INFEKSI • Infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intraseluler, atau respon antigen-antibodi.
• Infeksi dapat timbul bila beberapa agen mikroba telah melekat pd beberapa permukaan tubuh atau masuk dan menyerang jaringan hospes untuk kemudian tumbuh dan menjadi banyak.
INFEKSI OPPORTUNISTIK • Infeksi ini timbul akibat kesempatan disediakan oleh keadaan fisiologi hospes.
yang
• Misalnya ketika antibiotik atau kortikosteroid tertentu diberikan untuk waktu yang lama, mikroorganisme tertentu yang dalam keadaan berbeda bersifat non-patogen, menjadi patogen karen penekanan flora normal dan pertahanan imun. • Infeksi ini sering timbul pasien AIDS. • Contoh : infeksi usus oleh Escherichia coli, pneumonia oleh Pneumocystis carinii (PCP) pd penderita AIDS, dll
FLORA NORMAL • Hospes bersama flora normal atau flora mikroba merupakan ekosistem yang keseimbangannya merupakan bagian penting dari keadaan sehat. • Flora normal ada pada saluran cerna (usus dan feses), permukaan kulit, epitel kulit, rongga mulut, saliva. • Keseimbangan ini dikontrol oleh faktor-faktor yang menyangkut interaksi mikroba-mikroba, dan interaksi hospes-mikroba. • Jika keseimbangan ini terganggu maka akan menimbulkan bahaya/resiko besar bagi hospes.
SEJARAH ANTIINFEKSI Ignaz Semmelweis (1847) : mengenalkan kalsium hipoklorit sbg desinfektan tangan shg kematian ibu-ibu akibat melahirkan 90% dikurangi. Louis Pasteur (1863) : mempublikasikan penelitian ttg proses fermentasi dan pembusukan.
Joseph Lister (1867) : fenol untuk infeksi luka. Robert Koch (1876) : menemukan Bacillus antrhacis penyebab peny.antraks, meletakkan dasar metode yg penting bagi penelitian bakteri, perkembangbiakan, dan pewarnaannya.
SEJARAH ANTIINFEKSI (2) Vuillemin (1889) : mendefinisikan ‘antibiot’ sbg prinsip aktif yg dihasilkan mikroorganisma hidup utk memusnahkan organisme lain utk kelangsungan hidupnya sendiri. Emil von Bering (1893) : mengenalkan serum difteri, profilaksis, dan terapi dgn serum. Nicolle (1907) : mengisolasi dari Bacillus subtilis suatu zat yg menyebabkan lisis in vitro berbagai perbenihan mikroba. Paul Ehrlich (1909) : menemukan Salvarsan (senyawa arsen/arsphenamin) untuk mengobati sifilis dan tripanosomiasis, mengembangkan pengertian toksisitas selektif, dasar-dasar khemoterapi.
SEJARAH ANTIINFEKSI (3) Alexander Flemming (1928) : menemukan penisilin yg dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum dapat menghambat pertumbuhan koloni bakteri. Gratin dan Jaumain (1931) : memproduksi mikrolisat yang dapat mengatasi infeksi Staphylococcus menahun. Gerhard Domagk (1932) : menemukan kerja bakteriostatik dari sulfonamid. Ernst Chain (1940) : berhasil mengisolasi penisilin. Waksman (1943) : menemukan streptomisin.
G. Brotzu (1948) : pengembangan sefalosporin.
SEJARAH ANTIINFEKSI (4) Turpin dan Velu (1957) : mengemukakan bahwa antibiotik adalah semua senyawa kimia yg dihasilkan oleh organisme hidup atau diperoleh dari sintesis, memiliki indeks khemoterapi yang tinggi dengan manifestasi aktivitas terjadi pada dosis yang sangat rendah secara spesifik melalui inhibisi proses vital tertentu pada mikroba, virus, dan berbagai organisme bersel majemuk.
INTERAKSI ANTIMIKROBA, MIKROBA, PENDERITA ANTIMIKROBA Farmakokinetik
Resistensi Efek Antimikroba
MIKROBA
Efek Samping/ Toksisitas
Infeksi Pertahanan Tubuh
TUAN RUMAH
TOKSISITAS SELEKTIF • Toksisitas selektif adalah toksis untuk mikroba, tidak toksis untuk tuan rumah/inang. • Toksisitas selektif adalah dasar penggunaan antbiotika secara klinis. • Sampai tahun 1970 telah ditemukan sekitar 5000 antibiotik Hanya sebagian kecil dapat digunakan secara klinis karena tidak semua antibiotik tersebut memenuhi toksisitas selektif.
TOKSISITAS SELEKTIF Contoh :
PENISILIN
SULFONAMIDA
Sel manusia tidak punya dinding sel, sel bakteri memiliki dinding sel.
Mengganggu pembentukan asam folat pada bakteri.
Penisilin hambat sintesis dinding sel
Pada manusia juga dihambat, namun manusia masih bisa mendapatkan asupan asam folat dari luar.
ANTIINFEKSI ANTIINFEKSI ANTIMIKROBA -
Antibiotik Antijamur Antivirus Antiseptik/Desinfektan
ANTIPARASIT - Protozoa - Cacing
ANTIINFEKSI DAN ANTISEPTIK
Toksisitas Selektif
Antibiotik
Ada
Antiseptik
Tidak ada
Cara Pemakaian - Oral - Parenteral - Lokal Lokal, topikal
Daya Kerja - Bakteriostatik - Bakterisid sekunder Bakterisid primer
DESINFEKTAN Menurut pemakaiannya desinfektan dibagi dua yaitu : • Desinfektan kasar Desinfektan kasar digunakan untuk mendesinfeksi ruang, toilet, saluran pembuangan, produk penyakit (misal nanah). • Desinfektan halus (antiseptik) Digunakan untuk mendesinfeksi pakaian, alat-alat, dan tangan. Juga mendesinfeksi kulit dan mukosa misalnya pada operasi.
LAMA PEMAKAIAN ANTIBIOTIK Infeksi bakteri minimal : 3 hari Streptococcus β-hemoliticus : 10 hari Pneumonia : 7 hari Sifilis : 10 hari Streptococcus viridans : 4 minggu Dermatomikosis Kulit : 4 minggu Rambut : 2 bulan Kuku : 4 bulan
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK • Pemilihan didasarkan pada orientasi mikroba penyebab infeksi. Misal : di saluran pernafasan biasanya Clostridium dan Streptococcus; di sal.cerna : Shigella dan E.coli • Dosis harus tepat dan cukup sehingga mencapai kadar darah yang efektif utk pengobatan. • Waktu pemakaian tepat, pengobatan harus terus menerus hingga tercapai waktu pengobatan yang optimal untuk memusnahkan mikroba. • Dilakukan pengontrolan sewaktu pengobatan dengan antibiotik yang berefek samping luas atau berat. Contoh : pengobatan dgn streptomisin harus dilakukan kontrol pendengaran.
KEGAGALAN TERAPI 1. Faktor Mikroba : resisten, infeksi sekunder.
2. Faktor Pasien/Penyakit : • Abses organ pH turun, aktivitas aminoglikosida makrolida, kuinolon menurun.
• Nanah mengikat aminoglikosida, sulfonamida, polimiksin, dan vankomisin. • Antibodi lemah.
3. Faktor Antibiotik : salah indikasi, dosis, kombinasi.
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK
Cara Kerja
Mekanisme Kerja
Spektrum Kerja
Struktur Kimia
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK A. Cara Kerja 1. Bakterisid, yaitu membunuh mikroba secara langsung dan irreversibel. Contoh : antibiotik β laktam, aminoglikosida, polipeptida, antiTBC. 2. Bakteriostatik, yaitu menghambat perkembangan mikroorganisme saja, tidak membunuh, membutuhkan sistem pertahanan tubuh yang kuat untuk membunuh mikroba lebih lanjut. Contoh : sulfonamida, tetrasiklin, makrolida, dan kloramfenikol.
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK A. Cara Kerja (2) • Cara kerja antibakteri juga ditentukan oleh dosis. Bila dosis ditingkatkan maka bakteriostatik dapat berubah menjadi bakterisid. Bila dosis diturunkan maka bakterisid akan menjadi bakteriostatik. • Ada juga zat yang bila digunakan tunggal bersifat bakteriostatik, tapi bila dikombinasi menjadi bakterisid. Misal : trimetoprim-sulfametoksazol (kotrimoksazol)
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK A. Cara Kerja (3)
BAKTERISID DAN BAKTERIOSTATIK BAKTERISID
BAKTERIOSTATIK
Pasien dengan pertahanan tubuh sangat lemah. - Pasien HIV - Bayi baru lahir - Pasien kemoterapi - Pasien radioterapi - Infeksi berat
- Efektif dibantu sistem imun tubuh. - Infeksi ringan dan tidak terlalu berat
BAKTERISID CONCENTRATION DEPENDENT
TIME DEPENDENT
Konsentrasi meningkat daya bunuh meningkat efek meningkat
Konsentrasi meningkat daya bunuh tidak meningkat
TAPI Semakin lama kontak semakin efektif
KOMBINASI ANTIBIOTIK BAKTERISID + BAKTERISID = SINERGIS
BAKTERIOSTATIK + BAKTERIOSTATIK = ADITIF BAKTERISID + BAKTERIOSTATIK = ANTAGONIS
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK B. Spektrum Kerja 1. Spektrum luas (broad spectrum) : bekerja pada bakteri Gram positif, Gram negatif, dan jamur. Contoh : tetrasiklin, kloramfenikol, antibiotika beta laktam.
2. Spektrum sempit (narrow spectrum) : bekerja hanya pada Gram positif saja atau Gram negatif saja. Contoh : Penisilin G untuk Gram positif, polimiksin utk Gram negatif.
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK C. Mekanisme Kerja • Menghambat sintesis dinding sel bakteri. Contoh : penisilin, sefalosporin, sikloserin, vankomisin, basitrasin • Menghambat sintesis molekul lipoprotein membran sel. Contoh : polimiksin, amfoterisin, nistatin • Mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein secara reversibel. Contoh : tetrasiklin, kloramfenikol, makrolida • Menghambat sintesis/metabolisme asam nukleat. Contoh : rifampisin • Fiksasi pada subunit ribosom 30S menyebabkan produksi polipeptida abnormal. Contoh : aminoglikosida
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK C. Mekanisme Kerja (2)
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK C. Mekanisme Kerja (3)
RESISTENSI Resistensi adalah ketahanan mikroba terhadap antibiotik tertentu. Mekanisme resistensi pada mikroba merupakan perkembangan dari mekanisme kerja dari antibiotik. Resistensi terjadi melalui tiga mekanisme yaitu : 1. Resistensi alamiah 2. Resistensi kromosomal 3. Resistensi ekstrakromosomal
RESISTENSI 1. Resistensi alamiah Resistensi alamiah dapat terjadi akibat sifat alamiah mikroba yang tidak mempunyai reseptor/komponen yang bisa diganggu oleh antimikroba. 2. Resistensi kromosomal Resistensi kromosomal terjadi karena mutasi spontan pada gen kromosom. Kromosom yang termutasi dapat dipindahkan sehingga terbentuk populasi yang resisten. 3. Resistensi ekstrakromosomal Resistensi ekstrakoromosomal diperantarai oleh plasmid/faktor R yang terdapat dalam sitoplasma yang membawa resistensi bakteri terhadap berbagai antibiotik
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK D. Struktur Kimia •Antibiotika beta laktam : penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem •Aminoglikosida : streptomisin, gentamisin, neomisin, kanamisin, framisetin, paromomisin
•Makrolida : eritromisin, spiramisin, roksitromisin, azitromisin, linkomisin, klindamisin •Kloramfenikol : kloramfenikol, tiamfenikol
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK D. Struktur Kimia (2) • Tetrasiklin: tetrasiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin
• Polipeptida siklik : polimiksin B dan E, basitrasin • Rifamisin : rifampisin dan rifamisin • Poliena : nistatin , amfoteri
• Sulfonamida : sulfasetamid, sulfadiazin, sulfametoksazol • Quinolon : siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin
• Lain-lain : vankomisin, griseofulvin
KOMBINASI ANTIBIOTIK • Tujuan : 1. Meningkatkan efek obat. 2. Memperluas spektrum kerja pada infeksi campuran. 3. Memperlambat timbulnya resistensi. 4. Mengurangi efek samping. 5. Terapi permulaan suatu infeksi berat dengan diagnosis yang belum jelas. • Bakterisid + bakterisid Contoh : streptomisin + piperasilin • Bakteriostatik + bakteriostatik Contoh : trimetoprim + sulfametoksazol