Kimia Farmasi Analisis Instrumen Dina Pratiwi, S.Farm, M.Si
Pendahuluan
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan / atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel.
Analisis kuantitatif merupakan analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel.
Analisis struktur adalah penentuan letak dan pengaturan ruang tempat atom dalam suatu elemen atau molekul, serta identifikasi gugus-gugus karakteristik dalam suatu molekul.
Pendahuluan
Kimia farmasi analisis merupakan penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk melakukan analisis secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat, dalam jaringan tubuh, dan sebagainya.
Prosedur Analisis 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Definisi masalah Pemilihan teknik dan metode analisis Pengambilan sampel Pra-perlakuan sampel atau pengkondisian Pengukuran analit Perhitungan dan interpretasi data
Teknik Analisis Teknik analisis
Sifat yang diukur
Gravimetri
Berat senyawa murni atau senyawa yang telah diketahui stoikiometrinya
Titrimetri
Volume larutan baku yang bereaksi dengan analit
Spektrofotometri molekuler dan atom
Panjang gelombang dan intensitas radioelektromagnetik yang diemisikan atau diserap oleh analit
Spektrometri massa
Berat analit atau fragmen-fregmennya
Kromatografi dan elektroforesis
Berbagai macam sifat fisika kimia analit yang terpisah
Analisis termal
Perubahan fisika atau kimia dalam suatu analit ketika dipanaskan atau didinginkan
Elektrokimia
Sifat-sifat elektris analit dalam larutan
Metode Analisis
Metode analisis merupakan serangkaian langkah yang harus diikuti untuk tujuan analisis kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dengan menggunakan teknik tertentu.
Metode analisis baku : jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan, literatur ilmiah, dalam berbagai bentuk buku teks.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode analisis: 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
8.
Tujuan analisis, biaya, dan waktu Level analit yang diharapkan Jenis sampel yang digunakan Jumlah sampel Ketepatan dan ketelitian Ketersediaan bahan Peralatan yang tersedia Kemungkinan adanya gangguan saat pengukuran sampel
Kriteria metode analisis yang baik : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Peka (sensitive) Tepat (precise) Teliti (accurate) Selektif Kasar (rugged) Ketahanan (robutness) Praktis
Penyiapan Sampel Sampel yang diambil harus bersifat representatif (mewakili) populasi zat/bahan yang akan dianalisis dan harus homogen.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel random
Untuk sampel yang homogen Seperti: larutan sejati, batch tablet, ampul.
Pengambilan sampel representatif
Sampel tidak homogen Dalam jumlah yang besar
Pra-Perlakuan Sampel
Analisis langsung Ekstraksi padat-cair
Ekstraksi cair-cair
Pengukuran Analit Pengukuran analit dilakukan dengan menggunakan teknik analisis yang telah dipilih pada perencanaan awal sesuai dengan sampel yang akan diukur.
Kesalahan dan Pengolahan Data Analisis
Kesalahan dalam Analisis Kesalahan gamblang Kesalahan yang terjadi akibat kesalahan besar, akibatnya percobaan harus dimulai kembali dari awal secara menyeluruh. Contoh: sampel tumpah, pereaksi tercemar, alat rusak. Kesalahan acak Kesalahan yang terjadi akibat adanya sedikit variasi yang tidak dapat ditentukan (dikontrol) dalam pelaksanaan prosedur analisis. Kesalahan acak berpengaruh pada ketepatan (presisi). Kesalahan sistematik Kesalahan yang mempunyai nilai definitif (tertentu), bersifat ajeg dan berhubungan dengan ketelitian (akurasi) hasil analisis. Kesalahan ini menyebabkan penyimpangan rata-rata (mean) menjadi lebih besar dari nilai sebenarnya.
Kesalahan Sistematik Penyebab kesalahan sistematik : Kesalahan personil dan operasi Kesalahan alat dan pereaksi Kesalahan metode Cara memperkecil kesalahan sistematik : Kalibrasi alat yang dipakai Penetapan blanko
Cara menyatakan kesalahan
Ketepatan dan Ketelitian
Ketepatan dan Ketelitian
Ketepatan dan Ketelitian
Ketepatan dan Ketelitian Faktor yang dapat meningkatkan ketidaktepatan dan ketidaktelitian dalam pengukuran antara lain: Penimbangan yang tidak benar Ekstraksi analit dari suatu matriks yang tidak efisien Penggunaan buret, pipet, dan labu takar yang tidak benar Pengukuran menggunakan alat yang tidak dikalibrasi Kegagalan dalam melakukan analisis blanko Pemilihan kondisi pengukuran yang dapat menyebabkan kerusakan analit Kegagalan untuk menghilangkan gangguan oleh bahan tambahan dalam pengukuran analit
Uji Kebermaknaan Uji kebermaknaan melibatkan suatu perbandingan antara faktor eksperimental terhitung dengan faktor yang sudah ada di dalam tabel statistik yang ditentukan dengan sejumlah nilai dari suatu serangkaian data percobaan dan tingkat probabilitas terpilih, sehingga membuat keputusan yang diambil menjadi benar.
Uji kebermaknaan digunakan untuk beberapa tujuan, antara lain: Untuk mengecek apakah nilai individual dari suatu serangkaian data menyimpang dari rata-rata Untuk membandingkan ketepatan (presisi) dua atau lebih serangkaian data Untuk membandingkan rata-rata dua atau lebih serangkaian data dengan kata lain sudah diketahui akurasinya.
Uji Kebermaknaan 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Uji Penolakan Hasil Analisis Uji Deviasi Normal Uji-t (t-test) Uji t-perpasangan (paired t-test) Uji Varian (uji-F) Analisis Varian
Referensi
Gandjar, I.G., Rohman, A, 2008, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,Yogyakarta