1 Naskah Publikasi E100130043.pdf

  • Uploaded by: Satria Mulum
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1 Naskah Publikasi E100130043.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 5,614
  • Pages: 18
ANALISIS SPASIAL AGIHAN LAHAN KRITIS DI KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

Diajukan Oleh : Rosita Rahmatika NIRM : E100130043

FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

1

ANALISIS SPASIAL AGIHAN LAHAN KRITIS DI KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH

1

Rosita Rahmatika1, Taryono,2 Agus Anggoro Sigit3 Mahasiwa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2,3 Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] E 100130043 ABSTRAK

Lahan kritis perlu diketahui persebarannya agar dapat mengurangi resiko bencana yang mungkin timbul dan untuk memperbaiki kesuburan tanah yang telah hilang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan agihan lahan kritis di Kabupaten Sragen dan untuk mengetahui tingkat ketelitian hasil pemetaan lahan kritis di daerah penelitian serta untuk mengetahui alternatif pengelolaan lahan yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif berjenjang tertimbang dengan cara mengalikan skor pada masing – masing parameter dengan nilai bobot yang telah ditetapkan besarannya. Parameter yang digunakan untuk menilai kekritisan lahan meliputi parameter penutupan lahan, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, produktivitas tanaman, dan manajemen kawasan. Masing – masing parameter ditumpangsusunkan sesuai dengan kriteria setiap kawasan atau arahan fungsi lahan yang meliputi kawasan lindung, kawasan budidaya pertanian, dan kawasan lindung di luar kawasan hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan kritis di Kabupaten Sragen menyebar di beberapa kecamatan seperti kecamatan Jenar, Tangen, Gesi, Sukodono, Mondokan, Tanon, Sumberlawang, Miri, Gemolong, Kalijambe, Masaran, Kedawung, Sambirejo, dan Gondang. Tingkat ketelitian penelitian adalah 76,67% sesuai dengan hasil interpretasi serta hasil pengamatan di lapangan. Alternatif pengelolaan lahan yang sesuai adalah dengan mengadakan rehabilitasi lahan dan hutan yaitu dengan melakukan penanaman kembali atau reboisasi. Penanaman tanaman semusim maupun tanaman produksi sangat membantu dalam mengurangi adanya lahan yang kritis. Selain dapat membuat sejuk wilayah di sekitarnya, keberadaan hutan atau tanaman tersebut dapat berfungsi sebagai pengatur tata air serta dapat mencegah dan mengurangi adanya erosi dan longsor.

Kata Kunci : lahan, lahan kritis, rehabilitasi lahan, sistem informasi geografi

2

SPATIAL ANALYSIS OF CRITICAL LAND DISTRIBUTION IN SRAGEN REGENCY, CENTRAL JAVA PROVINCE

Rosita Rahmatika1, Taryono,2 Agus Anggoro Sigit3 Student Of Geography Faculty Of Muhammadiyah Surakarta University 2,3 Lectures Of Geography Faculty Of Muhammadiyah Surakarta University [email protected] E 100130043 1

ABSTRACT

Critical land distribution is needed to reduce the risk of disasters that may arise and improve soil fertility that has been lost. This research aimed to determine critical land distribution in Sragen regency and to find out the result of carefulness step critical land mapping in the research area and to find out the alternative land management. The research method is used in this research is quantitative method tiered weighted by multiplying the scores on each parameters with a predetermined weight value magnitude. The parameters are used to assess the critical land consists of land cover parameters, slope, erosion hazard, agriculture productivity, and management of the area. Each parameters overlaying accordance with the criteria of each region or referrals land functions including protected areas, agricultural cultivated areas, and protected areas outside the forest area. The research findings show that critical land at Sragen regency spread at some subdistrict such as Jenar, Tangen, Gesi, Sukodono, Mondokan, Tanon, Sumberlawang, Miri, Gemolong, Kalijambe, Masaran, Kedawung, Sambirejo, and Gondang subdistrict. The level of accuracy study was 76.67% according to the interpretation of the results and observations in the field. The alternative of land management which suitable is make rehabilitation land and forest by using replanting and reforestation. Planting of seasonal plants or production plants are very helpful in reducing the critical land area. Besides being able to create a cool the surrounding area, forest or plant has functions as a regulator of the water system and prevents or reduces the erosion and landslides.

Keywords: land, critical land, land rehabilitation, geographic information system

3

1. Pendahuluan

penurunan kualitas lingkungan sebagai

1.1 Latar Belakang

dampak dari adanya bermacam - macam

Lahan merupakan sumberdaya yang

pemanfaatan sumberdaya lahan yang

sangat penting untuk memenuhi segala

tidak bijaksana dan tidak sesuai dengan

kebutuhan hidup. Lahan yang sesuai

aturan yang ada. Lahan yang sedemikian

dengan

rupa tersebut pasti tidak dapat berfungsi

kemampuannya

merupakan

lahan yang potensial. Namun apabila

maksimal

peruntukan lahan tersebut tidak sesuai

menjadi

dengan

sebagai media tatanan air maupun

kemampuannya

maka

akan

menyebabkan lahan tersebut berubah menjadi lahan kritis. Lahan yang telah mengalami

erosi

kesuburannya

juga

dengan

peruntukan

apa

lahan

yang

tersebut

sebagai media produksi tanaman. Keberadaan vegetasi sangat penting

tingkat

untuk keberlanjutan pemanfaatan lahan.

berkurang.

Penanaman vegetasi yang sesuai dengan

maka akan

sesuai

Erosi tersebut mengakibatkan lapisan

kemampuan

lahan

yang

tanah paling atas yang biasa disebut

bermanfaat

dalam

jangka

humus, dimana merupakan lapisan yang

Perlunya menghindari adanya kesalahan

paling subur dan paling baik untuk

tataguna

lahan

tanaman akan terkelupas dan akan

turunnya

produktifitas

menyisakan tanah yang tandus. Bahkan

terjadi. Salah satu jalan yang dapat

tidak jarang juga dijumpai adanya tanah

ditempuh untuk mengatasi permasalahan

yang keras/ padas.

tersebut diantaranya dengan melakukan

Manusia cenderung memanfaatkan sumberdaya

alam

secara

berlebihan

ada

akan

panjang.

dimaksudkan

agar

lahan

tidak

perencanaan penggunaan lahan sesuai dengan kemampuannya dan perlunya

tanpa memperhatikan pengolahan dan

memperbaiki kondisi lingkungan.

keterbatasan sumberdaya itu, sehingga

1.2 Tujuan

sangat dikhawatirkan dalam waktu dekat

Tujuan dari penelitian ini diantaranya

akan terjadi kerusakan lahan sebagai

adalah (1) Menentukan agihan lahan

akibat dari adanya tekanan penduduk

kritis

atas

Mengetahui

lahan

yang

melebihi

tingkat

kemampuannya. Secara umum, lahan kritis

mengindikasikan

adanya

di

pemetaan

Kabupaten tingkat lahan

Sragen. ketelitian

kritis

di

(2) hasil

daerah

4

penelitian. (3) Menentukan alternatif

atau bisa juga disebut dengan istilah

pengelolaan lahan di daerah penelitian.

Slope merupakan

2. Tinjauan Pustaka

topografi, dimana memiliki pengaruh

salah

satu

unsur

Lahan diartikan sebagai tempat di

yang cukup besar terhadap terjadinya

permukaan bumi yang sifat-sifatnya

erosi maupun lahan kritis. Semakin

layak disebut seimbang dan saling

curam atau semakin miring suatu lereng

berkaitan satu sama lain, memiliki

maka

atribut mulai dari biosfer atmosfer,

semakin

batuan

induk,

lahan,

menyebabkan energi angkut dari aliran

tanah

dan

hidrologi,

permukaan tersebut akan semakin besar

tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari

dan menyebabkan erosi semakin besar

aktivitas manusia pada masa lalu dan

pula.

sekarang

bentuk-bentuk ekologinya,

yang

menegaskan

bahwa

aliran

permukaannya

besar

Lahan

kritis

pula.

adalah

Hal

lahan

akan ini

yang

variabel itu berpengaruh nyata pada

penggunaannya tidak sesuai kemampuan

penggunaan manusia saat ini dan akan

dan telah mengalami proses kerusakan

datang. Pernyataan tersebut diutarakan

fisik/ kimia/ biologi yang pada akhirnya

menurut FAO.

membahayakan

Erosi adalah peristiwa pindahnya atau

orologi,

fungsi

produksi,

hidrologi,

pemukiman

dan

terangkutnya tanah atau bagian – bagian

kehidupan sosial ekonomi dari daerah

tanah dari suatu tempat ke tempat lain

lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,

oleh media alami (air atau angin). Pada

ada kaitan nyata antara lahan kritis

peristiwa erosi, tanah atau bagian –

dengan campur tangan manusia dalam

bagian tanah dari suatu tempat terkikis

mengola lahan atau menggarap tanah

dan

dengan kerusakan sumberdaya alam

terangkut

yang

kemudian

diendapkan pada suatu tempat lain.

pada umumnya. Terjadinya lahan kritis

Lereng merupakan suatu bagian dari

tidak terlepas dari faktor alam yaitu

sebuah bentang alam yang memiliki

tanah dan air yang merupakan faktor

perbedaan tinggi dan memiliki sudut

pasif,

miring

merupakan faktor aktif.

pada

tempat

tertentu

dibandingkan dengan daerah yang relatif lebih datar atau rata. Kemiringan lereng

dan

faktor

manusia

yang

5

dengan

3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode

cara

menggunakan

pengambilan metode

sampel purposive

kuantitatif berjenjang tertimbang. Dalam

sampling. Metode ini bersifat tidak acak,

penelitian ini tiap parameter memiliki

dimana

nilai

pertimbangan

atau

harkat

yang

disesuaikan

sampel

dipilih tertentu

berdasarkan berdasarkan

dengan kontribusinya terhadap sasaran

tujuan penelitian. Berikut parameter

yang akan dinilai dan dapat dicapai

yang berpengaruh terhadap kekritisan

dengan memberikan harkat (skor) serta

lahan di Kabupaten Sragen:

memberikan bobot pada setiap parameter

1. Penutupan Lahan

yang ada. Yang membedakan dengan

Parameter penutupan lahan dinilai

tiap

berdasarkan persentase penutupan tajuk

parameter memiliki kontribusi yang

pohon. Pohon atau vegetasi pada suatu

berbeda pada tema kawasan yang telah

lahan dapat dipakai sebagai indikator

ditentukan

kondisi hidrologis lahan dan sebagai

kuantitatif

berjenjang

sesuai

adalah

dengan

tingkat

pengaruhnya terhadap hasil, dalam hal

indikator

ini

terhadap

tersebut. Lahan dengan tutupan vegetasi

kekritisan lahan. Harkat dan bobot

yang baik akan memiliki kemampuan

tersebut

yang

untuk meredam energi air hujan yang

berbeda sesuai dengan dominasinya

jatuh ke atas permukaan tanah. Selain itu

dalam pembentukan lahan kritis.

kondisi tutupan vegetasi yang baik juga

adalah

pengaruhnya

memiliki

kontribusi

Data parameter yang dipakai berupa

tingkat

kekritisan

lahan

dapat memberikan seresah yang banyak

data sekunder shapefile yang didapat

sehingga

dari instansi terkait dan data primer

kesuburan tanah. Klasifikasi kerapatan

berupa citra landsat. Analisis data yang

tajuk di Kabupaten Sragen dapat dilihat

akan

pada Tabel 3.1.

digunakan

analisis

adalah

keruangan

pendekatan

dengan

teknik

analisis spasial menggunakan metode overlay/ tumpang susun dan pengecekan/ survey langsung di lapangan. Survey ini bertujuan sebagai upaya validasi di lapangan dan kegiatan ini dilakukan

dapat

mempertahankan

6

Tabel 3.1 Klasifikasi Penutupan Tajuk di

kurang dari 3%. Kelas sangat baik

Kabupaten Sragen

memiliki luas 1.926,21 hektare dengan

No

Kelas

Persentase Tutupan Tajuk (%) > 80

1

Sangat Baik 2 Baik 61 – 80 3 Sedang 41 – 60 4 Buruk 21 – 40 5 Sangat < 20 Buruk TOTAL Sumber : Analisis Data, 2014

Luas (ha)

Persentase Luas (%)

1926,21

1,94

49755,56 43417,30 2469,86 1883,05

50,03 43,66 2,48 1,89

99451,98

100 %

penggunaan lahan berupa sawah basah terletak di Kecamatan Sidoharjo dan Masaran, kelas buruk seluas 2.469,86 hektare

dengan

penggunaan

lahan

berupa industri dan sawah kering, dan kelas

Analisis kerapatan tajuk dari citra

sangat

buruk

memiliki

luas

1.883,05 hektare, yaitu pada waduk

Landsat 8 perekaman bulan September

Kedung Ombo.

2014 didapatkan hasil bahwa Kabupaten

2. Kemiringan Lereng

Sragen 50,03% luas wilayahnya berada

Kondisi lereng yang semakin curam

pada kondisi tutupan tajuk yang baik

akan mengakibatkan besarnya pengaruh

(tutupan tajuk 61 – 80%), atau seluas

gaya berat dan dapat memindahkan

49.755,56 hektare. Apabila diidentifikasi

material di atasnya akan semakin cepat

dari jenis penggunaan lahannya daerah

terlepas

ini memiliki jenis penggunaan lahan

Pengaruhnya terhadap kekritisan lahan

sawah, permukiman, dan hutan dekat

cukup signifikan. Keberadaan lereng

waduk kedung ombo. Klasifikasi sedang

yang curam tersebut akan mempengaruhi

pada kerapatan 41 – 60% menempati

tutupan lahan yang berada di atasnya dan

urutan kedua dengan persentase 43,66%

akan menyebabkan erosi maupun tanah

luas wilayah Kabupaten Sragen atau

longsor.

seluas 43.417,30 hektare. Dilihat dari

kegiatan alam lainnya seperti hujan

penggunaan

maupun

memiliki

lahannya

penggunaan

wilayah lahan

ini

berupa

ketika

Ditambah

tidak

meninggalkan.

dengan

sesuainya

berbagai

perlakuan

manusia untuk mengelola lahan tersebut

tegalan, permukiman, semak, kebun

bukan

campuran,

di

kekritisan lahan di daerah tersebut. Table

kecamatan jenar, tangen, dan sekitarnya.

3.2 menunjukkan klasifikasi kemiringan

Kelas sangat baik (> 80%), buruk (21 –

lereng di Kabupaten Sragen.

sawah,

dan

hutan

40%), dan sangat buruk (< 20%) masing – masing memiliki persentase luas

tidak

mungkin

akan

terjadi

7

Tabel 3.2 Klasifikasi Kemiringan Lereng di Kabupaten Sragen No

Kelas

1 2 3

Kemiring an 0 – 8% 9 – 15% 16 – 25%

Erosivitas (R) hujan adalah tenaga Luas (Ha)

Datar Landai Agak Curam 4 Curam 26 – 40% 5 Sangat > 40% Curam 6 Waduk TOTAL Sumber : Analisis Data, 2014

43.522,90 41.811,10 8.479,08

Persentase (%) 43,76 42,04 8,53

2.481,77 1.236,99

2,50 1,24

1.920,11 99451,98

1,93 100%

pendorong

(driving

menyebabkan

terkelupas

dengan

menggunakan

pendekatan persamaan rumus USLE Loss

Equation).

Berdasarkan persamaan yang digunakan, maka

diperlukan

empat

jenis

peta

sebagai dasar perhitungan TBE, yaitu peta curah hujan, peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, dan peta penggunaan lahan, kemudian hasilnya dioverlaykan dengan kedalaman solum tanah dimana tiap jenis tanah memiliki kepekaan

tempat yang lebih rendah. Curah hujan merupakan

salah

satu

3.3

Jenis

Tanah

menurut

kepekaannya terhadap erosi NO

Jenis Tanah

1

Aluvial, Planosol, Gleisol, Hidromorf kelabu, Laterik air tanah Latosol, Brown forest soil, Mediteran, Non calcic brown Andosol, Laterik, Grumusol, Podsolik. Regosol, Litosol, Renzina

2 3 4

Sumber : Rahim, 2000

faktor

yang

pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Indeks Erosivitas Hujan CH CH Tahunan Bulanan (mm/tahun) (cm/bulan) 1 < 1500 13 2 1500 - 2000 17 3 > 2000 21 Sumber : Analisis Data, 2014

Erosivitas

Indeks R

78,83500 108,04333 137,25167

79 108 137

b. Jenis Tanah Kabupaten Sragen memiliki beragam jenis tanah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.5. Jenis tanah di Kabupaten Sragen sebanyak 13 jenis. Semakin tinggi

nilai

indeks

erodibilitas

tanahnyanya (nilai K nya) maka semakin

tersendiri terhadap erosi. Tabel

dan

terangkutnya partikel-partikel tanah ke

No

Soil

yang

Hujan di Kabupaten Sragen dapat dilihat

Penentuan tingkat bahaya erosi ini

(Universal

force)

penting dalam menilai erosi. Erosivitas

3. Tingkat Bahaya Erosi

ditentukan

a. Erosivitas Hujan

Kepekaan Terhadap Erosi Tidak Peka Agak Peka Peka Sangat Peka

peka tanah tersebut terhadap erosi.

8

Tabel 3.5 Jenis tanah dan luasannya di

LS = 0,2 x S 1,33 + 0,1

Kabupaten Sragen No

Jenis Tanah

1.

Indeks K 0,156

Luas (Ha)

Aluvial coklat 4423,590 kelabuan 2. Aluvial 0,156 3092,120 kelabu 3. Aluvial 0,156 841,971 kelabu tua 4. Asosiasi 0,230 2801,460 grumusol kelabu tua dan mediteran coklat 5. Asosiasi 0,300 3723,110 litosol dan grumusol 6. Grumusol 0,176 8977,890 kelabu 7. Grumusol 0,176 19297,200 kelabu tua 8. Kompleks 0,240 34334,100 litosol mediteran dan renzina 9. Kompleks 0,230 1377,200 regosol kelabu dan grumusol kelabu tua 10. Litosol coklat 0,230 4800,980 11. Mediteran 0,290 1869,830 coklat 12. Mediteran 0,290 2789,650 coklat kemerahan 13. Mediteran 0,290 9202,770 coklat tua 14 Waduk 1920,110 TOTAL 99451,980 Sumber : Analisis Data Jenis Tanah, 2014

Persentase 4,45

0,85

Tabel 3.6 Kemiringan Lereng dan Nilai

2,82

LS di Kabupaten Sragen No

3,74

9,03 19,40 34,52

permukaan

medan

bertambah

panjangnya

1,38

2,81

9,25 1,93 100%

kemiringan dan

dengan

kemiringan.

dari peta persentase kemiringan lahan

persamaan :

Datar 0% - 8% Landai > 8% - 15% Agak > 15% - 25% 3 Curam 4 Curam > 25% - 40% 33 Sangat > 40% 70,5 5 Curam Sumber : Analisis Data Curah Hujan, 2014

21,03 57,53

Penggunaan lahan sebagai salah satu

wilayah tersebut. Pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan aktivitas manusia dapat menyebabkan perubahan penggunaan signifikan.

lahan Tabel

yang 3.7

cukup

menjelaskan

mengenai penggunaan lahan yang ada di

dapat juga diturunkan secara bersamaan

dihasilkan

1 2

Nilai LS 1,36 5,55 11,21

aktivtas manusia yang berada di sekitar 4,83 1,88

(2010) menjelaskan bahwa faktor LS

yang

Nilai tengah 4 12 20,5

Kemiringan

aspek sosial yang menjadi cerminan

Paningbatan, Jr (2001) dalam Herawati

(S)

Kelas

d. Penggunaan Lahan

Erosi akan bertambah besar dengan besarnya

dilihat pada Tabel 3.6.

3,11

c. Kemiringan Lereng

bertambah

Kemiringan Lereng dan nilai LS dapat

berdasarkan

Kabupaten Sragen beserta luasannya dan indeks nilai untuk mendapatkan nilai pendugaan metode USLE.

9

Tabel 3.7

Klasifikasi Penggunaan

Pertanian. Data ini didapat dari membagi

Lahan Kabupaten Sragen No

Penggunaan Indeks Luas (Ha) Lahan CP 1. Badan Air 0,1 2.757,43 2. Hutan 0,001 6.127,39 3. Industri 1 47,80 4. Kebun 0,2 5.289,67 Campuran 5. Permukiman 1 22.475,70 6. Sawah 0,01 55.970,30 7. Semak 0,3 929,36 Belukar/ Rumput 8. Tegalan 0,4 5.854,34 TOTAL 99.451,98 Sumber : Analisis Data Jenis Tanah, 2014

Persentase 2,77 6,16 0,05 5,32

data jumlah produksi (kwintal) dengan luas lahan produksi (ha). 5. Manajemen Kawasan Manajemen merupakan salah satu

22,60 56,28 0,93

kriteria yang dipakai untuk menilai kekritisan lahan. Menurut Direktorat

5,89 100%

Jenderal

3.8

klasifikasi

3.8

produktivitas

pertanian

berisi informasi mengenai kelengkapan

Produktivitas

Pertanian No

Kecamatan

1 2 3 4 5 6

Produktiv itas tahun 2012

Kalijambe 59,86 Plupuh 59,73 Masaran 60,47 Kedawung 60,43 Sambirejo 60,98 Gondang 61,02 Sambung 61,78 7 Macan 8 Ngrampal 61,81 Karang 60,08 9 Malang 10 Sragen 60,72 11 Sidoharjo 61,21 12 Tanon 61,39 13 Gemolong 58,41 14 Miri 57,05 Sumberlaw 57,38 15 ang 16 Mondokan 57,54 17 Sukodono 58,94 18 Gesi 57,60 19 Tangen 57,45 20 Jenar 57,54 TOTAL 1.191,39 Sumber : Analisis Data, 2014

Produktivitas

Produktiv itas tahun 2013

Besaran produkti vitas (%)

59,14 58,71 62,56 60,50 58,50 61,09 60,50

98,85 103,38 104,91 112,63 102,40 102,42 100,36

60,16 59,80

100,17 103,01

61,50 62,00 60,36 60,17 60,25 59,11

100,76 104,22 103,68 104,95 104,13 101,49

57,27 58,64 55,00 58,52 52,17 1.185,95

95,53 100,07 109,31 104,22 110,49 2.066,96

merupakan

Daerah

peta terkait dengan manajemen kawasan

aspek

Klasifikasi

Pengelolaan

data

menunjukkan

Kabupaten Sragen. Tabel

Bina

Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial

4. Produktivitas Pertanian Tabel

kekritisan lahan di Kawasan Budidaya

salah

K e l a s

pengelolaan

keberadaan

tata

pengamanan,

dan

yang batas

meliputi kawasan,

pengawasan

serta

dilaksanakan atau tidaknya penyuluhan. Kawasan yang dimaksud dalam hal ini terdiri dari 3 macam pembagian kawasan yaitu kawasan hutan lindung, kawasan budidaya

S a n g a t T i n g g i

satu

parameter yang digunakan untuk menilai

pertanian,

dan

kawasan

lindung di luar kawasan hutan. Tabel 3.9

Klasifikasi Manajemen

Kawasan Kabupaten Sragen No 1.

Kawasan

Kondisi Manajem en Baik

Hutan Lindung 2. Budidaya Baik Pertanian 3. Lindung di Baik luar kawasan hutan 4. Waduk TOTAL Sumber : Data Digital, 2013

Luas

Persentase

74,38

0,07

91.412,24

91,92

6.045,25

6,08

1.920,11 99.451,98

1,93 100%

10

Table 4.1 menunjukkan luasan kelas

4. Hasil dan Pembahasan Kebutuhan akan sumberdaya lahan

kekritisan lahan.

merupakan faktor pendorong proses

Tabel 4.1

perubahan

Kabupaten Sragen

penggunaan

lahan.

Diantaranya ditandai dengan adanya deforestasi

hutan

menjadi

lahan

pertanian maupun non pertanian maupun adanya konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Hal tersebut dapat mengakibatkan tidak sesuainya lahan dengan

peruntukannya

menutup

Luas (Hektare) 1267.00 8729.41 22420.51 9792.27

Kelas

1 2 3

Sangat Kritis Kritis Agak Kritis Potensial 4 Kritis 54446.10 5 Tidak Kritis 6 Badan Air 2796.69 99451.98 TOTAL Sumber : Analisis Data, 2014

Persentase (%) 1.27 8.78 22.54 9.85 54.75 2.81 100 %

tidak

Pada arahan fungsi lahan yang terbagi

terjadinya

menjadi 3 klasifikasi yakni kawasan

dan

kemungkinan

NO

Tabel Luas Lahan Kritis

kekritisan lahan. Banyak sekali proses

hutan

yang dapat mempengaruhi terjadinya

pertanian, dan kawasan lindung di luar

lahan kritis, faktor yang dapat memicu

kawasan

terjadinya kekritisan lahan diantaranya

memiliki lahan dengan klasifikasi sangat

adalah

topografi,

kritis seluas 1267 hektare atau 1,27 %

vegetasi, iklim, dan keadaan tanah.

luas wilayah administratif Kabupaten

Selain karena factor alam, manusia

Sragen. Lahan dengan kriteria sangat

mempunyai andil yang besar dalam

kritis ini berada di sebelah tenggara

terjadinya kerusakan lingkungan dimana

Kabupaten

manusia

Kecamatan Sambirejo. Kecamatan ini

faktor

manusia,

melakukan

berlebihan

terhadap

eksploitasi alam

dan

lindung,

hutan,

kawasan

Kabupaten

Sragen,

budidaya

Sragen

tepatnya

di

berbatasan langsung dengan Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur di sebelah

lingkungan. Hasil tumpang susun atau overlay

Timurnya

dan

berbatasan

dengan

menjadi

Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah di

penyebab lahan kritis menghasilkan

sebelah selatan. Meskipun wilayah yang

kelas kekritisan lahan di Kabupaten

masuk ke dalam kriteria sangat kritis ini

Sragen terbagi menjadi 5 kelas, yaitu

memiliki persentase penutupan lahan

dari kelas tidak kritis, potensial kritis,

oleh

agak kritis, kritis, sampai sangat kritis.

topografi lereng dari curam sampai

berbagai

parameter

yang

vegetasi

yang

baik,

namun

11

pada

kapur yang relatif tidak atau kurang

kemiringan lebih dari 26% membuat

subur digunakan sebagai tanah pertanian.

sangat

curam

yang

berada

wilayah ini masuk ke dalam klasifikasi

Fungsi

produktif

lahan sangat kritis. Wilayah ini juga

perlindungan

memiliki tingkat bahaya erosi sangat

berkurang termasuk ke dalam klasifikasi

berat, terlebih lagi masyarakat sekitar

lahan yang agak kritis. Meskipun telah

memanfaatkan lahannya sebagai kebun

mengalami erosi namun masih dapat

campuran, tegalan, serta persawahan.

dilaksanakan usaha pertanian dengan

tata

dan

fungsi

yang

sudah

air

Lahan yang termasuk ke dalam

hasil yang rendah. Dalam penelitian ini

klasifikasi kritis di Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen memiliki area lahan

memiliki luas 8.729,41 hektare atau 8,78

yang

% luas wilayah Kabupaten Sragen.

22.420,51 hektare atau sebesar 22,54 %

Wilayah

yang

klasifikasi

ini

kecamatan

di

agak

kritis

seluas

ke

dalam

luas wilayah Sragen dimana di dalamnya

menyebar di

berada

terdapat

Kabupaten

Sragen.

masuk

Diantaranya

ada

Sambirejo,

Kedawung,

Kalijambe,

tergolong

di

penggunaan

permukiman

atau

lahan

lahan

berupa

terbangun,

Kecamatan

kebun campuran, dan hutan produksi di

Masaran,

Kecamatan Jenar. Terkait dengan fungsi

Gemolong,

Tanon,

perlindungan

tata

air,

permukiman

Mondokan,

maupun lahan terbangun masuk ke

Sukodono, Gesi, Tangen, dan Jenar.

dalam kriteria agak kritis karena air

Selain karena faktor topografi, kekritisan

hujan tidak dapat langsung terserap ke

lahan disebabkan karena tingkat bahaya

tanah. Tidak jarang terjadi banyak

erosi yang tinggi dan keadaan alam

genangan di lingkungan permukiman

seperti jenis tanahnya. Contohnya adalah

karena banyaknya tanah yang tertutup

di Kecamatan Jenar yang berada di

oleh aspal atau semen meskipun dalam

sebelah timur laut Kabupaten Sragen

kurun waktu yang singkat karena di sisi

yang

kanan kirinya telah dibangun parit untuk

Sumberlawang,

langsung

Miri,

berbatasan

dengan

Kabupaten Grobogan. Jenar berada di

mengalirkan air.

utara bengawan solo dimana sebagian

Lahan potensial kritis adalah lahan

wilayahnya merupakan perbukitan tanah

yang masih berfungsi sebagai fungsi produksi

dan

fungsi

perlindungan.

12

Apabila terdapat pada lahan pertanian,

Melihat kondisi di atas, wilayah

lahan tersebut masih tergolong produktif.

Kabupaten

Namun apabila dalam pengelolaannya

penanganan dengan upaya – upaya

tidak mengindahkan kaidah konservasi

rehabilitasi

atau pengelolaan yang sesuai maka tanah

rekomendasi kegiatan pengelolaan lahan

akan menjadi rusak dan lahan akan

dengan memperhatikan kaidah – kaidah

menjadi agak kritis. Di Kabupaten

konservasi atau pengelolaan tanah serta

Sragen lahan yang potensial kritis seluas

upaya

9.792,27 hektare atau sebesar 9,85 %

mempertahankan

dari luas wilayah Kabupaten Sragen.

Apabila dilihat dari kekritisannya, maka

Penggunaan

klasifikasi kritis dan sangat kritis yang

lahan

mayoritas

yang

Sragen

perlu

hutan

dilakukan

dan

lahan,

melestarikan

masuk ke dalam kriteria potensial kritis

sangat

perlu

adalah penggunaan lahan berupa hutan.

membutuhkan

dan

keberadaan

diperhatikan

hutan.

karena

pengelolaan

dan

Lahan tidak kritis dalam penelitian ini

konsentrasi yang lebih. Bila kedua

sebesar 54,75 % atau 54.446,10 hektare.

klasifikasi tersebut digabungkan maka

Lahan tidak kritis terdapat pada daerah

luasan lahan kritis di Kabupaten Sragen

dengan kemiringan lereng yang datar

yang perlu diperhatikan dan butuh

dan landai. Pada daerah ini lahan

penanganan dan konsentrasi lebih adalah

mempunyai fungsi produksi yang baik.

seluas 9592,49 hektare atau sekitar 9,65

Penggunaan

pada

% luas Kabupaten Sragen. Lahan yang

kriteria lahan yang tidak kritis adalah

perlu diberikan perhatian berada pada

persawahan.

berbagai

lahan

mayoritas

Kabupaten

Sragen

macam

satuan

lahan

A1V,

A2V,

merupakan Kabupaten yang mempunyai

diantaranya

adalah

tingkat produktivitas padi yang cukup

AsGM2V,

AsGM3V,

tinggi. Hal ini ditandai dengan masa tiga

AsLG2P, AsLG2V, AsLG3V, AsLG4P,

kali tanam padi dalam setahun. Selain

AsLG4V,

karena

unggul,

KoLMR2P,

serta

KoLMR4P,

varietasnya

penyuluhan program

dari dari

meningkatkan

yang pemerintah

pemerintah hasil

G2V,

AsLG1V,

G2V,

KoLMR1V,

KoLMR2V,

KoLMR3V,

KoLMR4V,

KoRG2V,

untuk

KoRG3H, L1V, L2P, L2V, L3P, L3V,

juga

L4P, L4V, L5P, L5V, M2V, M3P, M3V,

pertanian

mendukung produktivitas di Sragen.

M4P, M4V, M5P, M5V.

13

lahan

yang

mencegah terjadinya bencana alam yang

kerusakan

dan

mungkin timbul serta agar lahan dapat

Terbukanya disebabkan

oleh

perambahan

hutan

memungkinkan

terus

dimanfaatkan

menyebabkan

memperhatikan

lahan menjadi tidak subur. Banyaknya

lingkungannya.

terjadinya

erosi

yang

dengan

tetap

kelestarian

Upaya yang dapat dilakukan untuk

tanah yang hilang karena terkena erosi dapat membuat tanah menjadi tandus

mengurangi

serta tidak dapat ditanami kembali dan

keberadaan lahan yang kritis tergantung

kemudian menjadi kritis. Lahan yang

dari keadaan lahan dan sampai sejauh

kritis dapat berdampak negatif bagi

mana kekritisan lahan tersebut. Di

kehidupan manusia dan lingkungan di

Kabupaten Sragen, lahan yang tergolong

wilayah

ke

tersebut.

Permasalahan

dampak

dalam

klasifikasi

sangat

kritis

terdapat

banyak dengan adanya kekritisan lahan.

dimana wilayah tersebut berada pada

Lahan yang telah kritis sangat sulit untuk

topografi yang curam sampai sangat

diberdayakan untuk tanaman pertanian

curam.

karena

kehilangan

menunjukkan bahwa lahan yang ada

kandungan zat - zat yang menyuburkan

dimanfaatkan sebagai lahan pertanian

tanah. Oleh karena itu masyarakat di

baik persawahan maupun berupa tegalan.

sekitarnya tidak mendapatkan banyak

Wilayah utara Kabupaten Sragen

pemasukan dari lahan tersebut. Selain

berbatasan langsung dengan Kabupaten

itu, pemberdayaan lahan yang kritis juga

Grobogan dan merupakan bagian dari

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

perbukitan

yang

membentang

tidak

telah

sebanding

dengan

Kecamatan

dari

kemiskinan akan berkembang semakin

tanahnya

di

negatif

Namun

survey

Pegunungan dari

timur

Sragen

yang

Sambirejo,

lapangan

Kendeng, ke

barat

pengeluarannya. Erosi yang terjadi pada

Kabupaten

lahan kritis juga dapat mengakibatkan

pegunungan

longsor apabila lerengnya cukup curam.

tergolong

Untuk itulah perlu adanya pencegahan

Kabupaten Sragen mayoritas berada di

dan pengelolaan lahan yang baik untuk

Kecamatan Jenar, Tangen, dan Gesi. Di

meminimalisir

yang

beberapa kecamatan juga terdapat lahan

diakibatkan oleh lahan yang kritis dan

kritis namun tidak seluas dan tidak

kerugian

kapur. kritis

di

merupakan

Lahan

yang

wilayah

utara

14

mengelompok seperti di tiga kecamatan

pertanian seperti jagung yang dapat

tersebut. Tanah kapur biasanya tandus

mengurangi

dan minim sumber daya air. Oleh karena

pengatur

itu di wilayah Sragen sebelah utara

dibabatnya

sering terjadi krisis air bersih, terlebih

berkurangnya hutan sebagai penyimpan

ketika musim kemarau tiba. Tidak

dan

adanya air sangat menghambat pertanian

penyedia oksigen, tanah juga akan lebih

yang ada di wilayah tersebut sehingga

mudah tererosi. Di wilayah ini juga

produktivitas pertanian juga tidak begitu

banyak terdapat penambangan kapur.

tinggi. Hal ini ditandai dengan adanya

Penambangan yang tidak memperhatikan

panen padi yang terjadi sekali selama

kelestarian

setahun, sementara pada masa setelah

menimbulkan bencana, salah satunya

panen ditanami dengan palawija. Namun

adalah longsor bila terdapat pada lereng

melakukan usaha pertanian di lahan yang

yang cukup curam.

fungsi tata

air

tanaman

pengatur

tata

tanah

sebagai

tanah

dengan

hutan.

air

Selain

tanah

lingkungan

serta

dapat

akan

Salah satu upaya untuk mengurangi

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

lahan kritis adalah dengan melakukan

dalam pengelolaannya. Perlu dilakukan

rehabilitasi lahan dan hutan yaitu dengan

pemupukan secara terus menerus baik

menanam

pupuk organik maupun pupuk alami

penghijauan atau reboisasi. Penanaman

yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau

tanaman semusim atau tanaman produksi

secara tepat.

sangat membantu dalam mengurangi

tidak

cukup

subur

juga

tanaman

sebagai

langkah

Keadaan tanah yang tandus dan

lahan yang kritis. Selain dapat membuat

kurang subur mendorong masyarakat

sejuk wilayah di sekitarnya hutan juga

untuk merambah hutan dan melakukan

dapat menjalankan fungsinya sebagai

alih fungsi lahan serta perladangan

pengatur tata air serta dapat mencegah

berpindah. Seperti di daerah hutan

erosi dan longsor.

produksi yang berada di Kecamatan

5. Kesimpulan dan Saran

Jenar, Tangen, dan Gesi banyak terjadi

5.1 Kesimpulan

perladangan

beberapa

1. Lahan yang termasuk ke dalam

lokasi. Lahan yang sejatinya merupakan

klasifikasi sangat kritis dan kritis

wilayah hutan ditanami dengan tanaman

diasumsikan sebagai satu klasifikasi,

berpindah

di

15

yaitu lahan kritis yang perlu diberikan

serta dapat terhindar dari bencana

perhatian lebih. Lahan yang masuk ke

erosi serta longsor

dalam klasifikasi kritis di Kabupaten

5.2 Saran

beberapa

Penyusun memberikan saran perlunya

kecamatan seperti kecamatan Jenar,

diberikan perhatian yang lebih terhadap

Tangen, Gesi, Sukodono, Mondokan,

lahan yang masuk ke dalam kriteria

Tanon,

sangat kritis dan kritis serta perlu

Sragen

menyebar

Gemolong,

di

Sumberlawang, Kalijambe,

Miri, Masaran,

Kedawung, Sambirejo, dan Gondang. 2. Tingkat ketelitian penelitian pada penilaian kekritisan lahan diperoleh nilai sebesar 76,67 % sesuai dengan hasil penelitian. Nilai tersebut didapat dari hasil pengolahan data yang ada kemudian

dibandingkan

dengan

keadaan sebenarnya di lapangan. 3. Lahan kritis di Kabupaten Sragen berada di lereng yang sangat curam dan juga terdapat pada tanah yang tandus atau tanah kapur. Alternatif pengelolaan lahan yang sesuai adalah dengan mengadakan rehabilitasi lahan dan hutan yaitu dengan melakukan penanaman kembali atau reboisasi. Penanaman

tanaman

semusim

maupun tanaman produksi sangat membantu dalam mengurangi adanya lahan yang kritis. Dengan harapan tanah akan kembali mendapatkan fungsinya sebagai pengatur tata air

diadakannya

penelitian

lanjutan

di

sekitar lahan yang tergolong sangat kritis dan kritis. 6. Daftar Pustaka Herawati, Tuti.2010.Analisis Spasial Tingkat Bahaya Erosi di Wilayah DAS Cisadane Kabupaten Bogor.Bogor: Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Rahim, Dr. Ir. Supli Effendi.2000.Pengendalian Erosi Tanah : Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup.Jakarta: Bumi Aksara.

16 488000

492000

500000

504000

508000

!! ! !

!

!

! ! !

!

!

!

!

!

! !

! ! !

! ! !

! ! !

!

! ! !

!! !

! !

!

!

!!

!

! ! !

! ! !

!

!

! ! !

9184000

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

! ! !

! ! !

!

!

!

!

! ! !

! !

! !

!

!

! ! !

! !

!

!

! !

!

! ! !

! ! !

!

!

!

!

!

! !

! ! ! !

! ! ! !

!

! !

9176000

!

!

!!

! !

! ! !

!

!!

Sungai

Waduk

Klasifikasi Lahan Kritis Tidak Kritis

Potensial Kritis Agak Kritis Kritis

Sangat Kritis Inset Peta Propinsi Jawa Tengah

! !

!!

Daerah Penelitian

!

!

!

! ! !

!

!

!

!

!

! ! !

!

! !

!

!

!

!

! ! !

!

! ! !

!

!

!

!

! ! !

!

!

!

! ! !

!

! !

!

!

!

!

!

! !

!

!

!

! ! ! !

! ! !

!

!

!

!

!

!

!

! !

! !

!

!

!

! !

!

9172000

!

! !

!

Batas Propinsi

!

!

!

!

!

! !

Karangmalang

!!

!

9180000

!

! ! ! !

!

!

! ! !

! ! !

! !

!

!

! !

!!

!

!

! !

! ! !

!

!

!

! ! !

! ! !

!

!

!

!

!

! !

!

!

Batas Kecamatan

!

! !

!

!

!

! ! !

!

!

! ! !

!

!

! ! !

! !

!

!

! ! !

!

LEGENDA :

!

!

!

! ! !

!

!

!

!

! !

!

!

!

! !

!

!

! !

!

!

!

! !

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

! ! !

!

!

!

!

! !

!

!!

!

! !

!

! ! ! !

!

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

! !

!

!

!

!

! !

! !

! !

!

!

!

!

!

!

! !

! ! !!

!

! ! !

!!

!

! ! !

!

!

!

!

!

!

! ! !

!

! ! !

!

! !

! !

!

!

Gondang

! !!

!

!

!

!

!

Masaran

!

!

! !

!

! ! !

! ! !

! ! !

!

!

! !

!

!

!

!

! ! ! ! !

! !

!

! ! ! !

!

! !

!

!

Plupuh

KABUPATEN NGAWI

!

Sidoharjo

! !

!

!

!

!

!

! !

!

!

!

! ! !

!

! ! !

!

!

!

!

!

! !

! !

!

!

!

!

! !

! ! !

! ! !

!

!

! ! !

!

! ! !

!

!

!

!

Sragen

!

! !!

!

!

! ! !

! ! !

! ! !

!

!

!

! !

!

!! !

!

!

9176000

!

!

!

! ! !

! !!

!

! ! !! !

!

!

! !

! !

!

!

! ! !

!

!

! ! ! ! ! ! ! ! !

! !

!

!

!

!

!

!! ! ! ! !

!

!

! ! !

! !

!!

!

!

!

!

! !

! !

! ! !

!

! ! !

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

! ! ! !

Kedawung

!!

!

!

!

! !

Sambirejo

Dibuat Oleh : Rosita Rahmatika/ E 100130043 Sumber : Analisis Data

484000

488000

Gambar 1. Peta Lahan Kritis Kabupaten Sragen

!

!

!

9168000

!

!

! !

!

km 8

KABUPATEN KARAGANYAR

!

9172000

!

! ! ! !

!

! ! ! ! !

!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!

! ! !

! ! !

! ! !

!

!

! !

!

! ! !

!

480000

!

!

!

!!

! ! !

! !

476000

Kota 4 Surakarta

! !

!

!

! !

Ngrampal !

!

2

!

!

! ! !

! ! !

0

!

Sambung Macan

! ! !

! !

!

!

!

! ! !

¯

! ! !

!

!

!

! ! !

! ! !

!

Skala 1 : 200.000

!

!

!

!

!

!

!

! ! !

U

! !

!

!

! !

!

!

! ! !

! ! !

!

!

!

! ! !

!

! ! !

!

!

!

! !

! !

!

!

! !

!

!

! ! ! !

! ! !

!

Kalijambe

! ! !

!

! ! !

!

Tanon

!

Gemolong

! !

! ! !

9188000

!

!!

!

!

!

9184000

!

! ! !

!

!

!

!

! ! !

!

! !

!

!

!

9180000

! ! !

!

!

!

! ! !

! ! ! !

! ! !

!

! !

!

!

9192000

!

!

!

!

!!

! !

!

! ! !

!

!

! ! !

!

!

!

! !

! ! !

!

!

! ! !

!

!

!

!

! !

Jenar

!

!

!

Gesi

!

!

! ! !

!

! !

! ! !

! !

! !

Sukodono

!

! ! !

!

! ! !

!

!

!

!

Mondokan

!

!

!

! ! !

! !

9192000

!

! !

! ! !

! ! !

! !

! !

!

!

! !

!

! !

!

! ! ! ! ! !

Sistem Koordinat : UTM Datum : WGS 1984 Zone : 49 S

Batas Kabupaten

!

!

!

!

Miri

! !

!

!

!

! ! !

!

!

!

! !

!

!

! !

! !

!

!

!

! ! !

! ! !

!

!

! !

Tangen

!

!

Sumberlawang

!

! !! ! !

!

!

9168000

516000 mT

512000

! ! !

KABUPATEN GROBOGAN

!

9196000

KABUPATEN BOYOLALI

496000

9196000 mU

484000

9188000

480000

! !

476000

492000

496000

500000

504000

508000

512000

516000

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014

Related Documents

-naskah-publikasi
June 2020 32
Naskah Publikasi
October 2019 35
Naskah Publikasi
June 2020 24
Naskah Publikasi
June 2020 18
Naskah Publikasi
August 2019 37
Naskah Publikasi
May 2020 23

More Documents from ""