1. Keanekaragaman Manusia.docx

  • Uploaded by: Dian Saputra Ckj
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1. Keanekaragaman Manusia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,085
  • Pages: 11
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GENETIKA KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA

Disusun oleh: Nama : Dian Saputra NIM : 17304244018 Kelas Pendidikan Biologi I 2017

PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GENETIKA KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA

A. TUJUAN Mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotipe.

B. DASAR TEORI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah sarat nilai yang tidak hanya mencakup sains yang kecil. Biodiversitas berarti bagian dari segala aspek dunia biologi yang ditemukan manusia yang berada di daratan, lautan, maupun udara. Hal ini mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya (Garson, 2016 : 16). Jenis keanekaragaman hayati (Schaltegger and Bestandig 2012), antara lain : (i) Keanekaragaman spesies, yaitu keanekaragaman semua spesies makhluk hidup di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan yang bersel banyak atau multiseluler). (ii) Keanekaragaman genetik, yaitu variasi genetik dalam satu spesies, baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografis, maupun di antara individu individu dalam satu populasi. (iii) Keanekaragaman ekosistem, yaitu komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing. (iv) Keanekaragaman hayati (biodiversity) merupakan dasar dari munculnya beragam jasa ekosistem (ecosystem services), baik dalam bentuk barang/produk maupun dalam bentuk jasa lingkungan yang sangat diperlukan oleh perikehidupan makhluk hidup, khususnya manusia. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotipe atau sifat yang tampak (Cummings, 2011: 6-7).

Antara satu makhluk dengan makhluk lain tentunya terjadi variasi. Misal dalam satu keluarga terjadi banyak perbedaan ciri, maka individu dari lain keluarga, lain jenis, lain ras, dan lain bangsa, juga akan sangat banyak perbedaannya. Beberapa dari ciriciri yang tampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa cara. Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari parentalnya (induknya) kepada filialnya (keturunannya). Sifat ini diwariskan melalui gen yaitu struktur terkecil pewaris sifat yang terdapat di dalam kromosom, sedangkan kromosom itu sendiri terdapat dalam inti sel. Dalam mempelajari genetika kita mengenal istilah fenotipe dan genotipe. (Prowel, 2010: 115-116) Fenotipe dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotipe dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotipe merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotipe (Stansfield, 1983: 19). Genotipe ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotipe yang terekspresikan menampakkan fenotipe pada suatu individu. Genotipe yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotipe yang homozigot. Keturunan

homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot

dihasilkan dari alel yang berbeda (Starr and McMillan, 2010: 374) Keanekaragaman pada manusia dapat dilihat dari (Suryo, 1996) : 1. Ujung daun telinga Ujung daun telinga dapat dibedakan menjadi dua yaitu ujung telinga bebas dan ujung telinga melekat. Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif. 2. Rambut Rambut lurus merupakan sifat resesif dengan genotipe tt. Sedangkan rambut keriting adalah sifat dominan dengan genotipe TT. Rambut ikal mempunyai genotipe Tt. Adanya rambut pada ruas tengah jari-jari tangan merupakan sifat dominan, sedangkan tidak adanya rambut pada ruas-ruas jari merupakan sifat resesif.

3. Lidah Lidah dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat dilipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif. 4. Lesung pipi Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat terlihat saat wajah seseorang diam atau berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya. 5. Golongan darah Penggolongan darah pada manusia ada empat yaitu A, B, AB, dan O. Pembagian golongan darah ini didasarkan pada ada atau tidaknya sistem ABO yaitu ada tidaknya aglutinin dalam darah. Pada sekitar tahun 1900-an K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seorang tercampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi ada juga orang yang tidak mengalami penggumpalan darah ketika dilakukan pencampuran darah dan serum darah. Berdasarkan reaksi tadi, maka Landsteiner membagi manusia menjadi 3 ggolongan yaitu A,B,O. golongan darah yang keempat jarang sekali dijumpai, yaitu golongan darah AB yang ditemukan oleh 2 mahasiswa Landsteiner pada tahun 1902. (Suryo, 1996).

Kiri : ujung telinga bebas Kanan : ujung telinga melekat

Kiri : dapat melipat lidah Kanan : tidak dapat melipat lidah

Kiri : ke kiri atau berlawanan jarum jam Kanan : ke kanan atau searah jarum jam

Pengamatan terhadap keanekaragaman genetik pada manusia dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan Cakram Genetika. Cakram genetika biasanya menggunakan 6 ciri-ciri. Lima ciri diantaranya merupakan ciri-ciri yang tampak secara fisik sementara satu ciri yang lain merupakan pengamatan terhadap golongan darah (A/B/AB/O). Keenam ciri yang akan diamati tersebut antara lain: a. Jempol (melekuk/tidak melekuk) b. Lesung pipit (ada/tidak ada) c. Lidah (bisa menekuk/tidak bisa menekuk) d. Ujung daun telinga (bebas/melekat) e. Widow’s peak (ada/tidak) f. Golongan darah (A/B/AB/O). C. METODE Pada praktikum ini alat yang digunakan yaitu gambar cakram genetika. Gambar cakram genetika ini memiliki fungsi untuk mempermudah dalam pengelompokan pada manusia yang memiliki ciri-ciri hampir sama. Selain itu alat lain yang digunakan adalah alat tulis, seperti pensil/pulpen, dan alat penghapus. Adapun bahan yang digunakan yaitu manusia (diri praktikan) yang akan dijadikan objek dalam pengamatan. Langkah-langkah kerja yang dilakukan yaitu, menentukan ciri yang ada pada diri objek sesuai dengan yang telah disepakati lalu, menggunakan gambar cakram genetika, memulai dari bagian tengah dengan ciri pertama, dan menentukan objek berada di sisi kanan atau kiri garis vertikal selanjutnya memindahkan pada garis lingkaran ke dua pada roda cakram tersebut dan sesuaikan dengan ciri yang tampak pada diri masingmasing lalu diberi tanda, hal tersebut dilakukan sampai ciri yang terakhir atau menentukan golongan darah. Kemudian membaca angka yang tertulis, untuk ciri khusus yang telah diamati, selanjutnya menulis angka yang diperoleh di papan tulis sebagai data kelas.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Praktikum genetika ini membahas tentang keanekaragaman pada manusia yang bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotipe. Adapun alat yang digunakan yaitu cakram genetika dengan manusia sebagai subjek pengamatan. Cakram genetika yang kami gunakan menggunakan 6 ciri-ciri. Lima ciri diantaranya dapat dilihat dari ketampakan yang ada. Pengamatan keenam adalah pengamatan golongan darah ABO. Dari keenam ciri-ciri akan diketahui perbedaan dari masing-masing individu yang ada di dalam kelas. Keenam ciri-ciri yang akan diamati adalah sebagai berikut: 1. Jempol (melekuk/tidak melekuk), 2. lesung pipit (ada/tidak ada), 3. lidah (bisa menekuk/tidak bisa menekuk), 4. ujung daun telinga (bebas/melekat), 5. widow’s peak (ada/tidak), 6. golongan darah (A/B/AB/O). Dengan cakram ini akan diperoleh data angka/skor dari masing-masing praktikan yang berjumlah 14 praktikan. Tabel hasil pengamatan :

NO

NAMA

NO CAKRAM GENETIKA

1.

Endah

24

2.

Saraswati

37

3.

Astried

43

4.

Adit

46

5.

Pradini

36

6.

Soleh

86

7.

Fauziah

28

8.

Fiki

54

9.

Andi

37

10.

Rizki

102

11.

Siti

54

12.

Dian

37

13.

Ana

12

14.

Devia

54

Dari data tersebut terdapat keanekaragaman. Keanekaragaman terjadi karena adanya perbedaan antara gen atau pewaris sifat dari orang tua yang memiliki perbedaan baik secara fenotipe (dapat dilihat secara fisik) maupun genotipe. Pada praktikum ini kami mengamati perbedaan yang tampak secara fisik dari masing-masing individu lalu dimasukkan ke dalam cakram genetika sesuai ciri yang disepakati. Hasil pengamatan yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa masing-masing individu memiliki ciri yang berbeda-beda dengan individu lain berdasarkan pada ciriciri yang telah ditentukan sebelumnya. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa ada 3 naracoba dengan skor yang sama yaitu 37 (warna merah) dan juga 3 naracoba dengan skor 54 (warna hijau). Nomor yang sama ini menunjukkan bahwa terdapat ciriciri yang sama antar seseorang dengan orang lain yang dalam nomor yang sama. Dapat dikatakan bahwa dengan nomor yang sama ini, maka ketampakan luarnya akan sama atau persis. No

Nama

Jenis

Fenotipe

Kelamin 1.

Skor Fenotipe

a. Dian,

Laki-laki

Tidak ada lesung pipi,

b. Saraswati,

Perempuan

kuping bebas, lidah tidak

c. Andi

Laki-laki

melipat, tidak ada widows’s

37

peak, jempol lurus, golongan darah A 2.

a. Devia,

Perempuan

Tidak ada lesung pipit,

b. Siti

Perempuan

kuping bebas, lidah melipat,

c. Fiki

Perempuan

tidak ada widow’s peak,

54

jempol lurus, golongan darah B Dari hasil pengamatan ada yang menunjukkan skor yang sama dengan skor 37 yaitu Dian, Saras dan Andi yang berarti ketiganya memiliki keenam ciri yang sama (yang telah ditentukan). Namun meskipun mempunyai ketampakan luar yang sama, tetap saja terdapat perbedaan yang membedakan seseorang dalam nomor yang sama

tersebut. Meski nomor dari cakram genetikanya sama, namun terlihat bahwa tetap ada ciri lain yang membedakan, ketika ketiganya disandingkan ke depan kelas, ternyata tidak menunjukkan kesamaan secara 100 %. Perbedaan dapat terlihat secara fisik yaitu tubuh Andi lebih gemuk jika dibandingkan Saraswati dan Dian. Dari tinggi badan, Andi memiliki tinggi badan yang lebih dibandingkan Saraswati dan Dian. Selanjutnya, ciri yang sama juga ditemukan di 3 mahasiswa lain yaitu Devia, Siti dan Fiki dengan angka/skor 54, hasil ini berarti ketiganya memiliki keenam ciri yang sama yang telah ditentukan, namun ketika ketiganya disandingkan di depan kelas, setelah diamati lebih lanjut terdapat perbedaan yaitu Fiki memiliki badan yang kurus dibandingkan Siti dan Devia, tinggi badan ketiganya juga berbeda. Dari warna kulit juga menunjukkan perbedaan. Secara umum, dari sebanyak 14 praktikan tersebut tentunya memiliki ciri yang berbeda-beda. Meskipun ada beberapa mahasiswa yang memiliki kesamaan dari keenam ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. Namun pada akhirnya setelah diamati kembali dengan teliti, terdapat ciri-ciri selanjutnya yang menunjukkan adanya perbedaan masing-masing individu yang mampu dilihat dari sifat fenotipenya. Setiap individu manusia memiliki karakteristik atau fenotipe yang berbeda-beda, hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan hasil skor dari cakram genetika. Apabila terdapat skor cakram genetika yang sama dengan individu lain, maka dapat dilihat perbedaan lainnya dari individu tersebut. Setiap manusia memiliki gen yang berbedabeda. Tidak akan ada dua orang manusia yang secara genetik sama meskipun mereka kembar identik/ kembar monozigot. Adanya perbedaan gen tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat populasi. Perbedaan gen pada tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi fenotipe pada setiap individu. Dengan bantuan cakram genetika, maka akan mempermudah dalam melihat adanya keragaman gen manusia melalui tampilan fenotipenya. Hal ini telah jelas dan tegas membuktikan bahwa terdapat keanekaragaman (biodiversity) yang terjadi manusia. E. KESIMPULAN Keanekaragaman genetik pada manusia dapat diamati dengan berdasarkan pada pengamatan fenotipe. Fenotipe dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang dimiliki oleh organisme.

Gejala-gejala fenotipe dapat diamati pada praktikum ini adalah: a. Jempol (melekuk/tidak melekuk) b. Lesung pipit (ada/tidak ada) c. Lidah (bisa menekuk/tidak bisa menekuk) d. Ujung daun telinga (bebas/melekat) e. Widow’s peak (ada/tidak) f. Golongan darah (A/B/AB/O). F. DISKUSI 1.

Apakah ada seseorang di kelas Anda yang mempunyai kesamaan terhadap ke enam ciri-ciri tersebut? Yang berarti mempunyai angka yang sama dengan yang Anda punyai? Jika ada, dapatkah Anda dapat menentukan ciri-ciri ke tujuh yang dapat membedakan Anda? Jawab: Ada. Ciri ketuju yang dapat membedakan yaitu tinggi badan.

2. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 73 dapat berbeda dengan orang lainnya yang mempunyai angka 56? Jawab: Kemungkinan perbedaan ciri-ciri seseorang dengan angka 73 dengan seseorang dengan angka 56 berdasarkan cakram genetika yang saya gunakan, ditunjukkan pada tabel berikut: Ciri-ciri

Indeks 73

Indeks 56

Lesung pipit

Ada

Tidak ada

Ujung daun

Melekat

Bebas

Lidah

Tidak bisa melipat

Bisa melipat

Widow’s peak

Ada

Tidak ada

Jempol

Melekuk

Tidak melekuk

Golongan

A

O

telinga

darah

3.

Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dapat berbeda dengan orang lainnya yang mempunyai angka 80? Jawab:

Kemungkinan perbedaan ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dengan seseorang dengan angka 80 ada di beberapa ciri yang ada.

4.

Coba laporkan melalui beberapa kelompok individual di dalam kelas Anda untuk sejumlah ciri-ciri lainnya! Jawab: Ciri-ciri lainnya yang diamati, antara lain: a. Jempol (melekuk/tidak melekuk) b. Lesung pipit (ada/tidak ada) c. Lidah (bisa menekuk/tidak bisa menekuk) d. Ujung daun telinga (bebas/melekat) e. Widow’s peak (ada/tidak)

DAFTAR PUSTAKA Cummings and Michael R. 2011. Human Heredity: Principles and Issues. 9th ed. New York: Brooks/Cole Cengage Learning. Garson, Justin, and frend. 2016. The Routledge Handbook of Philosophy of Biodiversity. - : Routledge Handbook. Schaltegger S, Beständig U. 2012. Corporate Biodiversity Management Handbook: A Guide for Practical Implementation. Berlin : BMU. Starr, Cecie, and Beverly McMillan. 2010. Human Biology. 8th ed. New York: Brooks/Cole Cengage Learning Suryo. 1996. Genetika. Jakarta : Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Suryo. 2011. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

LAMPIRAN

Related Documents


More Documents from "Rizalah Karomatul Maghfiroh"