PERCOBAAN 10 DIRECTIONAL COUPLER WAVEGUIDE (1)
Disusun Oleh Nama
: Tri Utami
NIM
: 3.33.14.2.19
No.Absen : 17
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2017
PERCOBAAN 10 DIRECTIONAL COUPLER WAVEGUIDE (1)
I.
TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang efek coupler pada gelombang micro. 2. Mahasiswa mensimulasikan coupler pada gelombang micro dengan alat yang disediakan.
II.
DASAR TEORI Directional coupler pada dasarnya adalah alat sampling sinyal gelombang mikro yang merambat. Kegunaan directional coupler sebagai alat sampling yang tidak menimbulkan pantulan pada saluran utama. Struktur fisik directional coupler dapat dibayangkan sebagai jalur transmisi dengan satu port input dan dua port output. Direktifitas dari directional coupler membuat energi yang disalurkan hanya pada satu arah saja. Untuk jelasnya diperlihatkan gambar 1 dan gambar 2 berikut : P3F P1
P2
Gambar 1. Gelombang Maju (forward) P3R P1
P2
Gambar 2. Gelombang pantul (reflected)
Sifat-sifat dasar directional coupler adalah seperti yang digambarkan diatas, perlu diingat adalah ujung directional coupler perlu matched termination. Koefisien penghubung dan directivitas yang merupakan faktor terpenting pada directional coupler dinyatakan sebagai : π
ππππππ = 20 log
πππ’π‘ππ’π‘ (ππ΅) πππππ’π‘
πΎπππππ πππ ππππβπ’ππ’ππ = 10 log π·πππππ‘ππ£ππ‘ππ = 10 log III.
π1 (ππ΅) π3πΉ
π3πΉ (ππ΅) π3π
ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Gun Osilator 9 V DC 9 GHz 2. Pin dioda modulator 3. Generator 1 KHz diatur 2 Vp-p 4. Chrystal detector 5. Direct coupler 6. Osiloscope 7. Multimeter 8. Coupler
IV.
GAMBAR RANGKAIAN
Gunn Osilator
PIN Dioda modulator
3 2
1
Crystal Detector
Osiloskop
Generator 1 KHz
Gambar 1. Gambar rangkaian percobaan pertama Gunn Osilator
PIN Dioda modulator
3 2
Generator 1 KHz
Gambar 2. Gambar rangkaian percobaan kedua
1
Crystal Detector
Osiloskop
V.
LANGKAH KERJA 1. Buatlah rangkaian seperti blok diagram gambar 1 2. Dengan no 1 sebagai input, no 2 output dan no 3 ditutup dengan plat short 3. Atur frekuensi gun osilator 9 GHz, tegangan 9 V DC 4. Pembangkit gelombang frekuensi generator 1 KHz tegangan 2 Vp-p 5. Amati dan catat hasilnya 6. Ulangi langkah no 2 dengan keluaran no 3 ditutup dengan waveguide resonan 7. Amati dan catat hasilnya 8. Ulangi langkah no 2 dengan membalik direct coupler dan lanjutkan langkah 6 9. Amati dan catat hasilnya
VI.
HASIL PERCOBAAN
No Rangkaian 1
Sinyal input Keterangan : Vpp : 19.2 V F
: 1.166 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 250 Β΅s
2
Rangkaian 1
Vpp : 2.00 V F
: 1.165 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 500 Β΅s
Hasil Kerja
3
Rangkaian 2
Vpp : 3.04 V F
: 1.164 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 250 Β΅s
4
Rangkaian 1 dengan waveguide resonansi
Vpp : 2.56 V F
: 1.163 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 500 Β΅s 5
Rangkaian 2 dengan waveguide resonansi
Vpp : 2.72 V F
: 1.164 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 500 Β΅s
VII.
ANALISA DATA Berdasarkan data percobaan yang telah diperoleh, dilakukan analisis data sebagai berikut: 1. Data Input Vpp : 19.2 V F
: 1.166 KHz
Volt/div: 20 V Time/div: 250 Β΅s
2. Rangkaian 1 Diketahui data rangkaian 1 (Output): Vpp : 2.00 V F
: 1.165 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 500 Β΅s redaman(dB) = 20 log
ππππ’π‘ ππππ 2.00 π
= 20 log 19.2 π
= 20 log 0.104166666 = 20 x (-0.982271233) = - 19.64542466 dB Jadi Redaman yang terjadi pada Rangkaian 1 Sebesar = 19.64542466 dB
3. Rangkaian 2 Diketahui data rangkaian 2 (Output): Vpp : 3.04 V F
: 1.164 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 250 Β΅s redaman(dB) = 20 log
ππππ’π‘ ππππ 3.00 π
= 20 log 19.2 π
= 20 log 0.15625 = 20 x (-0.806179974) = -16.12359948 dB Jadi Redaman yang terjadi pada Rangkaian 2 Sebesar = 16.12359948 dB 4. Rangkaian 1 dengan waveguide resonan Diketahui data rangkaian 1 dengan waveguide resonan (Output): Vpp : 2.56 V F
: 1.163 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 500 Β΅s redaman(dB) = 20 log
ππππ’π‘ ππππ 2.56 π
= 20 log 19.2 π
= 20 log 0.133333333 = 20 x (0.875061263) = -17.50122527 dB Jadi Redaman yang terjadi pada rangkaian 1 dengan waveguide resonan Sebesar = 17.50122527 dB
5. Rangkaian 2 dengan waveguide resonan Diketahui data rangkaian 2 dengan waveguide resonan (Outpur): Vpp : 2.72 V F
: 1.163 KHz
Volt/div : 20 V Time/div : 500 Β΅s redaman(dB) = 20 log = 20 log
ππππ’π‘ ππππ 2.72 π 19.2 π
= 20 log 0.141666666 = 20 x (0.848732324) = -16.97464649 dB Jadi Redaman yang terjadi pada rangkaian 2 dengan waveguide resonan Sebesar = 16.97464649 dB Sehingga diperoleh Tabel perbandingan sebagai berikut : Sinyal
R. 1
Input Vpp (V)
19.2
Redaman (dB)
-
2.00
R.2
3
R. 1 dengan
R 2 dengan
waveguide
waveguide
resonan
resonan
2.56
2.72
19.64542466 16.12359948 17.50122527
16.97464649
Pada table menunjukan bahwa Rangkaian 1 memiliki redaman tinggi ketika tidak menggunakan waveguide resonan dan ketika menggunakan waveguide resonan redaman turun. Rangkaian 2 memiliki redaman rendah ketika tidak menggunakan waveguide resonan dan ketika menggunakan waveguide resonan maka redamanakan naik.
VIII. PERTANYAAN 1. Apa fungsi dari directional coupler ? Jawab: Directional coupler adalah sebuah komponen yang digunakan untuk menguku rpantulan,
dan
mempunyai
kemampuan
untuk
mengarahkan
sinyal.
Directionalcoupler sering digunakan untuk pengukuran pada frekuensi radio. Tetapi, bisa jugadigunakan untuk pengukuran pada frekuensi-frekuensi rendah. 2. Berapakah faktor coupler ? Jawab: 1.
Coupling Factor Faktor kopling merupakan parameter utama dari sebuag directional coupler. π΄
Coupling(dB) = 10 log πΆπ 2.
Insertion Loss Kehilangan sisipan (insertion loss) dalam bidang telekomunikasi terutama yang berkaitan dengan optik adalah hilangnya daya atau kekuatan isyarat/sinyal semasa cahaya merambat sepanjang saluran transmisi atau kabel serat optik dan biasanya dinyatakan dalam dB. Kehilangan sisipan dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan daya masukan/yang dikirim PT, terhadap daya keluaran/yang diterima PR, seperti yang diberikan persamaan berikut:
3.
Directivity Adalah kemampuan coupler membedakan mana gelombang datang dan mana gelombang pantul. Semakin besar directivity semakin bagus, karena memperkecil mis-match impedance. πΆπ
Directivity (dB) = 10 log πΆπ IX.
KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :