jadi mau tidak mau laboratorium kimia bagi jurusan kimia adalah nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya (W.03.PJL.01.30-44)

95

3. Mengambil Tindakan Yang Perlu Untuk Perbaikan

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa dosen yang berpendidikan S2 diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke S3. Mengirim dosen, mahasiswa untuk pelatihan instrumentasi ke UGM, pelatihan keselamatan kerja. Mengirim dosen untuk studi banding, membandingkan laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita mengembangkan laboratorium kimia organik ke arah mana. Mengirim Kepala Laboratorium magang pengelolaan laboratorium di UGM. Mengusulkan alat, bahan, dan pengadaan manual. Reorganisasi dimana kepala laboratorium mengepalai satu laboratorium. Mendorong dosen muda, para doktor untuk mengajukan proposal ke Dikti. Mengirim dosen mengikuti seminar atau workshop. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa dosen yang S2 untuk melanjutkan ke S3. Sokur-sokur bisa jadi guru besar. Meningkatkan layanan masyarakat, mengajukan proposal / hibah. Melibatkan teknisi dan laboran dalam kegiatan hibah sehingga mereka ikut mendapatkan insentif / kesejahteraan. Kepala laboratorium menuturkan bahwa ada pelatihan instrumen untuk laboran. Kemudian akan membongkar pintu laboratorium yang tidak betul. Selanjutnya kepala laboratorium sering datang ke laboratorium untuk melakukan tindakan apabila ada hal-hal yang janggal dengan membimbing pembetulannya. Laboratorium Kimia Organik juga akan dikembangkan dengan membangun Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium Pangan. Ada lahan

96

luas di samping parkir, bisa untuk pengembangan Laboratorium Kimia pada umumnya dan Laboratorium Kimia Organik pada khususnya. Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 23

Penuturan informan tentang mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan

Informan Ketua Jurusan

Penanggung jawab laboratorium

Penuturan Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3. (W.08.KJ.02.05-07) Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. (W.07.KJ.06.25-29) Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. (W.07.KJ.06.30-33) Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana. (W.07.KJ.06.35-39) Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan. (W.07.KJ.05.1721) Kebetulan pada kegiatan SP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. (W.07.KJ.01.35-37) Kita dalam waktu ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. (W.07.KJ.02.37-39) Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. Tempat yang sekarang ini tidak cukup untuk menampung kegiatan tambahan. Kalau nanti ada bengkel gelas akan kita usahakan, tapi ini mendesak karena sementara di laboratorium di Semarang ini belum ada bengkel gelas (W.07.KJ.04.36-40) ...yang bisa kita lakukan sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke programprogram lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan laboratorium kita. (W.07.KJ.07.33-38) Oleh karena itu kita setiap tahun melakukan atau memfasilitasi kegiatankegiatan nasional untuk mengirim dosen mengikuti seminar keluar kota, atau workshop. Itu tujuannya agar laboratorium nantinya akan berkembang dengan sendirinya. (W.08.KJ.01.27-30) Dosen pengampu umumnya sudah S2, malah saya sarankan untuk melanjutkan S3. Kalau sekedar pengampu praktikum, sudah cukup untuk institusi yang baik, sehingga seorang dosen itu S3 sudah harus ditangani dan sukur bisa jadi Guru Besar. (W.06.DP1.05.31-34)

97

Informan

Kepala laboratorium

Penuturan Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan misalnya saja jamu tradisional. (W.03.PJL.03.22-27) Kedepan kita mencoba untuk mengajukan proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan. (W.06.DP1.04.40-45) Ada pelatihan instrumen terhadap laboran yang datang ke sini. (W.13.KL.03.17-18)

Ya - ya tetapi itu bukan kewenangan saya Bu. Itu urusannya yang membangun. “Pak ini dibongkar”. Wah saya ini di sini baru satu tahun. Artinya yang membangun itu yang harus ditegur. Gimana ya bu wong ini, zat aja kita sudah usul bolak balik ya tidak ditangani. Apalagi yang berkaitan dengan perbaikan. Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya, tidak boleh, karena bukan kewenangan Kalab itu harus dilaporkan ke PD2 (W.14.KL.01.18-25) Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. (W.13.KL.03.08-10) Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan laboratorium. Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab. Pangan. (W.12.KL.01.43-44; W.12.KL.02.01-02) Kita akan membuat perencanaan gedung, disamping tempat parkir. Intinya adalah menang-menangan. Misalnya kalau disetujui ya alhamdulillah. Yang penting kita sudah punya rencana ke depan, jangan sampai kita tidak punya lahan. Lahan kita hanya sebelah barat, sempit. Nampaknya tidak bagus. Nampaknya ada lahan luas di samping parkir. Kalau dibangun gedung lagi Insya Allah cukup untuk lab. Kimia. Kenyataan memang kita butuh hanyak ruang tambahan lab. Kita belum punya ruang instrumen, kita belum punya ruang research. Kita belum punya lab. Pangan, lab. Mikrobiologi, lab. Biokimia (W.12.KL.02.07-16)

Dalam rapat Ketua Jurusan dengan Kelompok Bidang Keahlian bidang Kimia Organik, seperti apa yang dituturkan Kepala Laboratorium bahwa Kepala Laboratorium belum dapat memenuhi kebutuhan alat dan zat karena memang dananya terlalu kecil, yang dipesan Bp. Dr. Supartono, MS Penanggung Jawab

98

Laboratorium. Selanjutnya mengenai jabatan kepala laboratorium Rektor pernah mengatakan Kepala laboratorium bukan jabatan struktural. Kepala

laboratorium

menawarkan

apakah

penangggung

jawab

laboratorium perlu dipisahkan dengan ketua kelompok bidang keahlian, agar kerjanya bisa lebih efektif. Selanjutnya perlukah penanggung jawab laboratorium diberi insentif. Ketua Jurusan merencanakan insentif penanggung jawab laboratorium Rp. 50.000,- per bulan. Penanggung jawab laboratorium menanggapi tentang penanggung jawab laboratorium terpisah atau tidak dengan ketua kelompok bidang keahlian itu. Monggo, yang penting fokus pada pengembangan laboratorium. Untuk mencari dana penanggung jawab laboratorium mencoba mengajukan proposal penelitian, dan dananya bisa untuk pengembangan laboratorium. Semua ini dituturkan para informan dalam tabel berikut ini. Tabel 24

Hasil Rapat Jurusan dengan KBK Bidang Kimia Organik

Informan Kepala laboratorium

Ketua Jurusan

Penuturan Saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi kebutuhan bapak ibu sekalian. Kenyataan uang kita kecil, satu tahun hanya 70 juta itu tidak cukup untuk memenuhi pesenan Pak Partono. (P.15.KL.02.10-12) Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. (P.15.KL.02.28-31). Apakah penanggung jawab laboratorium dipisahkan dengan ketua KBK ? Supaya bisa kerja lebih efektif. (P.15.KL.02.33-34) Bagaimana kalau kita memberi insentif pada penanggung jawab laboratorium. (P.15.KL.02.35). Kita rencanakan honorer penanggung jawab laboratorium per bulan kita rencanakan lima puluh ribu rupiah. Kalau kita pikirkan ada penanggung jawab, ada perpustakaan semua cukup banyak 10 x 50.000 = 500.000. Kita mencoba menggeliat. (P.15.KJ.02.38-41) Untuk itu ketua KBK duduk merangkap penanggung jawab laboratorium atau mau ditunjuk untuk penanggung jawab laboratorium orang lain yang ada di KBK itu. (P.15.KJ.02.42-44). Untuk misalnya Pak Partono, sebagai ketua KBK, akan menunjuk anggota siapa sebagai penanggung jawab laboratorium monggo. Kita fokus pada pengembangan laboratorium, misal 1/3 atau setengah dari dana SPL untuk

99

Informan Penanggung jawab laboratorium

Penuturan pengembangan laboratorium. (P.15.KJ.03.01-04). ...Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya. (P.15.PJL.03.18-20). Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana.... (P.15.PJL.03.24-27) ....Mengenai insentif dari insentif jurusan ya terserah itu manajemen dari jurusan. Ya kalau memang itu ada, atau adanya baru Rp. 50.000 atau memang tidak ada ya ndak masalah... (P.15.PJL.03.27-29) Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil.... (P.15.PJL.03.3437)

Dari keseluruhan manajemen yang telah dipaparkan dimuka dapat dibuat sebuah matriks yang menggambarkan proses manajemen Laboratorium Kimia Organik UNNES Semarang. Matrik yang menggambarkan penuturan para informan tentang manajemen Laboratorium Kimia Organik ini bukan berarti berbeda antara yang dituturkan informan yang satu dengan yang lain, tetapi semata-mata merupakan hal yang saling melengkapi. Hal ini disajikan pada tabel (25, 26, 27, 28) berikut ini : 1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang Tabel 25

Pola Kegiatan Para Informan tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang Informan Ketua Jurusan

Kegiatan 1. Merumuskan tujuan Meningkatkan fungsi yang akan dicapai pelayanan Laboratorium Kimia Organik. 2. Mengumpulkan (1) Evaluasi diri data yang dengan analisis diperlukan untuk SWOT. membuat rencana. (2) Sangsi yang tidak ditegakkan (3) Jumlah

Kepala Laboratorium Laboratorium Kimia Organik sebagai pusat informasi dan penelitian. Observasi Perguruan Tinggi yang lebih maju.

Penanggung Jawab Laboratorium

Dosen Pengampu

-

-

(1) Peduli Laboratorium Kimia Organik. (2) Pengajuan proposal (3) Cleaning service

(1) Satu asisten membimbing 3 mahasiswa.

100

Informan

Ketua Jurusan

Kepala Laboratorium

Kegiatan mahasiswa melebihi kapasitas (4) Belum punya bengkel las.

3.

Menetapkan a. Rencana dan memprediksi

(1) SDM, bahan, alat juga perawatan. (2) Memiliki alat canggih

b. Hambatan

(1)

(2) (3) (4)

Pengembangan laboratorium : Lab. Biokimia, Lab. Mikrobiologi, Lab. Pangan, Workshop alatalat gelas, bongkar pintu lab. (1) Letak lab. dan Satu Kepala kantor yang Laboratorium terpisah membawahi (2) Dana enam (penghambat laboratorium terbesar) Belum ada teknisi Alat canggih (3) Kebijakan pusat belum dimiliki (4) Tidak ada tangga Prof, Dr, darurat cenderung (5) Input mahasiswa meninggalkan rendah laboratorium

Penanggung Jawab Laboratorium ada (4) Mikroskop ada (5) Laboratorium Kimia Organik di lantai dasar (6) Toilet tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa

-

Dosen Pengampu (2) Di UNS kepala laboratorium berkuasa penuh (3) Sering gangguan listrik dan air (4) Tidak ada AC (5) Sering terjadi kecelakaan di Laboratorium Kimia Organik (6) Zat tidak ada saat praktikum Memiliki alat canggih

(1) Praktikum (1) Satu dilaksanakan kelompok dalam kelompok terdiri 6 besar (1 kelompok orang, rata-rata 5 orang) padahal (2) Alat gelas terbatas ada 8 (3) Zat-zat kimia kelompok terbatas saat (4) Setiap praktikum praktikum jumlah (2) Tidak mahasiswa besar punya yaitu 35-40 orang, bengkel sehingga kegiatan gelas lab.padat (3) Air, listrik sering macet (4) Lab. jauh dari kantor (5) Asisten satu (6) Tidak ada pintu emergensi

101

Informan

Ketua Jurusan

Kepala Laboratorium

Kegiatan

c.

Pendukung

4.

Menentukan (1) Menjalin beberapa alternatif kerjasam yang akan (2) Mengembangkan ditempuh dalam penelitian (3) Pelatihan interpretasi alatalat canggih (4) Memiliki alat-alat canggih (5) Mengembangkan unit pelayanan masyarakat (6) Merevisi petunjuk praktikum. (7) Ada kepala lab. KO dan mandiri (8) Menemukan payung penelitian

5.

(1) Doktor muda konsens terhadap penelitian (2) Dana PGSM, Sardik, SPL

Menetapkan waktu. Lima tahun (20052010) mendatang

Penanggung Jawab Laboratorium

SDM rata-rata sudah S2 (1) muda-muda. (2)

(1) Mengembangkan penelitian kimia murni. Proyek A2 (2) Merintis dana taktis (3) Mengembangkan unit pelayanan masyarakat (4) Mengubah struktur organisasi laboratorium. (5) Mengusulkan rencana gambar pengembangan Laboratorium Kimia Organik (6) Membongkar pintu Laboratorium Kimia Organik. (7) Pelatihan instrumen keselamatan kerja. Lima tahun (2005-2010) mendatang

(1) (2)

(3) (4)

(5)

(6)

Dosen Pengampu

(7) Tidak ada neraca elektrik (8) Tidak ada Yanmas KO (9) Letak spektofoto metri jauh dari Lab. KO Ada asisten (1) Laboran mahasiswa. senior SDM cukup baik. (2) Punya alat, AAS (3) KIT SMA, SMP (4) Layanan masyaraka t dengan instansi lain (5) Kerja sama dengan instansi lain Membuat proposal penelitian Mengembangkan layanan masyarakat misalnya jamu tradisional Zat tidak ada, dapat diganti zat lain. Satu laboratorium dikepalai satu kepala laboratorium Mengubah struktur organisasi laboratorium organik Mengusulkan pembenahan pintu laboratorium.

102

2. Pengorganisasian

Laboratorium

Kimia

Organik

FMIPA

UNNES

Semarang Tabel 26

Pola Kegiatan Para Informan tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang Informan

Kegiatan 1. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan 2.

Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan

3.

Menyusun struktur organisasi

4.

Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas

5.

Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab

Ketua Jurusan

Kepala Laboratorium

Inventarisasi pengadaan manual, pemenuhan alat, penetapan alat, penyimpanan alat, keselamatan kerja Menggunakan fasilitas Kelompok Bidang Studi (KBK) Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium sangat tidak efektif (1) Kepala laboratorium merupakan koordinator semua PJL. (2) Penanggung jawab kewenangannya melakukan usulanusulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium. (3) Dosen praktikum bertanggung jawab pelaksanaan praktikum. (4) Asisten mahasiswa membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum (5) Laboran, teknisi, Kepala Laboratorium secara struktural ada. (6) Penanggung jawab laboratorium semi formal, surat tugas dari dekan.

Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas laboran membantu setiap kali praktikumnya.

(1) Kepala Laboratorium mengusulkan ketua

Penanggung Jawab Laboratorium Praktikum mahasiswa, tugas akhir, mahasiswa, layanan masyarakat, penelitian

Struktur organisasi Laboratorium Kimia Organik merupakan unsur organisasi saja.

103

Informan Ketua Jurusan

Kegiatan

6.

Kepala Laboratorium

Penanggung Jawab Laboratorium

Jurusan yang memutuskan. (2) Job deskripsi ketua jurusan, ketua laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dosen pengampu, laboran/teknisi dan asisten. Kepala Laboratorium mengusulkan, Ketua Jurusan yang menentukan

Menyusun staf personel

3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang Tabel 27

Pola Kegiatan Para Informan tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Informan Kegiatan 1. Memberi pengarahan dan perintah. 2. Memberikan motivasi.

3. Mengadakan bimbingan dan pembinaan.

Ketua Jurusan Minimal empat kali setiap semester insidental : tidak perlu menunggu saat formal.

Kepala Laboratorium

Pertemuan formal dengan teknisi atau laboran sering daripada dengan PJL. Memberi ruang, tempat (1) Laboratorium dan kesempatan dosen merupakan mengajukan proposal jantungnya FMIPA, kalau jantungnya kropos gimana mau sehat. (2) Posisi lab. masih di bawah lab. UGM, ITB, UPI (3) Kesadaran berkiprah di lab. (1) Mengikutsertakan (1) Seminarlaboran dengan seminar penelitian dosen. pelatihan, rapat(2) Laboran dan rapat. teknisi pelatihan di (2) Pelatihan UPI, ITB instrumen (3) Dosen pelatihan keselamatan instrumentasi di kerja UGM (3) Tidak formal: omong-omong

Penanggung Jawab Laboratorium Bersifat koordinatif

Dosen Pengampu Praktikum

Laboratorium merupakan jantungnya jurusan kimia. Laboratorium jangan sampai kolep maka perlu Laboratorium Kimia Organik.

(1) Kesejahteraan laboratorium. (2) Insentif penanggung jawab lab.

Pelatihan di ITB, UPI. Pelatihan dari Dirjen Dikti.

(1) Studi banding, magang (2) Pengawasan saat praktikum (3) Pembinaan dari Diknas (4) Mengirim teknisi ITB, UGM

104

Informan Kegiatan 4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis.

Penanggung Jawab Laboratorium

Kepala Laboratorium

Ketua Jurusan (1) Komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraannya. (2) Memberi saran, mendengarkan keluhan-keluhan, kerjasama dengan kepala laboratorium

dengan teknisi Tergantung sumber daya manusianya

Pertemuanpertemuan saling iur pendapat

Dosen Pengampu Praktikum (1) Awal dan pertengahan semester (2) Koordinasi penempatan alat (3) Penanganan kecelakaan (4) Sosialisasi alat baru

4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang Tabel 28

Pola Kegiatan Para Informan tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Informan Kegiatan 1. Mengadakan pengamatan kegiatan

Ketua Jurusan Sesekali mengamati jalannya praktikum

(4) Mengukur dan membandingka n pelaksanaan dengan rencana. (5) Mengambil (1) SDM : yang S2 tindakan yang melanjutkan ke perlu untuk S3. perbaikan. (2) Pelatihan instrumen di UGM untuk dosen dan

Kepala Laboratorium (1) Setiap hari menengok laboratorium (2) Dengan cara timur, pendekatan personal (3) Kebersihan, penataan

Penanggung Jawab Laboratorium (1) Kartu kendali mahasiswa praktek. (2) Papan informsi praktikum, tugas akhir, penelitian. (3) Kejadian di laboratorium Kimia Organik

Banyak menyimpang dari job.

Yang diusulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop.

(1) Pelatihan instrumen keselamatan kerja (2) Membongkar pintu penanggung

(1) SDM : yang S2 melanjutkan ke S3 apalagi bisa jadi Guru Besar. (2) Meningkatkan layanan

Dosen Pengampu Praktikum (1) Teknisi dan laboran di Laboratorium Kimia Organik yang paling senior dan cepat pelayanannya. (2) Laboratorium dibawahi penanggung jawab laboratorium tidak dapat honorarium, jadi kurang maju.

105

Informan Ketua Jurusan

Kegiatan

(3) (4)

(5)

(6) (7) (8) (9)

(10) (11)

Kepala Laboratorium

mahasiswa jawab maupun laboran laboratorium dan teknisi (3) Menambah Studi banding laboratorium ke laboratorium Biokimia, yang lebih maju laboratorium Setiap tahun pangan, publikasi laboratorium penelitian mikrobiologi dalam seminar (4) Menambah nasional. satu meja dan Kepala dua kursi di laboratorium ruang PJL. magang (5) Membuat pengelolaan perencanaan laboratorium di gedung UGM, UNS Meningkatkan layanan masyarakat Mengajukan proposal proyek A2 Memanfaatkan proyek SP4 2004/2005 Reorganisasi Kepala Laboratorium itu mestinya per laboratorium Membangun bengkel gelas (workshop) Mendorong penelitian di Laboratorium Kimia Organik

Penanggung Jawab Laboratorium masyarakat di Laboratorium Kimia Organik mengenai jamu tradisional (3) Mengajukan proposal hibah dengan melibatkan teknisi dan laboran (4) Tidak ada penanggung jawab laboratorium tetapi kepala Laboratorium Kimia Organik.

Dosen Pengampu Praktikum

Hasil rapat jurusan kimia bersama KBK bidang Kimia Organik dapat dibuat matrik sebagai berikut :

106

Tabel 29

Hasil Rapat Jurusan Bersama KBK Bidang Kimia Organik Sesuai apa yang dituturkan para informan Ketua Jurusan

Penanggung jawab laboratorium bisa dipisah atau tidak dipisah dengan Ketua KBK. Kita fokus pada pengembangan laboratorium. Honorer penanggung jawab laboratorium Rp. 50.000 per bulan.

Penanggung Jawab Laboratorium Dana kecil tidak cukup Untuk menambah dana memenuhi kebutuhan mencoba mengajukan laboratorium. proposal. Mengusulkan perubahan struktur Setiap laboratorium perlu organisasi manajer laboratorium. laboratorium. Penanggung jawab Penanggung jawab laboratorium laboratorium dengan Ketua dipisahkan dengan KBK tidak perlu terpisah dan Ketua KBK. tidak perlu menyatu. Penanggung jawab laboratorium diberi inAda insentif atau tidak ada sentif Rp 50.000/bulan insentif untuk penanggung jawab laboratorium tidak masalah.

Kepala Laboratorium 1. 2.

3.

4.

107

M A N A J E M E N

L A B O R A T O R I U M K I M I A O R G A N I K

PERENCANAAN 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai 2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana 3. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung 4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan 5. Menetapkan waktu

PENGORGANISASIAN 1. Mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan 2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan 3. Menyusun struktur organisasi 4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masingmasing petugas 5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab 6. Menyusun staff personil

PENGGERAKAN 1. Memberi pengarahan dan perintah 2. Memberikan motivasi 3. Mengadakan bimbingan dan pembinaan 4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis

PENGAWASAN 1. Mengadakan pengamatan kegiatan 2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana 3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan

Gambar 2 Pola Pikir Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

108

B. TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN

Temuan-temuan penelitian yang dikemukakan pada bagian ini adalah temuan-temuan berdasarkan paparan data yang diperoleh di lapangan dan hubungan-hubungan kausal yang dirumuskan berdasarkan interpretasi data yang ditemukan. Penyajian temuan-temuan tersebut untuk menjawab permasalahan

penelitian

sebagaimana

yang

dikemukakan

pada

bab

pendahuluan. Atas data fokus penelitian dan paparan data-data yang telah disajikan sebelumnya, akhirnya dapat dihasilkan temuan-temuan penelitian sebagai berikut : 1. Proses Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Berdasarkan paparan data mengenai perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan penelitian sebagai berikut : a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai

Pada prinsipnya Laboratorium Kimia Organik betul-betul punya posisi yang strategi dibutuhkan masyarakat luas maupun di dalam dan di luar kampus. Tujuan ini belum tercapai secara maksimal karena keterbatasan alat, bahan dan dana.

109

b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana

Data tersebut diperoleh setiap tahun dengan melaksanakan evaluasi diri serta observasi ke Perguruan Tinggi yang lebih maju antara lain ke laboratorium : Batam, UGM, ITB. Evaluasi diri yang menyangkut aspek (a) sarana – prasarana; juga (b) kegiatan perkuliahan maupun penelitian yang sudah dilaksanakan; (c) sumber daya manusia; (d) fasilitas-fasilitas pendukung (listrik air, gas) dikumpulkan informasi-informasi dosen dan laboran, teknisi

laboratorium.

Aspek

mana yang harus

dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang perlu ditingkatkan dan mana yang perlu dihilangkan. c. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan serta halhal yang mendukung

1) Rencana Didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari dosendosen pengampu. Rencana tersebut adalah (a) pengembangan SDM; pengembangan alat-alat, bahan-bahan, serta perawatannya, pengembangan Laboratorium Kimia Organik yaitu Laboratorium Biokimia, Laboratorium Pangan, dan Laboratorium Mikrobiologi dan peningkatan kegiatan Laboratorium Kimia Organik. Dalam rencana pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari

110

jurusan,

pengembangannya

mestinya

harus

searah

dengan

pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. 2) Hambatan Hambatan-hambatan berikut ini merupakan kelemahan Laboratorium

Kimia

Organik

berdasarkan

menggunakan

analissi

SWOT.

Adapun

evaluasi

diri

hambatan-hambatan

tersebut : (a) kepala laboratorium kimia organik membawahi enam laboratorium. kondisi ini tentu tidak sehat, sebab seorang kepala laboratorium tidak mungkin menguasai segala permasalahan masing-masing laboratorium yang bersifat spesifik; (b) belum ada teknisi; (c) alat-alat dan bahan-bahan kimia terbatas; (d) letak laboratorium yang jauh dari kantor; (e) kegiatan laboratorium yang padat; (f) setiap kelompok praktikum terdiri 4 sampai 5 mahasiswa masih dalam jumlah besar; (g) keterbatasan dana; (h) kebijakan pusat yang belum mendukung; (h) Profesor, Doktor yang cenderung meninggalkan laboratorium; (i) usulan zat belum terealisasi semua; (j) layanan masyarakat belum spesifik; (k) asisten membimbing 30-35 mahasiswa. 3) Pendukung Beberapa pendukung berikut ini merupakan kekuatan Laboratorium

Kimia

Organik

berdasarkan

evaluasi

diri

menggunakan analisis SWOT. Adapun beberapa pendukung tersebut : (a) adanya kerjasama dengan laboratorium di luar

111

UNNES; (b) pelatihan dan interpretasi alat-alat canggih; (c) tersedianya unit layanan masyarakat; (d) SDM rata-rata sudah S2; (e) ada asisten mahasiswa; (f) banyak dosen melakukan penelitian; (g) dengan tersedianya jurusan interkom di Laboratorium Kimia Organik

terhubung

langsung

dengan

jurusan

sehingga

memudahkan arus komunikasi dan informasi; (h) doktor muda yang konsens terhadap penelitian; (i) ada dana dari PGSM, dana Sardik, dana SPL; (j) laboran paling senior; (k) punya alat AAS; (l) KIT seperangkat alat untuk SMA, SMP.

d. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan

1) Mengembangkan penelitian 2) Pelatihan interpretasi alat-alat canggih 3) Memiliki alat-alat canggih 4) Mengembangkan unit layanan masyarakat bidang Kimia Organik 5) Penggunaan dana Sardik dan SPL untuk laboratorium 6) Merevisi petunjuk praktikum 7) Mengembangkan teknik / metode praktikum 8) Mengganti zat lain bila saat praktikum zatnya tidak ada 9) Mengubah struktur organisasi laboratorium, bahwa satu kepala laboratorium membawahi satu laboratorium

112

10) Menambahkan Lab. Kimia Organik dengan laboratorium Biokimia, laboratorium Pangan, laboratorium Mikrobiologi 11) Membongkar pintu penanggung jawab laboratorium. 12) Laboratorium Kimia idealnya ada satu Kepala Laboratorium, satu teknisi, satu laboran dan dibantu asisten 13) Untuk yang sudah S2 diberi kesempatan Studi S3 14) Menemukan payung penelitian Laboratorium Kimia Organik 15) Membuat rencana gambar gedung Laboratorium Kimia pada umumnya dan Laboratorium Kimia Organik pada khususnya 16) Pelatihan instrumen keselamatan kerja 17) Mengajukan proposal proyek A2 Dengan menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh tersebut, diharapkan Laboratorium Kimia Organik tidak akan kolep, tidak terbelenggu dan bisa menunjukkan pada rakyat, ini lho Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

d. Menetapkan waktu

Waktu lima tahun mendatang diharapkan Laboratorium Kimia Organik baru bisa berkembang menjadi laboratorium yang representatif. Namun mulai sekarang sudah dimulai dengan pengembangannya. Pembuatan gambar rencana gedung diperkirakan semester genap tahun 2005, tahun 2006 rencana membangun bengkel gelas. Sebenarnya setiap tahun Laboratorium Kimia Organik mengalami

113

perubahan, namun belum begitu jelas. Lima tahun sebelumnya, dengan sekarang baru kelihatan ada perubahan hanya belum optimal.

2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Berdasarkan paparan data mengenai pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuantemuan penelitian sebagai berikut ini : a. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan

Kegiatan dalam jangka pendek terutama (a) inventarisasi alat dan bahan, mengenai pengadaan, penataan, penyimpanan dan komponen keselamatan kerja; (b) kegiatan praktikum secara rutin, (c) penelitian dosen maupun mahasiswa, (d) tugas akhir mahasiswa dan (e) layanan masyarakat. b. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan

Sementara ini menggunakan fasilitas Kelompk Bidang studi (KBK) untuk bidang Kimia Organik. Jenis-jenis pekerjaan tersebut adalah (a) mengelola laboratorium, (b) menginventarisasi laboratorium, (c) membimbing praktikum, (d) melayani kebutuhan kegiatan laboratorium. c. Menyusun struktur organisasi

Ditegaskan bahwa Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium ini sangat tidak efektif. Organisasi yang ada di Laborato-

114

rium Kimia Organik hanyalah merupakan unsur suatu organisasi. Adanya hanya Kepala Laboratorium, Penanggung Jawab laboratorium, dan teknisi merangkap laboran. Memang perlu ngaca pada perguruan tinggi yang lebih maju, untuk menentukan Laboratorium Kimia Organik yang mana yang cocok Kepala Laboratorium diharapkan spesifik, yaitu kepala Laboratorium Kimia Organik. Sehingga akan malu apabila laboratoriumnya tertinggal dengan laboratorium yang lain. Kalau Kepala Laboratorium Kimia dipegang orang yang ahli di bidang Kimia Organik mestinya pengembangannya akan lebih lancar bila dibandingkan dipegang yang ahli di bidang lain. d. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab

Penanggung jawab laboratorium kewenangannya melakukan perencanaan,

melakukan

usulan-usulan,

pembenahan

termasuk

mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium. Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali praktikumnya. Wewenang dan tanggung jawab dosen praktikum bertanggung jawab pelaksanaan praktikum. Asisten mahasiswa membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum. Wewenang dan tanggung jawab dicantumkan pada job deskripsi berikut ini : Job Diskripsi Kepala Laboratorium : 1. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai usulan dari Penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.

115

2. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai usulan dari Penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi. 3. Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan penggunaan dana. DIK, DIKS, Sardik/BOP, dan sumber dana lain dari masyarakat dan pengguna laboratorium untuk kelancaran Kegiatan praktikum, penelitian, pemeliharaan dan pengembangan laboratorium. 4. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium. 5. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium. 6. Mengembangkan tim layanan masyarakat untuk kemajuan laboratorium dan kesejahteraan staf laboratorium. 7. Mewakili Ketua jurusan jika berhalangan dalam tugas yang menyangkut pengembangan fasilitas, dan keuangan. 8. Memfasilitasi pengembangan KBK dan mengembangkan kedasama dengan pihak luar untuk pemenfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium. Job Diskripsi Penanggungjawab Laboratorium: 1. Membantu kalab dalam hal merencanakan program keda laboratorium 2. Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian 3. Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikurn dan penelitian mahasiswa, termasuk merekrut asisten laboratorium 4. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian 5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian 6. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan praktikum dan penelitian mahasiswa 7. Memonitor dan mengevaluasi keda dosen praktikum, teknisi, laboran, dan asisten 8. Melaporkan kondisi laboratorium kepada kalab Job Diskripsi Dosen praktikum: 1. Membantu penanggungjawab laboratorium dalam merencanakan kebutuhan bahan dan alat, serta kegiatan praktikum 2. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara teratur 3. Melakukan pretes praktikum bersama asisten 4. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum 5. Melaksanakan kegiatan responsi praktikum.

116

6. Memantau kerja asisten laboratorium Job Diskripsi Teknisi/laboran: 1. Membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara teknis 2. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian 3. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian kepada penanggungjawab laboratorium atau kalab 4. Membantu dosen praktikum dalam menyiapkan pelaksanaan kegiatan praktikum 5. Membantu, dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa 6. Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian 7. Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi tanggungjawabnya 8. Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada penanggungjawab laboratorium atau kalab 9. Melaporkan kondisi laboratorium masing-masing kepada penanggungjawab laboratorium atau kalab Job Diskripsi Asisten Laboratorium: 1. Membantu dosen praktikum dan teknisi/laboran dalam menyiapkan praktikum 2. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum 3. Membantu dosen praktikum dalam penilaian kegiatan dan laporan praktikum 4. Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama teknisi/laboran (D.02.KL.02-03) e. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab

Untuk penanggung jawab laboratorium memang belum sepenuhnya berperan serta optimal ya memang strukturnya. Secara resmi belum ada kedudukannya masih semi formal. Sedangkan job diskripsi untuk laboran dan teknisi masih menjadi satu, padahal wewenang dan tanggung jawabnya berbeda.

117

f. Menyusun staf personel

Ada di tangan Kepala Laboratorium. Dari usulan Kepala Laboratorium selanjutnya Ketua Jurusan yang mengambil keputusan. Susunan personel bisa dilihat pada organisasi Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang (halaman ....)

3. Penggerakan

Laboratorium

Kimia

Organik

FMIPA

UNNES

Semarang

Berdasarkan paparan data mengenai penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan penelitian sebagai berikut ini : a. Memberi pengarahan dan perintah

Untuk penggerakan staf, penanggung jawab laboratorium tidak memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Omong-omong dengan teknisi malah efektif. Disini sekaligus memberi pengarahan. Hal ini dilakukan secara non formal yaitu seolah-olah Kepala Laboratorium tidak mau diketahui orang kalau mau ke laboratorium untuk memberi pengarahan. Dalam memberi pengarahan maupun perintah sering dilakukan secara non formal daripada formal dan dilakukan secara personal. b. Memberikan motivasi

Laboratorium adalah jantungnya FMIPA jadi motivasinya dengan mengembangkan laboratorium itu sendiri, jangan sampai kolep.

118

Motivasi dengan berbagai cara misalnya memberi ruang, tempat, kesempatan bagi dosen untuk kesehatan kerja di Laboratorium Kimia Organik mau diberi susu, kacang hijau, itu semua tergantung Sumber Daya Manusianya. Diharapkan mereka merasa memiliki, sehingga sering berkiprah di Laboratorium Kimia Organik. c. Mengadakan bimbingan dan pembinaan

Bimbingan dilakukan secara formal dan insidental. Secara formal antara lain melaksanakan : seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, rapat-rapat. Bimbingan secara insidental sering dilakukan, karena sewaktu-waktu dapat dilaksanakan. Pembinaan dilakukan dengan : studi banding, magang, dan pengawasan praktikum. Pembinaan dan bimbingan teknisi dan laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga dosen dan asisten di bawah bimbingan kepala laboratorium. Bimbingan belum dilaksanakan secara optimal, terbukti mash sering terjadi kecelakaan saat dilaksanakan praktikum, penelitian atau tugas akhir mahasiswa. Pembinaan juga, misalnya teknisi yang masih dirangkap laboran dikirim pelatihan, tetapi seteah kembali ketrampilannya tidak bisa dimanfaatkan karena belum punya bengkel. d. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis

Hal ini dilaksanakan dengan memperhatikan laboran atau teknisi, memberikan saran-saran, menerima keluhan-keluhan, saat-saat

119

pertemuan mengutamakan iur pendapat. Selain itu dilaksanakan bergantung Sumber Daya Manusianya. Kalau memang merasa jadi bagian laboratorium, mestinya banyak berkiprah di laboratorium. Hubungan kerja harmonis-harmonis saja, hanya masih ada beberapa yang belum klop, misalnya meletakkan alat di satu pihak untuk keamanan dan di satu pihak untuk lebih mudah diberdayakan. Koordinasi yang dilaksanakan juga belum optimal karena untuk memfungsikan yang belum jelas kedudukannya juga mengalami kesulitan. Namun demikian semua bisa saling menghormati.

4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FPMIPA - UNNES

Berdasarkan paparan data mengenai pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan penelitian sebagai berikut ini : a. Mengadakan pengamatan kegiatan

Pengamatan kegiatan laboratorium setiap hari melalui papan informasi, kartu kendali. Sesekali Kepala Laboratorium mengadakan pengamatan terhadap praktikum, penelitian. Ada lembar-lembar peraturan atau peringatan yang dipasang di laboratorium, misalnya : “Kenalilah Logo Kemasan Bahan Kimia”. Teknik kerja di laboratorium; aturan kerja di laboratorium; persiapan kerja di laboratorium; penanggulangan keadaan darurat; penanganan limbah; prosedur pelaksanaan penelitian di laboratorium; alur

120

penanganan analisis sampel. Terlihat papan informasi diletakkan (digantung menutupi kaca) (gambar : CL:04 halaman 8) sehingga menutupi pandangan. Pengamatan

belum

dilaksanakan

secara

optimal.

Untuk

praktikum masih baik pengamatan yang dilakukan Dosen Pengampu maupun asisten sedangkan untuk tugas akhir, penelitian pengamatan tidak begitu ketata, kadang-kadang mahasiswa melakukan sendiri tanpa Dosen Pembimbing. Hal seperti ini yang kadang-kadang menimbulkan kecelakaan. Walaupun sebetulnya sebelum melakukan penelitian sudah diberi pengarahan terlebih dulu oleh Dosen Pembimbing. b. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana

Sementara ini antara yang diusulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah dana. Masalah dana merupakan masalah utama. Kebijakan pusat ini merupakan penyebab berikutnya. c. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan

Tindakan perbaikan antaralain meningkatkan sumber daya manusia,

pelatihan-pelatihan,

studi

banding,

seminar-seminar,

penelitian-penelitian, tambahan ruang laboratorium, usulan alat-alat dan bahan-bahan reorganisasi membangun bengkel gelas. Dosen yang sudah pendidikan untuk melanjutkan ke S3. Sokur-sokur Guru Besar. Meningkatkan pelayanan masyarakat, mengajukan proposal hibah A2. konsultasi dengan atasan dalam hal ini UNNES.

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini dipaparkan pembahasan yang lebih mendalam mengenai fokus penelitian yang dirumuskan pada bab pendahuluan, yaitu : (1) perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (2) pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (3) penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (4) pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

A. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang

Menurut Handayaningrat (1988) perencanaan adalah proses berfikir yang sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi perencanaan meliputi serangkaian keputusan yang berupa menentukan tujuan, kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode yang akan dicapai, dan prosedur serta menyusun jadwal pelaksanaan. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik searah dengan apa yang digariskan Handayaningrat (1988), yaitu menentukan tujuan. Kebijaksanaan dilaksanakan bersama, atas dasar masukan berbagai pihak. Membuat program kerja pengembangan laboratorium, dengan langkah pengumpulan data dengan melakukan evaluasi diri dengan analisis SWOT. Demikian juga prosedur

121

122

pelaksanaan dengan menentukan alternatif yang ditempuh beserta jadwal pelaksanaannya. Terry

(1997)

perencanaan

meliputi

tindakan

memilih

dan

menggabungkan fakta-fakta dan membuat serta menggabungkan asumsiasumsi mengenai yang akan datang dalam memvisualisasikan serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Kepala laboratorium menentukan perencanaan telah mengacu pada apa yang telah digariskan Terry, yaitu menggabungkan fakta-fakta dari hasil evaluasi diri dan memprediksi hambatan maupun dukungan serta menentukan alternatif yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. 6. Merumuskan tujuan yang akan dicapai

Dalam merumuskan tujuan yang akan dicapai sudah searah dengan apa yang digariskan pada surat keputusan RI berikut ini : Keputusan Mendiknas RI Nomor 225/0/2000: Statuta UNNES Pasal 39

(1)

Laboratorium/Studio

merupakan

perangkat

penunjang

pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan akademik dan profesional. Dalam perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. Jadi pada prinsipnya tujuan

123

Laboratorium Kimia Organik adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan Laboratorium Kimia Organik dalam hal pengajaran, artinya praktikum dan pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa Laboratorium Kimia Organik betul-betul punya posisi yang strategis, dibutuhkan masyarakat luar maupun di dalam kampus dan bisa menghasilkan pemasukan dana untuk pendanaan kehidupan di Laboratorium Kimia Organik. Tujuan yang akan dicapai tersebut menurut Graves dalam Sarwoto (1988 : 70) merupakan tingkatan dalam organisasi sebagai tingkat atas (top level). Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin / directive,

yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala hal, baik mengenai tujuan maupun caranya, jadi perencanaan sifatnya belum begitu positif untuk segera dapat dilaksanakan. 7. Pengumpulan data yang diperlukan untuk membuat rencana

Setiap tahun dilaksanakan evaluasi diri sebagai dasar untuk menentukan

arah

pengembangan

program-program

yang

akan

dilaksanakan pada tahun berikutnya. Evaluasi diri yang menyangkut aspek sarana prasarana juga kegiatannya, perkuliahan maupun penelitian yang sudah dilaksanakan. Kemudian juga menyangkut sumber daya manusia. Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana dikumpulkan berdasarkan data yang ada. Informasi-informasi dosen dan laboran, teknisi laboratorium, mana yang harus dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan dihilangkan.

124

Baru sekarang ini dimunculkan untuk pengembangan laboratorium dengan melaksanakan evaluasi diri. Kemarin-kemarin sudah hanya belum seserius sekarang ini, seperti yang dituturkan Kepala Laboratorium bahwa : Waktu itu Laboratorium Kimia Organik kerjanya tidak begitu banyak, dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu penelitian berkembang ternyata Laboratorium Kimia Organik hanya segini tok. Apalagi setelah Dr. Supartono masuk karena sudah menyelesaikan program S3nya, kelihatannya ingin mengem-bangkan Laboratorium Kimia Organik melalui pemberdayaan. (W.12.KL.03.25-28) Menurut Ratnaningsih, Emy (2004) bahwa konsep dasar model evaluasi diri yang penggunaannya cukup adalah modul pencapaian sasaran atau congruency model. Pada dasarnya model ini adalah proses kuantifikasi (pengukuran secara kuantitatif) dengan membandingkan prestasi yang telah dicapai terhadap tujuan yang telah diinginkan. Kelemahan model ini adalah kesulitan untuk mengukur secara tepat dampak dari pelaksanaan suatu proses pengembangan. Sebagai manifestasi dari asumsi konsep dasar evaluasi diri, maka evaluasi diri yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik, kelemahannya memang sulit apabila mengukur antara pelaksanaan dan rencana. Yang dapat dilakukan adalah membandingkan antara pelaksanaan dan rencana. 8. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung

Menurut Graves dalam Sarwoto (1988 : 70) bahwa rencana di laboratorium tersebut merupakan tingkat menengah (midle level). Pada

125

tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative (manajerial) yaitu sudah lebih jelas menunjuk pada cara-cara bagaimana tujuan-tujuan dan cara-cara yang telah digariskan dalam perencanaan yang bersifat directive dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Pada prinsipnya pengembangan di laboratorium itu adalah mengenai rencana sumber daya manusia, bahan-bahan, alat-alat juga perawatannya. Ketua Jurusan sulit mencari teknisi yang bisa memperbaiki, merawat alat-alat di laboratorium. Walaupun teknisi sudah dikirim untuk pelatihan, tetapi setelah sampai di tempat tidak ditunjang dengan peralatan dan bengkel yang ada, amat disayangkan. Hambatan

pada

manajemen

yaitu

selama

laboratorium

dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian (KBK) : Kimia Dasar, Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Alat Komputasi, PBM Kimia, Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di UNNES ini satu laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. Padahal pengembangan laboratorium pada masa mendatang ini membutuhkan pengembangan didasarkan pada kelompok keahlian pada bidang masingmasing. Tetapi status UNNES masih menggariskan pada setiap jurusan. Ini yang berbeda dari universitas-universitas yang lain. Penghambat yang paling besar adalah dana. Kemudian kebijakan dari pusat (UNNES), mungkin bukan karena beliau tidak paham

126

kebutuhan Laboratorium Kimia Organik tetapi mungkin karena hambatan dana juga. Sebagaimana dituturkan Bapak Rektor pada saat Workshop Lokakarya Kepala Laboratorium tahun 2004, yang menjadi kendala yang paling besar adalah dana. Memang ini dilematis, bagaimana laboratorium akan dihargai oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kualitasnya begini. Dengan mempertahankan label rakyat, sementara Laboratorium Kimia Organik bisa dibilang kosong apa harus dipertahankan. Untuk sekarang bisa tetapi untuk sepuluh tahun mendatang kalau Laboratorium Kimia Organik tidak segera diberdayakan akan tenggelam atau barangkali gulung tikar. Pendukung yang pertama adalah sumber daya manusia, rata-rata sudah S2 dan masih muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya eman-eman. Ada seorang Guru Besar emiritus yang dapat memberikan bimbingan agar laboratorium tidak kolep justru akan berkembang. Kemudian seorang sedang studi lanjut S3. Diharapkan segera selesai dan dapat memperkuat kehidupan Laboratorium Kimia Organik. Hal ini ditegaskan bahwa apa artinya memiliki alat-alat canggih kalau tidak didukung SDM yang profesional dan berkemauan untuk mengembangkan Laboratorium Kimia Organik. 9. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya

Graves dalam Sarwoto (1988 : 70) menyatakan rencana tingkat bawah (bottom level) adalah tingkat dimana tiap-tiap anggota kelompok

127

lebih banyak mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu lebih bersifat operatif (operational) yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan menghasilkan sesuatu yang konkrit. Maka sifat perencanaan pada tingkat ini juga lebih bersifat operatif, yaitu bagaimana cara menjalankan sesuatu agar dicapai hasil yang sebaik dan sebenar mungkin. Beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya adalah merupakan rencana tingkat bawah, yaitu lebih bersifat operatif artinya bagaimana bertindak agar dicapai hasil sebaik mungkin. Yang pertama perlu ditempuh adalah penelitian, dengan menulis proposal terutama penelitian murni, atau pendidikan yang ada kaitannya dengan kegiatan Laboratorium Kimia Organik. Artinya semakin rame fasilitasnya, semakin baik lingkungan Laboratorium Kimia Organik. Mulai tahun ini atau paling tidak tahun 2006 terlaksana. Mengusulkan hibah kompetitif A2, konsultasi dengan atasan dalam hal ini UNNES untuk pengembangan Laboratorium Kimia Organik. 10. Menetapkan waktu

Pengembangan Laboratorium Kimia Organik dicapai secara maksimal, diharapkan lima tahun mendatang. Hal tersebut dilakukan bertahap, tahap jangka pendek (1 – 2 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (20 tahun). Untuk jangka waktu lima tahun mendatang Laboratorium Kimia Organik diharapkan mengalami pengembangan cepat.

128

B. Pengorganisasian

Laboratorium

Kimia

Organik

FMIPA-UNNES

Semarang 6. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan

Identifikasi pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu inventarisasi alat dan bahan, pengadaan manual, pemenuhan alat untuk praktikum, penataan alat, penyimpanan alat, keselamatan kerja, kegiatan praktikum, penelitian dosen maupun mahasiswa, tugas akhir mahasiswa, layanan masyarakat. Belum terlihat identifikasi pengelolaan dana khusus Laboratorium Kimia Organik termasuk dana layanan masyarakat. Sedangkan Winardi (2000) mengatakan pengorganisasian adalah suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponenkomponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk mengkoordinasikan hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan. Apa yang dikatakan Winardi ini merupakan dasar dalam mengidentifikasi kegiatan untuk mencapai tujuan.

7. Mengelompokkan jenis pekerjaan

Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang menyangkut Laboratorium Kimia Organik menggunakan fasilitas Kelompok Bidang Keahlian, bidang Kimia Organik. Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dilakukan Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan, Penanggung Jawab Laboratorium, Dosen Pengampu Praktikum, Teknisi, Laboran. Layanan Masya-

129

rakat apa yang harus dilakukan. Karena layanan masyarakat merupakan sumber pendanaan maka perlu pengelolaan khusus layanan masyarakat untuk Laboratorium Kimia Organik. Hal ini perlu identifikasi pekerjaan layanan masyarakat bidang Kimia Organik untuk pengembangan Laboratorium Kimia Organik. Pengorganisasian

adalah

suatu

proses

untuk

menentukan,

mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas, menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas tersebut (Hasibuan, 1990).

8. Menyusun struktur organisasi

Struktur organisasi dirasa idealnya kalau mau berkembang dengan baik mestinya satu laboratorium itu ada satu teknisi, satu laboran dan kemudian dibantu oleh asisten Kimia Organik. Dan satu laboratorium dikepalai oleh kepala laboratorium yang hanya membawahi satu laboratorium. Kemudian tidak ada penanggung jawab laboratorium, jadi yang ada Kepala Laboratorium Kimia Organik. Struktur organisasi laboratorium menurut Tim Supervisi Ditjen Dikti, 2002 bahwa susunan organisasi laboratorium terdiri atas Kepala Laboratorium dibantu oleh teknisi dan asisten dibantu oleh tenaga laboran,

130

jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium langsung bertanggung jawab pada laboratorium. Kenyataan yang sekarang satu Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium dan masing-masing dibantu satu penanggung jawab laboratorium. Hal itu kurang sehat atau kurang efektif. Apalagi teknisi merangkap laboran. Jadi struktur organisasi Laboratorium Kimia Organik hanyalah merupakan unsur organisasi. Dikemukakan oleh Foster yang dikutip oleh Moekijat (1992 : 2) bahwa tidak tersedianya tenaga kerja dari jenis apapun akan membuat bagian itu tidak mampu melaksanakan hal yang sebenarnya mungkin dilaksanakan. Dengan tidak adanya teknisi di Laboratorium Kimia Organik membuat Laboratorium Kimia Organik tidak mampu melaksanakan perbaikan alat-alat, instrumen. Apalagi belum ada bengkel gelas. Dengan belum ada Kepala Laboratorium Kimia Organik dan Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik kedudukannya masih semi formal, maka hal ini akan menghambat kemajuan Laboratorium Kimia Organik.

9. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas

Wewenang dan tanggung jawab Kepala Laboratorium, teknisi dan statuta memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab laboratorium ini semi formal. Memang ada surat tugas dari dekan, sehingga untuk mengkoordinasi peran serta penanggung jawab laboratorium belum optimal. Diharapkan dengan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

131

maka laboratorium tertata sehingga fungsi penanggung jawab laboratorium benar-benar sebagai Kepala Laboratorium, diperkirakan dalam waktu dua tahun kemudian dapat terealisasi.

10. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab

Untuk merumuskan dan menetapkan wewenang dan tanggung jawab organisasi laboratorium sepenuhnya di tangan Ketua Jurusan dari usulan Kepala Laboratorium. Dengan kondisi penanggung jawab laboratorium sekarang ini, kelihatan belum begitu mantap dalam melaksanakan wewenang maupun tanggung jawabnya.

C. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang

Penggerakan adalah fungsi manajemen yang paling penting dan dominan dalam proses manejemen. Penggerakan amat rumit dan kompleks karenanya sangat sulit diterapkan apabila karyawan tidak dapat dikuasai sepenuhnya, dan suatu organisasi tanpa penggerakan tidak ada output yang konkrit. Terry (1998 : 313) penggerakan merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa supaya mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. 5. Memberikan pengarahan dan perintah

Handoko (1991 : 25) memberikan istilah, menggerakkan adalah pengarahan dan oleh Handoko mengartikan pengarahan adalah untuk

132

membuat para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Beberapa komponen penggerakan yang perlu dipahami adalah motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pengawasan. Kepala Laboratorium maupun penanggung jawab laboratorium memberikan pengarahan senang melakukannya secara formal atau tidak formal atau dalam keaadaan insidental. Sedang secara formal dilakukan empat kali dalam satu semester. Penanggung jawab laboratorium dalam penggerakan yang dilakukan bukannya memberikan perintah tetapi koordinatif. Misalnya koordinasi dengan para tenaga yang ada di laboratorium, apakah itu dosen, asisten atau laboran bersama-sama melakukan inventarisasi alat-alat dan zat-zat yang diperlukan. Dosen pengampu praktikum dan teknisi maupun laboran bekerja seperti apa yang dilakukan seniornya, dalam hal ini kepala laboratorium ataupun penanggung jawab laboratorium. Untuk itu perlu bekal kemampuan manajerial dalam manajemen Laboratorium Kimia Organik dalam memberikan pengarahan maupun perintah. Dalam memberikan pengarahan dan perintah peran kepemimpinan sangat penting. Kepemimpinan juga dapat dikatakan

suatu

usaha

mempengaruhi

orang

antar

perorangan

(interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan Gibson (1990 : 263).

133

6. Memberikan motivasi

Menurut Prunarka (dalam Sedamaryanti, 1999 : 79) bahwa pendayagunaan mengandung makna : (1) Menekankan kepada memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan kepada masyarakat, organisasi atau individu agar menjadi

lebih berdaya guna; (2) Menekankan

menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar pendayagunaan mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan. Motivasi ini didukung dengan keberadaan laboratorium yang merupakan

jantungnya

jurusan

Kimia.

Jadi

motivasinya

dengan

mengembangkan Laboratorium Kimia Organik jangan sampai kolep. Laboratorium Kimia Organik harus lebih baik di masa mendatang, kondisinya masih memerlukan bantuan, baik dari fakultas atau tingkat Universitas. Pada bagian lain Siagian (1991) mengatakan penggerakan adalah keseluruhan proses dalam memberikan dorongan kepada bawahan untuk bekerja sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. 7. Memberikan bimbingan dan pembinaan

Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi maupun laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga dosen dan asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium Kimia Organik.

134

Blanchard

dkk

(1986

99)

kepemimpinan

adalah

proses

mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dapat dikatakan sebagai pemimpin, dan orang yang dipengaruhi adalah pengikut. Dalam memberikan bimbingan Ketua Jurusan harus bisa mempengaruhi laboran maupun teknisi, demikian juga Kepala Laboratorium harus bisa mempengaruhi dosen maupun asisten untuk mencapai tujuan. Sementara itu penanggung jawab laboratorium hanya bertanggung jawab pada kondisi atau kegiatan akademiknya saja. Misalnya kegiatan praktkum apa yang diperlukan. Bimbingan secara formal antara lain seminar-seminar, pelatihanpelatihan, rapat-rapat. Sedangkan pembinaan dilakukan dengan studi banding, magang. Bimbingan dan pembinaan tersebut merupakan peningkatan kemampuan dosen maupun karyawan. Bimbingan melalui pelatihanpelatihan belum begitu optimal pemanfaatannya. 8. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis

Komunikasi adalah proses pencapaian pesan antara komunikan dan komunikator. Dalam penyampaian pesan itu ada hal-hal yang harus diperhatikan antara lain dengan menggunakan umpan balik, artinya

135

komunikasi tersebut mestinya dua arah. Komunikasi dua arah ini memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif. Hal ini dilakukan dengan cara pertemuan-pertemuan, iur pendapat, saling berkoordinasi dalam kegiatan akademik, sampai saat ini hubungan kerja harmonis-harmonis saja jadi semua berada pada posisi tanggung jawab masing-masing. Berhasilnya suatu usaha sangat ditentukan oleh orang-orang yang berada di dalam organisasi, baik yang digerakkan maupun yang penggerakan. Suatu organisasi tidak akan berhasil apabila manusia-manusianya tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh usaha kerjasama tersebut (Musanef, 1994: 34). Walaupun demikian itu semua tergantung pada Sumber Daya Manusianya. Kalau kinerjanya tinggi, hanya karena ada Surat Keputusan atau uang, kurang merasa jadi bagian dari laboratorium tentunya dalam melaksanakan koordinasi kurang bersemangat, dengan demikian hubungan kerjapun kurang harmonis. Hubungan kerja di Laboratorium Kimia Organik belum begitu harmonis karena masih terjadi hal-hal yang tidak sependapat, tetapi dengan alasan yang sama benarnya, dan akhirnya saling menghormati. Gibson (1990) kelangsungan hidup organisasi erat hubungannya dengan kemampuan pemimpin untuk menerima, mengirim dan bertindak atas dasar informasi. Dari pendapat tersebut dapat digambarkan bahwa

136

komunikasi sebagai suatu landasan organisasi dapat berlangsung secara efektif, dengan demikian hubungan kerjapun jadi harmonis.

D. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang 3. Mengadakan pengamatan kegiatan

Pengertian pengawasan pada umumnya oleh Siagian dalam Subagio (2000 : 175) adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan di Laboratorium Kimia Organik dengan melihat pada papan informasi. Untuk kegiatan praktikum mahasiswa dengan kartu kendali. Kenyataan dosen dalam melakukan pengamatan kegiatan praktikum sering dilibatkan dengan koreksi persiapan praktikum mahasiswa sehingga pengamatan yang dilakukan belum maksimal. Asisten mahasiswa juga kurang berani atau kurang mampu memberikan bimbingan selama kegiatan praktikum. Laboran enggan memberikan keterangan pada mahasiswa bila zat tidak ada, atau paling tidak lapor pada dosen, sehingga kadang-kadang mahasiswa tidak puas dan akhirnya mengerjakan semaunya. Handoko (1991:25) mendefinisikan pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

137

Untuk itu diterapkan cara dengan memancangkan rambu-rambu keselamatan kerja yang terdiri : teknik, aturan, persiapan kerja di laboratorium; prosedur penelitian, analisis sampel serta mengenali logo bahan kimia; penanganan limbah; penanggulangan keadaan darurat.

4. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana

Albert Bandura (dalam Warella, 1995: 38) menyatakan bahwa manajer dapat memberdayakan karyawan dengan mempengaruhi empat faktor sebagai berikut : (a) Meaning: pemberian arti terhadap pekerjaan, di mana bawahan melihat kerja mereka sebagai sesuatu yang sangat berarti dan mengganggapnya sebagai sesuatu yang penting. (b) Competence: karyawan mampu melaksanakan semua pekerjaan yang harus diselesaikan. (c) Self Determination: karyawan mempunyai otonomi yang berarti, demikian

juga

kebebasan

dan

ketidaktergantungan

serta

dapat

menggunakan inisiatif pribadi dalam melaksanakan tugas. (d) Impact: ini mengacu pada perasaan bahwa seseorang dapat mempengaruhi serta pengawasan hal-hal yang terjadi di lingkungan kerjanya. Untuk mengukur barangkali terlalu kuantitatif. Antara yang diusulkan dengan pelaksanaannya memang belum klop baik itu usulan, alat maupun zat. Hal ini disebabkan karena dana yang terbatas, namun mestinya kan ada skala prioritas. Itulah institusi negeri yang kalau hanya mengandalkan dana dari pemerintah. Kalau begini memang sepertinya Laboratorium Kimia Organik terbelenggu. Tidak ada teknisi, sehingga

138

penataan laboratorium masih terlihat adanya zat-zat yang disimpan di lemari asam. Beda misalnya masing-masing laboratorium diberi otonomi manajemen. Laboratorium Kimia Organik akan mempunyai spesifikasi sendiri, dan mudah untuk pengembangannya. Belum terlihat jelas inisiatif dosen, asisten, laboran / teknisi untuk peningkatan pelaksanaan tugas. Walaupun sudah mulai dilakukan penelitianpenelitian tentang teknik atau metode praktikum yang dilaksanakan dosen untuk peningkatan praktikum. 5. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikannya

Manajemen Laboratorium Kimia Organik dapat ditingkatkan dengan tindakan sebagai berikut : a. Dana perlu ditingkatkan dari UNNES maupun Dikti, Sardik dan SPL, terutama dari layanan masyarakat. b. Perubahan struktur organisasi laboratorium. Kepala Laboratorium membawahi satu laboratorium. Tidak ada Penanggung Jawab Laboratorium tetapi Kepala Laboratorium Kimia Organik. c. Memperlakukan dosen, asisten, teknisi/laboran melaksanakan tugas masing-masing sesuai job deskripsi, dan mengindakan peraturanperaturan Laboratorium Kimia Organik yang ada. d. Mengembangkan Laboratorium Kimia Organik dengan menambahkan Laboratorium Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium

139

Pangan, Workshop, walaupun dalam waktu dekat belum bisa dilaksanakan. e. Peningkatan penelitian dosen dan hibah kompetitif A2, bimbingan mahasiswa dalam kegiatan praktikum. f. Penciptaan iklim laboratorium yang kondusif, termasuk pembenahan pintu laboratorium yang tidak benar, penambahan kursi dan meja Penanggung Jawab Laboratorium yang memadai untuk melakukan kegiatan. g. Peningkatan pelayanan masyarakat (a) penataan arsip layanan analisis sampel; (b) penentuan tarip standar layanan analisis; (c) perencanaan strategis layanan masyarakat (pengembangan

usaha

dan

penambahan

bahan-bahan

dan

instrumentasi); (d) promosi layanan analisis ke laboratorium perguruan tinggi lain (pembuatan leaflet / brosur). Peningkatan pelayanan masyarakat ini merupakan sumber dana besar bagi manajemen Laboratorium Kimia Organik. h. Merekrut teknisi atau laboran yang berkualifikasi sesuai dengan bidang keahliannya.

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan

Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian maka temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan menjadi empat yaitu yang berkaitan dengan : (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penggerakan dan (4) pengawasan. 1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang Tujuan untuk meningkatkan fungsi pelayanan Laboratorium Kimia Organik, punya posisi yang strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun di dalam kampus. Pengumpulan data ini dilakukan dengan melaksanakan evaluasi diri dan analisis SWOT, yaitu untuk mengetahui kekuatan, hambatan, peluang dan ancaman. Mengembangkan manajemen Laboratorium Kimia Organik. Hambatan : (1) struktur organisasi satu Kepala Laboratorium membawahi 6 laboratorium; (2) belum memiliki alat canggih; (3) letak laboratorium yang jauh dari kantor; (4) tidak punya teknisi; (5) jumlah mahasiswa melebihi kapasitas laboratorium; (6) satu asisten membimbing 30 – 35 mahasiswa; (7) praktikum dilaksanakan dalam kelompok besar, 45 mahasiswa per kelompok; (8) kegiatan laboratorium padat; (9) dana terbatas; (10) kebijakan pusat belum mendukung; (11) petunjuk praktikum yang konvensional.

140

141

Dukungan : (1) SDM rata-rata S2; (2) ada asisten mahasiswa; (3) dana layanan masyarakat, SARDIK, SPL, SP4. Beberapa alternatif yang akan ditempuh antara lain (1) menjalin kerjasama; (2) meningkatkan penelitian; (3) meningkatkan pelayanan masyarakat, misal jamu tradisional; (4) memanfaatkan sebaik-baiknya dana Sardik, SPL; (5) mengembangkan metode atau teknik praktikum; (6) mengembangkan laboratorium dengan penambahan Lab. Biokimia, Lab. Pangan, Lab. Mikrobiologi; (7) saat praktikum dengan tidak adanya zat dapat diganti yang lain yang ada; (8) reorganisasi. Dimulai tahun 2005 ke depan dapat dilaksanakan. Diprediksi lima tahun terealisasi semua.

2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Identifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan mencakup : nama alat dan bahan, macam kegiatan laboratorium : penelitian, praktikum dan pelayanan masyarakat. Selanjutnya dikelompokkan ke dalam pekerjaan inventarisasi alat, inventarisasi bahan, dan inventarisasi kegiatan laboratorium. Organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya terdiri Kepala Laboratorium, teknisi dan laboran. Penanggung jawab laboratorium hanya melaksanakan agar kegiatan laboratorium bisa berjalan.

142

Wewenang dan tanggung jawab personel Laboratorium Kimia Organik, yaitu : Kepala Laboratorium merupakan koordinator laboratorium, Penanggung jawab laboratorium bertanggung jawab pelaksanaan praktikum, Asisten mahasiswa membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum, Teknisi menangani yang terkiat dengan fasilitas, Laboran membantu setiap kali praktikum. 3. Penggerakan

Laboratorium

Kimia

Organik

FMIPA

UNNES

Semarang

Pengarahan dilakukan setiap semester empat kali, dua kali dilakukan pada awal dan dua kali pada akhir semester. Perintah ini dilakukan

dengan

melakukan

saling

koordinasi

antara

Kepala

Laboratorium, Penanggung Jawab Laboratorium, Dosen Pengampu Praktikum, Laboran, Teknisi dan Asisten Mahasiswa. Laboratorium Kimia Organik merupakan jantungnya jurusan Kimia, kalau jantungnya kropos gimana mau sehat. Untuk itu motivasinya adalah mengembangkan jangan sampai Laboratorium Kimia Organik kolep. Pengembangan dengan melakukan pembinaan yaitu mengikut sertakan laboran dalam penelitian dosen, penelitian dari Dikti, mengirim laboran dan teknisi ke UPI, ITP, Balai Kesehatan, pelatihan instrumentasi keselamatan kerja, seminar-seminar, rapat-rapat, dan studi banding. Selanjutnya dilaksanakan bimbingan kegiatan penelitian, kegiatan praktikum dan kegiatan pelayanan masyarakat.

143

Untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis yaitu dengan melaksanakan komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraannya, memberi saran-saran, mendengarkan keluhan-keluhan, kerja sama antar Kepala Laboratorium, PJL, Dosen Pengampu, Asisten, Laboran, Teknisi, dan saling iur pendapat. Namun itu semua bergantung pada sumber daya manusianya, kalau kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang ya tidak dipaksakan. Koordinasi dan hubungan kerja akan harmonis bila memang semua merasa jadi bagian dari Laboratorium Kimia Organik. 4. Pengawasan

Laboratorium

Kimia

Organik

FMIPA

UNNES

Semarang

Ketua Jurusan sesekali melaksanakan pengamatan kegiatan laboratorium. Kepala Laboratorium setiap hari menengok laboratorium terkecuali kalau tugas di luar kota. Dosen pengampu praktikum dalam melaksanakan pengamatan masih kurang efektif, karena dengan mengerjakan atau koreksi persiapan praktikum, sedangkan asisten yang hanya satu untuk mengamati 30 – 35 mahasiswa kurang mampu. Masih terlihat meja penuh buku dan tas yang sebenarnya tidak digunakan. Kemudian kecelakaan kecil, pemecahan alat gelas. Memang kejadian-kejadian di Laboratorium Kimia Organik hal semacam itu sudah biasa terjadi. Ini menunjukkan bahwa belum dilaksanakan tata tertib bekerja di Laboratorium Kimia Organik secara optimal.

144

Alat yang digunakan untuk pengamatan yaitu dengan kartu kendali, papan informasi. Kemudian peraturan-peraturan antara lain : (1) kenalilah logo kemasan bahan kimia; (2) teknik kerja di laboratorium, aturan kerja di laboratorium; (3) persiapan kerja di laboratorium; (4) penanggulangan keadaan darurat; (5) penanganan limbah; (6) prosedur pelaksanaan penelitian di Laboratorium Kimia Jurusan Kimia FMIPAUNNES Semarang; (7) alur penanganan analisis sampel. Walaupun peraturan-peraturan

itu

sudah

dijelaskan

kadang-kadang

masih

dilanggarnya. Tulisan-tulisan besar yang dipasang di laboratorium untuk membantu memperkecil kejadian-kejadian laboratorium yang tidak diinginkan, antara lain : (a) jagalah kebersihan, keamanan, kerapian; (b) dilarang membuang sampah / kotoran dalam bak air; (c) sebelum anda pulang, tolong dicek lagi: listrik sudah dimatikan? Kompor gas sudah dimatikan? Kran sudah dimatikan? Ingat ya, harga laboratorium mahal, tapi harga nyawa lebih mahal lagi; (d) ingat selain petugas dilarang menghidupkan atau mematikan alat water distillation ini; (e) ingat selain petugas dilarang mengoperasikan alat ini. Dengan tulisan-tulisan tersebut mash juga ada yang mengabaikannya, bahkan atau sengaja tidak melakukannya. Misalnya saja selesai, praktikum kran tidak dimatikan. Sampai saat ini apa yang direncanakan untuk diusulkan, realisasinya belum klop terutama mengenai

zat maupun alat-alat.

145

Kemudian yang lainnya memang belum kelihatan, karena pelaksanaan dijadwalkan dalam waktu lima tahun ke depan. Kemungkinan satu atau dua tahun mendatang akan terlihat. Pelaksanaannya akan bertahap. Sedangkan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan antara lain : (1) mengusulkan adanya kebijakan dari Dikti mengenai perubahan struktur organisasi; (2) mengusulkan adanya kebijakan UNNES untuk mendukung dan membantu pengembangan Laboratorium Kimia Organik; (3) peningkatan penelitian dosen, mengajukan hibah kompetitif A2; (4) mengusulkan bantuan dana laboratorium dari SPL, Sardik diperbesar dengan sendirinya dana untuk Laboratorium Kimia Organik akan lebih besar pula. (5) merekrut laboran/teknisi sesuai dengan bidang keahliannya. (6) peningkatan pelayanan masyarakat, (7) penciptaan ahli laboratorium yang kondusif.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk UNNES, dengan memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pengembangan Laboratorium Kimia Organik FMIPA Semarang. 2. Untuk Ketua Jurusan : membuat rencana strategi pengembangan Laboratorium Kimia Organik. 3. Untuk Kepala Laboratorium, mengusulkan lagi perubahan struktur organisasi Laboratorium Kimia Organik melalui workshop, lokakarya Kepala Laboratorium kepada rektor. Sosialisasi manajemen Laboratorium Kimia

146

Organik untuk Penanggung Jawab Laboratorium, Dosen Pengampu Praktikum, Laboran, Teknisi dan Asisten. 4. Untuk Penanggung Jawab Laboratorium, tetap berperan aktif dalam pengembangan Laboratorium Kimia Organik, walaupun kedudukannya semi formal. 5. Untuk Dosen Pengampu laboratorium, meningkatkan kegiatan bimbingan praktikum dan perlu meningkatkan penelitian-penelitian tugas akhir dan layanan masyarakat untuk pengembangan Laboratorium Kimia Organik. 6. Untuk Laboran dan Teknisi, peningkatan pelayanan kegiatan praktikum, penelitian, tugas akhir mahasiswa, dan layanan masyarakat.

147

DAFTAR PUSTAKA

Blanchard, Kenneth, H. Harsey, P., 1986. Manajemen Perilaku Organisasi : Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga. Bogdan, R.C & S.K Biklen, 1998. Qualitatur Research for Education : An Introduction to Theory and Methods. London : Allyn and Bacon, Inc. Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five Tradition. London : Sage Publication.

Gasperz, Vincent. 1997. Manajemen Bisnis Total, Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Gramedia. Gibson, J.L., Ivansevich, J.M., Donelly, J.H., 1990. Organisasi dan Manajemen : Perilaku Struktur – Proses. Terjemahan Djoerban Wahid. Jakarta : Erlangga. Hagemen, G., 1993. Motivasi Untuk Pembinaan Organisasi. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo. Handoko, Hani. 1991. Manajemen. Edisi II. Yogyakarta : BPFE. Hasibuan, M.S.P. 1990. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : Gunung Agung. Irawan Prasetya, Suciati, Wardani. 1997. Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka. Jurusan Kimia. 2004. RENSTRA. Program Studi Kimia. Kasmui, Widodo, A.T., Cahyono Edy. 2005. Master Plan 2004-2025. Rencana Strategi 5 Tahun Jurusan Kimia Semarang. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 225/0/2000 tentang Statuta Universitas Negeri Semarang. Madyo Ekosusilo. 2003. Hasil Penelitian Kualitatif. Sukoharjo: Universitas Bantara Press. Miles, M.B. & A.M Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi dan Mulyarto. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

148

Moleong J, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya Musanef. 1994. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta : Gunung Agung. Nasution, S. 1998. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatis. Bandung: Tarsito. Ratnaningsih, Emy. 2004. “Evaluasi Diri di Institusi Pendidikan Tinggi dalam Konteks Peningkatan Kualitas Belajar-Mengajar”. Makalah disajikan dalam Seminar Kimia dan Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia FMIPAUNNES Semarang. 9 Oktober. Sarwoto. 1998. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Surabaya : Ghalia Indonesia. Siagian, S.P. 2000. Peranan Staf dalam Manajemen. Jakarta : Gunung Agung. Sonhadji, K.H. Misi Strategi dan Kendala Penelitian Kualitatif. Makalah disampaikan dalam Lokakarya Penelitian Kualitatif Tingkat Lanjut Angkatan III, 24 Oktober 1994 s.d 29 Desember 1994. Pusat Penelitian IKIP Malang Stoner, J.A.F. 1992. Manajemen II. Terjemahan Maulana, dkk. Jakarta : Erlangga. Sutopo, 1988. Penelitian Kualitatif, Sebuah Pendekatan Interpretatif Bagi Pengkajian Proses dan Maksud Hubungan Antar Subyektif. Surakarta. Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS. Terry George. 1998. Pengantar Manajemen. Jakarta. Tilaar, HAR. 2000. Paradigma Bau Pendidikan Nasional. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Tim Supervisi. 2002. Manajemen Laboratorium, Administrasi Laboratorium, Pendanaan Laboratorium, Pelatihan Manajemen Laboratorium. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi. Tjiptono, Fandy dan Diana Anastasia. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta : Penerbit Andi. Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Winardi. 1982. Pengantar Ilmu Manajemen. Bandung : Penerbit Remaja. Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta.

149

Tabel : 1 Proyeksi Populasi dan Sumber Daya Jurusa Kimia 2005 - 2020 2005201020152020No. Jenis TS 2010 2015 2020 2025 1 Mahasiswa Kimia Terapan D3 (120) 120 240 240 P. Kimia S1 (289) (350) 350 350 350 Kimia S1 (181) (300) 300 300 300 P. Kimia S2 (P. (20) 30 30 40 IPA) Kimia S2 20 30 30 P. Kimia S3 (P. 5 8 10 IPA) 2 Dosen S1 (2) (2) 2 5 5 S2 P. Kimia/IPA (1) (1) 3 3 5 S2 Kimia (5) (7) 25 10 12 S2 lain (2) (2) 6 6 4 S3 P. Kimia/IPA (2) 3 5 8 S3 Kimia (1) (1) 7 10 13 S3 lain 3 4 5 Guru Besar (2) (3) 6 8 10 3 Staf Laboran (1) (1) 10 10 10 Pendukung Teknisi (1) 10 10 10 4 Laboratorium R. Lab. Organik (216 (216 216 M2 216 M2 216 M2 W) M 2) R. Lab. Biokimia (300 300 M2 300 M2 300 M2 M 2) R. Lab. Pangan (216 216 M2 216 M2 216 M2 M 2) R. Kepala (28 (28 M2) 28 M2 28 M2 28 M2 2 Laboratorium M) R. (7x9 (7x9 7x9 M2 10x9 M2 10x9 M2 2 Penanggungjawab M) M 2) Lab. Ruang Workshop - 216 M2 216 M2 216 M2 216 M2 Alat/Media 5 Sarana Instalasi Listrik: Laboratorium - Genset 1 1 1 1 - UPS 3 8 12 14 14 Instalasi Air tandon (+ filter) Lengkap Lengkap Lengkap Instalasi Pengolah Bak Bak Standar Standar Standar Limbah Perlengkapan minim Lengkap Lengkap Lengkap Lenekap Keselamatan Kerja

150

No.

6

Jenis

Alat AAS Laboratorium Spectrophotometer Computerized Spectrophotomel Spectronic Genesys GC GC MS HPLC IR FTIR NMR 7 Media OHP Pembelajaran LCD Laptop 8 Penelitian Dana 1 j uta s/d 5 j uta Dana 5 i uta s/d 15 j uta Dana 15 j uta s/d 3 0 j uta > 30 juta 9 Pengabdian Jumlah Judul Masyarakat Jurnal CD 10 Pendanaan Dana Masyarakat: Dana Pemerintah: Hibah: Lainnya Sumber : Kasmui, 2005: 31 – 33.

20052010

TS

20102015

20152020

20202025

1

1

2

3

4

-

-

1

2

3

2 1

3 2

3 2

5 4

5 6

8

1 10

1 1 1 1 1 1 9

2 1 1 1 1 1 9

2 2 1 1 1 1 9

3 2 15x5

5 3 10x5

5 4 5x5

6 5 5x5

6 6 5x5

3x5

5x5

W

10x5

15x5

3x5

10x5

12x5

15x5

17x5

3 12x5

4 10x5

5 13x5

7 15x5

9 20x5

33 40% 32% 25% 3%

50 100 45% 25% 25% 5%

100 200 45% 20% 25% 10%

200 400 43% 20% 25% 12%

300 1000 40% 20% 25% 15%

Keterangan : ( ) Menunjukkan proyeksi Laboratorium Kimia Organik. Hal ini dituturkan oleh Kepala Laboratorium bapak Drs. Kasmui, M.Si berdasarkan Master Plan 20052010 dan rencana 5 tahun jurusan kimia.

Tabel 2 Pengertian, Fungsi dan Kegiatan Manajemen

PERENCANAAN Kegiatan menyusun keputusan dalam bentuk PENGERTIAN langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan Sebagai: 1. 2. 3.

FUNGSI

4.

1. KEGIATAN

2.

PENGORGANISASIAN Pengaturan dan pembagian kerja sekelompok orang dalam bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien

Sebagai alat untuk: 1. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan 2. Membuat struktur organisasi 3. Menetapkan aturan hubungan kerja 4. Menentukan wewenang dan tanggung jawab 5. Mengatur usaha bersama Merumuskan 1. Mengidentifikasi tujuan yang pekerjaan / kegiatan akan dicapai yang perlu dilakukan Mengumpulkan untuk mencapai tujuan data yang 2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan diperlukan Pedoman dalam pelaksanaan Pengarah dan penuntun semua kegiatan Pengendali semua kegiatan Tolok ukur keberhasilan

PENGGERAKKAN Kegiatan mengarahkan orang agar sacara sadar dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia mau melaksanakan apa yang telah direncanakan

PENGAWASAN Kegiatan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan sesuai dengan program yang telah dibuat

Sebagai alat untuk: 1. Mempengaruhi orang lain supaya mau melaksanakan rencana 2. Memberi kesempatan pada orang lain sesuai dengan kemampuannya 3. Memumpuk kesetiaan terhadap organisasi 4. Memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab

Sebagai alat untuk : 1. Mengontrol kegiatan agar tidak menyimpang dari rencana 2. Mengukur tingkat keberhasilan usaha yang telah dilakukan 3. Mendinamisasi kegiatan organisasi

1. Memberi pengarahan dan perintah 2. Memberikan motivasi 3. Mengadakan bimbingan dan pembinaan 4. Melaksanakan koordinasi

1. Mengasakan pengamatan kegiatan. 2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana.

151

152 untuk membuat rencana 3. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung 4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan 5. Menetapkan waktu

3. Menyusun struktur organisasi 4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas 5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggungjawab 6. Menyusun staf personil

dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis

3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.

153 ORGANISASI LABORATORIUM KIMIA FMIPA UNNES TAHUN 2004

KEPALA LABORATORIUM DRS. KASMUI, M.SI

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA ORGANIK DR. SUPARTONO, M.S

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA ANALITIK DRA. SRI WARDANI, M.SI

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA FISIKA DRS. SIGIT P, M.SI

TEKNISI WIDJI

TEKNISI DRA. IDA IR

TEKNISI PARIYADI

LAB. PBM DRA. SAPTORINI, M.SI

BENDAHARA TEKNIS NUNI WIDIARTI, SPd

ANORGANIK DRS. WARLAN S, M.SI

SURATMAN BEJO UNIT LAYANAN MASYARAKAT DRA. SRI HARYANI, M.SI NUNI WIDIARTI

BENDAHARA MAHASISWA DRA. IDA IRYANI K.

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA DASAR DRA. SRI SUSILOGATI, M.SI

TEKNISI BASIRUN / RETNO

154

KEPALA LABORATORIUM

DRS.

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

LAB. KIMIA ORGANIK

TEKNISI WIDJI

LAB. KIMIA ANALITIK

LAB. PBM DRA. SAPTORINI, M.SI

TEKNISI DRA. IDA IR

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

LAB. KIMIA FISIKA

TEKNISI

LAB. KIMIA DASAR

ANORGANIK

TEKNISI

DRS. WARLAN S,

BASIRUN /

PARIYADI

BENDAHARA TEKNIS

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

SURATMAN BEJO UNIT LAYANAN

BENDAHARA

MASYARAKAT

MAHASISWA

HASIL EVALUASI DIRI DAN ANALISIS SWOT LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

(7) (8)

(9)

KEKUATAN (STRENGHTH) Adanya kerja sama dengan pihak lain. Tersedianya unit layanan masyarakat. SDM rata-rata sudah S2. Ada asisten mahasiswa. Banyak dosen melakukan penelitian. Ada interkom terhubung langsung dengan jurusan. Petunjuk praktikum tersedia. Telah dilaksanakan pelatihan analisis instrumen. Pengelolaan uang laboratorium kimia yang terbuka dan

KELEMAHAN (WEAKNESS) (1) Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium. (2) Belum ada teknisi. (3) Alat dan bahan kimia terbatas. (4) Letak Laboratorium Kimia Organik yang jauh dari kantor. (5) Kegiatan Laboratorium Kimia Organik yang padat. (6) Setiap kelompok praktikum jumlah rata-rata 5 mahasiswa masih jumlah besar. (7) Keterbatasan dana. (8) Kebijakan pusat yang belum mendukung. (9) Belum ada pengelolaan dana khusus Laboratorium Kimia Organik. (10) Belum ada Kepala Laboratorium Kimia Organik.

155

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

PELUANG TANTANGAN (OPPORTUNITY) (TREAT) Sebagian besar dosen (1) Metode praktikum yang berpendidikan S2, konvensional membuat berpotensi untuk studi mahasiswa bosan. lanjut S3. (2) Keterbatasan alat, bahan Banyak tawaran wokshop dan SDM yang belum pengelolaan dan memadai akan ketrampilan laboratorium. menghambat fungsi Menambah laboratorium Laboratorium Kimia pangan, laboratorium Organik yang biokimia, laboratorium representatif untuk mikrobiologi. menyelenggarakan Membenahi pintu kegiatan-kegiatan di penanggung jawab laboratorium. laboratorium. Mengusulkan asisten mahasiswa lebih dari satu untuk membimbing praktikum. Adanya tawaran program A2, penelitian, pengabdian

156 aspiratif. (10) Doktor muda konsens pada penelitian (11) Laboran senior cepat pelayanannya (12) Membuat KIT untuk SMA, SMP (13) Punya alat AAS (14) Dana PGSM, Sardik, SPL

masyarakat. (11) Belum ada layanan masyarakat yang dikelola bidang Kimia (7) Tersedianya lahan untuk pengembangan Organik. Laboratorium Kimia (12) Kondisi pintu laboratorium dan pintu penanggung jawab Organik. laboratorium yang mengganggu. (13) Satu asisten mahasiswa membimbing sekitar 30-45 mahasiswa.

RANGKUMAN EVALUASI DIRI DAN ANALISIS SWOT JURUSAN KIMIA No l

Aspek Kemahasiswaan

-

-

-

Kekuatan Rasio jumlah mahasiswa yang diterima terhadap jumlah peminat semakin kecil Tidak ada mahasiswa DO Kualitas input mahasiswa berdasar rata-rata NEM/ UAN meningkat Mahasiswa berprestasi dan LKTM Mahasiswa mampu mengadakan

-

Kelemahan distribusi asal mahasiswa masih di sekitar Jawa Tengah kemampuan bahasa Inggris mahasiswa relatif rendah

-

Peluang kualitas input mahasiswa semakin meningkat mempercepat perbaikan prestasi belajar

-

Tantangan jumlah lembaga pendidikan tinggi terus bertambah, memungkinkan penurunan kualitas dan kuantitas calon mahasiswa

157 No

2

Aspek

Dosen dan tenaga pendukung

-

-

-

-

-

Kekuatan Olimpiade kimia dan lomba karya tulis siswa SMA 57,1 % staf berpendidikan S2, 8,2 % staf berpendidikan S3. Diantara staf yang berpendidikan S2 ada 4 % staf studi lanjut S3, dan 12,2 % studi lanjut S2, 8,2% staf guru besar. persentase kehadiran dosen dalam perkuliahan besar (91,75 %) beban SKS mengajar tiap dosen tidak terlalu besar (10,6 sks per semester) Rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa memadai (1 : 9,6). banyak dosen terlibat dalam kegiatan penelitian banyak dosen terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat

Kelemahan

-

-

sebagian besar staf yang telah berpendidikan S-31 dan bergelar guru besar mendekati usia pensiun kemampuan bahasa Inggris sebagian besar staf dosen relatif kurang penelitian dan pengabdian pada masyarakat dosen yang tingkat kompetisinya tinggi, kurang sedikitnya dosen yang studi lanjut S3 dan S2 kependidikan. publikasi ilmiah dosen di jurnal terakreditasi kurang Kualifikasi dan jumlah tenaga administrasi dan laboran kurang

Peluang

-

sebagian besar dosen muda berpendidikan S2, berpotensi untuk studi lanjut S3 adanya berbagai tawaran studi lanjut, penelitian, dan pengabdian masyarakat jurusan dapat mengusulkan formasi tenaga administrasi dan laboran sesuai kebutuhan banyak tawaran workshop pengelolaan dan ketampilan laboratorium di berbagai instansi

Tantangan

-

-

-

berkurangnya staf karena pensiun bila tidak ada regenerasi tepat waktu tingkat kompetisi tawaran penelitian dan pengabdian masyarakat semakin tinggi metode pembelajaran yang konvensional membuat mahasiswa bosan

158 No 3

Aspek Kurikulum

-

-

4

Sarana dan prasarana

-

5

Pendanaan

-

Kekuatan telah dilaksanakan revisi kurikulum menuju kurikulum berbasis kompetensi perguruan tinggi 70% matakuliah Prodi Pendidikan Kimia setara dengan Prodi Ilmu Kimia Karakteristik kurikulum masingmasing prodi telah dirumuskan jumlah ruang kuliah telah mencukupi jumlah ruang laboratorioum untuk kegiatan praktikum telah mencukupi telah ada ruang referensi jurusan 50 % ruang kuliah telah dilengkapi dengan OHP tersedia 3 buah LCD

meningkatnya sumber dana yang dikelola oleh Jurusan pengelolaan

-

-

Kelemahan belum dilakukan review kurikulum oleh ahli terkait dan stake holders belum diterapkan kurikulum secara nasional PIP universitas belum dirumuskan Pelaksanaan kurikulum belum, sepenuhnya berbasis kompetensi

kurangnya media pembelajaran untuk latihan mengajar bagi mahasiswa jumlah dan jenis alat-alat untuk kegiatan praktikum belum mencukupi belum tersedianya jaringan komputer untuk mendukung perkuliahan komputasi Kimia kurangnya fasilitas komunikasi di Jurusan kurangnya buku dan jurnal terbitan terbaru di perpustakaan Jurusan Kimia struktur sumber pendanaan Jurusan sebagaian besar berasal dari mahasiswa terbatasnya dana di Jurusan

-

-

Peluang lulusan berkesempatan memperoleh gelar sarjana science lebih mudah disamping gelar sarjana pendidikan memungkinkan jurusan mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik prodi link and match

-

Tantangan kurikulum yang tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja menghasilkan lulusan tidak siap pakai kurikulum belum sejalan dengan kurikulum sekolah

-

tersedianya ruang untuk laboratium PBM

-

ketertinggalan dibidang teknologi informasi

-

adanya tawaran program A2

-

otonomi Jurusan memerlukan sustainabilitty pendanaan.

159 No

Aspek

6

Tata Pamong

-

7

Pengelolaan program

-

-

Kekuatan keuangan di Jurusan terbuka dan aspiratif terciptanya organisasi dan manajemen internal yang semakin solid. sistem distribusi beban kerja telah sesuai dengan bidang keahlian telah ada kerjasama dengan pihak luar.

Kelemahan kurang mendukung pelaksanaan PBM yang optimal.

-

8

Proses pembelajaran

-

-

-

-

persentase kehadiran dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan besar semua mata acara praktikum setiap mata kuliah terlaksana sesuai target. petunjuk praktikum untuk semua mata acara praktikum tersedia Beberapa matakuliah telah disajikan

-

Peluang

-

terbentuk sajian pembelajaran yang bermutu

belum ada sistem evaluasi kinerja staf akademik belum tersedianya data base yang akurat untuk administrasi perkuliahan, akreditasi, evaluasi diri, dan akuntabilitas. jumlah dan kualitas staf administrasi kurang kualifikasi lulusan laboran belum sesuai kebutuhan

-

adanya staf dosen yang berkemampuan mengembangkan sistem LAN

rata-rata IPK mahasiswa 2,72 belum memenuhi tuntutan pasar kerja. terbatasnya jumlah handout dan buku terjemahan di perpustakaan Jurusan materi dan kegiatan praktikum kurang terintegrasi dengan matakuliah teori praktikum dilaksanakan dalam kelompok besar kurangnya kegiatan latihan mengajar sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatan PPL

-

Tantangan

-

-

proses pembelajaran yang tertib memungkinkan tercapainya prestasi akademik mahasiswa yang optimal.

-

otomasi dan komputerisasi layanan akademik di perguruan tinggi negeri dan swasta yang terkemuka beberapa perguruan tinggi telah melaksanakan proses pembelajaran internet proses pembelajaran kurang produktif jika tidak didukung media pembelajaran dan teaching aids yang memadai.

160 No

Aspek

-

9

Suasana akademik

-

-

-

-

-

Kekuatan dengan pengantar bahasa Inggris Telah dihasilkan beberapa CD pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran. telah dilaksanakan seminar nasional dan pelatihan analisis instrumen secara rutin mahasiswa berprestasi dalam LKTM tingkat wilayah. banyak dosen dan staf laboratorium terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan Beberapa dosen telah melakukan Hibah Pengajaran, termasuk Hibah Pengajaran berbahasa Inggris Telah diterbitkan Buku dan CD Life Skill Telah dilaksanakan lomba mengajar

-

Kelemahan rata-rata waktu penulisan skripsi relatif lama sistem pembimbingan skripsi kurang terprogram metode pembelajaran tidak didukung media interaktif kelompok bidang keahlian dosen belum terkoordinasi dengan baik sistem penilaian kurang transparan.

Peluang

-

adanya tawaran program kreatifitas dan lomba karya ilmiah bagi mahasiswa setiap tahun.

Tantangan

-

kemandirian mahasiswa dalam mengakses arus informasi ilmiah melalui internet dan jurnal.

161 No

10

Aspek

Sistem Informasi

-

11

Jaminan mutu

-

12

Penelitian, publikasi dan Abdimas

-

-

Kekuatan kimia berbahasa Inggris Telah dibangun sistem LAN, intranet, dan internet Telah memiliki situs akademik komunitas jurusan kimia Telah dibangun databasis SIM jurusan kimia, laboratorium kimia, referensi, dan skripsi/TA Telah disusun SAP, GBPP dan Silabi tiap matakuliah Telah disusun kontrak perkuliahan sebanyak 50% dari matakuliah yang ada. persentase proposal penelitian yang diterima cukup tinggi beberapa dosen telah melaksanakan PTK Proposal penelitian skala nasional (Penelitian Dasar dan Hibah Bersaing)

Kelemahan

-

Belum memiliki komputer server Bandwidth internet masih termasuk kecil yaitu 128 kbps, sehingga agak lambat dalam akses internet.

Peluang

-

-

Tim Penjamin Mutu baru terbentuk di tingkat universitas.

-

Akses informasi menjadi lebih mudah Mahasiswa memiliki ketrampilan dalam bidang IT Mendukung proses pembelajaran dan penelitian Mengembangkan sistem elearning.

Tantangan

-

-

Jaringan internet menuntut biaya tinggi dalam pengadaan dan maintenance.

162 No

13

Aspek

Lulusan

-

Kekuatan telah berhasil didanai DP3M). jumlah wisudawan lulus tepat waktu (8 semester) meningkat, beberapa lulusan menduduki jabatan di berbagai instansi di tingkat nasional dan regional

Kelemahan

-

-

IPK rata-rata lulusan relatif kurang memuaskan dibandingkan tuntutan pasar kerja banyak lulusan yang bekerja di luar disiplin ilmunya belum adanya sistem pemantauan lulusan.

Peluang

-

lulusan yang memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara global.

Tantangan

-

pengangkatan guru PNS tidak proporsional dengan jumlah lulusan.

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 17) OBSERVASI TEMPAT WAKTU KEJADIAN

: : : :

KEGIATAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK LABORATORIUM KIMIA ORGANIK JUMAT, 1 APRIL 2005 SUASANA PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK MAHASISWA JURUSAN KIMIA, SEMESTER 2 FMIPA-UNNES SEMARANG

REFLEKSI 1. ARTI PENTINGNYA FOTO Foto ini menunjukkan keteledoran pengawasan dosen pengampu serta tidak tertibnya mahasiswa dalam melakukan praktikum Kimia Organik. 2. GARIS-GARIS BESAR ARTI FOTO Foto ini menunjukkan situasi meja praktikum yang berantakan, karena tas-tas yang berada di atas meja praktikum saat kegiatan praktikum.

3. KAITAN FOTO DENGAN PENELITIAN Foto tersebut relevan dengan sub fokus pengawasan Laboratorium Kimia Organik. Dari foto tersebut dapat direfleksikan bahwa pengawasan Dosen Pengampu terhadap ketertiban mahasiswa masih lemah. Dengan adanya tas-tas di atas meja akan mengganggu jalannya praktikum, misalnya dalam mengoperasikan alat-alat praktikum seperti terlihat pada foto.

163

164

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 01 ) TEKNIK

:

INFORMAN

:

WAWANCARA

Bp. DRS. EDY CAHYONO, M.Si

HARI / TANGGAL

:

WAKTU

KAMIS, 31 MARET 2005 :

TEMPAT

:

TOPIK

:

08.45 – 09.00

RUANG KETUA JURUSAN

PERENCANAAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG

Bapak Edy Cahyono adalah Ketua Jurusan Kimia sejak tahun 2003. Sebelumnya pernah menjadi Kepala Laboratorium Kimia. Beliau juga dosen pengampu praktikum Kimia Organik, cukup tegas, sabar, lemah-lembut, serta suka pada keindahan tata ruang. Tugas beliau memang padat antara lain rapatrapat, melayani dosen dan mahasiswa maupun karyawan. Karena kesibukannya sehari-hari memang agak sulit untuk mengatur waktu mewawancarai. Namun dengan penuh kesabaran akhirnya peneliti memperoleh kesepakatan waktu untuk mewawancarainya. Sebetulnya waktu yang disediakan satu jam, tetapi karena ada acara rapat mendadak, baru lima belas menit wawancara terpaksa dihentikan. Beliau bersedia melanjutkan wawancara, dengan menentukan kesepakatan waktu terlebih dahulu. Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai berikut : P

KJ

: Selamat pagi bu

:

Selamat Pagi Pak Edi

165

P :

Bp. Edy sebagai KJ pernah sebelumnya sebagai Kepala

Laboratorium Kimia, pengampu praktikum kimia organik. Kalau tidak salah pada seminar dan lokakarya jurusan kimia pada tanggal 26 Pebruari 2004, Bapak mengatakan bahwa pengembangan jurusan dilaksanakan dengan pendekatan Total Quality Management ( TQM ) yaitu dengan pemberdayaan karyawannya. Bapak berkenan memberikan gambaran pengembangan laboratorium melalui pemberdayaan personilKJ : P KJ

P

personilnya ?

Insya Allah Bu.

: Barangkali Bapak dapat merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan pemberdayaan laboratorium Kimia Organik : Perencanaan dulu ya Bu. Dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. Jadi pada prinsipnya tujuan pemberdayaan laboratorium adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan laboratorium dalam hal pengajaran. Artinya praktikum dan pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa. : Menurut Bapak bagaimana mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana tersebut. KJ : Setiap tahun kita melaksanakan evaluasi diri sebagai dasar untuk menetapkan arah pengembangan program-program yang akan dilaksanakan tahun berikutnya. Evaluasi Diri yang menyangkut laboratorium menyangkut aspek sarana prasarana juga kegiatannya, kegiatan perkuliahan maupun penelitian yang sudah dilaksanakan kemudian juga menyangkut sumber daya manusia. Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana kita kumpulkan berdasarkan data yang ada, informasi-informasi dosen dan laboran, teknisi laboratorium, mana yang harus dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan dihilangkan. Ini perlu dilaksanakan atau evaluasi diri itu pada dasarnya adalah analisis SWOT yaitu memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

P KJ

: Kemudian bagaimana menetapkan perencanan dan memprediksi hambatan ? : Kalau hambatannya terutama pada manajemennya dulu. Hambatan pada manajemen itu selama laboratorium dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian ( KBK ) : Kimia Dasar, Kimia Anorganik,

166

Kimia Analitik, Alat komputasi, PBM Kimia, Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di UNNES ini satu laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. Padahal pengembangan laboratorium pada masa mendatang ini membutuhkan pengembangan didasarkan pada kelompok keahlian pada bidang masing-masing. Tetapi status UNNES masih menggariskan pada setiap jurusan. Ini yang berbeda dari universitas-universitas yang lain. Ketika kita mulai merencanakan langkah ke depan memerlukan masukan-masukan dari pelaksana di laboratorium. Selama sumber daya belum memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Teknisi hanya punya satu yaitu teknisi tetap, kemudian ada teknisi honorer berkualifikasi sarjana tetapi alhamdulillah pada tahun ini ada satu teknisi yang masuk tetapi pada tahun-tahun sebelumnya. Laboran kita memiliki empat tetap dan satu laboran honorer. Kualifikasinyapun belum D3, ada satu ST lainnya SD. Ini merupakan hambatan, artinya kalau kita ingin berfikir ke depan mereka ikut membantu. Selama ini kita dibantu oleh pengelola laboratorium, tetapi laboratorium yang dipimpin oleh seorang Dosen pada masing-masing KBK kewenangannya secara formal belum cukup artinya dari sisi status mereka hanya diberi surat tugas dari Dekan, dari sisi ini bagian finansial atau belum digariskan secara tetap di universitas itulah hambatan yang kita alami. Disamping itu rencana ini kalau kita rencanakan pengembangannya berkaitan dengan pendanaan. Pada prinsipnya perencanaan di laboratorium itu kan sumber daya manusia, bahan, alat juga perawatan ( maintenance ), untuk alat kita sulit mendapatkan teknisi yang bisa memperbaiki membantu merawat alat-alat kita yang rusak. Di Semarang ini masih terbatas. P : Siapa Teknisi untuk Laboratorium Kimia Organik ? KJ : Belum ada. Jadi selama ini hanya ada satu Laboran yaitu Pak Wiji. Teknisi ini sifatnya masih umum, untuk seluruh laboratorium, tidak per laboratorium, tetapi idealnya bahwa setiap laboratorium punya satu teknisi, kemudian minimal ada satu Laboran.

Situasi bagian depan Lab. KO Laboran : Bpk. Wiji Habis memasang hasil penelitian mahasiswa

167

P KJ

P KJ

P

KJ

P KJ

: Untuk teknisi tidak tetap, siapa ? : Teknisi tidak tetap, masih honorer dari universitas, yaitu saudara Nunik terutama lebih membantu dalam bidang analisis dan administrasi keuangan laboratorium. : Unsur-unsur apa sebagai pendukung dalam perencanaan pemberdayaan laboratorium. : Selama ini perencanaan masing-masing laboratorium didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari Dosen Pengampu praktikum dan selalu kita dengar, kita tindak lanjuti, kita evaluasi dibantu oleh asisten dari mahasiswa, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa yang sedang melaksanakan praktikum untuk menjadi asisten praktikum dan membantu pelaksanaan jalannya praktikum. : Setelah melakukan evaluasi diri analisis SWOT memprediksikan hambatan-hambatan serta pendukung rencana pemberdayaan Laboratorium Kimia Organik lalu bagaimana menentukan alternatifalternatif yang ditempuh dalam pelaksanaannya ? : Alternatifnya dalam hal ini penelitian yang dilakukan Dosen dan mahasiswa lebih berkembang dari perkembangan alam yang ada. Mau tidak mau kita harus menjalin kerjasama dengan laboratoriumlaboratorium di luar UNNES ini untuk bisa dapat fasilitas mereka. Misalnya yang bisa kita lakukan setiap setahun sekali bisa mengajak mahasiswa Kimia Murni untuk kuliah praktikum sehari di laboratorium Kimia Organik UGM. Mereka akan diberi materi semacam pelatihan dan interprestasi data-data dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Sebagian alat itu kita tidak punya jadi kita arahkan kesana juga dalam mengatasi ini, kegiatan-kegiatan penelitian juga kita arahkan. Preparasi yang kecilkecil disini, tetapi kalau tidak bisa ya kita bawa ke UGM, BLKI, Balai Kesehatan di Jawa Tengah, Laboratorium-laboratorium yang sejenis yang ada di Jawa Tengah, Balai Perindustrian, BPOM kemudian laboratorium sekitar Jawa Tengah dan beberapa Dosen yang mengalami kesulitan mendapatkan jasa ini, dapat bekerja sama dengan BPD ini untuk mengatasi kekurangan memang tidak semua alat-alat yang canggih itu harus kita miliki dan konsekuensinya kita harus menyiapkan dana, perawatan, pengadaan yang besar. Yang tidak mungkin dapat kita jangkau dalam waktu dekat, tetapi kita harus punya akses keluar sehingga kebutuhan-kebutuhan dapat tercukupi. : Bagaimana Bapak menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya. Sekaligus memiliki alternatif yang baik. : Ya kita tidak boleh berkecil hati, artinya kita akan mengambil langkah yang strategis untuk mengatasi kesulitan ini. Kita mengembangkan Unit pelayanan masyarakat, ini juga sebagai sumber pendanaan. Dana-dana yang dikumpulkan laboratorium ini kita khususkan unit pengadaan laboratorium yang terjangkau. Alat-alat itu harus terencana secara baik sehingga pengadaannya akan lebih bermanfaat. Jadi sementara ini sudah banyak dari PGSM dana-dana sardik, dana-dana SPL yang digunakan untuk pengembangan laboratorium. Sementara ini yang kita fokuskan

168

P

KJ P

adalah laboratorium instrumental dan laboratorium PBM karena laboratorium ini digunakan keseluruhannya, sementara kebutuhan atas teknologi informasi dan media pembelajaran yang ditunjang oleh komputer sangat diperlukan kita fokuskan pada kelengkapan laboratorium PBM komputasi pada dua tahun akhir ini. Tetapi laboratorium kimia organikpun tetap dikembangkan dengan dana yang terbatas. Jadi yang masih belum dilaksanakan adalah dengan adanya alatalat itu kita meminta pada dosen praktikum untuk merevisi petunjuk praktikumnya sesuai dengan alat yang ada. Jadi jangan sampai alatnya sudah kita kembangkan tetapi praktikum yang dilaksanakan mahasiswa masih konvensional. Jadi setiap tahun revisi praktikum selalu kita lakukan, mengembangkan inovasi materi atau pada materi atau teknikteknik laboratorium. : Terima kasih Bp. Edy. Tadi Bp. Telah mengingatkan saya waktunya sampai jam 09.00 untuk wawancara hari ini. Sekarang sudah jam 09.00. Mau dilanjutkan apa kita akhiri sampai di sini dulu. : Sementara ini dulu. Lain kali bisa kita lanjutkan lagi ya Bu. : Baiklah Pak Edy, kami ucapkan banyak terima kasih. Untuk selanjutnya kami mohon dengan sangat berkenan memberikan informasi yang masih kami perlukan.

169

CATATAN LAPANGAN

( C.L. : 02 ) TEKNIK

:

WAWANCARA

INFORMAN

:

Bp. Dr. SUPARTONO, MS

HARI / TANGGAL

:

KAMIS, 31 MARET 2005

WAKTU

:

09.30 – 10.30

TEMPAT

:

RUANG DOSEN

TOPIK: PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PENGGERAKAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Bapak Supartono adalah Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik. Beliau telah menyelesaikan studi S3 di bandung. Perhatian terhadap perkembangan Laboratorium Kimia Organik sangat besar. Selain Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik-Biokimia, Ketua Kelompok Bidang Keahlian (KBK) bidang Kimia Organik beliau juga Dosen Pengampu praktikum Kimia Organik. Beliau menyediakan waktu untuk wawancara hari Kamis, jamnya bisa pagi bisa siang sebelum jam 13.00 WIB. Karena wawancara dengan Ketua Jurusan selesai jam 09.00 WIB, maka peneliti menghubungi Bapak Supartono apakah bersedia diwawancarai, dan beliau bersedia setelah selesai mahasiswa konsultasi. Peneliti menunggu kira-kira tiga puluh menit. Tepat jam 09.30 WIB setelah mahasiswa selesai konsultasi, wawancara dapat dimulai. Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai berikut :

170

P

: Selamat pagi Pak Partono. Penanggung jawab Laboratorium.

PJL : Ya terima kasih Bu Titi. P : Bapak sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik tentunya banyak mengetahui tentang keadaan Laboratorium Kimia Organik. Untuk itu apakah Bapak berkenan sekedar memberikan gambaran tentang Laboratorium Kimia Organik. Bapak berkenan ? PJL

:

Ooh berkenan sekali.

P :

Terima kasih. Bisa kita mulai sekarang ?

PJL

:

P :

Agar Laboratorium Kimia Organik itu lebih berfungsi,

Bisa.

sepertinya Bapak Partono setuju perlu pemberdayaan ( personel-personel ) Laboratorium. PJL

:

Ya setuju Bu.

P :

Bagaimana merumuskan tujuan yang akan dicapai ?

PJL

:

Ini yang dimaksud Bu Titi apakah yang sebaiknya,

atau yang ada sekarang. P :

Yang ada sekarang.

PJL

:

Merumuskan tujuan yang akan dicapai itu tanggung

jawab penuh ada di tangan Kepala atau Ketua Jurusan dalam hal ini Bapak Kasmui, saya sebagai penanggung jawab hanya sebatas Laboratorium itu bisa berjalan. Jadi mengenai tujuan yang akan dicapai itu keputusan itu adalah Kepala Laboratorium. P :

Baik. Bapak juga pengampu praktikum Kimia Organik.

Tentunya berkeinginan juga untuk memperdayakan Laboratorium. Untuk pemberdayaan Laboratorium tersebut tentunya akan mengalami hambatan, namun juga ada unsur pendukung. Bagaimana menetapkan perencanaan dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung. PJL

:

Hambatan tentu ada Bu. Pertama-tama kegiatan

Laboratorium Kimia Organik itu sangat padat, belum lagi mahasiswa yang

171

akan melaksanakan penelitian beberapa zat yang kita usulkan termasuk peralatan, mengenai realisasi usulan itu tergantung Kepala Laboratorium, sehingga beberapa usulan mungkin tidak terpenuhi. Sehingga beberapa praktikum tidak bisa dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya mantel heater yang diperlukan mahasiswa dalam melakukan praktikum isolasi, destilasi. Nah karena jumlahnya terbatas, hanya tiga yang baik, akhirnya beberapa cara kita lakukan meskipun itu bisa kita lakukan tapi itu merupakan kendala alat. Yang kedua juga peralatan-peralatan gelas yang masih sangat terbatas meskipun sudah berulangkali kita usulkan. Realisasi pengusulan itu juga sekali lagi sepenuhnya tanggung jawab Kepala Laboratorium dalam hal ini yang mengelola manajemen Laboratorium dan keuangan. Terus zat-zat juga begitu sehingga beberapa praktikum perlu kita tinggalkan tidak tuntas. Itu kendala-kendala dari segi peralatan. Lalu dari segi volume kegiatannya yang begitu padat dan jumlah mahasiswa. Misalnya mahasiswa sampai jumlah 35 – 40. Padahal Laboratorium kapasitas menurut ukuran ruangnya maksimum 20 orang, sehingga kadang-kadang anak-anak itu ya berjubel. P :

Apakah pelaksanaan praktikum tidak dibuat sift ?

PJL : Kalau mau dibuat sift berarti membuka kelas baru. Hal itu tidak dimungkinkan karena mau tidak mau menambah waktu yang berarti menggeser kegiatan praktikum, sebab yang direvisi tindakannya Jurusan Kimia tetapi Jurusan-jurusan lain seperti Jurusan Fisika, Jurusan Biologi, Jurusan Matematika. P : Itu hambatannya ya. PJL : Ya, dari segi volumenya pengadaan peralatan yang terbatas. P : Kemudian unsur apa sebagai pendukungnya ? PJL : Pendukung sementara ini yang dimaksud Bu Titi barangkali ada kegiatan-kegiatan. Paling dari sumber daya manusianya. Kalau dari Asisten dan Dosen cukup baik. Disamping itu kita dibantu beberapa mahasiswa sebagai asisten mahasiswa. Teknisi satu atau dua cukup Pak Wiji dan Bu Retno. P : Teknisi disini sama tidak dengan Laboran ? PJL : Selama ini yang ada ya satu. Tetapi memang sebenarnya teknisi sendiri dan Laboran sendiri.

172

P : Bagaimana Bapak menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan setelah memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung. PJL : Ya selama ini untuk mengatasi hambatan-hambatan semacam itu dengan peralatan yang terbatas itu maka praktikumnya dilakukan secara berkelompok. Misalkan dalam satu kelas itu 35 orang dijadikan 7 kelompok, masing-masing 5 orang, kalau alatnya ada tiga ya gantian. Jadi sekali waktu mereka setelah menyelesaikan salah satu topik berputar, itu caranya. Beberapa zat yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalu bisa kita cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. Tapi kalau tidak ada ya kita tinggal. Kalau mungkin ya kita ganti dengan amyl alkohol. Kenyataannya zatnya tidak ada jadi cenderung untuk ditinggalkan. P : Begitu ya Pak Partono. PJL : Yaa ( sambil ketawa kecil ) P : Apa masih bisa kita lanjutkan lagi ? PJL : Bisa Bu ( dengan suara yang masih tegar ) P : Terima kasih. Selanjutnya bagaimana mengidentifikasi pekerjaan ( kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ) PJL : Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang menyangkut Laboratorium ya sementara ini kita menggunakan fasilitas KBK bidang kelompok keahlian untuk bidang Kimia Organik. Biasanya pada awalawal semester kita lakukan petemuan untuk kemudian kita mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan oleh Dosen terutama yang mengampu praktikum, lalu untuk kegiatan praktikum terus dibagi kemudian dilakukan asistensi atau tidak perlu pertemuan. Selanjutnya jenis-jenis pekerjaan adalah itu tadi misalnya layanan kepada mahasiswa baik untuk kegiatan praktikum maupun untuk kegiatan penelitian mahasiswa, untuk tugas akhir atau untuk pelayanan kepada masyarakat. Nah pelayanan kepada masyarakat ini dikelola oleh tim khusus yang dalam hal ini diketuai Bu Haryani. Jadi jenis pekerjaannya ada macam-macam tadi. Disamping kegiatan praktikum secara rutin dan kegiatan-kegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan tugas akhir dan layanan pada masyarakat dan kemudian Dosendosen yang memanfaatkan Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya walcome saja artinya dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab penanggung jawab Laboratorium. P : Bagaimana menyusun struktur organisasinya ? PJL

:

Kalau susunan organisasi di laboratorium Kimia

Organik, hanya penanggung jawab – saya, didalamnya itu ada teknisi dan laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar. Jadi kita merupakan unsur suatu organisasi. Jadi jurusan tidak ada organisasi lagi disana, kita hanya

173

penanggung jawab bertanggung jawab agar laboratoriumnya bisa berjalan, sepenuhnya tanggung jawab Ketua Laboratorium. P :

Bagaimana Bapak merumuskan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing petugas ? PJL

:

Yang merumuskan wewenang dan tanggung jawab

laboran dan teknisi sepenuhnya juga ada ditangan Ketua Laboratorium. P :

Demikian juga, bagaimana menyusun staf personilnya ?

PJL

:

Ya ada di tangan Ketua Laboratorium, sebab

manajemen keseluruhan laboratorium kimia itu ada ditangan Kepala Laboratorium. Nah saya penanggung jawab hanya sebatas mengatur kegiatankegiatan supaya tidak terganggu. P :

Terima kasih Pak Partono. Apa masih bisa dilanjutkan

wawancara ini ? PJL

:

Masih Bu.

P :

Bagaimana Bapak memberikan pengarahan dan perintah,

juga motivasi ? PJL

:

Untuk menggerakkan staf sebagai penanggung

jawabtidak memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Misalnya saja untuk suatu semester kita secara koordinatif saja, dengan para tenaga yang ada di laboratorium apakah itu asisten dosen, dosen apakah teknisi, marilah kita sama-sama inventarisasi mengenai kegiatan laboratorium yang mungkin dilakukan termasuk peralatan dan zat-zat yang diperlukan kita lakukan secara koordinatif. Mengenai motivasi kita harus bersyukur bahwa kita mempunyai laboratorium yang notabene adalah sebenarnya adalah merupakan jantungnya kimia. Kondisinya masih memerlukan bantuan kita semua, baik dari pimpinan tingkat Fakultas, apalagi tingkat Universitas. Jadi motivasinya adalah kita memperdayakan atau memperhatikan kehidupan dari kegiatan laboratorium itu sendiri jangan sampai koleb sebagai lembaga pendidikan di perguruan tinggi, yah kegiatan yang tidak terpisahkan dari jurusan kimia. Kita harus lebih baik di masa mendatang.

174

P :

Bagaimana mengadakan bimbingan dan pembinaan ?

PJL

:

Bimbingan dan pembinaan dilakukan institusi

jurusan. Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi maupun laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan untuk tenaga-tenaga dosen atau asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium. Sementara itu penanggung jawab laboratorium hanya bertanggung jawab pada kondisi atau kegiatan akademiknya saja. Misalnya kegiatan praktikum apa yang diperlukan untuk semacam staf dan sebagainya itu ada di bawah koordinasi jurusan. P :

Pembinaan atau bimbingan bisa dilakukan di luar UNNES

atau FAKULTAS. PJL

:

Di luar UNNES bisa dilakukan kalau ada semacam

pelatihan. Biasanya ada tawaran dari Dirjen Dikti dari institusi yang lain misalnya saja seperti yang pernah dilakukan di ITB di UPI itu memang diberi kesempatan untuk mengirim tenaganya, tapi itu adalah tanggung jawab jurusan atau fakultas. Manajemen keuangannya juga ada di sana Bu. Jadi kalau toh kita mengirim, jadi berapa biaya yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan itu tanggung jawab jurusan dan fakultas. P :

Bagaimana melaksanakan koordinasi dan menciptakan

hubungan kerja yang harmonis ? PJL

:

Selama ini koordinasi yang kita lakukan dengan

cara pertemuan-pertemuan lalu saling isi pendapat begitu, lalu dalam hal ini hubungan kerja di laboratorium saya rasa sampai saat ini kok tidak ada yang menjadi kendala, ya harmonis-harmonis begitu saja. Jadi masing-masing berada pada posisi tanggung jawab masing-masing. Dan saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya berada di sana, sementara itu teman-teman yang lain barangkali juga sejenis praktikum Kimia Organik, tetapi kelas yang berbeda juga, mereka pada posisinya. Jadi kita saling berkoordinasi dalam kegiatan akademis baik kalau kita ada pertemuan rutin selalu kita lakukan misalnya pembagian-pembagian, siapa yang harus

175

menyusun buku ajar atau melakukan penelitian-penelitian seperti juga SPF itu dari tingkat jurusan atau fakultas itu kita koordinasi pada awal semester. P :

Terima kasih Pak Partono sekarang sudah jam 10.15 menit

apa Pak Partono tidak ada tugas lain ? PJL

:

Kali ini saya hentikan disini dulu, bu. Setiap saat

saya siap membantu ibu tetapi ada kesepakatan waktu terlebih dulu. P : Bapak

Sekali lagi saya sampaikan terima kasih atas berkenaan menerima

saya.

176

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 03 ) TEKNIK INFORMAN HARI / TANGGAL WAKTU TEMPAT TOPIK

: : : : : :

WAWANCARA DR. SUPARTONO, MS KAMIS / 01 APRIL 2005 09.30 – 10.30 RUANG DOSEN PENGAWASAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Wawancara ini yang kedua lanjutan wawancara sebelumnya. Seperti yang terdahulu sesudah melayani konsultasi mahasiswa, baru menerima peneliti untuk melakukan wawancara. Walaupun habis memberi konsultasi mahasiswa, Bapak DR. Supartono, M.S. dengan sikap ramah namun tegas menerima peneliti. Hasil wawancara dapat disajikan dalam transkrip berikut ini. P : Apakah bisa kita lanjutkan wawancara untuk hari ini. PJL : Bisa, bisa … bisa Bu P : Bagaimana mengadakan pengamatan kegiatan ? PJL : Untuk pengamatan kegiatan, kita punya kartu kendali. Karu kendali itu untuk memantau kegiatan-kegiatan mahasiswa dalam melakukan praktikum. Di samping itu kita juga punya papan informasi untuk merekam kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan baik mahasiswa yang melakukan penelitian tugas akhir maupun teman-teman yang sedang melakukan penelitian. Catatan rekaman kita tulis. Kita memang ada semacam white board untuk mencatat kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan termasuk mahasiswa dan dosen pembimbingnya. Sehingga bisa kita pantau, sehingga kegiatan-kegiatan itu bisa kita pantau dari sana dan dengan kartu kendali. P : Bagaimana mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ? PJL : Mengukur barangkali terlalu kuantitatif mungkin sulit dilakukan, hanya barangkali membandingkan antara pelaksanaan dengan usulan yang kita lakukan selama ini, perencanaan memang ada Ketua Laboratorium ada di bawah Bp. Kasmui tetapi kami sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengajukan usulan-usulan. Saya hanya bisa membandingkan antara usulan-usulan yang pernah saya berikan kepada Kepala Laboratorium. Pernah saya sebutkan bahwa kita sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengusulkan, realisasi usulan hanya berada di tangan Kepala Laboratorium. Sementara ini kalau saya bandingkan antara yang saya usulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah pendanaan, untuk laboratorium itu cukup besar.

177

Peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana yang cukup besar. Kita tahu bahwa laboratorium itu adalah jantung kimia. Jadi mau tidak mau laboratorium kimia bagi jurusan kimia adalah nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya. P : Pada hari Senin tanggal 28 Maret 2005 saya masuk laboratorium Kimia Organik. Di situ ada seorang mahasiswa sedang melakukan penelitian dan terjadi kecelakaan kecil dimana zat dalam erlemeyer yang sedang dipanaskan itu terbakar. Sedangkan yang berada di dalam laboratorium hanya ada seorang asisten mahasiswa. Dalam hal ini siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini ? PJL

:

Mestinya kalau mahasiswa itu melakukan tugas

akhir ini sepenuhnya berada pada pembimbingnya. Demikian untuk penanggung jawab laboratoriun juga memiliki tanggung jawab. Sekali lagi tanggung jawab penuh adalah berada pada tanggung jawab pembimbing. Untuk penelitian atau tugas akhir mestinya pembimbingnya memberikan pengawasan paling tidak dari prosedur yang mereka susun. Jangan sampai zatzat yang mudah terbakar bersentuhan dengan peralatan yang mengandung unsur api. Tanggung jawab dari penanggung jawab laboratorium memang tidak sepenuhnya pada mahasiswa yang melakukan penelitian. Sepenuhnya hal seperti itu dari dosen pembimbingnya, kalau itu tugas akhir. Kalau itu kejadiannya pada saat praktikum ini memang dosen pengampu praktikum. Saya juga ikut menyesalkan kalau sampai hal itu terjadi mestinya bisa diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu dikonsultasikan pada dosen pembimbingnya. P :

Apakah Bp. Partono dalam rapat jurusan mengajukan hal

semacam itu di forum rapat ? PJL

:

Hala-hal semacam itu Bu ? Pada rapat jurusan hal

itu tentunya sudah kami kemukakan tetapi sekali lagi bahwa kegiatan dosendosen tidak hanya membimbing praktikum saja tetapi ada kegiatan lain cukup padat. Yang saya maksudkan di sini dosen-dosen itu mestinya dari segi prosedural sudah bisa diantisipasi walaupun pengawasan langsung perlu dilakukan juga. Dan bahkan kalau kegiatan ini secara baik paling tidak secara

178

periodik dikontrol oleh pembimbing setiap hari Rabu atau setiap hari Senin harus dikontrol di mana mahasiswa melakukan penelitian. P :

Maaf terhenti karena membalik kaset dulu. Sudah silahkan

dilanjutkan lagi. PJL

:

Untuk ke depan, untuk perbaikan pada kondisi

semacam ini sebaiknya manajemen laboratorium itu diserahkan kepada Kepala Laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium. Ketua Laboratorium di sini satu membawahi enam atau tujuh laboratorium. Bagaimana bisa menghandel laboratorium kalau kita mengharapkan masingmasing laboratorium untuk maju. Jadi kedepan sebaiknya tidak ada penanggung jawab laboratorium tetapi Ketua Laboratorium Kimia Organik, Kimia Dasar, Kimia Fisika, Kimia Analitik, PBM, Komputasi, Kimia Anorganik. P :

Kepala Laboratorium itu semua di bawah koordinasi siapa ?

PJL

:

Di bawah jurusan. [Jadi nanti jurusan itu tidak lagi

membawahi Kepala Laboratorium Kimia begitu tetapi beberapa Kepala Laboratorium]. Jadi kalau begini ini banyak hal yang menyebabkan hambatanhambatan. Seperti usulan-usulan tidak bisa segera direalisasi, alasannya ya macam-macam. Okelah mungkin dana kurang itu kan ada skala prioritas. Yah memang itulah sebagai institusi negeri mengandalkan dana pemerintah. Saya sendiri juga sedang katakanlah ikut prihatin itu tetapi ke depan Insya Allah dapat mengemukakan hal-hal yang lebih baik. Ada suatu kelebihan kalau itu bisa dilakukan kalau kita sudah bisa tanggung jawab begitu punya lab yang bisa diharapkan maka lab-lab itu masing-masing akan bisa hidup dan bisa menjamin kehidupannya justru itulah kekhasan masing-masing. Nah kalau begini ini seperti kita terbelenggu. Beda kalau kita misalnya masing-masing diberi otonomi manajemen, kita akan mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri. Ini lo Kimia Organik. Jasa layanannya kepada pendidikannya apa, kepada penelitian apa. Jelaslah kalau begini ini hanya katakanlah penanggung jawab kewenangannya 20 % saja tidak ada. Asal bisa jalan saja begitu.

179

P :

Tidak tertera hitam diatas putih wewenang dan tanggung

jawab penanggung jawab laboratorium. PJL

:

Betul, tidak ada hitam diatas putih, putih diatas

hitam hanya halo-halo saja. P :

Sudah banyak yang saya dapatkan dari Bp. Partono

mengenai laboratorium Kimia Organik. Mohon Bapak jelaskan dari beberapa laboratorium yang ada di jurusan Kimia, keunikan Laboratorium Kimia Organik itu sebetulnya apa ? PJL

:

Sementara ini belum dapat ditonjolkan Bu dari

laboratorium Kimia Organik. Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan misalnya saja jamu tradisional. Sekarang ini pelayanan di bawah seksi layanan masyarakat apakah itu bidang Kimia Organik, Kimia Fisika semuanya di bawah layanan masyarakat. Katakanlah belum spesifik. P :

Jamu tradisional katakanlah empon-empon apakah tidak

termasuk Bio Kimia. Apa sebenarnya beda Kimia Organik dengan Bio Kimia ? PJL

:

Betul, untuk Kimia Organik dan Bio Kimia itu

katakanlah sebagai saudara kembarnya. Tetapi yang lebih trend baru ini Kimia Organik hanyalah sebatas isolasi dari molekul-molekul organik, khususnya molekul-molekul yang terdapat pada makhluk hidup. Bio Kimia sementara inihanya terbatas pada kajian kimia segi bio molekul dan fungsinya. Trend baru yang sekarang ini dikembangkan oleh para ahli baik dari barat maupun di Indonesia sekarang ini. Ini justru jembatan dari keduanya, kajian dari struktur dan fungsi ini yang disebut Laboratorium Bio Organik. Kalau kita menggabungkan atau memberi jembatan diantaranya bio kimia dan Kimia Organik akan lebih baik kalau lab. Bioorganik. Karena pada lab Bioorganik

180

kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan begitu juga penelitian yang berhubungan dengan Bio Kimia atau justru kajian dari keduanya yaitu dari struktur dan fungsi. P :

Sementara ini belum diberlakukan lab Bio Kimia di Jurusan

Kimia ? PJL

:

Belum. Saya pernah memecahkan itu pada awal

atau pada pertengahan tahun 2003 tetapi paradigma teman-teman belum bisa diajak kesana, Insya Allah saya berangsur sering memproklamirkan lab Kimia Organik menjadi lab. Bioorganik dapat dilaksanakan dapat menerima apa yang saya sampaikan. P :

Pada buku panduan jurusan Kimia sepertinya tercantum lab

Bioorganik tetapi pelaksanaannya di lab sudah dilakukan. PJL

:

Masih dalam transisi. Mestinya misalnya bila secara

formal sebagai lab Bioorganik itu tidakberarti Kimia Organiknya hilang. Kegiatan-kegiatan apa sebagai kegiatan Kimia Organik atau Biokimia masih bisa dilakukan. Hanya keterbatasan saja kita tidak bisa memisahkan antara Kimia Organik dan Bio Kimia. Kita hanya punya lab Kimia Organik / Bio Kimia akan lebih baik kalau hanya satu lab kita namai lab Bio Organik, begitu. Kegiatan-kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan, sementara ini kalau kita ke trend yang baru Bio Kimia Organik juga bisa dilakukan. Tidak harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya sendiri tidak harus begitu tetapi kalau kita punya lab Bio Organik duanya sudah bisa dilaksanakan. P :

Belum lelah Bapak ?

PJL

:

P :

Bagaimana lemari asam di lab Kimia Organik, masih

Belum Bu. Silahkan diteruskan lagi.

berfungsi atau tidak, blowernya masih jalankah ?

181

Lemari asam lama (tidak berfungsi)

Lemari asam (baru)

182

PJL

:

Ya, lemari asam yang kita miliki di lab Kimia

Organik ada kerusakan pada sistem blowernya. Untuk mengatasi itu kita punya laminar pengganti lemari asam. Itu semua sudah saya usulkan / laporkan kepala lab, tetapi untuk perbaikannya memerlukan cukup dana. Tidak hanya itu Bu di depan pintu lab Kimia Organik ada hal-hal yang perlu diperbaiki membukanya juga arah yang tidak benar, sudah saya laporkan Kepala Laboratorium, Tapi ya itu saja hasilnya. P :

Saya sudah sangat merepotkan Pak Partono terima kasih

kesediaan Bapak meluangkan waktu. Saya mohon dengan sangat mudahmudahan Bapak masih berkenan kalaupun kami masih memerlukan penjelasan. PJL

:

Masih Bu. Saya masih selalu membuka pintu

silahkan apa yang masih perlu saya bantu sehubungan dengan saya sebagai penanggung

jawab

laboratorium.

183

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 04 ) TEKNIK INFORMAN HARI / TANGGAL WAKTU TEMPAT

: : : : :

TOPIK

:

WAWANCARA DR. SUPARTONO, MS JUMAT / 07 APRIL 2005 09.30 – 11.00 RUANG PENANGGUNG JAWAB LB. KO PERANGKAT LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Peneliti datang jam 08.00 saat itu Bp. Partono sedang membimbing praktikum Kimia Organik mahasiswa pendidikan Kimia 2A didampingi asisten dosen Ibu Ratna Dewi K dan seharusnya ditemani Ibu Sri Kadarwati, S.Si. Tetapi Ibu Sri Kadarwati , S.Si tidah hadir karena hamil tua. Dibantu juga asisten mahasiswa Peni Mardiani. Sebelum dimulai wawancara peneliti menyempatkan turut mengamati jalannya praktikum saat-saat mulai praktikum masih terlihat adanya buku dan tas yang berantakan di atas meja praktikum yang sangat mengganggu kecermatan praktikum dan pandangan yang tidak menyedapkan.

184

Situasi praktikum Meja praktikum penuh tas dan buku yang tidak diperlukan Karena kurang teraturnya posisi berdiri mahasiswa dan jumlah mahasiswa 33 dengan luas laboratorium yang ada maka ada mahasiswa yang tidak sengaja menyentuh gelas ukur lalu jatuh dan pecah. Semua peristiwa tersebut sempat peneliti ambil gambarnya.

Suasana praktikum KO terlihat berjubel (dari sisi kanan)

Suasana praktikum KO terlihat berjubel (dari sisi belakang)

185

Tepat jam 09.00 Bp. Partono berkenan untuk diwawancarai. Tempat di ruang penanggung jawab laboratorium, sementara tugasnya digantikan BP. Drs. Sudarmin, M.Si yang kebetulan berada di laboratorium Kimia Organik. Bp. Sudarmin adalah juga dosen pengampu praktikum Kimia Organik, namun saat ini baru menempuh program S3 di Bandung.

Drs. Sudarmin, M.Si sedang membimbing praktikum

Adapun hasil wawancara secara lengkap bisa ditranskripkan sebagai berikut : P

: Selamat pagi Pak Partono. Saya ingin tahu lebih mengenai keadaan di Laboratorium Kimia Organik.

DP1 : Yah, selamat pagi Bu Titi. Seperti Ibu ketahui bahwa Laboratorium Kimia Organik adalah bagian dari Laboratorium Kimia. Sementara di sini ini adalah ruang penanggung jawab laboratorium, semuanya masih serba sederhana. Seperti Ibu ketahui kursipun belum ada ( yang dimaksud

186

adalah kursi yang ada sandarannya ), adanya hanya kursi bulat seperti kursi untuk praktikum. Sepertinya untuk ruang praktikum ada di sebelah ini dan ruang untuk peralatan dan ruang-ruang yang digunakan untuk praktikum mahasiswa. Untuk alat yang sifatnya instrumental oleh kepala laboratorium ditaruh di ruang instrumen tempatnya jadi satu dengan laboratorium Kimia Fisika. Sedangkan alat-alat yang dipakai anak-anak ya alat-alat yang biasa glassware, sentrifuge sederhana dan juga mantel heater yang jumlahnya sangat terbatas. Juga ada peralatan untuk destilasi yang sangat konvensional. P

: Microskop ada Pak ?

DP1 : Microskop juga ada, jumlahnya juga tidak terlalu banyak. Tetapi itu digunakan terutama pengamatan molekul kristal bukan yang menyangkut pembentukan kristal, mereka harus mengawasi di bawah microskop. Kebetulan hari ini praktikumnya tidak mengamati bentuk molekul kristal, jadi tidak kita keluarkan. P

: Alat kamera, serta loupe diperlukan untuk praktikum Kimia Organik.

DP1 : Alat kamera, kita tidak memerlukan itu karena Kimia Organik atau Bio Kimia tidak memerlukan kamera, yang diperlukan justru spektofotometri. Alat spektofotometri itu ada di ruang instrumental. Ini sebetulnya menghambat kegiatan karena kalau ada di ruang instrumen atau di ruang kimia Fisik kita harus keluar masuk laboratorium fisik yang juga, minta ijin. Memang agak kacau pengelolaannya. Mestinya kalau memang alat itu tidak perlu diletakkan ditempat yang jauh begitu. Kalaupun

187

ditempatkan di ruang instrumental, siapapun yang ingin mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Kimia Fisik. Mestinya secara bebas bisa menggunakan alat itu. Siapapun boleh pakai. Jadi tidak perlu ijin dulu, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat. P

: Di Laboratorium Kimia Dasar adakah hiasan, lukisan atau benda-benda lain yang ada di laboratorium.

DP1 : Ya kalau lukisan tidak diperlukan, justru yang diprlukan itu hiasan tokohtokoh kimia. P

: Tetapi sepertinya tokoh kimia itu juga tidak ada terpancang.

DP1 : Kebetulan semua itu tidak dimiliki oleh Laboratorium Kimia Organik. Kalau pun diperlukanya yang diperlukan kimia. P

: Bagaimana kondisi pintu keluar masuk Laboratorium Kimia Organik ?

DP1 : Ada dua pintu dan kedua pintu itu bisa dimanfaatkan untuk masuk maupun keluar, prinsipnya seharusnya laboratorium yang baik itu pintu itu membuka keluar dan tidak mengganggu ruang yang lain. Seperti Ibu ketahui ini sadah betul ( sambil menunjuk pada pintu Laboratorium Kimia Organik yang kalau dibuka mengganggu ruang lain : di foto peneliti ) membukanya keluar tetapi kalau dibuka ini mengganggu ruangan. Ini disainnya juga tidak begitu bagus ( sambil menunjuk kondisi memasang pintuyang tidak benar / mestinya ini dipindah supaya daun pintunya tidak menutup jalan untuk ruang yang lain. ( ruang penanggung jawab laboratorium ) Inipun sudah saya laporkan ke Kepala

188

Laboratorium setahun yang lalu tetapi juga belum tertangani. Barangkali nanti perlu mengingatkan lagi.

189

P

Terlihat dari arah dalam R. PJL. Bila pintu

Kelihatan disini kalau PJL mau

R. PJL dibuka (arah ke dalam), sedangkan

keluar, posisinya seperti terlihat pada

pintu lab. KO dibuka (arah keluar)

gambar yaitu buka pintu PJL

akan menutupi pintu R. PJL.

sambil tutup pintu lab. KO.

: Selanjutnya Pak. Tadi saya melihat suasana praktikum di laboratorium Kimia Organik terjadi kecelakaan kecil yaitu alat gelas ukur yang pecah. Nah bila kecelakaannya agak serius misalnya kebakaran ( mudahmudahan hal ini tidak terjadi ) dan saat itu baru ada praktikum yang

190

jumlahnya cukup besar. Untuk keselamatannya apakah ada pintu emergency ? DP1 : Ee …, kita belum mempunyai pintu emergency, yang ada ya itu Bu pintu kanan kiri ( atau depan dan belakang ) hanya pemanfaatannya kalau ada kecelakaan yang perlu penanganan khusus sepertinya belum kita miliki. Jadi masih perlu pembenahan. P

: Laboratorium Kimia Organik terletak di lantai tiga. Nah kalau misalnya terjadi kecelakaan yang memerlukan penanganan serius, untuk menuju lantai bawah harus melalui tangga enam putaran. Apakah Bp. Punya saran atau usulan supaya hal tersebut bisa teratasi dengan baik ?

DP1 : Betul Bu, mestinya yang baik kalau memang menggunakan lantai semacam ini ada semacam escalator atau semacam lift. Memang biaya besar. Kalau memang menghendaki biaya tidak besar ya dibuatkan pintu emergency yang memang spesial digunakan untuk hal-hal semacam kecelakaan dan tidak campur dengan pintu yang biasa dipakai untuk keluar masuk. Jadi misalnya perlu penanganan khusus, perlu gerakan cepat, perlu diberi tempat atau ruangan yang bebas hambatan. Misalnya jalan untuk turun tidak perlu melalui jalan yang berliku-liku ( enam putaran ). P

: Di depan laboratorium Kimia Organik ada laboratorium Fisika. Bapak setuju kalau antara laboratorium Kimia Organik lantai tiga diberi jalan ke laboratorium fisika lantai tiga. Bagaimana tanggapan Bapak ?

191

DP1 : Kalau diberi jalan menuju laboratorium fisika bisa saja, tetapi lab fisika juga ada koordinator sehingga perlu koordinasi yang baik. Justru lalu lalang mahasiswa itu akan mengganggu kegiatan di laboratorium Fisika. Atau sebaliknya lalu lalangnya mahasiswa Fisika akan mengganggu kegiatan laboratorium Kimia Organik. P

: Jenis atap di ruang laboratorium apakah memenuhi syarat ?

DP1 : Memang adanya begini ya memenuhi syarat tidaknya, kalau menurut saya ada semacam penghisap, bila ada zat-zat yang keluar bisa terserap keluar, misalnya uap, gas beracun. Jadi tidak mengganggu atau diberi wayer sehingga terjadi sirkulasi udara di dalam ruangan. P

: Bagaimana fungsi jendela-jendela yang ada di laboratorium Kimia Organik ?

Situasi jendela Lab. KO sebelah kiri

192

DP1 : Jendela-jendela cukup, hanya ada jendela yang sulit dibuka karena kurang dirawat. P

: Kondisi dinding di laboratorium.

DP1 : Dinding tidak masalah, tidak perlu dirisaukan. Tata ruanbg laboratorium cukup baik cuma karena volume kegiatan di laboratorium cukup padat kondisi lantai lumayan baik. P

: Bagaimana dengan listriknya.

DP1 : Aliran listrik memang diperlukan. Waktu praktikum sering kali juga memanfaatkan listrik seperti yang Ibu ketahui pada destilasi tadi memerlukan mantel heater untuk pemanasannya. P

: Bagaimana pembuangan limbahnya ?

DP1 : Kalau limbah itu kita punya saluran akhirnya menuju septitank yang berada dibelakang laboratorium. Semua limbah dari laboratorium Kimia ini menuju ke satu septitank. P

: Perlukah AC untuk laboratorium Kimia Organik.

DP1 : AC alam jadi tidak ada AC nya. P

: Jenis-jenis lemari yang ada di laboratorium ?

Situasi jendela Lab. KO (sebelah kanan). Bagian atas ventilasi terlihat lemari alat gelas, bahan, mikroskop.

193

DP1 : Lemari ada di laboratorium saja kebetulan untuk laboratorium tidak banyak stoknya. Mestinya di laboratorium Kimia Organik ada gudang penyimpanan alat, ruang untuk preparasi pembuatan pelarut atau reagenreagen yang ada ruang pengampu praktikum, ruang peralatan yang diujung sana itu ( sambil menunjuk ruangannya ).

194

R. asisten, R. alat, bahan, R. Timbang Sebelah kiri

: R. asisten

Sebelah tengah

: R. Alat, alat/bahan

Sebelah kanan : R. timbang

P

: Apa itu bukan ruang timbang ?

DP1 : Yaa … mestinya yang ada diujung sana ( sambil menunjuk ruangan ) neraca elektrik yang mestinya kita miliki. Kita sudah ada ruang timbang dan dimanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian-penelitian sampel atau preparatnya terutama yang melakukan tugas akhir supaya tidak bercampur dengan yang sedang melakukan kegiatan praktikum, mereka terpaksa memakai ruang itu. Mestinya untuk ruang timbang tetapi karena falitas neraca elektrik belum ada ya dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian.

195

P

: Untuk kebutuhan listrik cukup di laboratorium Kimia Organik.

DP1 : Mengenai listrik alhamdulillah sudah diperbaiki Ketua Laboratorium justru kebutuhan air yang menjadi masalah. Untuk kegiatan destilasi memerlukan pendingin sehingga ini memerlukan air oleh karena itu sebaiknya air tidak boleh terganggu. P

: Sekarang sudah jam 11.00 sesuai dengan kesepakatan kita untuk mengakhiri wawancara hari ini. Bagaimana menurut Bapak ?

DP1 : Saya kira benar, bu. Kebetulan ini praktikum juga sudah hampir selesai. Saya harus menerima laporan sementara hasil praktikum. P

: Terima

kasih,

selamat

bertugas

lagi

Pak

Partono.

196

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 05 ) TEKNIK INFORMAN HARI / TANGGAL WAKTU TEMPAT

: : : : :

TOPIK

:

WAWANCARA DR. SUPARTONO, MS JUMAT / 14 APRIL 2005 09.00 – 10.30 RUANG PENANGGUNG JAWAB LB. KO PERANGKAT LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Seperti biasa peneliti datang jam 08.00 selagi Bapak DR. Supartono, M.S. membimbing praktikum KO. Beliau dibantu Ibu Ratna Dewi. K.ST.M.Si dan Ibu Kadarwati, S.Si dan asisten mahasiswa Peni Mardiane. Tepat jam 09.00 wawancara dimulai dan ini adalah kelanjutan wawancara sebelumnya. Hasil wawancara bisa ditranskripsikan sebagai berikut : P : Ada gangguan masalah air. DP1 : Ya sering. Barangkali jaringannya tidak betul. Perlu menggunakan pompa yang kuat untuk mudah mengalir ke lantai tiga. Jadi kita perlu mengandalkan dari pusattetapi perlu membuat reservoir yang mudah mengalir ke lantai tiga. Kadang instalasi kurang baik sehingga sering terjadi macet. P : kondisi seperti ini Fakultas sudah tahu ? DP1 : Mestinya sudah tahu, setiap semester saya sudah melapor kepada Kepala Laboratorium dan sampai pada jurusan dan Fakultas. P : Bagaimana dengan toilet untuk Laboratorium Kimia Organik ? DP1 : Toilet di laboratorium Kimia Organik ada. Ada disamping ( sambil menunjuk ) satu tetapi tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk perempuan dan laki-laki saja. P : Ruang perbaikan / Workshop di laboratorium Kimia Organik apakah sssudah ada ? DP1 : Kita tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop. Alat-alat kita yang rusak biasanya dibawa keluar oleh Kepala Laboratorium, misalnya ke UGM. Memang sebaiknya ada semacam ahli yang bisa menghendel beberapa peralatan, terutama peralatan yang ada hubungannya dengan listrik, misalnya mantel heater. Kita juga sudah mencoba memperbaiki tetapi tidak bisa, sudah saya laporkan pada Kepala Laboratorium apakah perlu diganti atau diperbaiki. Menurut saya itu tidak bisa diperbaiki karena mantelnya jadi satu dengan elektrolitnya. P : Bagaimana penyediaan dana Laboratorium Kimia Organik sepengetahuan Bapak ?

197

DP1 : Manajemen keuangan itu sepenuhnya ada di Kepala Laboratorim yaitu Bapak Kasmui. Kami sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik bertanggung jawab atas apa yang diperlukan yaitu pengadaan zat dan keuangan ditangan Kepala Laboratorium. P : Apa Bapak masih bersedia kalau wawancara ini dilanjutkan ? DP1 : Ya, masih bersedia Bu Titi. P

: Mohon penjelasan rapat-rapat yang dilakukan mengenai rapat rutin, rapat dinas, pembinaan dari dinas ?

Rapat Kelompok Bidang Studi Kimia Organik Di Ruang Pertemuan Jurusan

DP1 : Satu semester kita adakan rapat dua kali, pertama adalah pada awal semester dan pada pertengahan semester. Pada awal semester dengan pembagian

tugas,

sedangkan

pada

pertengahan

semester

kita

menginventarisasi kebutuhan untuk kedepan, sambil evaluasi yang telah kita lakukan setengah semester yang sedang berjalan. Selama ini kita sudah menjelang pertengahan semester nanti ada pertemuan dari rekanrekan kelompok bidang Kimia Organik untuk bisa mengisi kebutuhan

198

mendatang dan mengevaluasi beberapa kegiatan yang telah kita lakukan untuk semester ini dan kedepan untuk kita proyeksikan apa saja yang perlu diperbaiki. Rapat dinas itu dikumpulkan oleh Kepala Laboratorium sekali dalam satu semester. Itu hanya bersifat informatif artinya yang menyangkut dana yang mereka habiskan berapa, lalu yang diterima berapa sambil menampung usulan-usulan dari penanggung jawab. Tapi sekali lagi usulan itu datang dari penanggung jawab tetapi realisasinya tetap pada kepala Laboratorium. Kalau Kepala Laboratoriumnya tidak merealisasi ya penanggung jawab tidak bisa apa-apa. Pembinaan dari dinas sampai saat ini kok belum pernah saya rasakan. Misalnya dari Fakultas, dari jurusan itu tidak pernah ada. Yang selama ini saya rasakan justru dari rekan-rekan itu untuk saling berkoordinasi begitu saja lantas seandainya perlu kegiatan untuk pelayanan masyarakat melayani mahasiswa dari tempat lain, kita saling bahu-membahu bagaimana melaksanakan itu. Dari Akademi Kebidanan Mardi Waluyo dari Ungaran kita saling bahu-membahu menservis atau melayani kebutuhankebutuhan mereka. P

: Sebelum mahasiswa melakukan praktikum, hal-hal apa yang sebelumnya perlu diberikan mahasiswa ?

DP1 : Pada kegiatan praktikum ini intinya ada beberapa tahapan. Mereka itu untuk kesehariannya kita lakukan pre–test. Itu untuk mengetahui kesiapan mahasiswa menjelang kegiatan praktikum. Tes bentuknya tertulis soalnya ya dua atau tiga dalam waktu lima belas menit.

199

Berikutnya setelah dilakukan pre-test dan kita lakukan brifing. Ini kita maksudkan untuk memberikan pengarahan pada paramahasiswa memberi hal-hal yang akan dilakukan termasuk juga mohon perhatian jika menyangkut zat-zat yang berbahaya. Bahkan kalau ada mahasiswa yang memerlukan pembakaran jangan dekat dengan kompor spiritus sambil menjelaskan konsep-konsep dasar yang melandasi dari kegiatan praktikum itu. P

: Kapan dilakukan breifing ?

DP1 : Setiap menjelang praktikum selalu dilakukan breafing, ya tidak lama sekitar lima belas menit. Paling tidak tiga puluh menit, itu untuk pre-test sama breafing. Selanjutnya sisa waktu sepenuhnya untuk kegiatan praktikum sampai ia membuat laporan sementara. Untuk minggu berikutnya ia harus membuat laporan yang sebenarnya. P

: Apakah dengan pre-test dan persiapan praktikum banyak membantu kelancaran jalannya praktikum mahasiswa ?

DP1 : Selama ini pada pengalaman tahun-tahun lalu justru mereka terbantu dengan adanya pre-test sebab persiapan mereka akan lebih baik lalu juga adaptasi atau penemuan-penemuan konsep akan mereka peroleh. Jadi setelah pre-test lalu breefing. Breefing itu termasuk membahas pre-test yang mereka belum paham. Dengan sendirinya kalau mereka salah akan ketawa-ketawa kecil, karena salah, tetapi kalau benar bangga bahwa dia benar melakukannya.

200

P

: Bagaimana dengan kegiatan pelayanan masyarakat ?

DP1 : Kegiatan pelayanan masyarakat ada seksi tersendiri. Penanggung jawab Laboratorium Kimia organik tidak banyak terlibat dalam kegiatan masyarakat. Tetapi kalau kita terlibat hanya pelayanan semacam kalau jasa praktikum dari Akademi Kebidanan, kalau mereka tidak punya laboratorium dan membutuhkan pekerjaan laboratorium kita ikut membantu seksi pelayanan masyarakat dalam mengampu pelaksanaan praktikumnya. Tetapi jasa-jasa yang lain seperti analisis sampell itu sungguh tidak terlibat. Mestinya yang baik itu kalau memang jasa pelayanan pada masyarakat menyangkut bidang Kimia Organik diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Tetapi karena ini struktur organisasinya dari UNNES begitu, saya tidak bisa berbuat banyak. P

: Bagaimana penempatan peralatan ?

DP1 : Ya, sering saya memberi masukan-masukan sebagai warga jurusan kimia tetapi kalau berulang kali tidak pernah diterima ya kita akhirnya diamlah. Yah saya tidak putus asa, masalahnya kemampuan seseorang itu dicerminkan pada sikap. Jadi kalau mereka mampunya hanya sampai disitu ya kita tidak bisa apa-apa. Jadi misalnya alat jangan ditaruh di ruang sana supaya bisa dipakai semua orang, tapi ya tetap ditaruh di ruang sana. Sehingga orang lain yang akan menggunakan akan kesulitan. Dia tidak memikirkan sampai disitu, tahunya hanya di sana ada alat dan ditempatkan di ruang itu ya sudah, ya sudah aman alat itu ditaruh di situ.

201

Bagaimana alat itu bisa diberdayakan mereka tidak pikir. Ya kita tetap menghargai mereka. P

: Bapak saya tadi masuk ruang praktikum, terjadi kecelakaan kecil. Sebetulnya siapa itu yang bertanggung jawab.

DP1 : Mengenai tanggung jawab misalnya ada kecelakaan itu pertama pengampu praktikum, tetapi kalau mahasiswa yang melakukan penelitian ya pembimbingnya. Tanggung jawab penanggung jawab laboratorium memang juga ada tetapi hanya setidaknya itu tadi yang saya sebutkan. Kerapian, kebersihan saya sebagai penanggung jawab juga ada tetapi tanggung jawabnya sebatas pada alternatif pemecahannya. Masalahnya menyangkut manajemen keuangan. Mengenai kerapian dan kebersihan mestinya juga perlu fasilitas dana sehingga menyangkut keuangan juga. Saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya juga memberi perhatian yang penuh sehingga kita bisa melakukan strategi yang perlu juga termasuk peralatan-peralatan apa yang digunakan mencari alternatif bila peralatan tersebut tidak mencukupi. Terhadap kecelakaan yang seharusnya memberikan pertolongan pertama tetapi sebagai penanggung jawab misalnya pas kebetulan saya tahu saya akan bersihkan dahulu sebelum orang orang lain melakukan. Seperti kasusnya pernah terjadi mungkin karena mahasiswa tidak tahan bau amoniak. Karena sya tahu anak itu langsung saya bawa sama-sama teman lain, saya bawa di ruang terpisah. Kita tidurkan, kita buka pakaian praktikumnya kemudian semua pakaian ketat kita longgarkan dengan bantuan Bu Muryati kemudian kita

202

beri minum sampai beberapa saat sampai siuman, kebetulan anak tersebut sedang menstruasi. P

: Bagaimana keadaan peralatan PPPK ? Apakah lengkap, maksud saya cukup untuk mengatasi hal-hal yang sering terjadi di laboratorium Kimia Dasar ?

DP1 : Ada tetapi di ruang Kepala Laboratorium. Sebaiknya setiap laboratorium ada sehingga hal-hal itu terjadi siapapun yang nangani bisa memanfaatkan. Kepala Laboratorium juga kadang-kadang tidak siap ditempat. Bila kebetulan kita butuh mereka tidak ada ya kacau jadinya. Hali ini sadah saya sampaikan pada Kepala Laboratorium ya akhirnya hanya sebatas usul saja tidak sampai pada realisasinya. P

: Jam 10.30 sepertinya Bapak Partono mau membimbing praktikum. Bagaimana apa wawancara mau dilanjutkan atau dihentikan.

DP1 : Sebaiknya dihentikan dulu, bu. Ini masih ada waktu untuk saya masuk ke Lab. KO membimbing praktikum. Saya selalu siap sewaktu-waktu dibutuhkan Bu Titi. P

: Terima kasih Pak.

203

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 06 ) TEKNIK INFORMAN HARI / TANGGAL WAKTU TEMPAT

: : : : :

TOPIK

:

WAWANCARA DR. SUPARTONO, MS JUMAT / 21 APRIL 2005 08.00 – 09.00 RUANG PENANGGUNG JAWAB LB. KO PERANGKAT LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Hari ini wawancara dimulai jam 08.00 yang sudah merupakan kesepakatan peneliti dengan Bapak Partono. Dan ini merupakan kelengkapan wawancara sebelumnya. Hari ini tidak ada kegiatan praktikum karena kebetulan mahasiswa sedang pre-test materi praktikum KO. Hasil wawancara secara lengkap bisa ditranskripkan sebagai berikut : P : Selamat pagi pak Partono. Bisa dimulai wawancara hari ini. DP1 : Selamat pagi Bu Titi. Bisa dimulai bu silahkan. P : Bagaimana mencampur zat kimia, menangani zat-zat yang baru, atau zatzat yang kurang diketahui ? DP1 : Mencampur zat kimia dilakukan asisten di bawah panduan kita misalnya mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aquabiomata. Tidak diperkenankan mahasiswa membuat sendiri. Beberapa larutan yang dirasa cukup aman misalnua larutan garam mereka membuat sendiri. Kalau larutan itu cukup insklusif atau berbahaya kita siapkan supaya tidak terjadi masalah pada mahasiswa. Zat-zat baru diarsip oleh tenaga laborran kita Pak Wiji. Kalau zat bersifat asam ditaruh di lemari asam. Namun yang berupa padatan juga ditaruh di lemari tersendiri, begitu juga cairan ditempatkan tersendiri. Masalah pembuangan material yang berbahaya, misalnya logam berat kita buang ke reservoar atau bak penampungan. Zat yang tidak berbahaya ya kita buang di bak air, diguyur air dan prinsipnya air mengalir sedangkan untuk tumpukan asam kita bersihkan, kita sentor dengan air, demikian juga basa. Sedangkan untuk minyak asal bukan oli kita bersihkan dengan pelarut tertentu misalnya etanol teknis cukup aman tidak mengganggu lingkungan. Untuk zat yang berbahaya itu kita buang direservoir. P : Sampai jam berapa saya diberi waktu ? DP1 : Sampai jam 11.00 Bu, karena ini hari Jumat.

204

P : Baiklah untuk zat-zat yang tidak berbahaya dimana pembuangannya. DP1 : Zat yang tidak berbahaya dibuang diwastafel lalu cukup diguyur Bu secukupnya. P : Apa tidak terjadi penyumbatan di wastafel ?

Bentuk wastafel terlihat di depan

DP1 : Zat-zat yang tidak berbahaya seperti lar gula, lar garam itu prinsipnya air harus mengalir. Kalau tidak mengalir ya tidak boleh membuang disitu. Bahan-bahan yang kasar, dedaunan bisa dibuang di tempat sampah. P

: Ada alat pemadam kebakaran. Bagaimana pemanfaatannya ?

DP1 : Ada di ruang laboratorium. Itu sudah beberapa tahun yang lalu tidak pernah diisi. Ya sudah saya laporkan ya itu sih murah tetapi kadangkadang menjadi hal yang mahal. P

: Berapa jumlah laborat maupun teknisi yang ada di Laboratorium Kimia Organik ?

205

DP1 : Sebagai laborat Pak Wiji dan sebagai teknisi Bu Retno. Malah ada asisten mahasiswa tiga. P

: Saya lihat tadi tiga ruang ya berada di laboratorium Kimia Organik kelihatan tidak rapi misalnya dos-dos yang berantakan baik di atas lemari maupun di lantai.

206

Diatas rak terdapat dos-dos tidak terpakai. Rak alat-alat gelas (di ruang bahan/alat)

Di atas lemari terlihat dos tidak terpakai (di ruang alat-bahan)

207

Di ruang timbang terlihat barang-barang yang berserakan

DP1 : Memang tidak bisa rapi saat sedang dilaksanakan praktikum tetapi bila kegiatan telah selesai kita rapikan lagi. P

: Bagaimana kesejahteraan karyawan atau laboran ?

DP1 : Kesejahteraan harusnya ada susu dan kacang hijau. Mau tidak mau orang yang bekerja di laboratorium Kimia Organik yang seharusnya seminggu tiga kali ya tidak terlalu mewah. P

: Ada insentif untuk tenaga laboran atau teknisi. Maaf ini termasuk Bapak Partono apa mendapat insentif ?

DP1 : Selama ini insentif tenaga laboran dan teknisi itu ada dari jurusan. Hanya besarnya yang saya tidak tahu. Sebab pada waktu rapat Ketua Jurusan tidak pernah menginformasikan pada kita semua. Penanggung jawab

208

laboratorium insentifnya tidak ada yang ada hanya semacam cindera mata setahun sekali. P

: Semacam hadiah lebaran begitu.

DP1 : Ya mungkin semacam itu bukan bentuk uang, sampai sekarang. P

: Bagaimana

langkah-langkah

yang

dilakukan

Bapak

untuk

memberdayakan Laboratorium Kimia Organik ? DP1 : Maksud saya kalau mau mengadalkan kondisi keuangan institusi baik itu tingkat jurusan maupun universitas itu terlalu lama untuk mengharapkan idealisme yang kita miliki. Kedepan kita mencoba untuk mengajukan proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan. P

: Apakah sudah pernah mengajukan hibah ?

DP1 : Kemarin kita baru mencoba mengajukan hibah properti untuk mencoba menghidupkan laboratorium Kimia Organik, tetapi baru pada tahap evaluasi awal ternyata pada finalnya ada beberapa yang tidak disetujui oleh Dirjen Dikti, sehingga kita mau tidak mau harus mengalah dulu, kita tidak bisa menerima hibah. Saya sebagai penanggung jawab laboratorium saya untuk tahun ini mencoba untuk mengajukan proposal dan insya Allah kalau saya berhasil teman-teman yang lain mencoba untuk hal

209

yang sama sehingga makin ramai laboratorium Kimia Organik dan semakin menjadi baik. P

: Apakah laboratorium Kimia Organik saja yang baru mengajukan hibah ?

DP1 : Setahu saya begitu laboratorium lain belum berpikir begitu, menurut pengamatan saya hal itu perlu dilakukan, terutama sebagai penanggung jawab saya harus memiliki bentuk yaitu peduli laboratorium, supaya bisa berfungsi seperti laboratorium yang lain. Saya juga tidak hanya satu bentuk tanggung jawab juga yang berarti menunjukkan pada masyarakat bahwa kita bisa seperti jurusan kimia di Perguruan Tinggi yang lain. P

: Apa usaha Bapak Partono yang diandalkan untuk mengembangkan laboratorium Kimia Organik ?

DP1 : Ya paling tidak karena saya diserahi sebagai pengelola atau penanggung jawab, ya salah satu tanggung jawab saya adalah supaya laboratorium Kimia Organik itu tidak kolep bisa berjalan seperti yang diharapkan, jadi contoh laboratorium yang lain di jurusan kimia ini. P

: Bagaimana bila Pak Partono menduduki jabatan struktural lupakah pada laboratorium Kimia Organik ?

DP1 : Bukan

begitu

siapapun

nanti

orangnya,

seandainya

ada

yang

menggantikan saya di sini saya tetap akan mengajukan proposal untuk kemajuan laboratorium Kimia Organik. Saya punya tanggung jawab moral. Dan proposal itu bersifat kompetensi dan ini diseluruh Indonesia. Kalau proposal cukup baik ya itu akan lolos.

210

P

: Bagaimana kondisi dosen pengampu praktikum Kimia Organik ?

DP1 : Dosen pengampu umumnya sudah S2, malah saya sarankan untuk melanjutkan S3. Kalau sekedar pengampu praktikum, sudah cukup untuk institusi yang baik, sehingga seorang dosen itu S3 sudah harus ditangani dan sukur bisa jadi Guru Besar. P

: Yakinkah Bapak kalau sudah S2 tidak lupa atau harus meninggalkan halhal yang kecil ini ?

DP1 : Harusnya tidak lupa, justru malah jangan sampai kegiatan mengampu praktikum saya dilepas. Paling tidak seminggu sekali supaya saya tahu pasti kondisi laboratoriumnya itu bagaimana. P

: Yang saya harapkan demikian sehingga laboratorium Kimia Organik lebih dewasa dan lebih bisa diberdayakan.

DP1 : Betul demikian Bu Titi, walaupun pengampu praktikum semua sudah S2 tetapi usia menentukan juga untuk pendewasaan laboratorium Kimia Organik. P

: Terima kasih sementara saya akhiri dulu sampai di sini.

211

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 07) TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Bp. Drs. EDY CAHYONO, MSi HARI/TGL : SENIN, 04 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG KETUA JURUSAN WAKTU : 12.00 - 13.00 TOPIK : PENGORGANISASIAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Bp. Edy Cahyono adalah dosen pengampu praktikum Kimia Organik. Beliau juga sebagai Ketua Jurusan Kimia maka pada pagi hari ini sampai jam 12.00 ada kesibukan di jurusan, maka wawancara baru bisa dimulai jam 12.00 siang. Setelah sholat Dzuhur beliau baru bisa diwawancarai. Adapun hasil wawancara dapat ditranskripkan sebagai berikut : P : Kelihatannya Pak Edy lelah sekali dari jam 07.00 sampai jam 12.00 siap di jurusan melakukan tugas rutin. Tetapi saya harapkan mudah-mudahan pak Edy masih siap untuk memberikan gambaran mengenai laboratorium Kimia Organik. Siap pak Edy KJ P

: :

KJ

:

Siap bu Terima kasih Bagaimana mengidentifikasi pekerjaan atau kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan untuk pemberdayaan laboratorium Kimia Organik. Untuk mengidentifikasi pekerjaan atau kegiatan yang diperlukan tentu berhubungan dengan tujuan itu yaitu tujuan a, b, c dari tujuan yang direncanakan itu. Tentu, disesuaikan dengan sumber daya yang ada misalnya dalam perencanaan dan kegiatan yang dilakukan : inventarisasi alat dan bahan sementara ini belum dilakukan dengan baik maka kegiatan yang dilakukan lebih dulu adalah bagaimana melakukan inventarisasi. Inventarisasi ini tidak bisa dilakukan oleh laboran sendiri, karena kemampuannya. Sedangkan inventarisasi yang dilakukan laboratorium kimia ini inventarisasinya sudah dibantu oleh komputer. Untuk itu dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan dibantu oleh dosen muda. Kebetulan pada kegiatan DP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. Jadi sementara laborannya cuma satu sementara

212

P

:

P

:

KJ

:

teknisi-teknisinya masih menjalankan tugas lain maka menginventarisasi dan mengidentifikasi tugas-tugas itu. Tugas dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Jangka pendek yang sedang dilakukan terutama inventarisasi, pengadaan manual, pemenuhan alat untuk praktikum dan penataan alat, penyimpanan alat, dan masalah keselamatan kerja. Karena terbatasnya sumber daya yang ada kita dibantu oleh teknisi dan laboran. Seringkali kepala laboratorium itu harus terjun sendiri. Untuk alat keselamatan kerja itu kepala laboratorium sendiri yang berusaha untuk mendapatkannya. Demikian juga untuk inventarisasi kepala laboratorium sendiri harus membuat rancangan teknisnya biasanya dilakukan oleh dosen-dosen dan laboran. Selain itu revisi petunjuk praktikum yang dilaksanakan laboran. Jadi setiap tahun kita lakukan revisi kegiatan praktikum, misalnya kesalahan cetak hal-hal yang tidak bisa dilaksanakan karena tidak ada alat-alat atau tidak ada bahan, juga bila ada tambahan alat yang baru. Pengadaan alat dengan persetujuan dari ketua KBK (Kepala bidang keahlian), jadi yang saya lakukan dulu setiap dalam rapat dengan dosen pembimbing praktikum dengan ketua KBK itu dilakukan musyawarah. Setelah pengadaannya biasanya kepala laboratorium membuat daftar kebutuhan yang disebarkan pada bidang supplier. Dari situ kita dapatkan harga yang lebih murah dari yang lain yang kita sepakati. Hampir setiap kegiatan terfokus dan tergantung pada kepala laboratorium. Untuk pembagian tugas belum berlangsung dengan baik kita sudah berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan penanggung jawab praktikum. Bagaimana menyusun organisasi, agar semua personelnya dapat diberdayakan Jadi kalau kita melihat kenyataan yang ada adalah satu laboran satu penanggung jawab kemudian dosen muda yang dimintai membantu mengelola laboratorium dan kepala laboratorium. Jadi laboratorium Kimia Organik ini adalah satu bagian dari enam laboratorium kimia lain misal laboratorium kimia fisik dan sebagainya. Struktur organisasi saya rasa idealnya kalau kita mau berkembang dengan baik mestinya satu laboratorium itu ada satu kepala laboratorium, satu teknisi dan kemudian dibantu oleh asisten kimia. Kenyataan yang sekarang ada laboratorium itu hanya ada satu kepala laboratorium yang mengelola seluruh laboratorium. Kita sedang berusaha untuk bagaimana agar masing-masing laboratorium itu bisa mandiri. Sekarang yang kita lakukan meneruskan yang saya lakukan dan bagaimana melengkapi alat dan sifatnya penyimpanan alat-alat dan bahan itu terpusat kita distribusikan pada masing-masing laboratorium setelah itu dilakukan termasuk inventarisasi pada masing-masing laboratorium berjalan. Kita dalam waktu yang pendek ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. Oleh karena pendanaan dan statuta UNNES

213

P

:

KJ

:

P

:

KJ

:

P KJ

: :

sendiri tapi kita akan coba lakukan masing-masing laboratorium itu kita tata untuk inventarisasi alat dan bahan. Jadi untuk kegiatan parktikum saja sudah mandiri. Tetapi sementara seperti sekarang ini di mana sumber sana terbatas, pengadaan alat juga belum bisa kita suplier masih kita lakukan dengan cara prioritas alat apa yang kita utamakan jadi tidak semua kita bisa membelikan. Kok belum saya dengar Bp. menyinggung mengenai penanggung jawab laboratorium ? Penanggung jawab laboratorium itu merangkap ketua KBK. Penanggung jawab laboratorium itu mestinya kewenangannya melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan-kegiatan yang ada di laboratorium. Sementara ini memang belum bekerja dengan baik. Karena memang struktur organisasinya yang terutama. Tugas masing-masing penanggung jawab laboratorium itu karena merangkap sebagai ketua KBK fokus pada kegiatan di laboratorium jadi sementara ini yang masih banyak berperan kepala laboratorium. Dalam waktu yang akan datang akan kita pekerjakan penanggung jawab laboratorium itu diberi wewenang penuh mengelola alat, bahan, merencanakan, merevisi, mengembangkan arah penelitian di laboratorium, mengembangkan bahan ajar KBK yang sesuai. Personel-personel laboratorium itu yaitu Kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium, teknisi, laboran, mengenai wewenang dan tanggung jawab apa sudah tertuang hitam di atas putih Wewenang dan tanggung jawab kalau sebagai laboran, teknisi, sebagai kepala laboratorium, memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab laboratorium ini semi formal memang ada surat tugas dari dekan tetapi karena kita sendiri masih kesulitan untuk mengkoordinasi peran serta penangung jawab laboratorium ini memang belum optimal, ya memang strukturalnya secara resmi belum ada. Ini hanya embrio kalau suatu saat masing-masing laboratorium itu fungsi penanggung jawab laboratorium itu seperti fungsi kepala laboratorium yang sekarang. Pada suatu saat kepala laboratorium itu koordinator fungsi penanggung jawab laboratorium yang sekarang itu sama dengan fungsi kepala laboratorium Kapan ketua jurusan itu membawahi beberapa ketua laboratorium Ya ..., sebab yang ideal untuk masa-masa yang akan datang, Ketua Jurusan, lalu ada Ketua Prodi, ada Sekretaris Jurusan, dibawahnya sejajar dengan Ketua Prodi itu adalah kepala laboratorium. Kepala laboratorium itu mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium sekarang ini nanti fungsinya sebagai koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya kepala laboratorium. Kepala laboratorium Kimia Organik dan seterusnya, tetapi

214

P

:

KJ

:

P

:

KJ

:

P KJ P KJ

: : : :

P

:

KJ

:

sementara ini karena belum resmi namanya ya penanggung jawab laboratorium. Itu kapan ya kira-kira bisa dilaksanakan. Kalau itu bisa dilaksanakan mestinya laboratorium Kimia Organik bisa diberdayakan secara optimal. Tidak hanya laboratorium Kimia Organik tetapi laboratorium kimia yang lain. Saya perkirakan dengan ketua laboratorium untuk menata struktur semacam itu kira-kira dua tahun lagi. Setelah pemberdayaannya cukup atau dosen-dosen siap untuk membantu pada masing-masing laboratorium. Kemudian nanti sifatnya karena tugasnya organisasi dari universitas yang ada hanya satu kepala laboratorium. Saya kira saya tidak bisa menentukan kapan tetapi jurusan secara intern sudah ada rencana kesana. Penanggung jawab laboratorium sifatnya masih memberi saran, masukan kepada kepala laboratorium. Tetapi suatu saat mesti tahun kedua setelah masing-masing laboratorium tertata kita akan memfungsikan penanggung jawab laboratorium itu benar-benar sebagai kepala laboratorium. Kita kan baru satu tahun ini sebagai ketua jurusan. Tugas penanggung jawab tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola keuangan, pengembangan kita serahkan pada masing-masing laboratorium. Sekarang ini lingkupnya masih terlalu kecil masih bisa dikelola satu kepala laboratorium. Bagaimana memberi bimbingan atau pengarahan, maupun mengevaluasi pada personel-personel laboratorium maupun dosen pengampu laboratorium, agar fungsi laboratorium Kimia Organik bisa optimal. Kenyataan laboran kita itu lulusan teknik belum mempunyai keterampilan yang baik, kita tidak bisa memaksakan target-target tertentu pada mereka tetapi cara pemberdayaannya adalah dari apa yang mereka bisa, misalnya pak Wiji mempunyai keterampilan melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorium kemudian membantu melaksanakan analisis prosemat yang kita kembangkan. Jadi dengan cara mengikutsertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen. Saya dengar tadi pak Wiji sebagai laboran. Dia bisa sebagai teknisi ? Oh tidak Bagaimana ruang perbaikan atau workshop laboratorium Kimia Organik Belum ada, tetapi namanya untuk reparasi atau perbaikan atau tugas teknisi tidak harus kerja di bengkel. Jadi perbaikan gelas, kalibrasi, alatalat elektronik tidak perlu punya bengkel tertentu. Karena alat-alat itu berada di tempat, tidak bergeser, tidak di gudangkan. Jadi bisa diperbaiki di tempat itu. Kalau begitu saat ini kita belum perlu punya ruang perbaikan atau workshop Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. Tempat yang sekarang ini tidak cukup untuk menampung kegiatan tambahan. Kalau nanti ada

215

P KJ

: :

P

:

KJ

:

P KJ

: :

bengkel gelas akan kita usahakan, tapi ini mendesak karena sementara di laboratorium di Semarang ini belum ada bengkel gelas. Apakah di seluruh Semarang belum ada yang punya bengkel gelas Setahu saya yang ada di Yogya saja. Nanti kita bisa mengembangkan itu saya rasa lebih baik. Tetapi teknisi pekerjaannya tidak hanya memperbaiki Pak Edy sangat profesional dalam pengelolaan manajemen laboratorium. Karena pak Edi sekarang sebagai Ketua Jurusan, sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, juga sebelumnya sebagai Kepala Laboratorium. Dalam pemberdayaan laboratorium ini pembinaan atau bimbingan apa yang perlu dilakukan. Kalau saya profesional sih tidak tetapi saya hanya belajar dari pengalaman-pengalaman saya hanya belajar dengan pelatihan dari Dikti. Lebih dari itu saya hanya melihat, merancang, mengangankan kemudian melaksanakan. Tidak ada pendidikan khusus bagi pengelola laboratorium ya bu. Tetapi bagi teknisi dan laboran pengembangan keterampilan kita usahakan. Pernah dikirim ke UPI, ke ITB selama 1 bulan, 2 bulan atau tiga bulan untuk pak Wiji dan bu Retno (teknisi/laboran). Selain itu pelatihan pengelolaan alat dan pengelolaan bahan dan praktikum. Kemudian pernah hampir setiap tahun dalam jurusan kimia seperti kita ajak mereka sehari melakukan pelatihan di Balai Kesehatan. Balai kesehatan itu laboratnya Depkes. Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan. Bagaimana dengan dosen pengampu praktikum Dosen pengampunya hampir semua sudah berpendidikan S2 maka memiliki kemampuan melaksanakan pembimbingan praktikum di laboratorium. Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. Semua kita coba kembangkan kemampuan masingmasing dengan kondisi laboratorium yang memungkinkan. Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang

216

P

:

KJ

:

P

:

KJ

:

P

:

KJ

:

P

:

KJ

:

sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana. Bagaimana laboratorium Kimia Organik kalau dibandingkan dengan laboratorium di UGM maupun UPI Pengelolaannya saya kira laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES tidak begitu ketinggalan. Kekurangan kita adalah pada organisasinya seperti di UGM laboratorium Kimia Organik mempunyai satu kepala laboratorium. Kemudian yang lain adalah di tempat kita hanya ada satu laboran dan satu teknisi. Di UGM satu laboratorium ada sekitar 4 laboran dan satu administrasi. Kemudian saat kita rasakan kekurangannya adalah alat instrumentasi. Alat-alat yang besar itu kita masih terbatas Bagaimana laboratorium Kimia Organik dibandingkan dengan laboratorium Kimia UNDIP Kalau dengan laboratorium Kimia UNDIP Insya Allah kita tidak ketinggalan. Dengan UGM, ITB kita masih jauh, tetapi artinya kita tidak. Kalau Organiknya sendiri kita masih kecil, masih pekerjaan yang harus dilakukan terutama mengenai pengadaan alat. Ini sangat sulit kalau tidak dibantu dari pemerintah. Ciri-ciri alat-alat organik, instrumen itukan mahal-mahal. Misalnya IR sampai lima ratus juta. Itu kalau hanya mengandalkan dana-dana dari jurusan, tidak ada komitmen universitas kita akan selalu begitu. Di jurusan kimia ada dua doktor, Prof empat, lalu satu doktor dari luar negeri. Apa itu belum mendukung apabila lab organik kita setaraf dengan laboratorium di Yogya ? Kita masih terbatas Prof, Dr nya. Karena kalau sudah Prof Dr itu kegiatan di laboratoriumnya berkurang, karena mereka sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat dsb. Sehingga kegiatan di laboratorium sangat berkurang. Itulah perbedaannya dengan laboratorium Kimia Organik di UGM. Itu juga kritik kita sendiri. Di UGM, ITB mereka rumahnya adalah laboratorium. Prinsipnya kalau kita ruang dosen disini, ruang laboratorium disana, ruang pengajar jadi tidak menyatu di laboratorium jadi misalnya seseorang gelar Dr, Prof jarang mereka melakukan kegiatan di laboratorium. Bahkan cenderung meninggalkan laboratorium itu yang kita prihatinkan. Bagaimana bapak memberdayakan personel laboratorium termasuk dosen pengampu praktek termasuk Prof atau doktornya, demi pengembangan laboratorium Kimia Organik Ya, bu Titi kita memberikan ruang, memberikan tempat, memberikan kesempatan, mengajak apa yang kita lakukan yang bisa kita lakukan. Sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke program-program lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti

217

P

:

KJ

:

P

:

KJ

:

P

:

laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan kita. Jadi dengan mengajukan proposal dapat mengembangkan laboratorium Kimia Organik ya Jadi dalam mengembangkan laboratorium mulai terarah. Jadi mungkin doktor-doktor muda seperti pak Partono itu masih konsens terhadap penelitian. Penelitian laboratorium kan jarang sekali kita. Kita masih berharap mudah-mudahan pak Partono mulai dengan grand yang membiayai penelitian dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium, tetapi kalau tidak ada penelitian hanya sekedar praktikum pengembangan laboratorium tidak akan berkembang dengan cepat. Tetapi kalau dosen-dosen banyak melakukan penelitian apakah itu dosen muda melibatkan mahasiswa melibatkan laborat itu akan berkembang dengan sendirinya. Sepertinya di luar sudah ada beberapa yang akan menghadap Bapak Edy. Waktu menunjukkan jam 12.40. Bagaimana melanjutkan wawancara ini Sebaiknya dihentikan dulu bu, besuk pagi setelah sholat dzuhur kita bisa lanjutkan lagi Terima kasih pak Edy, selamat siang.

218

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 08) TEKNIK INFORMAN HARI/TGL TEMPAT WAKTU TOPIK

: : : : : :

WAWANCARA Bp. Drs. EDY CAHYONO, MSi SELASA, 05 - 04 - 05 RUANG KETUA JURUSAN 13.00 - 14.00 PENGGERAKAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Sesuai kesepakatan peneliti dengan pak Edy, maka wawancara dilakukan di ruang Ketua Jurusan agar suasana tenang. Wawancara ini dimulai jam 13.05 merupakan kelanjutan wawancara sebelumnya. P : Apa bapak Edy sudah siap untuk memberikan penjelasan, Oo iya Selamat siang pak Edy KJ : Selamat siang bu Titi, saya sudah siap P : Apakah dosen kimia pernah mengajukan proposal hibah ? KJ

P

:

Yang saya ketahui kalau di Kimia Organik saya rasa cukup produktif sementara ini dosen muda sudah sering dapat seperti saya sendiri, bu Nanik, pak Darmin sudah pernah dapat : Bagaimana untuk pengembangan laboratorium Kimia Organik KJ : Penelitian Kimia Organik alomalies mengembangkan laboratorium Kimia Organik. Laboratorium tidak perlu diteliti menurut saya, atau perlu sebatas melakukan evaluasi kegiatan di laboratorium. Laboratorium itu rohnya adalah penelitian itu. Selama tidak ada penelitian atau praktikum di laboratorium ya seperti laboratorium di sekolah. Tetapi bila ada penelitian dosen - mahasiswa praktikum itu akan hidup sendiri. Oleh karena itu kita setiap tahun melakukan atau memfasilitasi kegiatankegiatan nasional untuk mengirim dosen mengikuti seminar keluar kota, atau workshop. Itu tujuannya agar laboratorium nantinya akan berkembang

219

dengan sendirinya. Kalau dalam suatu laboratorium tidak ada penelitian menurut saya seperti laboratorium .... P KJ

: :

P

:

KJ

:

P

:

Apa maksud pengembangan laboratorium, mohon penjelasan ! Pengembangan dapat dilihat dari beberapa sisi, misalnya pengembangan bisa menyangkut sumber daya, kemudian pengembangan menyangkut aktivitas. Pengembangan menyangkut fasilitas kita kembangkan setiap tahun. Misalnya lima tahun yang lalu dengan sekarang saya rasa sudah banyak perubahan. Tetapi untuk alat yang besar seperti IR dalam waktu dekat ini kita tidak mungkin memilikinya tetapi seperti yang pernah saya utarakan bahwa kita tidak perlu punya tetapi bisa mengakses yang kita usahakan pemenuhannya sekarang adalah alat untuk kegiatan praktikum. Untuk praktikum yang dulu tidak dapat dilaksanakan sekarang, kita kembangkan dan praktikumnya supaya bisa dilaksanakan, jadi sudah ada pengembangannya. Pengembangan sumber daya untuk pendidikan ada dua guru besar, ada satu doktor dan ada yang sedang menempuh S3. Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3. Pengembangan aktifitas yaitu membangun masyarakat akademik jadi laboratorium Organik ini harus ketemu dulu payung penelitiannya. Sementara ini yang berkembang pada masyarakat sini kualitasnya saja saya rasa tidak kalah dengan bidang penelitian dosen di bidang lain karena sudah masuk penelitian dasar melalui tahap kompetisi tingkat nasional. Kemudian dari laboratorium Kimia Organik muncul karya siswa yang bisa bersaing tingkat universitas atau tingkat lokal. Jadi perlu diberi suasana akademik di laboratorium. Bagaimana menjalin kerja sama sehingga terjadi hubungan harmonis antara personel-personel di laboratorium Kimia Organik. Saya tidak bisa menilai bu Titi. Tetapi yang saya kembangkan waktu di laboratorium terutama komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraan laboran itu sangatlah penting. Kita tidak bisa berbuat apa supaya penghasilannya itu bertambah di laboratorium. Buat mereka nyaman bekerja di laboratorium, terutama di jalur kolaborasi atau kerjasama dengan laboran. Teknisi terutama saat jarak (jeda) arus semester satu ke semester berikutnya. Dan saya sebagai Ketua Jurusan kita berusaha setiap koordinasi kita bisa masuk memberikan saran, mendengarkan keluhan-keluhan sehingga kita bisa kerja sama dengan kepala laboratorium. Koordinasi semacam itu juga untuk dengan kepala prodi dan saya rasa punya keterlibatan dengan laboratorium. Bagaimana pengamtan yang dilakukan terhadap kegiatan yang menyangkut laboratorium terutama laboratorium Kimia Organik.

220

KJ

:

P

:

KJ P KJ

: : :

P

:

KJ

:

Pengamatan dilakukan oleh kepala laboratorium. Hanya sesekali pada saat praktikum saja (KJ) berusaha datang di laboratorium bagaimana mahasiswa melakanakan penelitian atau praktikum. Pengarahan yang dilakukan adalah terhadap pelaksanaan praktikum. Kalau praktikum berjalan, minimal ada dua dosen dan satu laboran. Saya rasa di jurusan kimia ini sudah dijalankan. Pengalaman yang saya alami akhir-akhir ini pada tanggal 31 Maret 05 hari Kamis saya masuk laboratorium Kimia Organik, seorang mahasiswa sedang penelitian ekstrak jambu. Disitu ada seorang asisten mahasiswa. Tetapi ada kebakaran kecil dimana etanol yang ada pada ekstrak jambu itu terbakar sehingga mahasiswa itu kebingungan atau panik. Ada pak Basirwa (laboran) tetapi justru lari keluar. Akhirnya kita tangani bisa padam. Kemudian lagi hari Jum’at 1 April 05 juga saya ke laboratorium mau ketemu Penanggung jawab laboratorium. Kebetulan bukan sedang mengampu praktikum, dibantu dosen muda Ibu Dewi dan asisten mahasiswa Sdri. Peny heran saya saat dilaksanakan praktikum di atas meja berantakan ada buku-buku dan tas mahasiswa. Apakah itu sebelumnya juga demikian. Selanjutnya terjadi kecelakaan kecil pecahnya alat. Menurut tanggapan Bp. Bagaimana dengan pemberdayaan laboratorium Kimia Organik sendiri. Bisa terjadi semacam ini itu akan tergantung pada dosen pembimbingnya Padahal dosen pengampu sudah berpengalaman bertahun-tahun Kalau dulu dosen itu tidak mau dianggap galak terhadap mahasiswa. Hubungan dosen dengan mahasiswa jauh jadi ada jarak antara dosen dengan mahasiswa sehingga mahasiswa itu segan. Tetapi sekarang hubungan Dosen mahasiswa lebih dekat. Nah ini kadang-kadang membuat dosen lebih cerewet. Artinya toh nantinya tidak di apa-apakan. Disiplin ini tidak diberi dengan sangsi. Sangsi yang tidak ditegakkan pada mahasiswa praktikum misalnya mahasiswa terlambat, mahasiswa tidak lulus pre test diperkenankan ikut praktikum, tidak mengenakan jas praktikum ini bisa mengakibatkan tidak baik bagi pendidikan si anak. Disiplin ini kalau saya melihat sangat tergantung pada dosen pengampu. Dengan demikian kita perlu mengingatkan pada dosen pengampu bagaimana kita menegakkan disiplin itu untuk keselamatan kerja di laboratorium. Tetapi saya rasa faktor yang lain adalah jumlah mahasiswa. Kalau dulu satu lab jumlah mahasiswa 20 tetapi kalau jumlah mahasiswa lebih dari 20 pengawasan terhadap kegiatan praktikum mahasiswa ya jadi kurang baik. Hal semacam demikian lebih banyak ditangani penanggung jawab laboratorium atau kepala laboratorium. Sejauh masih bisa diselesaikan Kepala laboratorium, ya cukup tingkat itu saja. Bila ada laboran yang kurang disiplin, ada mahasiswa yang kita baik maka kita usahakan pemecahannya secara bersama. Tetapi hal kecil masalah laboratorium itu selalu terjadi. Berusaha kita cegah tetapi

221

penyebab utama adalah tata tertib laboratorium itu. Sebetulnya sudah ada kerjasama atau pengampu itu. Kalau dulu defisit mungkiin ini maksud dosen biar cepet. Tetapi bisa melihat dalam satu hari masuk ke berapa laboratorium kondisinya kan berbeda-beda laboratorium yang sama untuk dosen yang berbeda juga berbeda.

222

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 09) TEKNIK INFORMAN HARI/TGL TEMPAT

: : : :

WAKTU TOPIK

: :

WAWANCARA Ibu Dra. NANIK WIJAYATI, MSi SELASA, 12 - 04 - 05 RUANG PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM 10.00 - 11.00 PENGGERAKAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG

Ibu Nanik Wijayati adalah Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik. Peneliti datang jam 09.00 WIB, saat itu Bu Nanik sedang membimbing praktikum Kimia Organik dibantu Bu Dewi Selvia Fardhayanti dan Bu Ratna Dewi Kusumaningtyas serta Asisten Mahasiswa Peni Mardiani. Bu Nanik, Bu Dewi serta Bu Ratna mula-mula sibuk mengoreksi laporan persiapan mahasiswa sambil mengawasi jalannya praktikum. Sesekali apabila ada hal-hal yang tidak jelas bagi mahasiswa baru salah satu menjelaskan. Sedangkan asisten mahasiswa berkeliling mengawasi jalannya praktikum. Mahasiswa yang melakukan praktikum saat itu jumlahnya 20 mahasiswa, sehingga ruangan tidak begitu kelihatan berjubel dan berdesakan. Namun hal-hal yang tidak kelihatan, sedap dipandang saat itu adalah masih kelihatan adanya tas yang terletak di atas meja praktikum. Tetapi tiga puluh

menit

setelah

mahasiswa

praktikum,

Bu

Nanik

sempat

mengingatkan mahasiswa untuk meletakkan tas-tas di tempat yang telah disediakan.

223

Tepat jam 10.00 WIB, Bu Nanik bersedia diwawancarai. Supaya tidak mengganggu praktikum, wawancara dilaksanakan di ruang Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik. Adapun hasil wawancara bisa ditranskripkan secara lengkap sebagai berikut : P : Selamat pagi bu Nanik DP3 : Selamat pagi bu Titi P : Bagaimana suasana laboratorium Kimia Organik menurut bu Nanik DP3 : Suasananya sudah bagus, hanya dosen perlu pengembangan dalam arteasi alatnya masih sederhana, belum ada alat penentuan juga fungsi senyawa Organik, alat G C belum ada, bahkan penyering panaspun kita belum punya. Untuk oven juga belum ada. Hanya untuk alat praktikum kita sudah bisa jalan. Namun untuk penelitian kita masih kerja sama / minta bantuan UGM P : Bagaimana suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik ? DP3 : Suasananya sudah bagus, pembuangannya lancar P : Hiasan, lukisan atau benda-benda lain apa yang berada di laboratorium DP3 : Keselamatan kerja belum ada, mungkin dilbrtru bawah ada, tidak ada gambar pendukung misal SPU atau gambar alat P : Kapan dilaksanakan rapat di laboratorium Kimia Organik DP3 : Diadakan awal dan akhir semester

Rapat Kelompok Bidang Studi Kimia Organik Di Ruang Pertemuan Jurusan

224

P DP3 P DP3

P DP3

P DP3

P DP3

P DP3 P DP3 P

:

Pembinaan apa saja yang dilaksanakan di laboratorium yang pernah ibu ketahui : Pembinaan dilakukan misal di Institusi lain misalnya studi banding, magang disana : Bagaimana praktikum dari awal sampai akhir : Tata tertib diberikan, buat kontrak dengan mahasiswa. Mula-mula dilakukan pre test, lalu praktikum hasilnya di serahkan pada dosen asisten praktikum. Asisten itu hanya mebantu pada pelaksanaan praktikum, mungkin zatnya bagaimana cara mencampurkan, melarutkan : Kejadian apa yang sering terjadi di laboratorium Kimia Organik : Sering juga terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Misalnya cara meneteskan, mengambil zat dalam botol, zat dalam botol 2 lt diambil sedikit pakai pipet padahal pipet kotor. : Bila terjadi kecelakaan bagaimana penanganan pertama : Ada juga terjadi mahasiswa memindahkan lampu spirtus untuk menyalakan tidak menggunakan korek api, sehingga spirtus tumpah terjadi kebakaran dan mengenai dahi mahasiswa. Kira-kira terjadi tahun 2003, dan itu semua tanggung jawab kepala laboratorium : Bagaimana kerapian, kebersihan laboratorium Kimia Organik : Sekarang sudah bagus. Kalau dulu sering banjir, laboratorium sering kotor karena hujan, mahasiswa masuk sepatu kotor dengan tanah merah. Kerja cleaning service bagus mahasiswa menggunakan jas praktikum lengan panjang walaupun masih ada pakaian lengan pendek karena sudah terlanjur bekerja dengan lengan pendek : Bagaimana disiplin kerja sama saat mahasiswa melaksanakan praktikum : Sudah bagus, tetapi kadang-kadang ada yang mlolor juga jadi masih perlu diingatkan. : Bagaimana pengembangan laboratorium Kimia Organik, ada saran yang perlu bu Nanik sampaikan. : Penanaman tanaman obat di sekitar. Dibawah meja praktikum dibuat meja untuk alat-alat per kelompok : Pernah ibu ke laboratorium Kimia Organik di UGM atau ITB. Bagaimana bila dibandingkan dengan laboratorium Kimia Organik jurusan Kimia FMIPA UNNES Semarang ? DP3 : Pernah, kalau rajinnya rajin sini bu. Kalau di UGM keadaan labnya malah lebih kotor. Namun asistennya (asisten mahasiswa lebih dari satu) Jadi berhubung dana. Karena asisten itu perlu dibayar juga. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asisten digembleng dulu.

225

P DP3

P DP3 P DP3 P DP3

P DP3 P DP3

P DP3 P DP3

P

Dosennya malah tidak pernah masuk pada saat praktikum. Kalau di laboratorium Kimia Organik, kita asistennya satu, kadang-kadang dua orang setiap ada praktikum. Jadi masih kurang seharusnya. : Bagaimana kondisi lemari asam di laboratorium Kimia Organik ini. : Ada dua, yang satu agak besar nempel di tembok sudah tidak dipakai hanya untuk penyimpanan alat saja. Sedangkan yang satu kecil, dan baru jadi langsung terserap. Ada penyerapnya di atas. Jadi tidak dikeluarkan, kalau yang lama dapat mencemari udara. Kalau yang baru ini tidak karena ada penyerapnya. : Ada berapa ruang yang ada di laboratorium Kimia Organik. : Ada tiga ruang, memang yang satu untuk ruang dosen, yang tengah ruang alat dan yang di tepi satunya ruang penelitian. : Ada ruang timbang di laboratorium Kimia Organik : Ruang timbang di pojok, bersamaan dengna ruang penelitian : Dimana tempat penyimpanan alat maupun zat (bahan) : Penyimpanan alat-alat ada di ruang tengah jadi untuk zat-zat ada zat cair, padat ada di lemari sebelah kiri (sambil menunjuk ke lemari yang memanjang di tembok tepi ruang praktikum) : Bagaimana kondisi saat praktikum : Bila praktikum zatnya tidak ada diganti dengan zat lain yang sifatnya sama. Kalau memang zatnya tidak ada ya tidak dilakukan : Bagaimana kondisi air, listrik : Air cukup, hanya kendalanya listrik. Bila listrik mati, air tidak mengalir. Karena kita tidak punya tandon air yang seharusnya itu ada. Apalagi sekarang banyak komputer, jadi sering mati juga listriknya : Berapa kali dilaksanakan praktikum untuk satu minggu : Hari selasa untuk kimia murni, siangnya untuk kelas paralel. Sedangkan hari Rabu dan Jumat untuk pendidikan kimia. : Bagaimana pemanfaatan laboratorium Kimia Organik. : Pelayanan masyarakat dari UNISSULA, UNPAD mengajukan sampel yang mengerjakan sesuai dengan bidang Kimia Organik. Tetapi sekarang dikoordinir bu Nunik. Tetapi tidak ada kesulitan karena tinggal yang sudah ada dulu. Jadi sudah tidak dan error lagi : Terima kasih bu Nanik

226

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 10) TEKNIK INFORMAN HARI/TGL TEMPAT WAKTU TOPIK

: : : : : :

WAWANCARA Drs. KUSORO SIADI, MSi JUM’AT, 15 - 04 - 05 RUANG DOSEN 09.00 - 10.00 PENGGERAKAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG

Bapak Kusoro adalah Dosen Mata Kuliah Kimia Organik dan Biokimia. Selain Dosen Mata Kuliah tersebut, juga Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik maupun Praktikum Biokimia. Beliau memahami betul tentang Laboratorium Kimia Organik, karena pernah melaksanakan penelitian tentang pelaksanaan praktikum Kimia Organik di Jurusan Kimia FMIPA-UNNES Semarang. Sebelum dilaksanakan wawancara peneliti menghubungi lewat telepon terlebih dahulu. Beliau menerima dengan senang hati dan menentukan hari Jumat jam 09.00 WIB siap untuk diwawancarai. Pada hari Jumat jam 08.00 WIB peneliti sudah menunggu di ruang Bapak Kusoro, karena kebetulan saat itu beliau tidak mengajar, jadi 08.30 WIB Bapak Kusoro datang, dan kita berbincang-bincang sebentar tentang hal-hal di luar topik pembicaraan.

227

Baru setelah beliau siap untuk diwawancarai, peneliti mulai melakukan wawancara tepat jam 09.00 WIB. Adapun hasil wawancara dapat ditranskripkan sebagai berikut : P

:

DP4 :

Selamat pagi Pak Kusoro Selamat pagi P :

Bagaimana keadaan atau suasana lingkungan laboratorium

Kimia Organik DP4 :

P : DP4 :

P

:

DP4 :

P

:

DP4 :

Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususny dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. Jadi kalau Bapak yang mengajar praktikum itu di tempat laboratorium itu sendiri sehingga mudah untuk menjangkau Bagaimana suasana ruang laboratorium dan penataannya Setelah Kepala laboratorium yang baru (yang dimaksud Bapak Kasmui) kelihatannya penataan zatnya sudah rapi. Kalau kepala laboratorium ini seorang ahli komputer sehingga penataannya sudah sedemikian rupa dimasukkan dalam komputer dan mudah penjangkauan apa yang ada disana. Karena penataannya sudah cukup lumayan daripada yang sebelumnya. Apa saja yang ada di laboratorium dan apakah sudah mencukupi untuk kebutuhan laboratorium. Ruang sudah cukup untuk praktikum tapi kalau untuk penelitian mahasiswa perlu ada ruang tersendiri sehingga bila ada penelitian jangan mengganggu jalannya praktikum yang sudah terjadwal rapi. Isinya sementara ini cukup untuk praktikum sehari-hari. Kalau untuk pelaksanaan penelitian masih banyak zat, instrumen yang kurang. Seperti spektroskopi IR, GC, MS, NMR kira-kira kalau dibeli harganya tidak terjangkau. Misal nanti kalau bisa mengusulkan alat-alat ini, karena Kimia Organik tanpa alat seperti ini tidak bisa berjalan baik terutama penelitiannya. Untuk itu mahasiswa kita yang penelitian menganalisis zat yang ada biasanya lari ke UGM yang alatnyalk, ya maklum karena disini PT yang baru, baru muncul kira-kira beberapa tahun yang lalu. Jadi alat-alat ini yang belum ada, entah kira-kira berapa tahun lagi Apakah Bapak mengetahui betul untuk laboratorium Kimia Organik di UGM? Laboratorium Kimia Organik UGM di tahun 1995 itu kebakaran. Setelah itu orang-orang (alumni) itu menyumbang untuk membeli alat baru sehingga lebih lengkap dibandingkan sebelum terbakar.

228

P

:

DP4 :

P

:

DP4 :

Laboratorium Kimia Organik khususnya untuk UGM dibagi menjadi tiga bagian yang satu adalah untuk praktikum mahasiswa, kedua Bio kimia yang lengkap dengan sepuluh solidnya dan ruang penelitian. Kebetulan waktu disana, dimintai untuk membantu mengampu praktikum Bio kimia. Kalau disini masih satu menurut saya masih kurang. Untuk penelitian dan Bio kimia. Kalau Bio kemudian biasanya dengan mikrobiologi, karena laboratorium itu harus disimpan mikrobamikroba yang baik. Apakah sepengetahuan Bapak di UGM masih ada penanggung jawab laboratorium Begini bu. Setiap laboratorium di UGM misal laboratorium Kimia Organik, laboratorium Kimia Fisik, laboratorium Kimia Dasar, laboratorium Kimia Analis semua itu mempunyai Kepala laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium seperti itu Kepala laboratorium berkuasa penuh tetapi tidak pegang keuangan hanya mengusulkan saja Untuk Kimia FMIPA UNNES masih agak lumayan Kepala laboratorium diberi kuasa untuk pegang uang dan belanja sendiri. Setiap bagian di laboratorium itu dikepalai oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi langsung Kepala laboratorium dan tidak dapat honor apa-apa jadi kurang maju. Saya pikir tetapi setelah rapat laboratorium sepertinya kemajuan sedikit mengenai laboratorium Kimia Organik di FMIPA UNNES dan kimia yang lain itu penanggung jawab akan diberi honor seadanya, kalau tidak salah yang saya dengar kemarin Rp. 50.000 per bulan. Kalau hanya lima puluh ribu per bulan dapat apa. Tapi hanya tambahan insentif untuk mendorong supaya setiap laboratorium itu berlomba supaya lebih maju daripada sekarang Menurut pak Kusaro posisi Kepala laboratorium sama penanggung jawab untuk masa mendatang apakah akan masih seperti ini Begini bu. Itu semua kebijaksanaan dari pemerintah. Jadi bukan menyangkut per Perguruan Tinggi. Di samping itu sekarang perguruan tinggi kan mempunyai otonomi mengatur wilayah sendiri. Waktu ada pertemuan Kepala laboratorium seluruh Jawa Tengah, kira-kira Mei 2004 Kepala laboratorium itu berkumpul dan semua mengeluh bahwa susunan organisasi laboratorium itu sudah benar, hanya kurang ada proporsi untuk penanggung jawab itu yang hanya nama saja, tidak mendapatkan honor, sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan oleh Kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya adalah Kepala laboratorium dan langsung dibawahi karyawan. Sehingga itu akan berlomba dan menunjukkan laboratorium dan laboratorium yang ketinggalan akan malu dan berusaha memperbaiki laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Itu sudah berkali-kali diusulkan pada Rektor, mudah-mudahan jadi lebih baik lagi. Harapan kita yang sering menggunakan laboratorium itu.

229

P

:

DP4 :

P : DP4 :

P

:

DP4 :

P : DP4 :

Kembali ke laboratorium Kimia Organik FMIPA apakah Bapak menemui adanya hiasan, lukisan, benda yang anda adi laboratorium Kimia Organik Kalau lukisan tidak ada, tetapi kalau chart misal sistem periodik, silus area, yang biasanya untuk praktikum itu dan kita diskusi untuk sekedar menjelaskan. Tapi kalau sekarang itu tidak dipasang di tembok karena tembok penuh semua tertutup lemari. Tetapi ditaruh di ruang penanggung jawab laboratorium ada di ruang persiapan disana ada chartchart bio kimia, periodik dsb Dimana letak ruang persiapan ? Ruang laboratorium dibagi dua, ruang praktikum yang besar lalu ruangan kecil masih dibagi tiga ruangan yang satu utnuk R. Dosen untuk mengoreksi, untuk mengabsen yang ditengah ruang persiapan, dan yang atrium lagi ruang untuk menyusun zat-zat yang sudah dipakai tetapi belum boleh dibuang bersama ruang timbangan analitik Rapat-rapat apa saja yang pernah dilaksanakan dan berapa kali tiap semester yang bapak ketahui Rapat untuk praktikum itu hanya sekali, yang utama adalah rapat rutin yang tak pernah ditinggalkan satu semester sekali. Itu dalam hal pembagian asisten praktikum bagi mahasiswa berprestasi dan biasanya beasiswa diajak kalau mau jadi asisten praktikum. Tugasnya adalah membantu dosen-dosen dalam pelaksanaan praktikum. Setiap laboratorium semua datang dan membagi tugas dan membagi asistenasisten sejumlah praktikum yang ada dan sejumlah hari yang ada. Misalnya satu semester ada lima praktikum. Tiga kelas organik, dua kelas bio kimia jumlah asistennya berapa setiap praktikum didampinginya dua assisten. Tujuan asisten itu diamping mereka dapat pengetahuan yang lebih banyak juga pengalaman yang lebih banyak untuk membantu para dosen. Kemudian rapat mendadak misal kemarin ada rapat keseluruhan, ada alat-alat yang baru datang dan pembagian alat. Kemudian rapat untuk dosen-dosen harus mengampu supaya setiap dosen bisa melaksanakan praktek agar bisa menghayati bagaimana merasakan praktek itu. Rapat rutin itu satu semester sekali dan tidak pernah dilewatkan. Jadi rapat itu dilaksanakan berapa kali tergantung situasi dan kondisi. Bagaimana pembinaan yang dilakukan di laboratorium Kimia Organik ? Begini Pembinaan itu ada dua. Ada dari Diknas dari Jakarta dan yang ditinjau hanya laboratorium Kimia Organik khususnya. Umumnya laboratorium Kimia. Sedangkan untuk laboratorium Fisika Biologi matematika kok tidak, yang kedua kita mengirimkan teknisi ke ITB sudah tiga kali sampai empat kali. Kemudian ke UGM, bagaimana cara menyambung, mengelas dan membuat kaca. Hanya saja karena tidak ada kemampuan laboratorium kita setelah mereka pulang, laboratorium kita tidak mampu membuat work shop atau bengkel kaca. Kalau ada alat

230

P

:

DP4 :

P : DP4 :

P

:

DP4 :

kaca yang pecah sedikit itu bisa disambungkan daripada kita mengirim ke UGM untuk mengelas. Kalau akan didirikan workshop / bengkel, kira-kira tempatnya dimana ? Dan setujukah pak ? Setuju sekali. Saya sebagai pengampu praktikum sudah mengusulkan kepada Ketua Jurusan untuk laboratorium itu masing-masing perlu ditambah laboratorium micro teaching. Laboratorium praktikum juga sudah mengusulkan workshop ini atau bengkel. Kalau kita mempunyai bengkel yang bagus mereka yang perlu memperbaiki gelas alat praktikum akan datang kesini. Jadi kita mempunyai income yang bagus. Tapi sayangnya sudah dilatih sudah trampil, tidak dilaksanakan yang berwenang. Sayangnya saya tidak jadi orang yang berwenang. Ha ... ha ... Dimana letak hambatan untuk mendirikan workshop/bengkel Yang menjadi hambatan adalah keuangan, kalau tempat sih banyak sekali. Alat untuk mengerjakan itu lho yang mahal. Alatnya misal untuk mevariasikan kompresor gurindo, sebetulnya ya terjangkau hanya pejabat kita yang belum siap. Padahal waktu saya di Yogya itu memecahkan alat kalau kita beli harganya lima puluh ribu rupiah. Tetapi setelah hanya diperbaiki di bengkel hanya lima ribu rupiah. La itu eman misalnya mahasiswa sini banyak yang memecahkan dibawa ke Yogya untuk memperbaiki sayangnya laboran teknisi sudah dilatih tetapi belum dimanfaatkan, mudah-mudahan tahun yang akan datang Mohon Bapak memberikan gambaran mengenai jalannya praktikum dari awal sampai akhir Begini bu, kalau kita praktikum biasanya akan dimulai pengenalan alat, tata tertib, lalu kontrak praktekum. Kalau memanaskan pakai spiritus, jangan pemanas spiritus dalam keadaan nyala diangkat kemana-mana. Kalau spiritusnya dalam botol terbakar, bisa memecahkan tempatnya dan terjadi kebakaran. Rambut panjang jangan diurai, diikat ditekuk keatas biar tidak mengganggu. Hari pertama adalah pengenalan dan tata caranya. Sebelum praktikum, mahasiswa menjalani pre test atau test awal dengan tujuan mahasiswa membaca apa yang akan dipraktikumkan. Setelah diberi test awal mahasiswa diperbolehkan mengikuti praktikum. Waktu kita menjelaskan pertama ada pembagian untuk piket, jadi mahasiswa menyiapkan zat-zat, bersama teknisi untuk kebutuhan praktikum yang akan datang. Setelah praktikum mahasiswa diharuskan membuat laporan sementara dengan menggunakan buku. Dalam penelitian saya, setelah praktikum hasil didiskusikan dan dipresentasikan. Kalau sekarang membuat laporan, lalu besok praktek lagi, membuat laporan sehingga mahasiswa itu tidak tahu mana yang

231

P

:

DP4 :

P : DP4 :

P

:

salah. Jadi kalau hasil praktikum itu dipresentasikan atau didiskusikan, berarti Ooo... praktikum saya berarti salah. Dalam penelitian pak Kusoro bagaimana membagi waktu dengan materi yagn dipraktikum yang nantinya dipresentasikan dan didiskusikan. Ya biasanya mahasiswa praktikum itu tidak menghabiskan waktu. Masih ada seperempat jam atau setengah jam. Waktu ini yang kita manfaatkan. Atau besok jumlah praktikum misal 10 materi beberapa praktikum saya hilangkan. Lebih baik praktikum dikurangi tetapi anaknya pinter. Misalnya alkohol - ether, alzhena-alkuna, aldehid -kelon. Ini yang saya lakukan ternyata hasilnya lebih bagus. Jadi itu saya yakin sekali. Dan itu akan mendukung keberhasilan praktikum. Saat praktikum diberi waktu untuk diskusi dan presentasi. Kalau presentasi itu ada banyak manfaat, mahasiswa bisa membuat transparan, mahasiswa bisa membeberkan pada orang lain. Jadi mahasiswa bisa mengetahui mana yang salah, bisa menyimpulkan setelah kita diskusi. Apakah Bapak Kusoro masih berkenan melanjutkan wawancara ini ? Karena sekarang sudah jam 10.00 sesuai dengan kesepakatan semula, kita hentikan. Jumlah ibu bisa dilanjutkan lagi hari Sabtu, 14-04-05 jam 08.00-10.00 Terima kasih pak Kusoro. Selamat pagi. Selamat ketemu lagi

232

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 11) TEKNIK INFORMAN HARI/TGL TEMPAT WAKTU TOPIK

: : : : : :

WAWANCARA Drs. KUSORO SIADI, MSi SABTU, 16 - 04 - 05 RUANG DOSEN 08.00 - 10.00 PENGGERAKAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Wawancara ini kelanjutan wawancara sebelumnya. Bapak Kusoro ini pernah melakukan penelitian, setelah praktikum mahasiswa dikenakan kegiatan diskusi. Pada hari Jum’at kemarin menceritakan hasil penelitian di laboratorium Kimia Organik, sekarang dilanjutkan dan itu ada hubungannya dengan wawancara bisa ditranskrepkan sebagai berikut : P : Selamat ketemu lagi pak Kusoro. Tidak bosan kan. Bisa dimulai sekarang DP4 : Ya bu, saya justru senang bu, silahkan dimulai P : Nilai praktikum mahasiswa sebelum dan sesudah dilaksanakan presentasi dan diskusi apakah ada peningkatan DP4 : Maksud saya untuk menilai hasil praktikum intinya biasanya kalau praktikum itu intinya, nilainya tidak ada yang D minimal C atau malah tidak lulus, yang tidak lulus itu kadang mahasiswanya tidak ikut praktikum beberapa kali P : Adakah kejadian pada saat melakukan praktikum. Kalau Bapak mengetahui adanya kejadian, kapan itu terjadi dan seringkali hal itu terjadi DP4 : Selama praktikum asisten dan dosen mengawasi jalannya praktikum itu. Selama mengawasi apabila ada mahasiswa yang melakukan kesalahan mereka membetulkan mahasiswa yang sedang melakukan kesalahan. Misalnya untuk membuktikan adanya monosakarida pakai tes Benedik. Dia mencatat hasilnya tidak benar. Maka seperti yang dalam penelitian saya maka perlu dilakukan presentasi dan diskusi. P : Sekali praktikum rata-rata berapa kelompok dan tiap kelompok terdiri dari berapa mahasiswa DP4 : Untuk Biokimia sekali praktikum 46 maka siswa karena biasanya kelas atas masih ikut. Satu kelompok 6 orang jadi ada 8 kelompok. Padahal efektif satu kelompok itu maksimal tiga. Karena banyaknya mahasiswa

233

P

:

kurangnya alat. Kalau dibagi kelas I dan Kelas II maka dosen tambah waktunya otomatis zat bertambah pula. Bagaimana menurut pengamatan pak Kusoro mengenai kerja laboran atau teknisi di laboratorium Kimia Organik.

DP4 :

Di laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dan yang paling sering dikirim pelatihan sehingga untuk laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat walaupun dia lulusan ST tahu bahan kimia. Mungkin lebih tahu dari mahasiswanya. Sering laboran mengambil ke laboratorium-laboratorium yang lain. Laboratorium Kimia Organik paling komplit zat-zat kimianya jadi kemungkinan laboratorium kimia lain mengambil zat ke laboratorium Kimia Organik.

P

Bagaimana penanganan bila terjadi kecelakaan di laboratorium

:

DP4 :

Memang pernah terjadi kecelakaan. Kecelakaan yang ada sampai sekarang yang satu zat tumpah, alat pecah, percikan zat kimia. Paling kecelakaan agak serius satu kali dalam satu semester. Kebetulan laboran / teknisinya sendiri. Dia mencampur zat, namanya bu Nunik. Mencampur asam sulfat pekat tidak tahu kalau dicampur mendadak itu akan meledak. Dan meledak, kepercikan kena mata, kemudian diguyur air mengalir. Tetapi masih terasa kesakitan, akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kebakaran karena pemanas spiritus dimana spiritusnya kebakar. Hal semacam itu harus dimatikan dengan pasir karena di laboratorium tidak ada pasir.

P

Selain itu apalagi yang ada di laboratorium untuk melakukan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan

:

DP4 :

Ada pemadam kebakaran, PPPK ada di ruang persiapan

P

Kalau terjadi semacam itu siapa yang bertanggung jawab

:

DP4 :

Ya pembimbing praktikum itu. Tetapi penanggung jawab laboratorium paling tidak yang menetralkan keadaan panik tersebut. Semua pengobatan ditanggung kepala laboratorium

P

Bagaimana kerapian, kebersihan yang terjadi di laboratorium Kimia Organik

:

DP4 :

Umumnya laboratorium itu bersih karena ada cleaning service yang stand by. Untuk Kimia Organik saya ampu selalu saya anjurkan mahasiswa masing-masing masing-masing kelompok harus membawa lap jadi sehabis praktikum mahasiswa membersihkan sendiri. Tapi tempat-tempat yang mestinya untuk praktikum itu isinya rangkaian alat yang tidak bisa difungsikan harusnya disingkirkan. Misal alat oven itu tidak berfungsi, tidak bisa dipakai kok ya tidak disingkirkan. Tapi katanya yang bagus belum ada.

234

P

:

Bagaimana letak alat dan zat yang digunakan mahasiswa

untuk praktikum di laboratorium Kimia Organik DP4 :

P

:

DP4 : P

:

DP4 :

P : DP4 :

P : DP4 :

Zat kimia letaknya bertebaran tidak teratur lalu saya usulkan, agar dibawah meja di tepi itu kita cat dan ditutup untuk menyimpan zat, dan itu dikabulkan kepala laboratorium. Jadi misal ini untuk Bio Kimia, ini untuk Kimia Organik I dan ini untuk Kimia Organik II sehingga laboran maupun yang piket tidak kesulitan untuk mengambil zat maupun alat. Bahkan kalau ada, praktikum, saya yang membimbing biasanya ada tiga deretan meja. Masing-masing deretan meja itu sudah ada zat-zat yang akan digunakan praktikum untuk menja itu jadi tidak perlu mencari zat ke meja lain Bagaimana perhatian terhadap tugas masing-masing yang berada di laboratorium Kimia Organik Kalau itu SKS nya dan pengampunya tiga. Kalau SKS itu pengampunya dua. Kalau praktikum berjalan semua mengawasi jalannya praktikum Bagaimana mahasiswa mencampur zat kimia, menemui zat -zat baru atau zat yang kurang diketahui Laboratorium kimia umumnya melayani dari luar. Layanan itu berupa kerja sama dengan instansi lain, akademi yang tidak punya laboratorium, mereka ikut praktikum disini. Disana itu petunjuknya berbeda dengan yang membuat larutan. Sudah saya berkali-kali menyiapkan. Di dalam petunjuk praktikum bahwa ptealin itu enzim yang menderna amilum tetapi di dalam larutannya itu amilosa. Dari akademi kebidanan, akademi perawat, praktikum Bio kimia di sana anak belum tahu Kimia Organik saya kadang-kadang ngelus dada. Kalau mengalami semacam itu. Maka kadang-kadang mencampur itu seperti orang masak saja, plang-plung, plang-plung. Kalau ada semacam itu saya berusaha kalau setelah praktikum saya suruh jelaskan satu persatu. Tujuannya saya supaya dia tidak mlongo kok, plang-plung, plang-plung tapi tahu maknanya, sehingga kalau berhasil mengatakan Ooo... Ini biasanya praktikum mahasiswa Akper Ungaran Purwodadi, Jepara, Akbid. Apa manfaat bagi mereka Jelas ada, tetapi manfaatnya tidak mutlak 100% karena praktikumnya maraton. Kalau disini praktikum Biokimia saja smt V, kalau disana smt. I padahal mahasiswanya ada yang dari SMEA Sepertinya tadi akan ada yang diutarakan. Yang kedua layanan terhadap analisis, jadi ada seorang mahasiswa terutama jurusan Biologi KK, Undip juga ada yang menganalisis proteinnya brapa Nnya berapa. Satu logamnya apa saja dan berapa. Karena kita mempunyai alat AAS. Yang ketiga pelayanan membuat KIT

235

P

:

DP4 :

P

:

seperangkat alat yang bisa dipakai di SMA semester 1, 2, 3, 4 dan dijual dipesan oleh SMA. Misal SMA 2 diluar itu kita tawarkan kalau ada MGMP. Layanan yang keempat adalah memberikan penyuluhan atau pengalaman -pengalaman. Suatu sekolah pula yang ingin mengetahui pengalaman-pengalaman terutama Kimia Organik. Bagaimana pembuangan zat kimia berbahaya di laboratorium Kimia Organik Begini, memang kita tahu bahwa zat kimia itu berbahaya. Tetapi tidak semua. Nasi itu zat kimia tetapi enak. Memang orang yang tidak tahu, bahwa zat kimia itu berbahaya padahal tidak. Yangberbahaya itu justru sedikit yang banyak itu manfaatnya. Misal daging ayam yang berbahaya itu sedikit khususnya Kimia Organik itu sedikit sekali. Bahkan hampir tidak ada, tapi ada juga yang berbahaya. Ada zat radioaktif, tetapi kita tahu umpamanya ditutup dengan faal, timbal timah sehinga dia tidak akan keluar. Kemudian zat - zat yang berbahaya itu dibuang pasir yang seharusnya ditempatnya di seperti kendel jangan plastik kemudian dibuang di belakang Kimia Organik (seperti jumleng) Bagaimana kebutuhan air listrik di laboratorium Kimia Organik DP4 : Kebutuhan air selama listrik tidak mati mencukupi.

Karena reservoar di atas dengan laboratorium kimia ada lima air tidak mencukupi bila listrik mati. Kalau listrik mati ya air macet. Kemudian air mengambil dari kamar mandi masing-masing. Tetapi ya tidak sering hanya kadang-kadang saja. Bahkan saya pernah penelitian tiga hari tiga malam kalau memakai air leding berapa yang saya gunakan. Saya pintu satu ember air saya belikan pompa untuk ikan jadi tidak memboroskan air dan tidak menghabiskan air. Jadi limbah laboratorium Kimia Organik itu belum bahaya, tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar. P

:

DP4 :

P : DP4 :

P

:

Bagaimana mencari jalan keluar bila terjadi kecelakaan agar mahasiswa tidak desak-desakan melalui tangga yang hanya satu Itu memang sebetulnya perlu latihan karena lewat tambang saya biasa pramuka latihan seperti itu biasa. Satu-satunya jalan ya itu saja bahkan pintu darurat sebelah laboratorium juga tidak ada. ITB laboratorium Kimia Organik Lantai Bawah, UGM laboratorium Kimia Organik lantai dua, laboratorium Kimia Organik UNNES lantai tiga. Laboratorium Kimia Organik UGM pernah kebakaran yaitu tahun 1995 Sebaiknya dimana keberadaan laboratorium Kimia Organik ? Menurut saya Laboratorium Kimia Organik itu sebaiknya berada di lantai dasar. Karena jangkauannya mudah terutama untuk air. Seperti dulu yang sekarang dipakai SMA 3, yaitu laboratorium Farmasi. Terima kasih pak Kusoro.

236

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 12) TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Bp. Drs. KASMUI, M.Si (KACAB KIMIA) HARI/TGL : JUMAT, 15-04-2005 WAKTU : 14.00-15.30 TEMPAT : RUANG KEPALA LAB TOPIK : PERENCANAAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG

Bapak Kasmui adalah Kepala Laboratorium Kimia yang terdiri dari enam laboratorium yaitu Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik-Biokimia dan Laboratorium PBM-Komputasi. Beliau mengajar beberapa mata kuliah antara lain Kimia Fisika. Selain itu sibuk menyusun Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4), rapat-rapat, mengawasi pembangunan muhsola, menerima tamu rekanan masalah alat dan bahan. Karena padatnya kegiatan beliau, sehingga setiap kali sudah ada kesepakatan waktu untuk diwawancarai, akhirnya batal juga karena mendadak saat itu ada kegiatan yang memang tidak dapat ditunda atau ditinggalkan. Biasanya beliau menyediakan waktu untuk dapat diwawancarai setelah jam 13.00 WIB. Peneliti dengan sabar terus menghubungi lewat telepon maupun ketemu langsung beliau. Akhirnya terjadi kesepakatan waktu, dan pada hari Jumat tepat jam 14.00 WIB wawancara dapat dilaksanakan. Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai berikut : P KL P

: :

Selamat sore Pak Kasmui. Assalamu’alaikum. Selamat sore. Walaikumsalam. : Berkenan bapak memberi gambaran mengenai lab. Kimia umumnya

dan

lab

KO

khususnya.

Ada

rencana

untuk

237

mengembangkan lab.

Kimia pada umumnya atau lab. KO pada

khususnya ? KL

:

Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan

laboratorium. Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab. Pangan. Sedangkan yang enam : Lab. Research, Instrumen, dan lab. lain yang jumlahnya sembilan yang pada waktu rapat kerja fakultas bulan Maret 2005 kemarin kita sudah usulkan sembilan ruang laboratorium. P KL

P KL

P KL

: Di mana letak pengembangan lab. ? : Kita akan membuat perencanaan gedung, disamping tempat parkir. Intinya adalah menang-menangan. Misalnya kalau disetujui ya alhamdulillah. Yang penting kita sudah punya rencana ke depan, jangan sampai kita tidak punya lahan. Lahan kita hanya sebelah barat, sempit. Nampaknya tidak bagus. Nampaknya ada lahan luas di samping parkir. Kalau dibangun gedung lagi Insya Allah cukup untuk lab. Kimia. Kenyataan memang kita butuh hanyak ruang tambahan lab. Kita belum punya ruang instrumen, kita belum punya ruang research. Kita belum punya lab. Pangan, lab. Mikrobiologi, lab. Biokimia. : Rencana membangun tambahan lab. Kimia, apakah sudah ada gambaran untuk terlaksana ? Dana dari mana kalau saya boleh tahu ? : Tidak bisa mengatakan pasti bu. Tetapi itu usulan dari kita. Kalau tidak ada usulan P2U tidak tahu. Mulai tahun ini kita sudah membuat usulan lewat rapat kerja kemarin (Kamis 14-04-2005) akan mengundang arsitek yang akan membuat rencana gedungnya. Misal kita butuh sembilan ruang bagaimana gambarnya, letaknya di mana kemudian kita ajukan ke pusat. Disetujui atau tidaknya itu urusan sana. Bagaimanapun kita akan mengejar, karena lab. Kimia ini masih sangat sedikit. Entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang realisasinya yang penting kita sudah mengajukan rencananya. : Apa sebetulnya tujuan rencana pengembangan lab. Kimia umumnya juga termasuk lab. KO khususnya ? : Tujuannya adalah ingin lab. Kimia khususnya lab. KO ini sebagai pusat informasi dan pusat penelitian. Kita ingin lab. kita maju jadi betul-betul punya posisi yang strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun di dalam kampus dan bisa menghasilkan masukan dana untuk pendanaan kehidupan di laboratorium, Kita lihat bahwa dana untuk lab. itu sangat kecil. Suatu contoh lab. Kimia selama satu tahun itu hanya satu juta. Ini jelas sangat tidak mungkin, untuk pengembangan lab. Apalagi memang ada tambahan berupa kiriman bahan kimia satu tahun 17 juta. Ditambah mungkin kiriman bahan kemikalia lagi

238

P KL

P KL

P KL

dari P2U setahun itu. Kalau kemarin 70 juta, kalau tahun ini dianggarkan 100 juta. Tapi itu kita menerima hanya dalam bentuk bahan. Yang kita terima dalam bentuk uang itu hanya setahun 70 juta. Itupun penerimaannya bertahap. Jadi mungkin dua kali pertama 30 juta dan berikutnya melengkapi 40 juta. Kalau uang sekian tidak mungkin untuk mengembangkan lab. Kimia, karena lab. ini sangat mahal. Bahan kimianya saja sekali beli 15 juta, sepuluh juta. Satu semester tidak cukup. Padahal satu tahun saja hanya segitu. Padahal kita menginginkan lab. Kimia ini merupakan lab. yang digunakan/ dibutuhkan masyarakat kita. Mereka bisa menggunakan jasa kita dan kita dapat biaya untuk pemeliharaannya. Nah itu akan berjalan kalau memang kita mempunyai alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat, Itu bisa kalau kita eksis (hmmmmmm). Tidak mungkin lab. akan berkembang kalau kita tidak mencarikan dana yang sekarang kita ada layanan masyarakat ada masukan sedikit-sedikit. Kita bisa membeli alat-alat tanpa minta tambahan dana dari UNNES. : Biaya dari mana yang bisa mensukseskan rencana pengembangan lab. Kimia, menurut pandangan Bapak ? : Yang jelas kita berusaha dari proyek A2, kalau SP4 sangat kecil 400 juta. Kalau A2, 11/2Milyar barangkali bisa kita arahkan untuk menambahi alat. Salah satu jalan untuk bisa membeli alat ya kita mengajukan proposal proyek itu. Kalau kita tidak dapat ya ngalamat itu. Kita sekarang ini paling setahun hanya dapat 50 juta. 50 juta saja nantinya sudah dipotong tenaga, bahan, alat sisanya sedikit sekali. Tapi paling tidak ada denyut nadi yang hidup. : Untuk membuat rencana untuk pengembangan lab. Kimia tersebut data-data apa saja yang dikumpulkan /dipersiapkan Pak. Kasmui ? : Sekarang ini baru angan-angan. Baru sekarang ini dimunculkan ya kemarin tampaknya belum muncul. Kita melihat perkembangan lab. Waktu itu kan kerjanya tidak begitu banyak dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu penelitian berkembang, Oo... ternyata lab. kita segini thok, kita mikir kita kurang. Apalagi setelah Dr. Partono masuk sini kelihatannya lab. ingin dikembangkan. Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada. : Lab. mana saja yang sudah diobservasi Bapak Kasmui ? : Yang jelas misalnya di Batam karena kita penelitian di sana, kita bisa membandingkan. Yang kedua di UGM jelas. Kemudian di UPI, tahun kemarin kita sama-sama ke sana ITB juga, dan yang kemarin Pak Tjahyo dan Pak Edy laporannya sudah saya lihat, ternyata posisi kita masih sangat di bawah. Tapi kita perlu menggeliat bahwa kita ini belum ada apa-apanya, pertama benturan kita adalah dana dan kebijakan kebijakan yang belum mendukung pengembangan manajemen lab. Kimia yang baik atau lab-lab di UNNNES pada umumnya.

239

P KL

P KL

: Apa saja yang menjadi penghambat atau pendukung rencana pengembangan lab. tersebut ? : Penghambat yang paling besar dana. Kemudian kebijakan dari pusat (UNNES) mungkin bukan karena beliau di atas tidak paham tetapi mungkin karena hambatan dana juga. Saya itu dengar dari Bapak Rektor saat Workshop Lokakarya Kalab Tahun 2004 itu yang menjadi kendala memang dana. Tidak mungkin dari sisi manajemen sekarang ada kepala lab. yang tunjangannya diberi oleh UNNES. Karena dana lab. sedikit, kita masing-masing mengetahui karena SPP mahasiswa kita kan SPP untuk masyarakat kecil. Walaupun tuntutan kita sebetulnya tinggi dengan IKIP menjadi UNNES. Itu adalah dilematis bu jadinya, memang kita akan dihargai, oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kita saja kualitasnya kaya begitu. Kita menginginkan universitas jadi universitas rakyat, tetapi karena kualitas kita seperti itu posisi kita ada di mana. Wong mereka itu mencari universitas yang bonafit, tidak bisa lepas daripada alat, fasilitas dari manajemen lab. dan manajemen yang modern. Dengan mempertahankan label rakyat sementara lab. kita lab. kosong apa harus dipertahankan. Sekarang bisa. Untuk Rektor yang sekarang ini. Tetapi 10 tahun ke depan kita akan tenggelam atau barangkali kita akan gulung tikar. Sekarang muncul PTS di era globalisasi ini dengan lab. yang sangat besar kualitasnya. Mereka akan lari ke sana semuanya. Walaupun kita dapat konsumen paling-paling yang kualitasnya rendah menengah ke bawah ya rakyat kecil itu akhirnya. Kita tidak mengatakan bodo (sambil ketawa). Ya sementara ini input yang masuk kita kan kalangan menengah ke bawah itu. : Walaupun IKIP sudah jadi UNNES ? : Sama saja. Contoh SPMB kan nilai rendah. Paling 70, paling rendah 20 itu sebenarnya kan kualitas rendah to. Bagaimana output kita menjadi baik kalau inputnya saja begitu ? Selama sekian tahun kita mengajar kalau inputnya saja sekitar itu kan sulitnya bukan main. Skill bisa dikembangkan lagi setelah mereka lulus. Sedangkan sebagai pendukung yang pertama adalah SDM. Pengampu Praktikum Kimia itu rata-rata sudah S2 dan itu muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang mereka sudah tua. Kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir sepuh terus tetapi berpikir muda, berpikir dengan paradigma yang berbeda, jangan berpikir dengan paradigma jaman dulu lagi. Melihat ke depan melihat Perguruan Tinggi di luar kita, jangan IKIP Veteran dulu kan swasta yang kita lihat UGM, ITB, UNDIP, UPI yang begitu maju, bubungan masyarakat besar, mendapat penghargaan besar dari masyarakat dan makin berjubel peminatnya.

240

P

:

KL

:

P KL

: :

P

:

Jadi salah, kita mengatakan makin tinggi makin rendah. Buktinya UGM sendiri begitu. Nanti akhirnya akan dipergunakan perbaikan kualitas. FMIPA itu adalah jantungnya di lab. Lha kalau jantungnya keropos gimana mau sehat. Barangkali kalau IPS, PMP mereka kan di masyarakat, kita kan di laboratorium. Dalam pengembangan lab. kimia ini alternatif apa yang akan ditempuh dan kapan direncanakan ? Pertama kali kami harus mengembangkan sendiri, terutama dari penelitian. Walaupun saya tidak hanya di kampus, tetapi juga di luar, saya harus menulis proposal penelitian apapun, itu sesuai dengan kemampuan saya. Saat sholat asar, apa perlu dihentikan dulu Pak ? Baiklah bu, untuk hari ini kita sudahi dulu. Satu saat saya selalu siap untuk membantu ibu. Terima kasih nanti Bapak akan saya hubungi lagi untuk menentukan kesepakatan waktu.

241

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 13) INFORMAN HARI/TGL WAKTU TEMPAT TOPIK

TEKNIK : WAWANCARA : Drs. KASMU1, M.Si (KALAB KIMIA) : SELASA, 19-04-2005 : 13.00 - 14.00 : RUANG KEPALA LAB : PENGORGANISASIAN, PENGGERAKAN, PENGAWASAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Hari ini merupakan wawancara kedua, kelanjutan dari wawancara pertama yang dilakukan sebelumnya. Sebagaimana biasa dilakukan peneliti sebelum wawancara dimulai perlu diciptakan situasi dan kondisi secara persuasif. Hasil wawancara dapat disajikan dalam transkip berikut ini. P : Bapak Kasmui saya mohon kelengkapan mengenai alternatif yang akan ditempuh untuk pengembangan lab. kimia organik ? KL : Begini bu, karena penelitian kita kan penelitian murni. Makin banyak dosen mengambil penelitian makin ramai laboratorium artinya semakin ramai fasilitasnya semakin baik lingkungan lab. Pelaksanaan rencana itu kami berharap tahun depan lah (2006). Mereka mendengar dan merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak. Insya Allah perencanaan di semester ini sudah jadi. Kita sudah mencari orang yang membuat rencana gambar. Hanya tembusnya akan kita usahakan, karena itu juga tidak lepas dari skenario yang ada di UNNES keseluruhan mengenai keuangan, anggaran dan sebagainya, Kita tidak bisa omong sendiri, memutuskan sendiri. P : Bagaimana struktur organisasi sekarang. Dan untuk masa mendatang apakah ada perubahan (rencana) ? KL : Yang jelas untuk manajemen sekarang tidak baik. Sekarang Kalab. membawahi sekian lab, itu jelas sangat tidak efektif. Maka sudah meniadi bahan pemikiran Kalab di UNNES, bila struktur jabatan di lab. ini diubah. Kalau di Kimia Kalab satu tidak mungkin. Tidak bisa memahami betul kebutuhan Organik, Analitik. Mungkin bisa tetapi tidak sedetail daripada orang organik sendiri. Misalnya ini butuhnya apa atau paling tidak arah kebutuhan penelitian itu saja tidak memahami. Karena saya orang fisik. Saya memahami sesuai dengan bidang saya. Makanya barangkali kita perlu ngaca pada Perguruan Tinggi yang besar dengan sendirinya dananya besar tetapi kita akan mengacu ke sana bahwa setiap lab. ditangani oleh seorang kepala lab. Dan Kalab ini betul-betul dapat SK dari rektor yang sekarang yang dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk

242

penanggung jawab lab. bukan SK Rektor atau dari Dekan atau dari mana. Jangan-jangan SKnya dari langit (sambil ketawa). (Kalab memberi Struktur Organisasi yang sekarang). Untuk internal kita penanggung jawab, adalah bagian dari lab. Itu yang menentukan dari Ketua Jurusan. Mereka masih anak buahnya Ketua Jurusan. Sehingga siapa yang menjadi penanggung jawab lab. yang menentukan adalah Ketua Jurusan termasuk ketua KBK itu. (Sambil menyerahkan struktur organisasi lab. Kalab menambahkan).

P

:

Sebetulnya masih ada ruang referensi di bawah. Ibu Ir. Winarni, M.Si itu bagian dari lab, teknis pelaksanaan di sana masih di bawah Kalab. R. Referensi dengan R. Perpustakaan sama tidak ? KL : Intinya sama cuma karena kita tidak boleh menaruh

label perpustakaan aturan di UNNES kita menggunakan ruang instrumen. Katanya begitu, kita tidak pernah melihat hitam di atas putih, tetapi katanya pak Edy kita tidak boleh menulis perpustakaan.

P KL

: :

P

:

Referensi untuk seluruh Jurusan Kimia dilengkapi dengan internet juga. Untuk struktur organisasi yang akan datang kita merencanakan setiap lab. ada Kepala Lab. Kita berharap juga nanti bertambah teknisi dan laboran. Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas, laborap membantu setiap kali praktikumnya. Seperti yang saya berikan di sini (menunjukkan job discription) sesuai dengan pelaksanaan faktual di lab. yang membuat Kalab bersama Ketua Jurusan. Untuk referensi belum masuk, tetapi intinya penanggung jawab lab, bu. Perlukah ada Workshop/bengkel ? Nah, itu yang termasuk salah satu dari sembilan lab. yang kita usulkan adalah Workshop alat-alat gelas. Jadi ruang reparasi gelas, itu salah satunya. Setahun yang Ialu kita sudah menganggarkan hanya karena ada SP4 dan SPMnya untuk nangani ini dulu. Bagaimana cara mengurusi personel-personel lab. (memilihnya) ? KL : Kalau yang milih bukan saya. Hanya saya

mengusulkan pada Ketua Jurusan. Ketua Jurusan yang menentukan. Pekerjaannya, kita sosialisasikan pada awal dan akhir semester. P KL

: :

Untuk teknisi dan laboran sesuai dengan keahliannya ? Jurusan Kimia, teknisinya belum memenuti syarat. Kita menerimanya teknisi tiban. Tidak sesuai dengan yang kita inginkan.

243

P

:

Kita sudah mengusulkan katanya diberi dua tetapi ditarik satu. Alhamdulillah Martin ini dari jurusan Kimia, jadi paling tidak tahu tentang Kimia dan ini sebagai laboran/teknisi yang ada Bu Retno, Bu Ida, Pak Wiji (ST) harusnya minimal D3. Yang jelas dari sisi akademisnya tidak memenuhi syarat. Bagaimana memberi pengarahan atau perintah untuk mengembangkan lab ? KL : Dalam keadaan formal kita sering misalnya

pertemuan dengan teknisi atau laboran daripada dengan penanggung jawab lab. Secara teknis sehari-hari banyak masalah. Setiap semester, paling tidak empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir, dan itu juga yang insidental ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir semester. Kadang dengan kegiatan kebidanan yang

sifatnya tidak formal

malah lebih sering.

P

:

KL

:

P KL

: :

Omong-omong dengan teknisi malah yang begini ini yang lebih efektif. Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. Di sini saya sekaligus melakukan bimbingan misalnya saat praktikum ada hal-hal yang janggal, saya akan membimbing pembetulannya. Misalnya saya masuk ke lab. KF baunya bukan main, ternyata jendelanya tertutup semua. Di sini saya bilang : Pak mbok tolong jendelanya dibuka semuanya. Bimbingan secara formal termasuk pembinaan secara formal misalnya pada seminar, pelatihan, rapat-rapat. Ada pelatihan instrumen terhadap laboran yang datang ke sini. Bagaimana menciptakan hubungan yang harmonis antara personel lab ? Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang, ya kita tidak bisa memaksakan karena ia nyatanya mau butuh uang. Mau ngomong apa monggolah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian dari lab. Kita berkembang bukan dari orang teknik, tetapi dari laboratorium. Kita sadar itu, maka mestinya kita ban, ak berkiprah dari lab. Sekalipun ia gelar Dr. bukan malah pergi dari lab. malah keliru. Padahal strukturnya di lab. bukan di ruang TU bukan di kantorlah tapi di lab. Bagaimana kondisi ruang penanggung jawab ? Memang kondisinya seperti itu. Kita sudah mulai mencoba untuk nata bu. Nampaknya perhatian kemarin hanya ke arah sana,

244

maksudnya ke arah kantor. Sebagai orang Scientis kan basicnya atau jantungnya di lab. Jangan sampai kalau ke lab kesandung. Dosen jangan hanya ngajar di kelas, itu bukan dosen menurut saya, sekedar praktis. Ruang penanggung jawab lab. itu mestinya tanggung jawab penanggung jawab sendiri. Ada cleaning service, tapi jadi masalah juga pada awal semester saya tanya juga : “Kamu itu jane punya wewenang seberapa”. Kalau memang tidak sampai di situ ya saya tangani sendiri. Sekarang ini saya mbayar orang lain sendiri, karena cleaning servisnya tidak bisa diandalkan, Cleaning service juga masuk lab. hanya tanggung jawab kebersihannya adalah laboran. Makanya saya keliling, kalau kotor ya disapu dan sebagainya. P KL

: :

Dari mana saja dana lab ? Jadi lab. mengumpulkan dana taktis. Misalnya dana-dana yang tidak bisa kita pertanggung jawabkan atau kita kwitansikan. Suatu contoh misalnya membersihkan ruangan, misalnya yang rawan itu sawang-sawang itu. Seperti kemarin ruang penanggung jawab lab. itu kita cek

semua. Supaya ada suasana baru dengan harapan penanggung jawab lab. merasa memiliki. Jelas permintaan ini bukan kepada saya, karena saya tidak punya uang. Insya Allah seminggu atau dua minggu lagi akan datang untuk setiap ruang penanggung jawab lab. satu meja dan dua kursi. Terpaksanya kursi dari kayu biasa, karena semester ini dana dipakai untuk kebutuhan alat-alat lab. Nanti kalau sudah ada dana, kursi itu kita ambil dan kita ganti yang baik. Sedangkan kursi yang lama bisa dipakai untuk kebutuhan yang lain. Dana berasal dari : DIK Suplemen yang besarnya 70 juta setahun yang kedua dana DIK rutin, kita setor kwitansi baru dapat uang. Kemarin 17 juta itu setahun. Kita kadang setor lima juta dapat tiga

245

P KL

: :

P KL

: :

juta, nanti beberapa bulan lagi satu juta sisanya yang lain kita diminta mengusulkan kebutuhan alat-alat atau kemikalia yang sekarang 100 juta, yang kemarin 70 juta. Berarti dana itu untuk masing-masing lab. ? Kita tidak membagi, tetapi masing-masing lab. membuat usulan yang kebutuhannya ini semua kebutuhan lab. kita kumpulkan (sambil menunjukkan format usulan zat dan kemikalia). Dana-dana yang sifatnya taktis dana dari SPL, sebagian dana SPI, displit untuk membantu dana lab. Dana taktis dari layanan masyarakat. KIT yang banyak dibeli SMA, SMP, dari perguruan negeri lain yang praktikum di sini, keuangan masuk di bendahara layanan masyarakat, Ibu Haryani. Dan uangnya bisa dikembangkan untuk layanan masyarakat, misal pembuatan buku ajar, pembuatan buku praktikum, CD pembelajaran interaktif, analis berbagai macam penelitian ini sudah saya masukkan di internet semuanya. Ini saja dengan alat yang seperti itu konsumen sampai Solo UNS, UMS Solo, UNISSULA, UNDIP, UNIKA. Mungkin yang nggak ke sini hanya UGM. Maka tahun ini saya belikan alat spektofotometer yang tiga puluh enam parameter bisa digunakan untuk mengukur kebutuhan jenis konsentrasi zat. Ada berapa spektofotometer ? Jumlahnya banyak. Spektronik analog ada 3 tetapi hanya satu dipakai yang lain goyang. Spectronic education digital display, photometer portable, digital Hanna 36 parameter (2) dan ini untuk Anorganik dan Organik dan ada spektronik genesis. P : Bagaimana pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan

yang dilakukan di laboratorium ? KL

:

Pelaksanaan pengamatan praktikum kadangkadang dosen tidak datang. Dari laboran, teknisi mesti saya tanya. Mungkin dosen tidak tahu kalau saya ngecek. Misal : “Bu, Bapak, ini kok ada praktek tapi dosennya tidak datang Biasanya dosennya saya telpon apa sedang sibuk ? Setiap hari saya selalu menengok. Sekarang mulai semester

ini pintu, jendela harus dibuka semua tidak boleh ada salah satu jendela tertutup. P

:

KL

:

P

:

Saya kira cukup sekian dulu Pak Kasmui. Mohon maaf selalu merepotkan. Selamat sore. Ya Bu Titi. Sama-sama. Saya sering tidak bisa, yah karena padatnya kegiatan. Namun saya masih tetap bersedia untuk dimintai penjelasan. Terima kasih pak.

246

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 14) TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Drs. KASMUI, M.Si (KALAB KIMIA) HARI/TGL : RABU, 11-05-2005 WAKTU : 13.00 - 14.30 TEMPAT : LAB. KOMPUTASI TOPIK : PENGAWASAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Hari ini merupakan wawancara ketiga, Bapak Drs. Kasmui, M.Si ini menyediakan waktu wawancara selalu setelah shalat luhur jadi setelah jam 13.00. Wawancara ini melengkapi hasil wawancara sebelumnya. Hasil wawancara disajikan dalam transkip berikut ini. P

:

Saya melihat ada salah satu pintu lab. KO kalau dibuka menutupi pintu penanggung jawab lab. KO. Bagaimana pendapat Bapak ? KL : Ya - ya tetapi itu bukan kewenangan saya Bu. Itu urusannya yang membangun. “Pak ini dibongkar”. Wah saya ini di sini baru satu tahun. Artinya yang membangun itu yang harus ditegur. Gimana ya bu wong ini, zat aja kita sudah usul bolak balik ya tidak ditangani. Apalagi yang berkaitan dengan perbaikan. Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya, tidak boleh, karena bukan kewenangan Kalab itu harus dilaporkan ke PD2. Tapi kita juga pernah membongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2 boleh memang posisi pintunya yang tidak bener. Tidak hanya di lab KO, tetapi di lab. Kimia Analit juga, di Kimia Dasar juga sama berarti kalau saya bongkar bukan satu tapi semuanya dan bergantian atau bertahap semuanya saya bongkar. P : Bagaimana/di mana letak lab. yang baik menurut Bapak ? KL : Saya kira ndak ada masalah. Terletak di mana yang penting eksit apa namanya, keselamatan kalau terjadi apa-apa. Tetapi pernah saya dengar “kalau gedung tiga lantai tidak perlu tangga darurat”. Malah pertanyaan saya kenapa yang ada tangga/jalan daruratnya. malah (DI s/d D4) (ruang kuliah) ada di samping. Padahal bukan lab. Tetapi kenapa justru lab. tidak ada padahal sama lantai tiga (tingkat tiga). Atau memang ora bener. Kan mestinya lab. yang punya tangga samping berbahaya lebih besar risikonya. Nggak masuk akal sebetulnya “jawaban seperti itu”. Memang dari awalnya pembangunan gedung ini sudah keliru semua. Saya kira tata letak gedung ini sudah salah. Pertama, tata letak gedung di sini tidak memungkinkan kerjanya pekerjaan yang baik. Kantor dan lab. dipisah. Akhirnya senengnya

247

di kantor saja. Tidak tahu perkembangan di laboratorium. Kantor harusnya letaknya dekat lab. Di UGM, jelas orang datang ke kampus Kimia. Ya datang ke lab. Suasananya langsung penelitian. Tidak suasana ngerumpi, suasana ngomong, atau suasana di belakang meja. Tetapi betul ada suasana belajar. Karena laboratorium intinya. Jadi itu menerapkan bahwa kampus ya laboratorium. Pengawasan terhadap penelitian sudah saya sampaikan pada pembimbing juga. P : Saya dua kali berturut-turut masuk lab, yang saat itu sedang dilaksanakan praktikum, dengan dosen pengampu yang berbeda. Yang pertama, buku, tas, masih berantakan di meja. Yang kedua, ada juga di meja buku sama tas, Walaupun yang kedua ini tidak keseluruhan. Bagaimana pelaksanaan tata tertib lab. ? KL : Yang bertanggung jawab di sini adalah penanggung jawabnya. Saya negurnya tidak orangnya tapi laborannya “Mbok jangan begitu”. Misal saya masuk, ada satu cop-copan listrik itu untuk empat alat, itu kan berbahaya sekali. Kalau semacam itu mestinya ada koordinasi dengan dosen praktikum, kalau terlalu lama penanggung jawab belum ada yang langsung kepala lab. supaya tidak timbul kecelakaan. P : Bagaimana pengawasan untuk keselamatan kerja ? KL : Pemadam kebakaran kita punya. Rencananya semester ini kita akan ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Kita sudah merencanakan. Jadi hari yang tidak ada kuliah, ujian atau praktikum, mungkin Juni - Juli. Tahun kemarin kita tidak bisa melaksanakan dengan tepat karena ada program SP4 itu Kepala Lab. menjadi tukang kesana kemari. Pemadam kebakaran setiap lab. ada. Kemarin saya beli dua, kecil. Kebetulan kita punya langganan. Nanti kalau ada pelatihan saya beli. Karena kalau pelatihan kan isinya hilang, jadi saya akan isi ulang. Pemadam kebakaran itu memang tidak pernah digunakan. Kembali ke pengawasan terhadap penelitian. Pengawasan terhadap alat, bahan, gas, listrik, api dan sebagainya. Pelaksanaan penelitian mahasiswa juga ada aturannya. Saya tempel. Pengawasan terhadap kerja dosen jelas tetapi kita dengan cara Timur. Laboran dengan sambil bergurau kita tegur. Memang kita pendekatannya pendekatan personal. Menegur dengan guyon misalnya kalau nyapu, kadang-kadang saya membersihkan sendiri. Pengawasan dosen merupakan tanggung jawab lab. yang punya anak buah di situ. Sementara saya sifatnya kan sidak. Laporan laporan masuk saya baru menyampaikan Oo ini tidak betul, oo ini kok pas praktikum tidak datang, laporan masuk saya dengan cara saya supaya beliau itu mengerti bahwa itu tanggung jawabnya. Biasanya saya keliling dari lab. Kimia Anorganik, Kimia Dasar, Kimia Analisa, Kimia Fisika sampai Kimia Organik. Hampir setiap saya begitu hanya mereka tidak tahu, yang seperti itu tidak pernah saya ceritakan pada orang lain, wong wis pada tuwane.

248

Tapi saya tahu bahwa ini tanggung jawab saya juga. Jadi kalau ada apa-apa saya juga kena. P : Job diskripsi sudah direncanakan, apakah itu sudah dilaksanakan semua ? KL : Masih banyak yang menyimpang dari job. Penanggulangannya kita rembug dengan Ketua Jurusan. Memang dari dulu seperti itu tidak hanya sekarang. Dulu perhatian kita terhadap lab. tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan lab. Sehingga ooo ada hal yang tidak benar, cepet ketahuan. Misalnya kalau “Ada ini Pak Edy, saya tidak bisa nangani. Saya bukan masalah nangani-iya bu, yang penting, kerjanya lancar. Kalau mau ngganti silahkan, kalau tidak ya monggo. Mestinya kalau kerja walaupun tanpa SK mestinya kan tidak perlu dikomando oleh kepala lab. karena itu merupakan kewenangan dia. Waktu kita mengadakan wawancara Workshop, manajemen lab. itu sudah saya sampaikan setiap awal semester ini. Saya bagi (menunjukkan blangko usulan-usulan). Tiap semester kan mengajukan usulan yang diisi oleh penanggung jawab lab. Nah ini yang menyangkut job ini, kita harus ketemu lagi dan itu tidak bisa hanya sekali setahun mungkin malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kita bahwa ini amanah kita, ini tugas kita. P : Semua sudah tahu tentang job diskripsi itu ? KL : Semua sudah saya beri, kecuali ilang. Karena setiap laboran kita beri ini (job diskripsi). Dosen barupun kita bagi-bagikan. Itupun baru ngeprin satu hari kemarin. Nggak tahu mereka simpan atau mereka baca. P : Terima kasih sekali. Dan ini sudah jam 15.30. Sepertinya Bapak sudah kelihatan lelah. Kita akhiri sampai di sini dulu.

249

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 15) TEKNIK

: OBSERVASI (PENGAMATAN)

KEGIATAN

: RAPAT

HARI/TANGGAL TEMPAT

: KAMIS, 31 MARET 2005

: RUANG RAPAT JURUSAN WAKTU

: 10.00 12.00 WIB

Rapat ini dilaksanakan setelah selesai rapat jurusan. Hadir dosen-dosen Kelompok Bidang Keahlian Bidang Kimia Organik dan merupakan anggota KBK yaitu : 1. Drs. Edy Cahyono, M.Si 2. Dr. Supartono, MS 3. Dra. Sri Muryati D., Apt, M.Kes 4. Drs. Ersangkono Kusumo, MS 5. Dra. Nanik Wijayati, M.Si 6. Dewi Selvia Fardhyanti, ST 7. Dra. Sri Mursiti, M.Si 8. Ratna Dewi Kusumaningtyas, ST 9. Hayono, S.Pd Yang tidak hadir seorang Guru Besar Emiritus, dua orang sedang studi lanjut satu S2, satunya S3.

Kaitan rapat dengan penelitian adalah mengenai dana, alat, sistem informasi, struktur organisasi, rencana laboratorium, PJL.

Adapun hasil rekaman rapat disajikan sebagai berikut :

250

Kalab (Drs. Kasmui, M.Si) dalam penuturannya : Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh Bapak/Ibu sekalian barangkali baru 15 bulan saya menduduki Kalab, barangkali belum berpengalaman. Disini tidak ada yang benar, tidak ada yang salah, mari kita kerja sama. Bapak/Ibu sekalin ada beberapa pesanan dosen yaitu spektofotometri, kita mempunyai uang dan SPL. Alat ada 36 tetapi yang baik 25. Alat yang digunakan untuk penelitian saya letakkan di ruang instrumen. Alat ada satu di organik dan satu di anorganik. Saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi kebutuhan bapak ibu sekalian. Kenyataan uang kita kecil, satu tahun hanya 70 juta itu tidak cukup untuk memenuhi pesenan Pak Partono. Ada pelanggan instrumentasi dan keselamatan kerja di laboratorium. Tahun kemarin tidak bisa mengadakan karena ada kesibukan SP4. Kemudian yang kedua situs komunitas jurusan Rp. 250.000,- bisa untuk SIM jurusan, laboratorium, perpustakaan. Untuk laboratorium ditangani Pak Harjito dosen baru. Disediakan juga unit situs. Kemudian SIM laboratorium, sifatnya internet operator ditangani mbak Nunik. Misalnya mencari etanol kesulitan letaknya dimana, itu bisa segera dicari. Kita ada enam laboratorium yang dibawahi atau dikelola oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi kalab. Setiap penanggung jawab laboratorium bisa melaksanakan, mengelola. Kita sebetulnya sudah mengusulkan struktur jabatan di UNNES ini dirombak. Pernah kita melakukan seminar / lokakarya semua laboratorium kita hadirkan semua disana. Kata Pak Rektor memang kepala laboratorium bukan jabatan struktural seperti PD-PD. Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. Kemudian hasilnyapun berbeda kondisi laboratorium keuangan, alat, zat. Apakah penanggung jawab laboratorium dipisahkan dengan ketua KBK ? Supaya bisa kerja lebih efektif. Bagaimana kalau kita memberi insentif pada penanggung jawab laboratorium. KJ : Ketua Jurusan (Drs. Edy Cahyono, M.Si) menuturkan bahwa : Kita rencanakan honorer penanggung jawab laboratorium per bulan kita rencanakan lima puluh ribu rupiah. Kalau kita pikirkan ada penanggung jawab, ada perpustakaan semua cukup banyak 10 x 50.000 = 500.000. Kita mencoba menggeliat. Untuk itu ketua KBK duduk merangkap penanggung jawab laboratorium atau mau ditunjuk untuk penanggung jawab laboratorium orang lain yang ada di KBK itu.

251

Untuk misalnya Pak Partono, sebagai ketua KBK, akan menunjuk anggota siapa sebagai penanggung jawab laboratorium monggo. Kita fokus pada pengembangan laboratorium, misal 1/3 atau setengah dari dana SPL untuk pengembangan laboratorium. PJL (Penanggung Jawab Laboratorium) Dr. Supartono, MS menuturkan sebagai berikut : Mengenai otonomi laboratorium akan ada beberapa yang saya sampaikan dari kegiatan sampai ke penggunaan dana. Kebijakan tiap PT memang berbeda masing-masing maunya apakan. Tetapi toh sudah ada indikator yang bagus dari pak Kasmui mengikuti yang baik dari PT yang lain. Berikutnya penanggung jawab (Ketua) KBK terpisah ya memang tidak perlu terpisah dan tidak perlu menyatu. Karena orangnya yang ada itu ya ndak apa. Tapi kalau seandainya diperlukan teroisah ya ndak apa-apa. Itu justru kalau memang mau otonomi, maksudnya nanti tidak ada PJL yang ada adalah Kepala Laboratorium Kimia Organik, apa yang dimaksudkan saya tidak tahu sebab sepengetahuan saya kalau ada penanggung jawab. Itu, kata itu kan pantes-pantes orang ngomong kan. Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya. Kan dulu sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan bahwa seorang Kalab adalah seorang Guru Besar. Itu dulu kan. Masalahnya adalah terkait dengan ini dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan itu, monggo. Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana. Mengenai insentif dari insentif jurusan ya terserah itu manajemen dari jurusan. Ya kalau memang itu ada, atau adanya baru Rp. 50.000 atau memang tidak ada ya ndak masalah. Tapi cobalah diterapkan hambatan teknis masalah dana. Dana segitu itu memang untuk pengembangan laboratorium yang baik malah pusing saja. Saya juga mengerti. Tapi kalau memang itu sudah mau diniatkan begitu apa semacam dana itu tidak kita cobakan. Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil. Itu sebaiknya. Jadi soal dana yang kecil itu monggo itu diatur bagaimana yang perlu, toh kita bisa membuat skala prioritas yang mana dulu di semester ini sehingga nanti teman-teman dosen pun ada rasa kepemilikan ndak. Kepemilikan orang-orang organik ya misalnya kalau penelitian di sana ya silahkan. Tetapi ada konstribusi untuk laboratorium. Jangan hanya memakai saja tetapi konstribusinya tidak ada. Misalnya alatnya yang dipakai kita bantu. Terima kasih, saya dukung. Silahkan.

252

Kalab (Kepala Laboratorium) : Terima kasih pak Partono. Yang penting tujuannya adalah meningkatkan laboratorium. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh.

253

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 16) OBSERVASI : KEGIATAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK TEMPAT : LABORATORIUM KIMIA ORGANIK WAKTU : KAMIS, 31 MARET 2005 KEJADIAN : KECELAKAAN KECIL YAITU KEBAKARAN ALAT ERLEMEYER DENGAN ISI EKSTRAK JAMBU

Rekonstruksi suasana Jam 10.00 Seorang mahasiswa sedang penelitian ekstrak jambu. Saat itu ada seorang asisten mahasiswa. Tidak ada dosen pembimbing maupun laboran. Mahasiswa panik, peneliti mencoba membantu mengambil lap basah untuk ditutupkan, akhirnya padam. Tanggapan pengobservasian Sebaiknya saat mahasiswa melakukan penelitian harus ada laboran atau pembimbing yang berada di laboratorium.

254

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 17) OBSERVASI : KEGIATAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK TEMPAT : LABORATORIUM KIMIA ORGANIK WAKTU : JUMAT, 1 APRIL 2005 KEJADIAN : SUASANA PRAKTIKUM

Rekonstruksi suasana Praktikum mahasiswa Semester 2, jam 09.00 – 11.00 terlihat suasana meja yang penuh tas dan buku yang tidak dipakai berserakan di meja praktikum. Dosen pengampu ada, namun sibuk koreksi persiapan mahasiswa. Ada juga asisten mahasiswa.

Tanggapan pengobservasian Seharusnya hal itu tidak terjadi kalau semua mengikuti peraturan laboratorium.

More Documents from "sunardi"

Kb1 (1).pdf
November 2019 20
1103503061.pdf
November 2019 19
Ekonometrika Modul
November 2019 30