LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GIZI BAYI DAN BALITA DI KEMUNING SARI LOR KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER TUGAS
Oleh: Kelompok 3
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Telp./Fax (0331) 323450 Jember
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GIZI BAYI DAN BALITA DI KEMUNING SARI LOR KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER
disusun untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Oleh: Kelompok 3 Cicik Lestari, S.Kep. Rofi Syahrizal, S.Kep. Nanda Ema Avista, S.Kep. Dewi Melati Sukma, S.Kep. Elik Anistina, S.Kep. Intan Dwi Arini, S.Kep.
NIM 182311101030 NIM 182311101048 NIM 182311101054 NIM 182311101055 NIM 182311101070 NIM 182311101078
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN Alamat : Jl. Kalimantan No. 37 Telp./Fax (0331) 323450 Jember
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Masa bayi dan balita merupakan masa paling baik untuk menerima asupan gizi, semakin baik asupan gizi yang diperoleh, maka semakin baik pula perkembangan fisik sang anak, khususnya perkembangan otak. Kebutuhan zat gizi anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zat-zat gizi yang tidak diperoleh dari makanan. Lima tahun pertama merupakan masa terpenting dalam kehidupan manusia, inilah yang disebut masa emas. Pada masa ini, perubahan dalam kemampuan terbesar terjadi pada balita, termasuk pertumbuhan otak yang paling pesat, setelah itu pertumbuhan otak akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Secara umum untuk tumbuh kembang anak, termasuk pertumbuhan dan perkembangan otak pada masa emas diperlukan zat gizi makro (karbohidrat, lemak dan protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Keadaan kurang gizi pada bayi dan balita disebabkan karena kebiasaan pola pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat, ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan pada bayi serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009). Berdasarkan Laporan Gizi Global 2014 menempatkan Indonesia diantara 31 negara yang tidak akan mencapai target global untuk menurunkan angka kurang gizi di tahun 2025. Data pemerintah menunjukkan 37% anak balita menderita stunting, 12% menderita wasting (terlalu kurus untuk tinggi badan mereka) dan 12% mengalami kelebihan berat badan. Penduduk miskin di Indonesia memiliki kemungkinan menderita stunting 50% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka dari golongan menengah keatas. Namun demikian, hampir 30% anak Indonesia dari golongan menengah keatas juga mengalami stunting. Pada tahun 2017, sebanyak 150,8 juta atau 22,2% balita di dunia mengalami stunting (Pusdatin Kemenkes RI, 2018). Namun angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2015-2017 adalah 36,4%. Masalah gizi secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan (energi dan protein) dan penyakit penyerta. Faktor tidak langsung adalah tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pola asuh, sosial budaya, ketersediaan pangan, pelayanan kesehatan dan faktor lingkungan (Depkes RI, 2007). Menurut pemantau status gizi (PGS, 2015) Indonesia memiliki masalah gizi masyarakat berdasarkan 3 indikator (BB/U, TB/U, BB/TB), bayi gizi kurang umur 0-23 bulan (11,9%), umur 24-59 bulan (18,1%), umur 0-59 bulan (14,9%), jumlah diambil dari 496 kabupaten/kota. Data di Kalimantan Tengah gizi kurang umur 0-23 bulan (14,9%), umur 24-59 (23,1%) dan umur 0-59 (18,9%)
(Kemenkes, 2015). Hasil data status gizi balita berdasarkan Riskesdas 2010 dengan menggunakan indikator BB/U secara nasional, prevalensi berat kurang pada 2010 adalah 17,9% yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0 gizi kurang. Bila dibandingkan dengan pencapaian MDG tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi berat kurang secara nasional harus diturunkan minimal sebesar 2,4% dalam periode 2011-2015. Dari 33 provinsi di Indonesia, Kalimantan Tengah prevalensi gizi kurang menempati urutan ke-4 tertinggi yakni sebesar 28%. Status gizi adalah salah satu indikator kesehatan yang penting dalam penilaian status kesehatan masyarakat untuk mencapai status gizi yang baik tidak mudah, ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi status gizi seperti ekonomi, pengetahuan orangtua dan sosial budaya (Almatsier, 2001). Makanan pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan bayi menurut umur bayi apabila pemberian makanan tambahan diberikan kurang dari 6 bulan mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan bayi seperti penurunan berat badan balita, bayi menjadi mudah terkena penyakit pada saluran pencernaan seperti bayi mudah diare bahkan dapat meningkatkan angka kematian bayi (Istiany, 2013). Tingkat pendidikan ibu menjadi salah satu indikator untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi ibu, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin mudah bagi ibu untuk memahami informasi gizi yang didapatkan dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah (Notoadmojo, 2007). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan perencanaan terkait gizi bayi dan balita untuk meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan yang lebih lanjut. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan analisa situasi diatas, maka perumusan masalah dalam kegiatan yang perlu dilakukan adalah bagaimana cara mengatasi gizi bayi dan balita untuk meningkatkan pemeliharaan kesehatan pada masyarakat di lingkungan kecamatan Panti Jember?
BAB 2. RENCANA KEPERAWATAN
MASALAH PENGELOMPOKAN DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB KEPERAWATAN KOMUNITAS 1.
DO: a. Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa dari 169 KK terdapat 31 KK yang memiliki anak usia balita, diperoleh bahwa 1 balita mengalami BGM(bawah garis merah). 3 balita mengalami BGT (bawah garis tengah) dan 27 balita berada pada garis hijau b. Berdasarkan data sekunder diperoleh dari Puskemas Panti, bahwa masih terdapat balita dengan bawah garis merah (BGM) di desa Glagahwero dengan prosentase 17% DS: Hasil dari wawancara dengan kader, petugas kesehatan dan ibu dengan anak usia balita diperoleh : a. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan dan kader diperoleh bahwa masih terdapat anak balita yang mengalami gizi kurang, hal ini terlihat dari buku KMS yang menunjukkan balita berada di bawah garis merah. Beberapa hal yang menyebabkan balita mengalami gizi kurang adalah pengetahuan ibu yang kurang mengenai gizi pada balita, anak yang tidak mau mengkonsumsi sayur dan ikan serta anak lebih tertarik mengkonsumsi jajan yang dijual di warung
a. Kurangnya pengetahuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, sikap dan praktek kelompok ibu balita dalam penanganan gizi kurang pada balita.
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum/jangka panjang
1. Gangguan Setelah dilakukan nutrisi kurang asuhan keperawatan dari kebutuhan selama 2 minggu, tubuh diharapkan jumlah berhubungan
Tujuan Khusus/jangka pendek
Setelah 2 x 24 jam dikakukan kunjungan rumah diharapkan : - Terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita mengenai gizi seimbang Terjadi peningkatan sikap ibu balita mengenai kelompok balita gizi - gizi dengan seimbang kurang tidak kurangnya Peningkatan keterampilan ibu dalam mengatasi - masalah pengetahuan, mengalami gizi kurang pada balita sikap dan peningkatan praktek NOC: kelompok ibu balita dalam 1. Knowledge: penanganan health promotion gizi kurang (1823) pada balita.
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada kader-kader kesehatan 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada balita 3. Membuat perencanaan makan yang seimbang dan konsisten energi yang dibutuhkan.
dengan jumlah
4. Ajarkan ibu untuk mengawasi jajanan yang dikonsumsi oleh anak 5. Rencanakan metode yang tepat untuk mencatat asupan makanan harian, waktu olahraga dan perubahan berat badan 6. Libatkan masyarakat dalam menentukan masalah kesehatan komunitas dan mengembangkan rencana kegiatan 7. Bantu anggota masyarakat untuk mendapatkan sumber yang dapat dikembangkan dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan
2.1 Tujuan 2.1.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari perencanaan terkait gizi bayi dan balita adalah untuk meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan yang lebih lanjut.
2.1.2 Tujuan Khusus a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi bayi dan balita b. Mengajarkan kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada bayi dan balita c. Mengajarkan kepada masyarakat cara untuk mengatasi atau menurunkan kejadian gizi buruk pada bayi dan balita d. Mengajarkan kepada masyarakat cara memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita
2.2 Manfaat Diharapkan dengan adanya upaya peningkatan pemeliharaan kesehatan memberikan manfaat: a.
Masyarakat dapat memahami tentang gizi bayi dan balita
b.
Masyarakat dapat mengetahui macam-macam gizi bayi dan balita
c.
Masyarakat dapat hidup sehat dan memelihara kesehatannya
BAB 3. RANCANGAN KEGIATAN
a.
Topik
: Gizi Seimbang Pada Balita
b.
Metode
: ceramah, diskusi, dan tanya jawab
c.
Media
: leaflet dan lembar balik
d.
Waktu dan tempat
: Sabtu, 23 Maret 2019 pukul di 08.00-09.00 WIB (1 x 60 menit)
e. Setting tempat
: Keterangan: 1. Mahasiswa
2. Kader 3. Ibu Balita
f.
Pengorganisasian (waktu, kelompok, tempat) Media dan
Tahap Kegiatan Penyuluh
kegiatan
Kegiatan Peserta
alat Penyuluhan
Pendahuluan
Memberi salam, mengingatkan kontrak
( 5 menit)
waktu kegiatan dan membuka materi
Lembar
terkait gizi bayi dan balita
Balik
Menjelaskan gambaran kegiatan secara
Memperhatikan
Leaflet dan
Memperhatikan
umum
Penyajian ( 25 menit)
Menjelaskan tentang TIU dan TIK.
Memperhatikan
Menjelaskan tentang gizi bayi dan balita
Memperhatikan
Memberi kesempatan pada masyarakat
Lembar
untuk bertanya tentang materi yang baru
Memberikan
dijelaskan.
pertanyaan.
Memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan
Leaflet dan
Balik
Memperhatikan
Penutup
Memberi pertanyaan pada keluarga
Menjawab
Leaflet dan
(5 menit)
tentang materi yang telah dijelaskan
pertanyaan
Lembar
Memberikan komentar terhadap
Balik
jawabanan telah diberikan
Memperhatikan dan
Menyimpulkan materi
memberi sumbang
Membagikan menutup pertemuan dan
saran
memberi salam.
Memperhatikan Menerima dengan baik. Memperhatikan dan menjawab salam.
BAB 4. KRITERIA EVALUASI A. Evaluasi Struktur a. Mahasiswa telah menyiapkan materi dan
media pembelajaran dalam
proses pendidikan kesehatan dan demonstrasi b. Anak-anak menyatakan bersedia mengikuti proses pendidikan kesehatan c. Materi yang akan disajikan dibuat dalam bahasa dan istilah yang mudah dipahami dan menarik d. Mahasiswa mampu melakukan diskusi interaktif dan komunikatif dengan klien.
B. Evaluasi Proses a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian gizi seimbang b. Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan gizi seimbang c. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai manfaat gizi seimbang d. Proses pendidikan kesehatan dapat berjalan cukup kondusif dan efektif
C. Evaluasi hasil a. Ibu dapat menyebutkan pengertian gizi seimbang b. Ibu mengerti dapat manfaat gizi seimbang c. Kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan diakhiri dengan baik
D. Faktor Pendorong a. Terjalinnya hubungan saling percaya antara klien dengan pemateri memudahkan dalam pendidikan kesehatan yang dilakukan b. Materi yang disampaikan sederhana sehingga mudah untuk dipahami oleh masyarakat c. Tercukupinya saran dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan d. Dukungan dari berbagai pihak membantu pendidikan kesehatan yang dilakukan berjalan dengan lancar
E. Faktor Penghambat Suasana kurang kondusif dikarenakan beberapa ibu dan anak melakukan kegiatan sendiri sehingga tidak memperhatikan penampilan peserta lain
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Masa bayi dan balita merupakan masa paling baik untuk menerima asupan gizi, semakin baik asupan gizi yang diperoleh, maka semakin baik pula perkembangan fisik sang anak, khususnya perkembangan otak. Kebutuhan zat gizi anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zat-zat gizi yang tidak diperoleh dari makanan. Makanan yang berigizi tinggi dapat membantu anak untuk mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal.
5.2 Saran 5.2.1 Bagi masyarakat Diharapkan masyarakat lebih memperhatikan kesehatan balita dengan rutin membawa balita ke posyandu agar dapat terpantau setiap tahap tumbuh kembangnya
5.2.2 Bagi tenaga kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan dapat menfasilitasi dan berkoordinasi dalam menganani gizi kurang atau komplikasi dari gizi kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI.2006.Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal Tahun 2006. Jakarta. WHO.2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Pedoman Bagi Rumah sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Bobak, Lowdermilk,Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Buku Saku Pemantauan Status Gizi dan Indikator Kinerja Gizi Tahun 2015. Direktorat Gizi Masyarakat Dirjen Kesehatan Masyarakat.Kemenkes RI. Menteri Kesehatan RI. 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Dirjen Bina Gizi dan KIA.Jakarta.
LAMPIRAN Lampiran 1. Berita Acara Lampiran 2. Daftar Hadir Lampiran 3. SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Lampiran 4. Materi Lampiran 5. Leaflet Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan
Pemateri
Intan Dwi Arini, S.Kep NIM 182311101078
Lampiran 1. Berita Acara KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2018/2019
BERITA ACARA Pada hari ini, Sabtu tanggal 23 Maret 2019 jam 08.00 WIB bertempat di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Gizi pada Balita dan Tumbuh Kembang Balita dan demonstrasi Pemeriksaan KPSP. Kegiatan ini diikuti oleh __ orang (dafar hadir terlampir).
Jember, 23 Maret 2019
Mengetahui, Pembimbing Akademik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Hanny Rasni, SKp., M.Kep NIP 19761219 200212 2 003
Lampiran 2. Daftar Hadir
Lampiran 3. SAP KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (PENDIDIKAN KESEHATAN) Topik/Materi Sasaran
: Gizi Bayi dan Balita `
: Bayi dan Balita
Hari/Tgl
: 08.00 WIB -selesai
Alokasi Waktu
: 30 menit
Tempat
: Balai Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 30 menit masyarakat mengerti terkait gizi bayi dan balita B.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan terkait gizi bayi dan balita, masyarakat dapat : 1. Mengetahui pengertian gizi bayi dan balita 2. Mengetahui macam-macam makanan yang bergizi bagi bayi dan balita 3. Mengetahui manfaat pemenuhan gizi bayi dan balita 4. Mengetahui cara memenuhi gizi bayi dan balita C. Materi Konsep gizi bayi dan balita D. Media Penyuluhan Leaflet E. Kegiatan Penyuluhan Tahap kegiatan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Media dan alat Penyuluhan
Pendahuluan Memberi salam, mengingatkan (5 menit) kontrak waktu kegiatan dan membuka materi terkait gizi bayi dan balita Menjelaskan gambaran kegiatan secara umum Menjelaskan tentang TIU dan TIK. Penyajian Menjelaskan tentang gizi bayi ( 25 menit) dan balita a. Memberi kesempatan pada masyarakat untuk bertanya tentang materi yang baru dijelaskan. b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan Penutup 1. Memberi pertanyaan pada (5 menit) keluarga tentang materi yang telah dijelaskan 2. Memberikan komentar terhadap jawabanan telah diberikan 3. Menyimpulkan materi 4. Membagikan menutup pertemuan dan memberi salam.
Memperhatikan
Leaflet
Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan
Leaflet
Memberikan pertanyaan.
Memperhatikan Menjawab pertanyaan
Leaflet
Memperhatikan dan memberi saran Memperhatikan Memperhatikan dan menjawab salam.
F. Metode Penyuluhan 1.
Ceramah
2.
Diskusi
Jember, 23 Maret 2019 Pemateri,
Kelompok 3
Lampiran 4. Materi MATERI A Pengertian Status Gizi Balita Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak balita, aktivitas, pemeliharan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit dan proses biologis lainnya di dalam tubuh (Depkes RI, 2008). Kebutuhan bahan makanan pada setiap individu berbeda karena adanya variasi genetik yang akan mengakibatkan perbedaan dalam proses metabolisme. Sasaran yang dituju yaitu pertumbuhan yang optimal tanpa disertai oleh keadaan defisiensi gizi. Status gizi yang baik akan turut berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai penyakit, khususnya penyakit infeksi dan dalam tercapainya tumbuh kembang anak yang optimal. Kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita. Gizi balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang tua jika ingin tumbuh kembang putra putrinya maksimal. Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan suatu keharusan karena hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama pada 5 tahun pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama tersebut sangat menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan perkembangannya. Hal inilah yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk berusaha agar Gizi Balitanya terpenuhi semaksimal mungkin.
B Kebutuhan Gizi Balita, diantaranya: Energi
Balita membutuhkan energi (sebagai kalori) untuk memungkinkan mereka untuk beraktifitas serta untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka
Tubuh mendapatkan energi terutama dari lemak dan karbohidrat tetapi juga beberapa dari protein
Asupan Kalori
Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak disebabkan bergeraknya cukup aktif pula. Mereka membutuhkan setidaknya 1500 kalori setiap harinya. Dan balita bisa mendapatkan kalori yang dibutuhkan pada makanan-makanan yang mengandung protein, lemak dan gula.
Protein
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh, serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan yang bekerja unutkmelindungi tubuh si kecil.
Kebutuhan protein secara proporsional lebih tinggi untuk anak-anak daripada orang dewasa.
Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada makanan yang mengandung protein. Karena protein sendiri bermanfaat sebagai prekursor untuk neurotransmitter demi perkembangan otak yang baik nantinya. Protein bisa didapatkan pada makanan-makanan seperti ikan, susu, telur 2 butir, daging 2 ons dan sebagainya.
Sumber protein ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan
Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain.
Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
Lemak
Beberapa lemak dalam makanan sangat penting dan menyediakan asam lemak esensial, yaitu jenis lemak yang tidak tersedia di dalam tubuh
Lemak dalam makanan juga berfungsi untuk melarukan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K.
Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara proposional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, Anjuran makanan sehat untuk anak usia lebih dari 5 tahun adalah asupan lemak total sebaiknya tidak lebih dari 35% dari total energi.
Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu, daging, ikan, minyak nabati.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan pati dan gula dari makanan
Pati merupakan komponen utama dari sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran akar
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi anak. Hampir separuh dari energi yang dibutuhkan seorang anak sebaiknya berasal dari sumber makanan kaya karbahidrat seperti roti, seral, nasi, mi, kentang.
Anjuran konsumsi karbohidrat sehari bagi anak usia 1 tahun keatas antara 50-60%
Anak-anak tidak memerlukan ‘gula pasir’ sebagai energy serta madu harus dibatasi.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan karbohidrat sebagai energi utama serta bermanfaat untuk perkembangan otak saat belajar dikarnakan karbohidrat di otak berupa Sialic Acid. Begitu juga dengan balita, mereka juga membutuhkan gizi tersebut yang bisa diperoleh pada makanan seperti roti, nasi kentang, roti, sereal, kentang, atau mi.
Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian.
Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.
Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit serta gangguan usus lainnya.
Serat dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehinga sebaiknya tidak diberikan berlebih
Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil untuk banyak proses penting yang dilakukan dalam tubuh
Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi
Makanan yang berbeda memberikan vitamin dan mineral yang berbeda dan memiliki diet yang bervariasi dan seimbang . Ini penting untuk menyediakan jumlah yang cukup dari semua zat gizi
Ada beberapa pertimbangan pemberian zat gizi untuk diingat, seperti pentingnya zat besi dan pemberian vitamin dalam bentuk suplemen.
Zat besi
Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi sehingga balita harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau minuman yang mengandung vitamin C seperti jeruk merupakan salah satu makanan yang mengandung gizi yang bermanfaat untuk penyerapan zat besi.
Kalsium
Balita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur sebagai pertumbuhan tulang dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik adalah susu yang diminum secara teratur.
C Kebutuhan Zat Gizi Balita Usia 2-5 Tahun Di usia ini anak memasuki usia pra sekolah dan mempunyai risiko besar terkena gizi kurang. Pada usia ini anak tumbuh dan berkembang dengan cepat sehingga membutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sementara mereka mengalami penurunan nafsu makan dan daya tahan tubuhnya masih rentan sehingga lebih mudah terkena infeksi dibandingkan anak dengan usia lebih tua. Zat gizi yang mereka perlukan adalah: 1. Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energy bagi tubuh dan menunjang aktivitas anak yang mulai aktif bergerak. Mereka biasanya membutuhkan sebesar 1300 kkal per hari.
2. Protein berfungsi untuk membangun dan memperbaiki sel tubuh dan menghasilkan energy. Mereka membutuhkan protein sebesar 35 gram per hari 3. Mineral dan vitamin yang penting pada makanan anak adalah iodium, kalsium, zinc, asam folat, asam folat, zat besi, vitamin A,B,C,D,E, dan K. Mineral dan vitamin ini berperan dalam perkembangan motorik, pertumbuhan, dan kecerdasan anak serta menjaga kondisi tubuh anak agar tetap sehat. Sementara pertumbuhan fisik tubuh sedikit melambat, karenanya anak perlu makan makanan yang memberikan asupan gizi yang mendukung pertumbuhan otaknya. Balita yang makan makanan yang beragam dan seimbang nilai gizinya akan tumbuh sehat dan aktif. Agar kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi, anak perlu dibiasakan untuk makan makanan yang bergizi seimbang. D Pesan Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun a. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama keluarga Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makanpagi,
makan
siang
dan
makan
malam.Untuk
menghindarkan/mengurangianak-anak mengonsumsi makanan yang tidak sehat
dan
tidak
bergizidianjurkan
agar
selalu
makan
bersama
keluarga.Sarapan setiap haripenting terutama bagi anak-anak oleh karena mereka sedang tumbuh danmengalami perkembangan otak yang sangat tergantung pada asupanmakanan secara teratur. b. Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein seperti ikan, telur,tempe, susu dan tahu. Untuk pertumbuhan anak, dibutuhkan pangan sumber protein dansumber lemak kaya akan Omega 3, DHA, EPA yang banyak terkandungdalam ikan. Anak-anak dianjurkan banyak mengonsumsi ikan dan telurkarena kedua
jenis
pangan
tersebut
mempunyai
kualitas
protein
yangbagus.Tempe dan tahu merupakan sumber protein nabati yang kualitasnyacukup baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika memberikan susu kepada anak, orang tua tidak perlu menambahkan gula pada saat menyiapkannya. Pemberian susu dengankadar gula yang tinggi akan membuat selera anak terpaku pada kadarkemanisan yang tinggi. Pola makan yang terbiasa manis akanmembahayakan kesehatannya di masa yang akan datang. (Lihat pesanumum nomor 5 tentang batasi konsumsi pangan yang manis). c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin, mineral dan serat.Vitamin
dan
mineral
merupakan
senyawa
bioaktif
yang
tergolongsebagai antioksidan, yang mempunyai fungsi antara lain untuk mencegahkerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar pencernaan dan dapatmencegah dan menghambat perkembangan sel kanker usus besar. d. Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin danberlemak. Pangan manis, asin dan berlemak banyak berhubungan denganpenyakit kronis tidak menular seperti diabetes mellitus,tekanan darah tinggidan penyakit jantung. e. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sangat dianjurkan agar anak-anak tidak membiasakan minum minuman manis atau bersoda,karenajenis minuman tersebut kandungangulanya tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan cairan sehari hari dianjurkanagar anak anak minum air sebanyak 1200 – 1500 mL air/hari. f. Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap hari. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kemudahan akses permainan tanpa aktivitas fisik yang banyak ditawarkan permainan denganteknologi
canggih
(electronic
game),
menimbulkan
kekhawatirantersendiribagi para orang tua akan perkembangan mental serta psikomotorik anak.Permainan tradisional dan bermainbersama teman penting untuk anak-anakkarena dapat melatih kemampuan sosial dan
mentalanak. Permainantradisional dan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik dalam bentukpermainan dapat mengusir rasa bosan pada anak dan merangsangperkembangan kreativitasnya. Hal ini akan mendukung tumbuh kembangdan kecerdasan anak.
Contoh
Lampiran 5. Leaflet
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan