10. Nim; 5122111003 Chapter Ii.docx

  • Uploaded by: Bukner Sijabat
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 10. Nim; 5122111003 Chapter Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,085
  • Pages: 15
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis 1.

Hakikat Metode Pembelajaran demonstrasi

1.1 Metode Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiatserta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Atau dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Menurut Soekamto (shoimin 2014: 23) mengemukakan bahwa: Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal ini berarti metode pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Arends (Shoimin 2014:23) menyatakan bahwa metode pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan sistem pengelolaan.

1.2 Metode Pembelajaran Demonstrasi Metode pembelajaran Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bisa dipahami karena metode penyajian pelajaran memperagakan/ mempertunjukkann secara langsung

9

10

kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Muhibbin Syah (Shoimin 2014: 62), metode pembelajaran demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah

memberikan

pelajaran

kepada

siswa

dengan

cara

memperagakan/

mempertunjukkan secara langsung tentang suatu materi atau benda sehingga siswa dapat melihat proses kejadian, proses pembuatan, suatu keadaan baik secara langsung maupun dengan menggunakan benda tiruan. Pada prinsipnya metode pembelajaran ini akan mampu menciptakan suasana atau hubungan baik antar sesama siswa sehingga ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang didemonstrasikan. Selain itu, ketika demonstrasi dilaksanakan, siswa akan mendapatkan gambaran jelas tentang materi pelajaran yang sedang diajarkan. Dan dengan adanya metode demonstrasi ini, siswa akan lebih giat belajar karena mereka semua berharap tidak ada kendala ketika mereka diminta untuk mendemonstrasikan materi yang dipelajari. Dalam konsep pembelajaran student center (pembelajaran berpusat pada siswa), penerapan metode demonstrasi harus diupayakan agar siswa yang mendemonstrasikan materi pembelajaran. Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperhatikan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Menurut Kurniasih (2015:84) menyatakan kelebihan dan kelemahan metode demontrasi: a. Kelebihan Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

11

1. Dengan metode pembelajaran demonstrasi, guru bisa membuat perhatian siswa menjadi terpusat, dan titik tekan dalam materi yang dianggap penting oleh guru dapat teramati. 2. Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan, jadi proses pembelajaran akan lebih terarah 3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar. 4. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan. 5. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit. 6. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.

b. Kelemahan Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya : 1.

Metode ini membutuhkan waktu yang cukup panjang.

2.

Media yang harus digunakan harus lengkap, dan apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien.

3.

Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahanbahan sebagai alat peraga.

4.

Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

5.

Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif. Sedangkan menurut Sanjaya (2007:151) mengemukakan langkah-

langkah metode Demonstrasi yaitu: 1)

Tahap persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan :

12

a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu. b) Persiapkan garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan. Garisgaris besar langkah demonstrasi diperlukan sebagi panduan untuk menghindari kegagalan. c) Lakukan uji coba demonstrasi, uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.

2). Tahap pelaksanaan a. Langkah pembukaan Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: 

Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasi.



Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa



Kemukakan tugas- tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

3) Langkah pelaksanaan demonstrasi 

Mulailah dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.

Misalnya

melalui

pertanyaan-pertanyaan

yang

mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi 

Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.



Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

13



Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

4). Langkah mengakhiri demonstrasi Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demontrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannnya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat disimpulkan metode demonstrasi merupakan cara yang digunakan dalam penyajian pelajaran dengan cara meragakan bagaimana membuat, mempergunakan serta mempraktekkan suatu benda atau alat baik asli maupun tiruan atau bagaimana mengerjakan sesuatu perbuatan atau tindakan yang mana dalam meragakan disertai dengan penjelasan lisan. Metode demonstrasi pada metode ini memiliki konsep penyampaian materi diperagakan sekaligus dipraktekkan. Hal ini dapat memungkinkan siswa dalam memanejemen waktu dalam menyaksikan peragaan dari guru dan nantinya langsung dipraktekkan oleh siswa.

2.

Hakikat Hasil Belajar Siswa

2.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sejauh mana siswa

14

mengetahui dan memahami materi pelajaran yang disampaikan guru biasanya hasil belajar dinyatakan dengan nilai berupa angka dan huruf. Hasil belajar berupa bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa setelah mengalami proses belajar. Melalui proses tersebut diharapkan mencapai individu kearah kedewasaan dan kematangan. Menurut Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap”. Sedangkan menurut Sardiman (2011:47) yang menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan membaca, mengamati, meniru, dan lain sebagainya”. Dimiyati (2006:3) mengemukakan “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dari puncak proses belajar”.

Menurut Benyamin S.Bloom, dkk (Hamzah, 2006:35) hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah (domain) yaitu: 1.Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut: a. Pengetahuan, kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali pengetahuan yang pernah diterimanya. b. Pemahaman, kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang diterimanya. c. Penerapan, kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. d. Analitis, kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

15

e. Sintesis, kemampuan seseorang dalam mengartikan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. f. Evaluasi, kemampuan seseorang dalam membuat perikiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya. 2. Ranah Afektif, terdiri dari lima perilaku yaitu: a. Penerimaan, keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu. b. Menanggapi, kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu. c. Keyakinan, berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. d. Penerapan karya, berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai system nilai yang lebih tinggi. e. Ketekunan dan Ketelitian, merupakan tingkatan afeksi yang paling tinggi karena sudah memiliki sistem nilai yang menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya. 3. Ranah Psikomotor, terdiri dari 7 perilaku yaitu: a. Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. b. Kesiapan, berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan. c. Mekanisme, berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. d. Respons Terbimbing, seperti meniru atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba. e. Kemahiran, penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh.

16

f. Adaptasi, berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. g. Originasi, menunjukkan kepada penciptaan pla gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu.

Hasil belajar adalah sesuatu yang didapatkan setelah melakukan proses belajar dengan diadakannya evaluasi. Menurut Sudjana (2004:2) “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Hal peristiwa belajar dapat muncul dalam beberapa jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang”. Berdasarkan dari keseluruhan pendapat mengenai hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu proses dimana terjadinya interaksi antar pengajar dengan siswa dimana pencapaian yang didapatkan siswa diukur menggunakan tes. Tes merupakan tolak ukur yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui suatu materi pelajaran. Hasil belajar merupakan indikator yang mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang dapat mencapai tujuan-tujuan dari pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil mata pelajaran Menggunakan peralatan tangan dan listrik siswa kelasXI Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Mata pelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik ,adapun materi yang diajarkan adalah memahami cara Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik. Hasil belajar Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik akan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar dengan sejumlah soal berbentuk pilihan berganda yang pelaksanaannya dilakukan pada awal pembelajaran sebagai pre test dan akhir pembelajaran sebagai post tes. Melihat bagaimana pendapat siswa tentang metode pembelajaran yang diterapkan dikelas dilakukan dengan soal yang dibagikan kepada siswa. Diharapkan dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi yang di terapkan di kelas

17

pada pelajaran menggunakan Peralatan dan Listrik menjadi lebih baik sehingga indikator keberhasilan siswa tercapai.

3.

Hakikat Pelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik Pada pembelajaran ini diperkenalkan dan dipraktekkan cara menggunakan alat

tangan dan listrik dengan media benda kerja sehingga menghasilkan benda jadi. Alat tangan adalah suatu alat yang sumber tenaganya bersumber dari kekuata tangan, ukurannya harus dapat dipegang oleh tangan baik satu tangan atau oleh kedua tangan. Beda halnya dengan alat listrik yang mengutamakan sumber listrik untuk biasa bekerja tetapi tidak terlepas juga dari penggunaan tangan. Adapun jenis-jenis peralatan tangan dan listrik menurut Ir. Tikno Lensufiie, M.Pd ialah : A. Alat Potong 1. Gergaji tangan 2. Circular saw 3. Jig saw 4. Belt saw B. Alat Pelubang 1. Bor 2. Mortise 3. Router C. Alat Pahat 1. Profiling dan moulding 2. Groove shaping D. Alat sekrap 1. Kikir kayu 2. Planer 3. End Face Planing E. Alat Bubut

18

F. Alat Amplas Sehingga dalam proses pembelajaran ini sangat membuat siswa semakin tertarik dalam mempelajarinya dikarenakan penggunaan alat tangan dan listrik tersebut. B. Penelitian yang relevan Di bawah ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian yang relevan antara lain: 1. Nengah Agus Sugiarta, 2. Made Santo Gitakarma, 3. Nyoman Pasek Nugraha (jurnal) dengan Judul penelitian nya ialah: Penerapan metode demonstrasi berbantuan alat Peraga kelistrikan untuk meningkatkan aktivitas dan Hasil belajar prakarya dan kewirausahaan siswa Kelas x.mia1 sman 2 singaraja tahun ajaran 2014/2015. Dengan Hasil penelitiannya yang sudah dilakukan maka dapat di simpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga kelistrikan pada pembelajaran prakarya alat pengatur gerak sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIA 1 SMA N 2 Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari presentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus 1 sebesar 40% dengan nilai rata – rata kelas masing-masing ranah yaitu, 71,25 untuk ranah kognitif, 13,2 untuk ranah afektif dengan kriteria cukup baik dan 18,4 untuk ranah psikomotorik dengan kriteria baik. Pada siklus 2 hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara klasikal mencapai 90% dengan rata-rata kelas untuk masing – masing ranah yaitu 85 untuk ranah kognitif, 14,9 untuk ranah afektif dengan kriteria baik dan 19,45 untuk ranah psikomotorik dengan kriteria baik. Selain meningkatkan hasil belajar, penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga kelistrikan pada pembelajaran prakarya alat pengatur gerak sederhana juga berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 1 SMA N 2 Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata – rata aktivitas belajar siswa pada siklus 1 yaitu 14,75 dengan kriteria cukup aktif di siklus kedua mengalami peningkatan mencapai 17,55 dengan kriteria aktif.

19

2. Arjanggi (jurnal) dengan Judul penelitian nya,Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang pada pembelajaran Matematika. Dengan Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 06 Batu Sebelimbing. Secara khusus, kesimpulan yang dapat diambil sejalan dengan sub-sub masalah adalah bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa setelah penerapan metoda demonstrasi berbantuan alat peraga bangun ruang pada siswa kelas VI SDN 06 Batu Sebelimbing, yaitu: a. Penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga pada pembelajaran kubus dan balok dalam pelajaran matematika di kelas VI SDN 06 Batu Sebelimbing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan jumlah tindakan yang dilakukan sebanyak dua siklus. b. Penerapan metode demonstrasi berbantuan alat peraga pada pembelajaran kubus dan balok dalam pelajaran matematika di kelas VI SDN 06 Batu Sebelimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan jumlah tindakan yang dilakukan sebanyak dua siklus.

3. Taviv Listin Karianidengan Judul penelitian : Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ipa materi benda langit dan peristiwa alam dengan metode demonstrasi pada siswa kelas i sdn ampel 04 wuluhan jember. Dengan Hasil penelitian nya dapat disimpulkan : 1) penerapan metode demonstrasi mampu meningkatkan aktifitas &hasil belajar ipabenda langit danperistiwa alam meskipun ada beberapa hambatan dalam melakukan proses pembelajarandengan metode demonstrasi ini, salah satunya karena siswa masih kelas I yang caraberpikirnya masih ingin bermain terus, sehingga membuat suasana kelas menjadi gaduh. Namun, hal itu mampu dihadapi guru

20

dengan memberikan bimbingan kepada siswa dan memberikan reward untuk siswa yang aktif. Aktifitas siswa dalam proses belajar IPA benda langit dan peristiwa alam dengan metode demonstrasi cenderung meningkat yaitu Sangat Aktif 4 siswa atau 31 %, Aktif 9 siswa atau 31 %, Kurang Aktif 6 siswa atau 21 %, yang tidak aktif sebanyak 10 siswa atau 34 %. Siklus I, yakni sangat aktif79 % atau 23 siswa, kategori aktif 10 % atau 3 siswa. Kurang aktif 10 % atau 3 siswa, Tidak aktif 0 siswa atau 0 %. Pada siklus II sangat aktif79 % atau 23 siswa, kategori aktif 21 % atau 6 siswa. Kurang aktif 0 % atau 0 siswa, Tidak aktif 0 siswa atau 0 %. 2) hasil belajar siswa setelah menggunakan metode demonstrasi juga mengalami peningkatan yaitu sebelum penelitian dilaksanakan diperoleh nilai 0 % dari skor maksimal dan pada siklus pertama17 % sehingga ada peningkatan sebesar 17 % dari skor maksimal 100%. Dari siklus kedua terdapat kenaikan 14 % dan dirasa bahwa hasil belajar siswa telah mencapai hasil yang memuaskan (31 % dari skor maksimal) sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. 4. Taofik dengan Judul penelitian nya: Penerapan metode pembelajaran demonstration dan experiment pada pembelajaran pekerjaan dasar konstruksi bangunan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan keaktifan pada peserta didik kelas x tgb program keahlian bangunan di smk negeri 2 surakarta. Dengan Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstration dan experiment pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 2 Surakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Penerapan pembelajaran dengan metode demonstration dan experiment dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) di SMK Negeri 2 Surakarta. b.

Penerapan pembelajaran dengan metode demonstration dan experiment dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pelajaran Pekerjaan

21

Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) di SMK Negeri 2 Surakarta.

5. Dahyana dengan Judul penelitian nya : Penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ipa terpadu. Dengan Hasil penelitian nya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA Terpadu. Hasil belajar siswa pada siklus pertama dalam kategori cukup (rata-rata 69,20, belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Siklus kedua, hasil belajar siswa menjadi kategori baik sekali (rata-rata 81,40), dan semua tuntas belajarnya. Peningkatan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi didukung oleh peningkatan aktivitas belajar siswa, berupa: keaktifan mencatat materi pelajaran, menunjukkan sikap kritis dalam bertnaya jawab dengan siswa dan guru, keaktifan melakukan demonstrasi, dan keaktifan menyimpulkan materi pelajaran.

C. Kerangka berpikir

1. Metode Pembelajaran Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar berupa bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa setelah mengalami proses belajar. Melalui proses tersebut diharapkan mencapai individu kearah kedewasaan dan kematangan. Selain itu, metode pembelajaran yang diterapkan sangat monoton dan menitik beratkan kepada guru sebagai sumber informasi dalam jumlah yang besar, hal ini akan membuat siswa merasa jenuh dan malas. untuk mengatasi hal tersebut maka guru yang berperan sebagai motivator harus mampu menciptakan suasana belajar

22

yang kondusif dan harus dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dengan mengutamakan keaktifan belajar siswa, sehingga siswa merasa senang, nyaman dan tidak merasa bosan. Proses belajar yang dilakukan bertujuan agar siswa menguasai, memahami pelajaran yang diberikan oleh guru, dan berperan aktif di dalamnya, maka dalam hal ini guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan praktik yang diajarkan, untuk itu metode pembelajaran yang cocok digunakan adalah metode Demonstrasi. Metode Pembelajaran Demonstrasi, adalah suatu metode pembelajaran yang menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pembelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan dalam dunia nyata, siswa dituntut untuk bisa belajar mandiri menggali potensi individu dirinya, saling bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah dan saling membantu dalam menguasai meteri pelajaran guna mencapai hasil belajar yang lebih baik. Melalaui metode pembelajaran demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kondisi awal

Tindakan

Guru belum menggunakan metode demonstrasi

Guru menggunakan metode demonstrasi

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir

Hasil belajar siswa masih rendah

Hasil belajar siswa meningkat

23

D. Pengajuan Hipotesis Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara tentang masalah yang akan diteliti, untuk hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini diambil dari kerangka teoritis dan kerangka berpikir yang dapat dirumuskan, yaitu:

1. Melalui metode pembelajaran Demonstrasi diduga Aktivitas belajar Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik pada siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu akan meningkat. 2. Melalui metode pembelajaran Demonstrasi diduga Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu akan meningkat.

Related Documents

Nim
August 2019 44
Nim
November 2019 39

More Documents from "Fikri D'Skaters"

Adart Sarvoice.docx
November 2019 28
Cv.docx
November 2019 11
Bab Ii (5).pdf
October 2019 13
Bab Ii.docx
December 2019 11