ASKEP HERPES SIMPLEKS
Oleh Sumarman 081334303593
1.1 Latar Belakang • Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes Genetalis yang disebabkan virus herpes simplex (VHS)dan Herpes Zoster. • Virus herpes simpleks adalah merupakan virus DNA, dan seperti virus DNA yang lain mempunyai karakteristik melakukan replikasi didalam inti sel dan membentuk intranuclear inclusion body. Intranuclear inclusion body yang matang perlu dibedakan dari sitomegalovirus. Karakteristik dari lesi adalah adanya central intranuclear inclusion body eosinofilik yang ireguler yang dibatasi oleh fragmen perifer dari kromatin pada tepi membran inti.
next • Berdasarkan perbedaan imunologi dan klinis, VHS dibedakan menjadi 2 tipe : 1. Virus herpes simpleks tipe 1 infeksi herpes non genital, daerah mulut, kadang dapat menyerang daerah genital. terjadi saat anak dan sebagian besar seropositif telah didapat pada waktu umur 7 tahun.. 2. Virus herpes simpleks tipe 2 hampir secara eksklusif hanya ditemukan pada traktus genitalis dan sebagian besar ditularkan lewat kontak seksual. • Herpes adalah salah satu PMS yang paling umum. Diperkirakan satu dari setiap lima remaja akan terinfeksi oleh penyakit ini. Wanita lebih rentan tertular dari pada pria. • Penyakit menular disebabkan virus Herpes Simplex Virus (HSV). Virus ini akan ditularkan selama hubungan seks. Genital herpes membuktikan bahwa penyakit ini terutama mulut mempengaruhi organ dan alat kelamin HSV 1 mempengaruhi bibir berupa lepuh dan luka dingin, sedangkan HSV 2 menginfeksi alat kelamin manusia.
A.
Konsep Dasar Penyakit
• Definisi Herpes simpleks adalah infeksi virus yang menyebabkan lesi atau lepuh pada serviks, vagina, dan genitalia eksterna.( Smeltzer, Suzanne C; 2001). Herpes simpleks adalah suatu penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit,selaput lender, dan sistem saraf. (Price ; 2006) • Herpes simplek adalah penyakit kulit/selaput lendir yang disebabkan oleh virus herpes simplek (VHS). Virus ditularkan melalui udara (aerogen) dan sebagian kecil melalui kontak langsung (melalui hubungan badan/koitus). Masa inkubasi 4-10 hari.
next Herpes genitalis adl infeksi virus yg ditularkan melalui kontak intim dg lapisan mukosa mulut atau vagina atau kulit genital yg dikarakteristikkan dg erupsi berulang vesikel kecil dan nyeri pd genital, sekitar rektum, atau area yg menutupi perbatasan dg kulit.
Herpes Simpleks • Virus Herpes Simpleks Adl virus DNA yg dpt menyebabkan infeksi akut pd kulit yg ditandai dg adanya vesikel yg berkelompok di atas kulit yg sembab dan eritematosa pd daerah dekat mukokutan.
Herpes Simpleks • Ada 2 tipe virus herpes simpleks ; HSV-Tipe I dan HSV-Tipe II . • HSV-Tipe I ; menginfeksi daerah mulut dan wajah (Oral Herpes), • HSV-Tipe II ; menginfeksi daerah genital dan sekitar anus (Genital Herpes). • Beberapa penulis menyatakan bhw kedua tipe virus herpes simpleks ini dpt menyebabk Oral Herpes atau Genital Herpes. Infeksi HSV-Tipe I pd genital dpt disebabk oleh kontak oral-genital atau genital-genital dg seseorang yg memiliki infeksi HSV-Tipe I. Perjangkitan HSV-Tipe I genital berulang tdk sebanyak perjangkitan HSV-Tipe II genital
next… • Prevalensinya di seluruh dunia meningkat scr bermakna selama 2 dekade terakhir. Morbiditas penyakit, kekambuhan yg tinggi dan komplikasinya spt meningitis aseptik dan transmisi neonatus. • Penyebab herpes genitalis yg sering menimbulk msl adl: – Belum ditemukannya obat. – Sifat dari penyakit mdh tjd kekambuhan,adanya fase laten. – Dx banyak ditegakkan berdasarkan Gx klinik, shg mdh salah. – Di negara2 berkembang cara mendiagnosis blm memenuhi syarat, misalnya dijumpai kesulitan dlm mengisolasi HSV.
B. Epidemiologi • Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, berdasar Department of Health and Human Service- U. S. Centers for Disease Control and Prevention, dari hasil studi representatif nasional menunjukkan bhw infeksi herpes genital sering tjd di US, tdpt 45 jt penduduk di AS berumur 12 th atau lebih, atau 1 dari 5 total penduduk remaja dan dewasa telah terinfeksi HSV-Tipe II. Nationwide, antara tahun 1970 akhir dan 1990 awal angka penderita herpes simpleks genital meningkat sebanyak 30%, peningkatan terbanyak terjadi pada remaja, HSV-II lebih banyak menginfeksi penduduk pd umur 12 - 39 th, dan tdk ada perbedaan kejadian yg bermakna antara pria dan wanita.
next • Beberapa kepustakaan menyatakan terjadinya HSV-II pd wanita lbh tinggi 5-10% dari laki2 mungkin disebk perbedaan anatomi mukosa pd genitalia wanita lebih luas dp laki2, atau krn transmisi laki-laki kpd wanita lbh banyak dp transmisi wanita kpd laki2, atau dpt juga disebk krn mereka tdk tahu jika terinfeksi karena mereka memiliki sedikit simptom atau tidak memiliki simptom.Pd bbrp wanita, “atypical outbreak” dimana mereka hanya memiliki simptom gatal sedang atau ketidak nyamanan minimal. • Diperkirakan 50 jt orang di AS terinfeksi HSV genital. Herpes genital hanya ditularkan scr langsung melalui kontak orang dg orang. 60 % remaja dg seksual aktif membawa virus herpes.
next… • Syahputra, dkk, di Amerika, Inggris,Australia ditemukan ± 50% wanita dg HSV-II positif. Di Eropa, HSV-II berkisar antara 7-16%, Afrika 30-40%, o/k itu dikatakan bhw saat ini herpes genitalis sdh mrpk endemik di banyak negara. • Sementara statistik berubah-ubah, penelitian menunjukkan bahwa 90% populasi terpajan HSV-I, dan 25% populasi berumur 25-45 th di AS terpajan infeksi HSV-II. • Di Indonesia sampai saat ini belum ada angka yg pasti, dr 13 RS pendidikan, disbtk bhw herpes genitalis mrpk PMS dg gejala ulkus genital adl kasus yg sering dijumpai.
next… • HSV-II menyebar dg cara kontak, HSV ini hidup di saliva, genital, dan pd kelenjar sekresi yg lain. Penyebarannya meningk dg peningkatan aktifitas seksual spt: seks oral, seks anal, seks vaginal, terkadang menular lewat berciuman atau kontak langsung kulit dg kulit yg terinfeksi HSV. • HSV-I bertanggung jawab hanya 5-10% kasus herpes genital, sedangkan HSV-II mayoritas bertanggung jawab menyebabkan kasus herpes genital. • Pd AIDS, infeksi HSV sering dijumpai. Pem serologi sekitar 70% positif utk HSV-I dan 22% utk HSV-II. Krn itu sebg besar infeksi herpes simpleks yg tjd mrpk infeksi rekuren.
C. Etiologi • Penyebab utama herpes simpleks genitalis adl virus herpes simpleks tipe II (HSV-II), • Meskipun ada yg menyatakan bhw herpes simpleks tipe I (HSV-I) sebanyak ± 16,1% juga dpt menyebk herpes simpleks genitalis akibat hub seks scr orogenital atau penularan melalui tangan. • HSV-II termasuk dlm DNA virus. HSV terdiri dari 4 struktur dasar yaitu: envelope, tegument, nucleocapsid, dan DNA-containing core. • Herpes genital disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) dan Herpes Virus Hominis (HVH).
next… • Scr serologik, biologik dan sifat fisikokimia HSV-I dan HSV-II sukar dibedakan. dr penelitian seroepidemiologik didpt bhw antibodi HSV-I sdh tdpt pd anak2 sekitar umur 5 th, meningkat 70% pd usia remaja dan 97% pd orang tua. Penelitian seroepidemiologik thd HSV-II sulit utk dinilai berhubungan adanya reaksi silang antara respons imun humoral HSV-I dan HSV-II. • Dari data WHO dpt diambil kesimpulan bhw antibodi thd HSV-II rata2 baru tbtk stl melakukan aktifitas seksual. Pd kelompok remaja didptk < 30%, pd kelompok wanita di atas umur 40 th meningkat sampai 60%, dan pd pekerja seks wanita ternyata antibodi HSV-II 10 kali lbh tinggi dp orang normal.
D. Patogenesis • Kontak langsung antara seseorang yg tdk memiliki antigen thd HSV-II dg seseorang yg terinfeksi HSV-II.Kontak melalui membran mukosa,kontak langsung kulit dg lesi.Transmisi juga dpt tjd dr seorang pasangan yg tdk memiliki luka yg tampak. • Kontak tdk langsung dpt melalui alat2 yg dipakai penderita krn HSV-II memiliki envelope shg dpt bertahan hidup sekitar 30 menit di luar sel. • HSV-II melakukan invasi melalui lapisan kulit,intake dan replikasi dlm sel-sel saraf epidermis dan dermis.Virus me7 ke ganglion dorsalis, akan mengalami fase laten.Virus melakukan replikasi di ganglion sensoris dan menunggu utk rekuren.
next… • Ketika seseorang yg terinfeksi mengalami jangkitan,virus berjalan turun melalui serabut saraf ke tempat infeksi asli.kulit tsb akan kemerahan dan terbtk vesikel. • Rekuren ini dpt dipengaruhi oleh: trauma, radiasi ultraviolet, infeksi, temperatur yg ekstrim, stres, pengobatan, imunosupresi, atau g3 hormon. • Penyebaran virus tjd selama infeksi primer, fase rekuren dan selama episode asimptomatis. Hampir setiap orang yg memiliki antibodi HSV-II memiliki simptom dr waktu ke waktu.
next… • Bila faktor pencetus (trigger factor), virus akan mengalami reaktivasi dan multiplikasi kembali shg terjadilah infeksi rekuren. • Trigger factor adl trauma, koitus yg berlebihan, demam, g3 pencernaan, stres emosi, kelelahan, makanan yg merangsang, alkohol, obat-obatan (imunosupresif, kortikosteroid). • Penyebabnya infeksi rekuren: 1. Faktor pencetus akan mengakibatkan reaktivasi virus dlm ganglion dan virus akan turun melalui akson saraf perifer ke sel epitel kulit yg dipersarafinya dan mengalami replikasi, multiplikasi serta menimbulkan lesi. 2. Virus secara terus-menerus dilepaskan ke sel-sel epitel dan adanya faktor pencetus ini menyebabkan kelemahan setempat dan menimbulkan lesi rekuren.
E. Manifestasi Klinik 1. Infeksi primer •
•
•
Masa inkubasi HSV-II berkisar 3-7 hr, ttp dpt lbh lama. tdk tdpt simptom dan virus tdk dpt ditransmisikan kpd orang lain. Infeksi primer 2 hr - 2 mg stl tereksposure virus, gambaran klinis yg paling berat. Rasa terbakar, gatal, geli dan parestesia mungkin akan muncul sebelum muncul lesi pada kulit. Stl lesi timbul dpt disertai gx konstitusi ( general symptom), spt malaise, demam, nyeri otot dan penurunan nafsu makan. Lesi kulit,vesikel berkelompok dg dasar eritema. Tanpa infeksi sekunder, penyembuhan 5 - 7 hr ,tdk tjd jar parut,Pecahnya vesikel diikuti pembesaran limfonodi inguinalis. Pd wanita dpt menghasilkan discharge vagina dan disuria. Laki-laki dpt menghasilkan discharge pd penis, juga merasakan disuria jika lesi terletak dekat dg muara uretra.
next… • Pd wanita: vesikel atau lesi ulseratif pd serviks atau vesikel yg sakit pd genital ekst bilateral, vagina, perineum, pantat, dan dpt pd tungkai sejalan dg distribusi dari saraf sakral. • Pd wanita dpt ditemukan retikulopati lumbosakral, dan 25% wanita yg mendpt infeksi primer HSV-II dpt tjd aseptik meningitis
next… • Manifestasi klinis infeksi HSV pd ODHA adl lesi erupsi vesikuler berkelompok dg dasar eritema yg khas di bibir, lidah, faring, atau genital. Infeksi di daerah orofaring biasanya sangat parah dg ulserasi hebat di seluruh mukosa mulut, orofaring, dan esofagus. demam, faringitis serta pembengkakan kelenjar limfe leher. Gx klinis HSV biasanya akan hilang stl 7-10 hr. • Tempat predileksi pd laki; preputium, glans penis, batang penis, uretra dan daerah anal (homo seks),skrotum jarang terkena. • Tempat predileksi pd wanita ; labia mayor atau minor, klitoris, introitus vagina, serviks,perianal, bokong dan mons pubis jarang ditemukan.
Gbr
next… 2. Fase laten. • Stl infeksi primer, virus akan laten dlm bbrp bln – bertahun,sampai ada suatu trigger factor. Pd fase laten ini virus dpt bertahan bertahun-tahun bahkan seumur hidup Px.pd fase ini Px tdk ditemukan gx klinis, ttp HSV dpt ditemukan dlm keadaan tdk aktif pd ganglion dorsalis, shg sistem imun sulit utk mendeteksi dan merusaknya. 3. Infeksi rekuren. • Infeksi HSV-II pd ganglion dorsalis yg dlm keadaan tdk aktif, dg mekanisme pacu mjd aktif dan mencapai kulit shg menimbulkan gx klinik. Infeksi dpt reaktif setiap waktu. Mekanisme pacu dpt berupa trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur, kelelahan, hubungan seksual atau trauma pd tempat yg terinfeksi, iritasi mekanik dst), trauma psikis (gangguan emosi), dan dapat pula oleh makmin yg merangsang,menstruasi, imunosupresi (AIDS, pengobatan yang dapat berupa kemoterapi dan terapi steroid).
F. Pemeriksaan Penunjang • Mikroskop cahaya: sampel lesi/apusan permukaan mukosa/ biopsi,intranuklear inklusi (Lipschutz inclusion bodies). Sel-sel yg terinfeksi dpt menunjukkan sel yg membesar menyerupai balon (ballooning) dan ditemukan fusi. • Mikroskop elektron: tdk sensitif utk mendeteksi HSV, kecuali pd kasus dg cairan pd vesikel mengandung 108 atau lebih partikel per mililiter. • Pem antigen langsung: sel-sel dr spesimen dimasukkan dlm aseton yg dibekukan. lbh sensitif dg mengnk cahaya elektron (90% sensitif, 90% spesifik) ttp tdk dpt dicocokkan dg kultur virus.
next • Serologi: Enzyme-Linked Immunosorbent Assays (ELISAs) dan HSV-II serologic assay, imunofluoresensi, imunoperoksidasi dapat mendeteksi antibodi yg melawan virus. Deteksi antigen secara langsung dari spesimen sangat potensial, cepat dan dapat merupakan deteksi paling awal pd infeksi HSV. • Tes antibodi ; Tes Ig G atau Tes Ig M. • Deteksi DNA HSV dg PCR cairan vesikel. PCR adl teknik yg mendeteksi jumlah kecil dr DNA dan dpt menginformasikan bhw virus herpes terdpt pd vesikel. • Kultur virus: Tzanck dg pewarnaan Giemsa atau Wright, dpt ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear.
G. Diagnosis • Dx herpes simpleks genitalis dibuat berdasar Gx klinik dan pem penunjang. • Dicurigai herpes genital; vesikel multipel,nyeri terjadi pd area terpajan seksual. Selama perjangkitan awal, kultur vesikel adalah (+) utk virus herpes hanya pd 80% Px. Ini artinya pd 20% Px dg herpes tesnya akan tdk benar. • Pd perjangkitan rekuren herpes genital, kultur cairan vesikel selama deteksi rekuren virus herpes hanya 50% dari kultur. • Diagnosa ensefalitis HSV berdasarkan gambaran klinis, CT-Scan atau MRI, dan PCR HSV di cairan cerebrospinal.
H. Diagnosis Banding • 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Differential diagnosis bergantung dr derajat lesi. al. Sifilis. Ulkus mole. Skabies. Limfogranuloma venerum. Trauma. Infeksi bakterial. Dermatitis kontak. Infeksi virus yang lain.
I. Penatalaksanaan • Belum ditemukan obat yg memuaskan utk Tx herpes genitalis. • Obat topikal; povidon iodine, idoksuridin (IDU), sitosin arabinosa atau sitarabin, adenine arabinosa atau vidarabin.alkohol 70%, eter, timol 40%, dan klorofom. • Tiga agen oral ; Acyclovir (Zovirax), Famciclovir (Famvir), dan Valacyclovir (Valtrex). Ketiga obat ini mencegah multiplikasi virus dan memperpendek lama erupsi. • Acyclovir intravena ; infeksi herpes yang berat, yaitu yg dpt melibatkan otak, mata, paru-paru. Komplikasi ini terdpt pd individu yg imunokompromis. • Foscarnet (Foscavir), adl agen antivirus yg kuat(drug of choice),Tx strain herpes yg resisten Acyclovir dan obat-obat yang sama,Foscavir intravena; dpt menyebk efek toksik yg berat, spt pemburukan fungsi ginjal yg reversibel atau kejang.
next • Pd uji klinik yg membandingkan Valacyclovir 2 x 500-1000 mg /hr, dg Acyclovir 5 x 200 mg/ hr, dan plasebo dlm waktu 24 jam stl timbulnya kelh dan Gx klinis I episode herpes genitalis rekurens menunjukkan bhw Tx Valacyclovir scr bermakna mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan lesi, serta dg cepat memperpendek masa viral shedding. E/S adl nyeri kepala dan mual. • Tx herpes genital rekurens, Famcyclovir 3 x 500 mg/ 5 hr dibandingkan Acyclovir 5 x 200 mg/ hr/ 5 hr, tdk berbeda dlm hal mempersingkat viral shedding. • Acyclovir peroral; dosis 200 mg 5 kali /hr/ 5 - 10 hr, dpt mengurangi viral shedding scr dramatis. Kinghorn dkk (1986) tlh membuktikan bhw Acyclovir 200 mg 5 kali /hr/oral ditambah Kotrimoksazol (160 mg Trimetoprim dan 800 mg Sulfametoksazol) 2 kali /hr/ 7 hr memperpendek waktu penyembuhan lesi scr bermakna dibandingkan dg Acyclovir saja.
next… • Penanganan infeksi rekurens menurut Moreland dkk (1990) dg 4 cara: 1. Tdk diberi Tx spesifik (terutama pd infeksi yg ringan). 2. Acyclovir peroral scr episodik dg dosis 5 x 200 mg/ hr/ 5 hr. Cara ini dibrk pd Px dg riwayat lesi multipel atau serangan yg lama (7 hr). 3. Supresi kronis Acyclovir, dpt dipertimbangkan bila mengalami: a. Rekurensi > 8 kali pertahun. b. Rekurensi > 1 kali dlm sebulan. c. Rekurensi menimbulkan beban psikologis yg berat. d. Bila Tx dirasakan lbh bermanfaat dibandingkan biaya utk Px tsb. 4. Acyclovir minimal 2 x 200 mg/hr, dpt ditinggikan sampai 3-4 x 200 mg/hr tgt keadaan. Cara ini efektif,aman utk jangka waktu minimal 1 th, dg penilaian ulang setiap 6 bln.
J. Pencegahan • Metode efektif mencegah infeksi ; menghindari kontak atau mgnk barier yg impermeable. • Kondom wanita tlh diuji dan memperlihatkan kesuksesan dlm mengurangi transmisi virus,Kondom dr bahan lateks adl barier yg lbh efektif. • Krim spermatisida, sabun dan air,Phenol, alcohol, iodine, dan klorofom, dpt menghancurkan virus di ekstraseluler tp tdk praktis digunakan rutin pd kulit atau mukosa. • Herpes dpt menyebar ke bag tbh selama perjangkitan.Px disarankan utk tdk menyentuh mata mulut stl menyentuh vesikel atau ulkus.,cuci tangan dg cermat. Baju yg kontak dg ulkus di isolasi. Pasangan hrs mempertimbangkan semua kontak seksual, termasuk berciuman. • Wanita hamil dg infeksi herpes simpleks hrs melaksanakan kultur virus tiap minggu dr serviks dan genitalia eksterna sbg jalan lahir. Persalinan sectio caesaria direkomendasikan utk mencegah infeksi bayi baru lahir.
K. Komplikasi 1. Infeksi sekunder oleh bakteri. 2. Kekambuhan penyakit (sering terjadi). 3. Komplikasi daerah genital seperti: genital neuralgia (tjd bbrp remaja), striktur uretra, fusi dari labium, limpatik supuratif. 4. Transverse myelopathy (mg3 penyampaian melalui korda spinalis). 5. Inkontinensia. 6. Tekanan psikologis; ketakutan dan depresi. 7. Pd wanita dg infeksi HSV-II primer dpt tjd aseptik meningitis, encefalitis (jarang). 8. Pd wanita hamil, virus dpt melalui plasenta dan masuk ke peredaran darah janin shg dpt mengakibatkan kerusakan atau kematian pd janin. 9. Pd orang tua: hepatitis, meningitis, ensefalitis, hipersensitifitas terhadap virus, sehingga timbul reaksi pada kulit berupa eritema eksudativum multiforme. 10. Penyebaran virus ke organ-organ lain pada individu imunokompromis. Infeksi herpes dapat menjadi berat pada orang-orang dengan supresi sistem imun. 11. Herpes memainkan peran pd penyebaran HIV, virus yg dpt menyebabkan AIDS. Herpes dpt membuat orang lbh rentan terinfeksi HIV, dan dpt membuat individu yg terinfeksi HIV lbh infeksius.
L. Prognosis • Selama pencegahan rekuren msh mrpk problem, psikogenik . • Tx dini dan tpt memberi prognosis yg lbh baik, • Meskipun kematian oleh infeksi HSV-II jarang tjd,ttp selama blm ada Tx yg efektif, perkembangan penyakit sulit diramalkan. • Pd orang dg g3 imunitas; tumor di sistem retikuloendotelial, Tx dg imunosupresan yg lama atau fisik yg sangat lemah, menyebk infeksi dpt menyebar ke organ dlm dan fatal akibatnya. • Prognosis akan lbh baik seiring dg meningkatnya usia spt pd orang dewasa
KESIMPULAN • Herpes genitalis adl infeksi pd genital yg disebk oleh virus herpes simpleks (VHS) dg Gx khas berupa vesikel yg berkelompok dg dasar eritema dan bersifat rekuren. • Penyebab utama herpes simpleks genitalis adl virus herpes simpleks tipe II (HSV-II). HSV-II menyebar dg cara kontak, HSV ini hidup di saliva, genital, dan pd kelenjar sekresi yg lain. • Penyebarannya terutama meningkat dg peningkatan aktifitas seksual atau kontak langsung kulit dg kulit yg terinfeksi HSV.
next • 1. 2. 3. •
Gambaran klinik herpes simpleks genitalis dibgi 3 tingkat, yaitu: Infeksi primer. Fase laten. Infeksi rekurens. Dx herpes simpleks genitalis biasanya dibuat berdasar Gx klinik dan pemeriksaan penunjang. HSV-II memberikan bermacam komplikasi spt infeksi sekunder, aseptic meningitis, komplikasi pd daerah genital, dan komplikasi pd janin bagi wanita hamil yg terinfeksi HSV-II. • Sampai sekarang belum ditemukan obat yg memuaskan utk Tx herpes genitalis, pemberian obat simptomatik dan antivirus seperti Acyclovir dpt membantu memperbaiki kondisi Px.
AsKep
Herpes Simpleks A. Pengkajian 1.Biodata. – Dpt tjd pd semua orang disemua umur;sering tjd pd remaja dan dewasa muda. – Jenis kelamin; dpt tjd pd pria dan wanita. – Pekerjaan; beresiko tinggi pd penjajak seks komersial. 2.Keluhan utama. – Gejala yg sering menyebk Px datang ketempat pelayanan kesehatan adl nyeri pd lesi yg timbul.
next… 3. Riwayat penyakit sekarang – Kembangkan pola PQRST pd setiap keluhan klien. – Pd bbrp kasus, timbul lesi/vesikel perkelompok pd Px yg mengalami demam atau penyakit yg disertai peningkatan suhu tubuh atau pd Px yg mengalami trauma fisik maupun psikis. – Px merasakan nyeri yg hebat,terutama pd area kulit yg mengalami peradangan berat dan vesikulasi yg hebat. 4. Riwayat penyakit dahulu – Sering diderita kembali oleh klien yg pernah mengalami penyakit herpes simplek atau memiliki riwayat penyakit seperti ini. 5. Riwayat penyakit keluarga – Ada anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus ini.
next… 6. Kebutuhan psikososial pasien dg penyakit kulit, terutama yg lesinya berada pd bagian muka atau yg dpt dilihat oleh orang, biasanya mengalami g3 konsep diri. – Hal itu meliputi perubahan citra tubuh, ideal diri tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran,atau identitas diri. • Reaksi yg mungkin timbul adl: 1. Menolak utk menyentuh atau melihat salah satu bag tbh. 2. Menarik diri dr kontak sosial. 3. Kemampuan utk mengurus diri berkurang.
next… 7. Kebiasaan sehari-hari. – Dg adanya nyeri, kebiasaan sehari-hari klien juga dpt mengalami g3, terutama utk istirahat/tidur dan aktivitas. – Terjadi g3 BAB dan BAK pd herpes simpleks genitalis. – Penyakit ini sering diderita oleh klien yg mempunyai kebiasaan mgnk alat-alat pribadi scr bersama-sama atau klien yg mempunyai kebiasaan melakukan hub seksual dg berganti ganti pasangan.
next... 8. Pemeriksaan fisik. – K/U klien bergantung pd luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan tubuh klien. – Pd kondisi awal/saat proses peradangan,dpt tjd peningkatan suhu tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda vital yg lain. – Pd pengkajian kulit,ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompok yg nyeri, edema disekitar lesi,dan dpt pula timbul ulkus pd infeksi sekunder. – Perhatikan mukosa mulut,hidung,dan penglihatan klien. – Pd pemeriksaan genitalia pria, daerah yg perlu diperhatikan adl bagian glans penis, batang penis, uretra, dan daerah anus. – Sedangkan pd wanita, daerah yg perlu diperhatikan adl labia mayora dan minora, klitoris, intro itusvagina,dan serviks. – Jika timbul lesi, catat jenis, bentuk, ukuran/ luas, warna, dan keadaan lesi. Palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanya pembesaran; pd beberapa kasus dpt tjd pembesaran kelenjar limfe regional.
next… • ‡Utk mengetahui adanya nyeri, kita dpt mengkaji respons individu
thd nyeri akut scr fisiologi satau melalui respons perilaku. • Secara fisiologis,tjd diaphoresis, peningk denyut jantung, peningk pernapasan, dan peningk tekanan darah; pd perilaku, dpt juga dijumpai menangis, merintih, atau marah. • Lakukan pengukuran nyeri dg menggunakan skala nyeri0-10 utk orang dewasa. • Untuk anak-anak, pilih skala yg sesuai dg usia perkembangannya kita bisa mgnk skala wajah utk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan anak dalam pemilihan.
Dx keperawatan 1. Nyeri akut b.d inflamasi jaringan 2. G3 citra tubuh b.d perubahan penampilan,sekunder akibat penyakit herpes simpleks 3. Risiko penularan infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung, tidak langsung, kontak droplet.
intervensi keperawatan‡ 1. Dx. Nyeri akut b.d inflamasi jaringan • Hasil yang diharapkan: - Klien mengungkapkan nyeri hilang / berkurang. - Menunjukkan mekanisme koping spesifik untuk nyeri dan metode untuk mengontrol nyeri secara benar - Klien menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi adanya nyeri. • ‡intervensi: - Kaji kembali faktor yg menurunkan toleransi nyeri. - Kurangi atau hilangkan faktor yg meningkatkan pengalaman nyeri.
Next…. – Sampaikan pd klien penerimaan perawat ttg responsnya thd nyeri; akui adanya nyeri, dengarkan dan perhatikan klien saat mengungkapkan nyerinya bertujuan utk lebih memahaminya. – ‡Kaji adanya kesalahan konsep pd kelg ttg nyeri atau tindakannya. – ‡Beri informasi atau penjelasan pd klien dan kelg ttg penyebab rasa nyeri. – ‡Diskusikan dg klien ttg penggunaan terapi distraksi, relaksasi, imajinasi dan ajarkan tehnik / metode yg dipilih. – ‡Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien – ‡Kolaborasikan dg tim medis utk pemberian analgesik – ‡Pantau TTV – ‡Kaji kembali respons klien thd tindakan penurunan rasa nyeri.
Next… ‡2. Dx. G3 citra tubuh b.d perubahan penampilan,sekunder akibat penyakit herpes simpleks • ‡Hasil yang diharapkan: -
Klien mengatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilannya. Menunjukkan keinginan dan kemampuan utk melakukan perawatan diri. Melakukan pola-pola penanggulangan yang baru • intervensi: Ciptakan hubungan saling percaya antara klien-perawat. Dorong klien untuk menyatakan perasaannya,terutama tentang cara ia merasakan,berpikir, atau memandang dirinya
Next…. – J‡ernihkan kesalahan konsepsi individu ttg dirinya, penatalaksanaan, atau perawatan dirinya. – ‡Hindari mengkritik. – ‡Jaga privasi dan lingkungan individu. – ‡Berikan informasi yg dpt dipercaya dan penjelasan informasi yg telah diberikan. – ‡Tingkatkan interaksi sosial. – ‡Dorong klien untuk melakukan aktivitas. – ‡Hindari sikap terlalu melindungi, tetapi terbatas pada permintaan individu. – ‡Dorong klien dan keluarga untuk menerimakeadaan. – ‡Beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain. – ‡Lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian klien dan pentingnya sistem daya dukungan bagi mereka. – ‡Dorong klien untuk berbagi rasa, masalah,kekuatiran, dan persepsinya.
Next…. 3. D ‡ x.3 Risiko penularan infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung, tidak langsung, kontak droplet. • ‡Hasil yang diharapkan: Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi menularkan infeksi. Klien dapat menjelaskan cara penularan penyakit. • ‡Rencana keperawatan: Jelaskan tentang penyakit herpes simpleks,penyebab, cara penularan, dan akibat yangditimbulkan. Anjurkan klien untuk menghentikan kagiatan hubungan seksual selama sakit dan jika perlu menggunakan kondom. ‡ Beri penjelasan ttg pentingnya melakukan kegiatan seksual dg satu orang (satu sama lain setia) dan pasangan yg tdk terinfeksi (hubungan seks yg sehat)
Evaluasi 1. 2. 3. 4.
‡ yeri berkurang / hilang N ‡Mekaisme koping px dan keluarga baik ‡Tidak terjadi infeksi ‡Tidak terjadi komplikasi
DAFTAR PUSTAKA 1. Handoko Roni, P., “Herpes Simpleks”, dalam Djuanda Adhi, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Edisi Ketiga, Hal 359-361, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2005 2. Torres Gisela, “Herpes Simplex”, dalam http://www.emedicine.com/DERM/topic179.htm, August 9, 2005 3. Siregar, R., S., “ Herpes Genitalis”, dalam Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2, Hal 82-84, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004 4. Anonim, “Genital Herpes”, dalam http://www.cdc.gov/std/Herpes/STDFact-Herpes.htm., Centers for Disease Control and Prevention, 1600 Clifton Rd, Atlanta, GA 30333, USA, May, 2004 5. Anonim, “Genital Herpes In Women”, dalam http://www.medicinenet.com/genital herpes in women/page2.htm 6. Gandhi Monica, “Genital Herpes”, dalam http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000857.htm., Division of Infectious Disease, UCSF, San Francisco, CA., October 4, 2006 7. Tennen Melisa, “Genital Herpes”, dalam http://www.healthatoz.com/healthatoz/Atoz/dc/caz/repr/stds/alert09262003.jsp 8. Stannard Linda, “Herpes Simplex Viruses”, dalam http://virology-online.com/index.html. 2005 9. Yunihastuti, E., Djausi, S., Djoerban, Z., “Virus Herpes Simpleks”, dalam Infeksi Oportunistik pada AIDS, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hal 44-46, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2005 10. Anonim, “Herpes”, dalam http://www.herpes-coldsores.com/std/herpes.htm. 2005
Carilah ilmu selama tidak mengganggu ibadah,dan beribadahlah selama tidak mengganggu dalam pencarian ilmu