0_laporan Resmi.docx

  • Uploaded by: muhammad syafiq
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 0_laporan Resmi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,732
  • Pages: 65
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAPANGAN DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNT 1201)

Disusun oleh : 1. 2. 3. 4. 5.

Irna Auliauzzakia Muhammad Syafiq Yumna Hanifa Setya Millenia Lianjani Daragita Fanny Fadilla

(15351) (15354) (15527) (15649) (15778)

Golongan/kelompok : A4/01 Asisten : Ihda Muhammad Anshari

LABORATORIUM TANAH UMUM DEPARTEMEN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019

LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini disusun sebagai salah satu sarana pendukung mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Dengan ini menyatakan bahwa : Irna Auliauzzakia

(15351)

Muhammad Syafiq

(15354)

Yumna Hanifa Setya

(15527)

Millenia Lianjani

(15649)

Daragita Fanny Fadilla

(15778)

Telah menyerahkan Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah pada : Hari

:

Tanggal

:

Yogyakarta, April 2019 Asisten

Ihda Muhammad Anshari

LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah telah disetujui dan disahkan pada, Hari

:

Tanggal

:

Tampat

: Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mengetahui, Asisten Praktikum

Ihda Muhammad Anshari

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan dan menyusunan laporan resmi praktikum lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini. Laporan resmi ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang telah dilakukan serta sebagai syarat mengikuti responsi. Dengan diselesaikannya laporan ini kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami meminta saran dan masukan dari semua pihak demi perbaikan laporan ini di kemudian hari. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa baik mahasiswa pertanian maupun non pertanian.

Yogyakarta, April 2019 Penulis

PENGHARGAAN Pada penyusunan Laporan Resmi Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini penulis banyak mendapat saran, kritik, motivasi, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang tidak dapat dijabarkan satu persatu, hingga akhirnya dapat membantu terselesaikannya laporan ini. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.

Bapak Ir. Suci Handayani sebagai Koordinator Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

2.

Segenap Asisten Praktikum golongan A4 yang telah membantu dan membimbing dalam pelaksanaan praktikum

3.

Ihda Muhammad Anshari sebagai Asisten koreksi kelompok 1

4.

Teman-teman yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan praktikum maupun penyusunan laporan resmi ini.

Kami menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat kesalahan. Semoga laporan yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, April 2019 Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Cover ……………………………………………………………………………..1 Lembar Pengesahan ………………………………………………………………………...2 Kata Pengantar ……………………………………………………………………………...4 Penghargaan ………………………………………………………………………………...5 Daftar Isi …………………………………………………………………………………….6 Daftar Tabel………………………………………………………………………………….7 Daftar Gambar… …………………………………………………………………………….8 Morfologi Banguntapan…………………………………………………………………...... Morfologi Karanggayam…………………………………………………………………..... Morfologi Mollisols Hutan Bunder………………………………………………………… Morfologi Vertisols Playen………………………………………………………………… Morfologi Ultisols Mulo…………………………………………………………………....

DAFTAR TABEL Stopsite 1 Tabel 1.1 Morfologi Tapak…………………….…………………….…………………....13 Tabel 1.2 Karateristik Profil Fisika…………….…………………….…………………....13 Tabel 1.3 Karateristik Profil Kimia…………….…………………….…………………....13 Tabel 1.4 Klasifikasi Tanah…………………….…………………….…………………....13 Stopsite 2 Tabel 2.1 Morfologi Tapak…………………….…………………….…………………....13 Tabel 2.2 Karateristik Profil Fisika…………….…………………….…………………....13 Tabel 2.3 Karateristik Profil Kimia…………….…………………….…………………....13 Tabel 2.4 Klasifikasi Tanah…………………….…………………….…………………....13 Stopsite 3 Tabel 3.1 Morfologi Tapak…………………….…………………….…………………....13 Tabel 3.2 Karateristik Profil Fisika…………….…………………….…………………....13 Tabel 3.3 Karateristik Profil Kimia…………….…………………….…………………....13 Tabel 3.4 Klasifikasi Tanah…………………….…………………….…………………....13 Stopsite 4 Tabel 4.1 Morfologi Tapak…………………….…………………….…………………....13 Tabel 4.2 Karateristik Profil Fisika…………….…………………….…………………....13 Tabel 4.3 Karateristik Profil Kimia…………….…………………….…………………....13 Tabel 4.4 Klasifikasi Tanah…………………….…………………….…………………....13 Stopsite 5 Tabel 5.1 Morfologi Tapak…………………….…………………….…………………....13 Tabel 5.2 Karateristik Profil Fisika…………….…………………….…………………....13 Tabel 5.3 Karateristik Profil Kimia…………….…………………….…………………....13 Tabel 5.4 Klasifikasi Tanah…………………….…………………….…………………....13

DAFTAR GAMBAR

Stopsite 1 Gambar 1.1 Foto Profil Stopsite 1……………………………………………………… Stopsite 2 Gambar 2.1 Foto Profil Stopsite 2……………………………………………………… Stopsite 3 Gambar 3.1 Foto Profil Stopsite 3……………………………………………………… Stopsite 4 Gambar 4.1 Foto Profil Stopsite 4……………………………………………………… Stopsite 5 Gambar 5.1 Foto Profil Stopsite 5………………………………………………………

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAPANGAN DASAR-DASAR ILMU TANAH STOPSITE I Incepticol Banguntapan

Disusun oleh: 1. Irna Auliauzzakia (15351) 2. Muhammad Syafiq (15354) 3. Yumna Hanifa S.

(15527)

4. Millenia Linjani

(15649)

5. Daragita Fanny F. (15778)

Golongan/kelompok

: A4 / 1

Asisten : Ihda Muhammad Anshari

LABORATORIUM TANAH UMUM DEPARTEMEN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019

STOPSITE I Incepticol Banguntapan ABSTRAK Praktikum lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah dilakukan pada hari Sabtu, 6 April 2019 lokasi stopsite pertama adalah Banguntapan, Bantul yang mewakili jenis tanah Inceptisol. Alat alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sekop, klinometer, GPS, palu pedologi, pisau, alat tulis, pH meter, soil munsell color chart, gelas plastik dan kamera. Bahan yang digunakan adalah HCl 2N, 𝑯𝟐 𝑶𝟐 10%, 𝑯𝟐 𝑶𝟐 3%, dan 𝑯𝟐 𝑶. Praktikum lapangan ini dilakukan untuk mengamati profil tanah dan morfologi lahan di stopsite. Deskripsi profil tanah yang diamati adalah Jeluk (cm), Horizon, Warna Tanah, Tekstur, Struktur, Konsistensi, Perakaran, Bahan Kasar, Uji Khemikalia, pH H2O. Hasil tanah menurut pengamatan jenis tanah di Banguntapan, Bantul termasuk dalam tanah Inceptisol dengan penggunaan lahan untuk tegalan. Keyword : morfologi lahan, profil tanah, inceptisol

PENDAHULUAN

belum

Tanah merupakan lapisan permukaan

kebanyakan dari tanah ini cukup subur.

bumi yang secara fisik berfungsi sebagai

Padanan dengan sistem klasifikasi lama

tempat tumbuh berkembangnya perakaran

adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol,

penampang tegak tumbuhnya tanaman dan

Regosol, Gleihumus, dll ( Pramono, 2017 ).

menyuplai kebutuhan air dan udara (

Inceptisols adalah tanah yang belum matang

Hanifah, 2008 ). Tanah dibentuk dalam

dengan profil pertumbuhan yang lebih

waktu yang cukup lama melalui proses

lemah dibandingkan dengan tanah dewasa

pedogenesis

dan banyak menyerupai sifat bahan induk (

I.

dan

selalu

mengalami

perkembangan yaitu transformasi zat-zat

berkembang

lanjut,

sehingga

Kuswantoro, 2015 ).

mineral dan organik akibat dari adanya

Tanah

Inceptisol

yang

dikenal

aktivitas iklim dan organisme dalam jangka

sebagai tanah mineral muda merupakan

waktu

dapat

tatanan tanah terbesar menempati hampir

diketahui bahwa proses pembentukan tanah

15% dari wilayah daratan- es global dan

dipengaruhi oleh faktor iklim, topografi,

mendukung sekitar 20% ( Sharma et al,

bahan induk, organisme dan waktu (Sutanto,

2014

2005).

inceptium ( permulaan ) dan soil ( tanah )

tertentu.

Dalam

hal

ini

).

Inceptisol

berasal

dari

kata

Inceptisol merupakan tanah muda,

adalah tanah yang memiliki epipedon okhrik

tetapi lebih berkembang daripada Entisol.

dan horizon albik, tanah ini masih muda,

Kata inceptisol berasal dari kata Inceptum

masih dalam tahap awal perkembangan.

yang

Umumnya

Satu atau lebih horizon pedogenik dengan

mempunyai horizon kambik. Tanah ini

sedikit akumulasi bahan selain karbonat atu

berarti

permulaan.

silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir

tanah dibuat dengan membuat irisan tegak

geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan

penampang tanah sepanjang 1-1,5 m dan

kemampuan menahan kation fraksi lempung

kedalaman 2 m. Pembuatan profil tanah

ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Tanah

disyaratkan

inceptisol mempunyai karakteristik dari

matahari langsung, tidak teremdan air, dan

kombinasi sifat-sifat tersedianya air bagi

representatif (cukup mewakili). Selanjutnya

tanaman

lebih dari setengah tahun atau

dilakukan pengamatan deskripsi profil tanah

lebih dari 3 bulan berturut-turut dalam

dan deskripsi morfologi lahan. Deskripsi

musim kemarau ( Supriyadi et al, 2014 )

profil meliputi jeluk (cm), horizon, warna

baru,

tidak

terkena

sinar

tanah (matrik, karatan, campuran), tekstur, METODOLOGI

struktur (tipe, kelas, derajat), konsistensi

Praktikum lapangan Dasar-Dasar

(kering, lembab, basah), perakaran (ukuran,

Ilmu Tanah dilakukan pada hari Sabtu, 6

jumlah), bahan kasar (jenis, jumlah, ukuran),

April 2019 di Banguntapan, Pathuk, Hutan

dan uji khemikalia (uji bahan organik

Bunder, Playen, dan Mulo. Stopsite pertama

dengan H2 O2 10%, uji Mn dengan H2 O2 3%,

yang diamati dalam praktikum ini adalah di

dan uji kapur dengan HCL serta menguji pH

Banguntapan,

yang

tanah dengan H2 O. Pengamatan morfologi

digunakan dalam praktikum ini adalah

lahan meliputi nama pengamat, lokasi,

sekop, klinometer, GPS, palu pedologi,

fisiorafi, topografi, lereng, landuse, vegetasi,

pisau, alat tulis, pH meter, soil munsell color

pola drainase, erosi, cuaca, letak lintang,

chart, gelas plastik dan kamera. Bahan yang

kode stopsite, landform, litologi, arah

digunakan adalah HCl 2N, 𝐻2 𝑂2 10%, 𝐻2 𝑂2

lereng, kebatuan, pertumbuhan, jeluk air

3%, dan 𝐻2 𝑂.

tanah, tingkat erosi, attitude dan tanggal.

II.

Bantul.

Pengamatan

Alat-alat

dilakukan

dengan

terlebih dahulu dibuat profil tanah. Profil

III.

Selain itu, juga dilakukan pengambilan gambar

profil

tanah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAMATAN LAPANGAN STOPSITE 1 a. Morfologi Tapak Nama pengamat A4/Kelompok 1

Kode

Stopsite 1

Lokasi

Banguntapan

Landform

Aluvial

Fisiografi

Kaki Merapi

Litologi

Aluvium

Topografi

Datar

Arah Lereng

1600 NE

Lereng

5%

Kebatuan

Kerikil

Landuse

Tegalan

Pertumbuhan

Baik/ Subur

Vegetasi

Pepaya, Pohon Jati, Pohon Nangka

Jeluk Air Tanah

10 m

Pola Drainase

Dendritik

Tingkat Erosi

Rendah

Erosi

Lembar

Altitude

98 mdpl

Cuaca

Cerah

Tanggal

6 April 2019

Letak Lintang

S 07048’18,9” E 110024’48,1”

b. Karakteristik Profil

No

Pengamatan

Lapisan I

Lapisan II

Lapisan III

Lapisan IV

Lapisan V

1

Jeluk (cm)

0-15 cm

15-37 cm

37-58 cm

58-82 cm

>82

2

Horizon

O

A1

A2

B

C

3

Warna Tanah 10YR-3/3

10YR-3/3

10YR-3/2

10YR-4/3

10YR-4/2

Geluh pasiran

Geluh lempung pasiran

Geluh pasiran

Pasir geluhan

Pasir geluhan

Gumpal menyudut

Gumpal menyudut

Gumpal menyudut

Gumpal menyudut

Gumpal menyudut

Lekat tidak plastis

Lekat agak plastis

Lekat agak plastis

Lekat agak plastis

Lekat agak plastis

a. Ukuran

Mikro

Makro mikro

Meso

Mikro

Mikro

b. Jumlah

Banyak

Sedikit

Sedikit

Sedikit

Sedikit

a. Matrik b. Karatan c. Campuran 3

Tekstur

4

Struktur a. Tipe b. Kelas c. Derajat

5

Konsistensi

6

Perakaran

7

8

Bahan Kasar a. Jenis

-

-

-

-

-

b. Jumlah

-

-

-

-

-

c. Ukuran

-

-

-

-

-

Uji Khemikalia

9

a. BO (H2O2 10%) b. Mn (H2O2 3%) c. Kapur (HCl 2N) pH H2O

10

Catatan Khusus

+

++

+++ +

+++ ++

++++++

+

++

++

+ ++

+++

-

-

-

-

-

5,5

5 ,5

5

5

5,5

c. Klasifikasi Ordo Tanah 6. PPT : Arenosol 7. FAO : Regosol 8. Soil Taxonomy : Inceptisol

IV.

Regosol dan dalam klasifikasi PPT disebut

PEMBAHASAN Pengamatan

terhadap

tanah

Arenosol.Tanah ini berlitologi aluvium.

Inceptisol ini dilakukan di Kecamatan

Batuan

Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah

Relief tanah ini datar, berlereng 5%,

Istimewa Yogyakarta. Fisiografinya berada

sehingga tanah ini sedikit peka terhadap

pada Kaki Merapi altitude-nya 98 mdpl

erosi. Relief berpengaruh terhadap proses

dengan

07048’18,9”,

kerikil.

pembentukan tanah yaitu terhadap jumlah

110024’48,1”. Topografinya datar dengan

air hujan yang meresap, jeluk air tanah,

arah lereng 1600 NE dan kemiringan

besarnya erosi, dan arah gerakan air

lereng 5%. Pola drainase tanah ini adalah

beserta bahan-bahan yang terlarut di

dendritik dengan jenis erosi lembar serta

dalamnya. Perbedaan kelembaban akibat

tingkat erosi rendah. Landform dari tanah

perbedaan relief akan menghasilkan jenis

ini berupa aluvial. Pengamatan dilakukan

tanah yang berbeda.

saat

S

berupa

E

pada

koordinat

permukaannya

cuaca

cerah

sehingga

Pada

pengamatan

karakteristik

mendukung untuk melakukan pengamatan

profil tanah Inceptisol ini, diketahui bahwa

terhadap tanah Inceptisol di daerah ini.

tanah Inceptisol terdiri atas 5 lapisan.

Lahan ini digunakan untuk tegalan dengan

Lapisan I berada pada jeluk 0-15cm,

vegetasi berupa pohon papaya, pohon jati

lapisan II berada pada jeluk 15-37cm,

dan

pertumbuhan

lapisan III berada pada jeluk 37-58cm,

vegetasinya yang subur dengan jeluk air

lapisan IV berada pada jeluk 58-82 cm,

tanah 10 m.

sedangkan lapisan V berada pada jeluk

pohon

nangka,

>82 cm. Dalam menentukan lapisan tersebut

diperkuat

dengan

perbedaan

warna tanah di setiap lapisannya. Lapisan I berwarna gelap dengan matrik 10YR-3/3, lapisan II berwarna agak gelap dengan matrik 10YR-3/3, Lapisan III berwarna agak gelap dengan matrik 10YR-3/2, lapisan IV agak glap dengan matrik 10YR4/3, serta lapisan V berwarna agak gelap Gambar

1.1

Profil

Tanah

Inceptisol Inceptisol

dengan matrik 10YR4/2. Metode yang digunakan

(Soil

Taxonomy

(USDA)), dalam klasifikasi FAO disebut

yaitu

secara

kuantitatif

menggunakan Soil Munsell Color Charts yang tersusun atas 3 unsur yaitu Hue

(angka 10) yang menunjukan spektrum

pengujian BO, lapisan I mengandung BO

warana

yang

yang sangat sedikit, lapisan II mengandung

warna

BO dalam jumlah yang sedikit, lapisan III

dengan warna putih sebagai pembanding;

mengandung banyak BO , dan lapisan IV

dan Chroma (3/3,3/2, 4/2) yang menunjukan

serta

tingkat kemurnian warna.

Pengujian

dominan;

menunjukan

Value

tingkat

(YR)

kecerahan

Untuk tekstur, lapisan I bertekstur

V

mengandung BO

ini

banyak

dilakukan

BO. dengan

menggunakan H2O2 10%. Reaksi yang

geluh pasiran, lapisan II bertekstur geluh

sangat

lempung pasiran, lapisan III bertekstur

banyak)menandakan

geluh pasiran, dan lapisan IV bertekstur

banyak. Untuk pengujian Mn, lapisan I

pasir geluhan, lapisan V bertekstur pasir

tidak

geluhan.

I

mengandung MN dalam jumlah yang

strukturnya gumpal menyudut, lapisan II

sedikit, lapisan III mengandung MN dalam

strukturnya gumpal menyudut, lapisan III

jumlah sedikit, dan lapisan 1V serta V

strukturnya gumpal menyudut, lapisan IV

mengandung MN dalam jumlah sedang.

strukturnya gumpal menyudut dan lapisan

Pengujian

V strukturnya gumpal menyudut. Untuk

menambahkan H2O2 3% dan tanah yang

konsistensi, lapisan I konsistensinya tidak

menunjukkan

lekat plastis, lapisan II konsistensinya

menandakan kandungan Mn yang tinggi.

lekat

Untuk

agak

struktur,

mengandung

Mn

ini

buih

kadar

BO

MN,

lebih

lapisan

dilakukan

reaksi

yang

yang

II

dengan

kuat

Pada praktikum ini dilakukan juga

konsistensinya lekat agak plastis, lapisan

uji kapur. Untuk kandungan kapur, lapisan

IV konsistensinya lekat agak plastis dan

I hingga lapisan V tidak ada yang

lapisan

agak

mengandung kapur. Kandungan kapur ini

plastis. Untuk perakarannya, pada lapisan

dapat diukur dengan penambahan HCL

1 perakarannya berukuran mikro dan

2N.

berjumlah banyak sementara itu pada

kuantitatif menggunakan pHstick. Lapisan

lapisan 1I berukuran makro mikro dengan

I, II dan V memiliki pH 5,5 sedangkan

jumlah yang sedikit, pada lapisan III

pada lapisan III dan IV memiliki pH

perakarannya

sebesar 5.

konsistensinya

berukuran

lapisan

(timbul

III

V

plastis,

lapisan

kuat

lekat

meso

dan

jumlahnya sedikit, dan pada lapisan IV dan

Penetuan

pH

dilakukan

secara

Tanah di Banguntapan ini berjenis

V perakarannya berukuran mikro dan

Inceptisol

berjumlah sedikit.

dalam klasifikasi FAO disebut Regosol

Pada pengamatan Inceptisol ini juga dilakukan uji khemikalia. Untuk

dan

(Soil

dalam

Taxonomy

klasifikasi

PPT

(USDA)),

disebut

Arenosol. Penggunaan lahan di fisiografi

ini berupa areal tegalan dengan tanaman yang beragam mulai dari pohon papaya, pohon jati dan juga pohon nangka.

V.

KESIMPULAN Dari pengataman tanah stopsite

pertama

yaitu

merupakan

tanah

Banguntapan, incptisol,

Bantul tanahnya

mengandung banyak bahan organic karena tanaman yang tumbuh diarea tersebut subur.

DAFTAR PUSTAKA Hanafiah, Kemas Ali. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta. Rajawali Putra Kuswantoro, H. (2015). Response of acidadaptive soybean genotypes grown in associated Entisols-Inceptisols and Vertisols soil types. International Journal of Soil Sciene. 10(4), 195-202

Pramono,D. A. (2017). SEBARAN JENIS TANAH DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KARANG MUMUS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Jurnal (JTIULM), 1(2), 60-72. Shama, K.L., Grace, J. K., Chandrika, M. S., Vittal, K.P.R., Singh, S.P., Nema, A. K.,.. & Venkateswarlu, B. (2014). Effects of soil management practices o key soil quality indicators and indices in pearl millet ( Pennisetum americanum (L) Leeke )-based system in hot semi-arid inceptisol. Communications in soil science and plant analysis, 45(6), 785-809. Supriyadi, S., Hartati, S., & Aminudin, A. (2014). Kajian pemberian pupuk P, pupuk mikr dan pupuk organic terhadap serapan P dan hasil kedelai ( Glycine Max L ) varietas kaba di inseptisol gunung gajah Klaten. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture 29, no. 2, 81-86. Susanto, Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta. Kanisius.

LAMPIRAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAPANGAN DASAR-DASAR ILMU TANAH STOPSITE II Afisols Patuk

Disusun oleh: 1. Irna Auliauzzakia

(15351)

2. Muhammad Syafiq

(15354)

3. Yumna Hanifa Setya

(15527)

4. Millenia Linjani

(15649)

5. Daragita Fanny Fadilla

(15778)

Golongan/kelompok

: A4 / 1

Asisten : Ihda Muhammad Anshari

LABORATORIUM TANAH UMUM DEPARTEMEN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019

STOPSITE II Alfisols Patuk, Wonosari ABSTRAK Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan di Daerah Playen, Gunung Kidul pada tanggal 6 April 2019. Pada praktikum stopsite keempat ini jenis tanah yang diamati adalah jenis Vertisols atau nama lainnya Grumusol. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil dari tanah Alfisol dengan mengenali sifat dan ciri dari tanah tersebut. Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini antara lain seperti Borlist, klinometer, GPS, meteran, palu pedologi, kompas, Soil Munsell Color Chart, pH stik dan bahan yang digunakan antara lain seperti aquadest, HCL 2 N, H 2O2 10 % dan H2O2 3%. Pengamatan pada praktikum ini meliputi morfologi tapak, klasifikasi profil dan klasfikasi ordo dari tanah Alfisol dengan melihan sifat dan ciri kenampakan dari tanah tersebut. Deskripsi profil tanah yang diamati adalah Jeluk (cm), Warna Tanah, Tekstur, Struktur, Konsistensi, Bahan Kasar, Uji Khemikalia, pH H2O. Hasil tanah menurut pengamatan jenis tanah di Pathuk, Gunung Kidul termasuk dalam tanah Alfisol dengan penggunaan lahan untuk kebun campuran atau tegalan. Kata kunci : alfisol, morfologi tapak, profil tanah

I.

PENGANTAR

Pengamatan tanah mutlak diperlukan

dan waktu (rayes, 2017). Tanah alfisol

karena satu tanah dengan tanah lain

menghadapi kendala karena sifat fisik,

berbeda jenis. Hal ini dikarenakan proses

kimia, dan biologi tanah karena faktor

pembentukan tanah yang berbeda-beda dan

iklim dan manajemen yang mengarah pada

menimbulkan sifat tanah yang berbeda-

produktivitas rendah ( Sharma et al. 2018).

beda

juga.

dapat

Dalam pengamatan tanah di lapangan

mengamati

tidaklah mungkin akan mengamati tanah

morfologinya melalui pembuatan profil

tiap jengkal untuk mengetahui sifat dan

tanah. Dengan demikian, dapat dilakukan

cirinya

berkaitan

analisa terhadap tanah tersebut, misalnya

tertentu.

Untuk

tipe penggunaan lahannya.

pendekatan

dilakukan

Tanah

Pengamatan dengan

merupakan

tanah

itu

penggunaan

diperlukan

pengamatan

tanah

suatu agar

padat

kesalahan pencanderaan sifat dan ciri

(mineral atau organik) yang terletak di

dapat seminimal mungkin. Salah satu

permukaan bumi yang telah, sedang, dan

pendekatan

terus

karena

kelompok

Tanah

tertentu. Dari hasil temuan kelompok-

mengalami

dipengaruhi

bahan

dengan

perubahan

beberapa

faktor.

tersebut tanah

tersebut

adalah

berdasar

membuat atas

selanjutnya

sifat

merupakan hasil evolusi yang mempunyai

kelompok

dibuat

susunan teratur yang unik terdiri dari

pewakil kelompok agar dapat diurai lebih

lapisan-lapisan atau horizon-horizon yang

mendalam mengenai sifat fisika dan

berkembang secara genetic (Foth, 1994). 5

kimianya sehingga diketahui potensi dan

faktor pembentukan tanah yaitu iklim,

kendala untuk suatu penggunaan. Dari

organisme, relief/topografi, bahan induk,

konsep demikian lahir suatu pewakil tanah

yang disebut dengan istilah profil tanah.

(Natural Resources Conservation Service

Profil

irisan

Soils. 2012)

dibuat

Alfisol, adalah tanah yang relatif muda

dengan

banyak mengandung beberapa mineral

ukuran dengan panjang dan lebar tertentu

yaitu mineral primer yang mudah lapuk,

dan kedalaman yang

mineral kristalin dan kaya unsur hara.

tanah

melintang dengancara

sesuai

merupakan

pada

menggali

dengan

keperluan

tubuh

suatu tanah,

lubang

tertentu pula

keadaan

penelitiannya

tanah

dan

Proses pembentukan alfisol memerlukan

(Sutejo

dan

waktu yang lama hingga 5000 tahun

Kartasapoetra, 1991).

karena lambatnya proses akumulasi tanah

Survey tanah adalah suatu kegiatan untuk

memperoleh

infomasi

tentang

liat (Hartono, 2016). Alfisol merupakan jenis tanah yang cukup potensial bagi

keadaan tanah pada masing-masing lokasi

pertanian (prasetyo, 2014).

(site) atau geografi berbagai sifat dan

Alfisol

watak tanah. Tiap profil tanah mempunyai

membentuk kerak setelah hujan deras

daerah sebaran tertentu sesuai dengan

(Prasad, 2016). Tanah ini rendah bahan

factor-faktor pembentuk tanah tersebut.

organik dan kemampuan mereka untuk

Faktor

diantaranya

mempertahankan kelembaban juga rendah

adalah iklim, organisme, relief, bahan

(shruthi and gowda, 2017). Selain itu tanah

induk, waktu dan faktor lain. Profil tanah

Alfisol adalah tanah yang mengandung

mempunyai seperangkat sifat dan ciri-ciri

alumunium

yang merupakan karakternya dan yang

mengandung

membedakannya dari profil-profil yang

lempung

lain. Karakter profil tersebut dapat dipakai

kelembabannya cukup dan hangat, tanah

untuk membedakan atau menyamakan dua

ini baik untuk tanaman yang berumur 3

atau lebih profil tanah dan merupakan

bulanan (Noor, 2014)

dasar penyusunan system klasifikasi tanah.

Alfisol

pembentuk

tanah

memiliki

dan

kecenderungan

besi.

horison dan

Tanah dan

akumulasi

terbentuk

sangat

alfisol

potensial

ketika

untuk

pengembangan budidaya tanaman. Alfisol Konsep sentral alfisol adalah tanah

merupakan tanah yang relatif muda, masih

yang memiliki cakrawala argilic kandic,

banyak mengandung mineral primer yang

atau natrik dan saturasi basa 35% atau

mudah lapuk, mineral liat kristalin dan

lebih. Mereka biasanya memiliki epipedon

kaya unsur hara tinggi, KPK dan cadangan

orchic, tatapi mungkin memiliki epipedon

unsur hara tinggi. Alfisol termasuk tanah

umbrik. Mereka mungkin juga memiliki

yang masih muda dan perkembangan tanah

cakrawala petrokalik,fragipan, tau duripan

belum lama, sehingga kandungan bahan

organik dan unsur hara dalam tanah kurang

cara membuat profil tanah dengan lebar

tersedia, maka solum dangkal (10-15 cm)

dan panjang sekitar 1-1,5 meter dengan

dari

dibawahnya

kedalaman sekitar 2 meter. Profil tanah

merupakan lapisan batuan (Suntoro, 2017)

yang dibuat harus baru, tidak terkena sinar

permukaan

dan

Praktikan mahasiswa

sebagai

pertanian

seorang

matahari langsung, tidak terendam air,

dapat

serta harus mewakili atau representatif.

harus

menentukan karakteristik tanah secara

Pada pengamatan profil tanah,

langsung

pertama

di

lapangan.

Hal

tersebut

dilakukan

adalah

yang

penentuan

dikarenakan setelah lulus dari bangku

horizon tanah dengan cara dibedakan

kuliah yang akan dihadapi praktikan

menurut warna tanah. Tanah yang berbeda

adalah tanah yang ada di lapangan. Oleh

berarti menempati lapisan yang berbeda.

karena

Setelah

itu,

dilakukan

praktikum

tujuan

ini

horizon

tanah

ditentukan,

untuk

selanjutnya adalah penentuan warna tanah

mengenalkan jenis tanah yang ada di

menggunakan Soil Munsell Color Chart,

daerah Pathuk,Wonosari, Gunung Kidul

konsistensi, struktur dan tekstur tanah

kepada para praktikan.

menggunakan

II.

dengan

lapangan

metode

kualitatif,

jenis

perakaran yang ada di tanah tersebut, serta

METODOLOGI

Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu

ada

Tanah Site 2 dilaksanakan pada hari Sabtu,

Pengamatan morfologi tapak meliputi

6 April 2019 di daerah Pathuk, Wonosari,

lokasi,

Gunung

menggunakan

Kidul,

Daerah

Istimewa

atau

tidaknya

fisiografi,

bahan

topografi, klinometer

yang

ditembakkan

praktikum

Soil

pembuatan profil tanah, landuse, vegetasi,

(Global

pola drainase, erosi, cuaca, letak lintang

Position System), pH stik, klinometer, palu

yang diukur menggunakan GPS, kode

pedologi, belati, alat tulis, cepuk pH,

tapak, landform, litologi, arah lereng

sekop, dan kamera. Bahan-bahan yang

menggunakan kompas yang ditembakkan

digunakan pada praktikum ini

adalah

ke arah lokasi pembuatan profil tanah,

akuades, H2O2 3%, H2O2 10%, HCl 2N,

kebatuan, pertumbuhan, jeluk air tanah,

serta tanah yang ada di daerah Playen.

tingkat

Praktikan dibagi menjadi 3 kelompok

pengamatan. Uji khemikalia dilakukan

untuk masing-masing mengamati profil

dengan cara tanah pada tiap lapisan di

tanah, morfologi tapak, dan khemikalia.

pembuatan profil tanah diambil. Masing-

Pengamatan profil tanah dilakukan dengan

masing tanah dibagi menjadi 4 bagian.

Munsell

Color

adalah Chart,

boardlist, GPS

erosi,

dengan

lereng

Yogyakarta. Alat yang digunakan pada ini

searah

kasar.

altitude,

dan

tempat

tanggal

Setiap bagian dilakukan pengujian untuk

Begitu juga dengan penentuan kandungan

kadar bahan organik, kandungan Mn,

kapur tanah sama dengan penentuan

kandungan kapur tanah, dan pH tanah.

kandungan bahan organik dan kandungan

Penentuan

kandungan

Mn

dilakukan

dengan

bahan

cara

organik

H2O2

dengan

khemikalianya

diganti

10%

menggunakan HCl 2N. penentuan pH

diteteskan sebanya 3 tetes ke salah satu

tanah dilakukan dengan cara bagian tanah

bagian tanah pada masing-masing lapisan

pada setiap lapisan diletakkan pada cepuk

tanah. Buih yang muncul pada tanah

pH. Aquadest ditambahkan ke dalamnya

tersebut diamati dan dibandingkan antar

dengan perbandingan 1 : 2,5. Pengukuran

lapisan kemudian dicatat di boardlist.

pH dilakukan dengan pH stik. Saat

Penentuan kandungan Mn pada tanah

pengukuran

menggunakan cara yang sama dengan

mengenai

penentuan bahan organik tanah hanya saja

diperoleh dicatat di boardlist.

pH tanah.

stik

jangan

Semua

sampai

hasil

yang

H2O2 10% diganti dengan H2O2 3%. III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 2.1 Morfologi Tapak Pengamatan Nama Pengamat

Hasil Kelompok 1 Golongan A4

Pengamatan

Hasil

Kode

Stopsite 2 Perbukitan yang ter?

Lokasi

Pathuk, Wonosari

Landform

Fisiografi

Baturagung

Litologi

Topografi

Datar

Arah Lereng

36° NE

Lereng

3%

Kebatuan

Kerikil

Landuse

Tegalan

Pertumbuhan

Subur

Vegetasi

Kacang Tanah

Jeluk Air Tanah

15 m

Pola Drainase

Dendritik

Tingkat Erosi

Rendah

Erosi

Lembar

Altitude

274 mdpl

Cuaca

Panas

Tanggal

6 April 2019

Letak Lintang

S 07˚ 51’ 14,5” E 110˚ 29’ 12,0”

Tabel 2.2 Karakteristik Profil Fisik No

Pengamatan

Lapisan I

Lapisan II

Lapisan III

Lapisan IV

1

Jeluk (cm)

0-45

45-73

>73

-

2

Nama Horizon

A

B1

B2

-

a. Matrik

7,5 YR 5/4

5 YR 4/4

7,5 YR 1/6

-

b. Karatan

-

-

-

-

c. Campuran

-

-

-

-

Warna Tanah 3

4 Tekstur

Geluh

Geluh

Geluh Debuan

Lempung

Lempung

-

Debuan

Struktur

5

6

Gumpal

Gumpal

Gumpal

Menyudut

Menyudut

Menyudut

b. Kelas

-

-

-

-

c. Derajat

-

-

-

-

Lekat, Plastis

Lekat, plastis

Lekat, Plastis

-

a. Ukuran

Meso

Mikro

Mikro

b. Jumlah

Sedikit

Sedikit

Sedikit

a. Jenis

-

-

-

-

b. Jumlah

-

-

-

-

c. Ukuran

-

-

-

-

a. Tipe

Konsistensi Perakaran

7

Bahan Kasar 8

Tabel 2.3 Karakteristik profil kimia No

Pengamatan

Lapisan I

Lapisan II

Lapisan III

+

-

-

++++

+++++

+++

-

-

Uji Khemikalia a. BO 1

(H2O2

10%) b. Mn 3%) c. Kapur

(H2O2

(HCl -

Lapisan IV

2N) 2

pH H2O

5

5

Tabel 4.4 Klasifikasi tanah Parameter

Jenis Tanah

PPT

Mediteran

FAO

Lufisol

Soil Taxonomy

Alfisols

5,5

Pada

stopsite

yang

B1 antara 45-73 cm dan B2 dengan jeluk

dikunjungi dalam praktikum lapangan ini

73 cm sampai kebawah dan mempunyai

berlokasi

horison argilik pada horison B-nya. Hal

di

keempat

daerah

kawasan

Pathuk,Wonosari, Gunung Kidul, Daerah

tersebut

Istimewa Yogyakarta termasuk dalam

Sudaryono (2002)

fisiografi Baturagung. Jenis tanah yang

perpindahan dan akumulasi lempung di

didapat pada stopsite ini adalah jenis

horison B membentuk horison argillic

Alfisols.

pada

pada kedalaman 23–74 cm. Hal itu karena

topografi datar, dengan kelas lereng 3%,

Alfisol berasal dari "pedalfer", ped untuk

serta arah lereng 36 NE. Landform-nya

gumpalan/lempung, al untuk aluminium

berupa perbukitan terangkatan, litologinya

dan fer untuk besi feri, perpindahan Al, Fe,

adalah

memiliki

dan lempung ke dalam horison B. Alfisol

ketinggian sekitar 274 meter di atas

adalah tanah-tanah yang mempunyai curah

permukaan air laut.

hujan cukup tinggi untuk menggerakkan

Stopsite

breksi

ini

andesit,

terletak

dan

Daerah kawasan Playen memiliki landuse

sebagai

daerah

tegalan,

hal

sesuai

dengan

penelitian

yang menyebutkan

lempung turun ke bawah dan membentuk horison "argillic". Horison argillic adalah

tersebut ditunjukkan dengan vegetasi yang

horison/lapisan

tanah

yang

terbentuk

dominan adalah kacang tanah. Alfisol atau

akibat terjadi akumulasi lempung.

tanah mediteran merupakan kelompok

Klasifikasi warna tanah diamati

tanah merah yang menduduki presentase

menggunakan SMCC (Soil Munsell Color

tertinggi sebagai

areal kacang tanah

Chart), diperoleh hasil warna lapisan I (7,5

(Sudaryono, 2002). Pola drainase dari

YR 5/4), II (5 YR 4/4), III (7,5 YR 1/6).

daerah kawasan ini adalah dendritik dan

Tekstur tanah yang diperoleh dari hasil

memiliki jeluk air tanah sekitar 15 meter.

pengamatan dari lapisan I geluh debuan, II

Praktikum dilakukan pada siang hari

geluh lempung dan III geluh lempung

dengan cuaca yang panas. Jenis erosi yang

debuan. Untuk struktur diperoleh hasil dari

terjadi di daerah tersebut adalah lembaran.

lapisan I-III berupa gumpal menyudut.

Pertumbuhan vegetasi di daerah ini juga

Perakaran pada Alfisols sesuai dengan

termasuk dalam golongan yang subur.

pengamatan pada lapisan I mempunyai

Berdasarkan

pengamatan

tipe perakaran meso dengan jumlah sedikit

karakteristik profil, diperoleh hasil bahwa

sedangkan

di daerah kawasan ini terdapat 2 horizon

mempunyai tipe perakaran mikro dengan

yang ditemukan yaitu horizon A dengan

jumlah sedikit.

jeluk 0-45 cm dan horizon B dengan jeluk

pada

lapisan

II

dan

III

Berdasarkan pengamatan, Alfisols

diketahui bahwa klasifikasi tanah yang ada

memiliki kandungan bahan organik yang

pada stopsite 2 berupa mediteran (menurut

rendah pada lapisan I dan Sedangkan pada

PPT),

lapisan ke II dan III tidak memiliki

Alfisols (menurut Soil Taxonomy).

kandungan bahan organik. Hal ini sesuai

IV.

Lufisol

(menurut

FAO),

dan

KESIMPULAN

dengan penelitian Sudadi et al. (2014)

Berdasarkan

dengan kandungan bahan organik 3,03%

yang telah dilakukan, jenis tanah di daerah

dan masuk ke pengharkatan rendah, hal

Patuk, Wonosari, Gunung kidul termasuk

tersebut karena tanah alfisol terdapat

kedalam jenis tanah mediteran (menurut

didaerah yang bergelombang sehingga

PPT),

bahan

Alfisols (menurut Soil Taxonomy).

organik

akan

mudah

tercuci.

Lufisol

(menurut

pengamatan

FAO),

dan

Kandungan Mn pada Alfisol diperoleh hasil paling sedikit pada lapisan III

DAFTAR PUSTAKA

kemudian lapisan III dan paling banyak

Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada Press. Yogyakarta

pada lapisan III. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian

Manshuri

bahwa

Alfisols memiliki kandungan Mn yang tergolong sedang. pH H2O hasil pengamatan di

Hartono, R. 2016. Identifikasi Bentuk erosi tanahmelalui interpretasi citra google earth di wilayah sumber brantas kota batu. Jurnal pendidikan geografi 21(1) : 30-43

lapangan yaitu pada lapisan I dan II sebesar 5, sedangkan pada lapisan III sebesar 5,5. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian

yang

dilakukan

Manshuri

(2009) yaitu pH tanah alfisol beragam dari asam (pH=5,5) hingga alkalis (pH=8,4).

Kartasapoetra dan Mulyani Sutedjo. 1987. Pengantar Ilmu Tanah.Rineka Cipta. Jakarta Natural Resources Conservation Service Soils. 2012. Alfisols. https://www.nrcs.usda.gov. Diakses 11 April 2019

Kandungan kapur pada Vertisols diuji menggunakan

larutan

HCl

2N

dan

Noor, D. 2014. Geomorfologi Edisi 1. Penerbit Deepublish. Yogyakarta

diperoleh hasil bahwa di setiap lapisan tidak terdapat kapur. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Manshuri (2009) bahwa pada tanah alfisol

Prasad, J.V.N.S., Rao, Ch. S., Srinivas, K., Jyothy, Ch. N., Venkateswarlu, B., Ramachandrappa, B.K., Dhanapal, G.N., Ravichandra, K., Mishra, P.K. 2016. Soil and Tillage 156 : 131-139

memiliki kandungan kapur. Berdasarkan tapak

dan

hasil

karaktersitik

morfologi

profil

dapat

Prasetyo, A., E. Listyorini., dan W. H. Utomo. 2014. HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH, PERAKARAN

DAN HASIL UBI KAYU TAHUN KEDUA PADA ALFISOL JATIKERTO AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 1(1) :27-37 Rayes, M.L., 2017. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Tim UB Press. Malang. Hal 99 Sharma, K.L. , G. R. Chary , K. S. Reddy , A.K. Indoria1 , D. S. Chandrika , Munna Lal1 , J. K. Grace , B.K. Ramachandrappa , Mudalagiriyappa , Ch. S. Rao , K.A. Gopinath , B. Narsimlu , T. S. Kumar , M. Chandrappa , B.G. Vasanthi , K. Devaraja , M. Vasavi and P. Haindavi. 2018. Effect of integrated soil management pratices (ISMP) on soil properties and soil quality indices in hot moist semi-Arid Alfisol soils of Bangalore Region. Indian J. Dryland Agric. Res & Dev 33(2): 54-62. Shruthi and Gowda, R.C. 2017. Characterization of soil samples for

physical and chemical properties under alfisols of finger millet growing area of Bangalore rural district (Doddaballapura), Karnataka. An Asian Journal of Soil Science 12(1) : 60-65 Sudadi, SUMARNO, W. Handi. 2014. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla,, fosfat alam dan batu sekam terhadap hasil padi dan sifat kimia tanah alfisol. Jurnal ilmu tanah dan agroklimatologi 11 (2):77-84 Sudaryono. 2002. Pemberdayaan alfisol untuk pengembangan sentra area tanam dan agribisnis kacang tanah di indonesia. Buletin Palawija 4 : 8499 Suntoro, H. Widijianto, T. Handayani. 2017. Ketersediaan dan serapan Mg kacang tanah alfisol dengan abuvulkanik kelud dan pupuk organik amandemen. Agrosains 19(1) : 1-5

LAMPIRAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAPANGAN DASAR-DASAR ILMU TANAH STOPSITE III Mollisols Hutan Bunder

Disusun oleh : 1. 2. 3. 4. 5.

Irna Auliauzzakia Muhammad Syafiq Yumna Hanifa Setya Millenia Lianjani Daragita Fanny Fadilla

(15351) (15354) (15527) (15649) (15778)

Golongan/kelompok : A4/01 Asisten : Ihda Muhammad Anshari

LABORATORIUM TANAH UMUM DEPARTEMEN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019

STOPSITE III Mollisols Hutan Bunder ABSTRAK Praktikum lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 April 2019 di Hutan Bunder, Gunungkidul, Yogyakarta sebagai stopsite ketiga. Praktikum lapangan ini bertujuan untuk mengenali kawasan dan jenis tanah yang berada di Hutan Bunder. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Board list, palu pedologi, meteran, pH stick, GPS, klinometer, kompas, cepuk, tisu, soil munsell color charts, belati, alat tulis dan kamera. Bahan dan khemikalia yang digunakan adalah aquadest, HCl 2N, H2O2 3%, dan H2O2 10%. Praktikum dilakukan dengan membuat profil di setiap stopsite. Karakteristik profil tanah yang diamati adalah jeluk (cm), struktur, konsistensi, tekstur, warna tanah, perakaran, bahan kasar, uji khemikalia (BO, Mn, dan kapur), dan pH tanah. Dari pengamatan praktikum lapangan diperoleh hasil bahwa di Hutan Bunder terdapat jenis tanah Rendzina (Mollisol), memiliki tiga horizon A, tekstur lempung debuan, konsistensi lekat plastis, kadar BO sedang, kadar Mn agak tinggi, kadar kapur sedang dan pH rata-rata 6. Keyword : morfologi lahan, profil tanah, Rendzina

tanah Ultisols yang mencapai 16.74% dari I.

PENGERTIAN

Keberadaan tanah sangat penting bagi semua mahkluk hidup karena sebagai pijakan dan media tanam. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan). Tanah juga dapat disebut sebagai kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon- horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan

luas lahan di Indonesia. Oleh karena itu untuk mengetahui sifat, ciri, dan watak dari suatu tanah yang berkaitan dengan penggunaan pengamatan

tanah seperti tanah Vertisols, Mollisols, Alfisols, Entsols, Inceptisols, Oksisol, Andisols,

Spodosols

dan

Ultisols

(Mustafa, 2012). Pada setiap jenis tanah mempunyai sifat, ciri, dan watak yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh iklim, bahan induk, organisme, relief, dan waktu. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis

tanah

sekitar

dilakukan

di

lapangan.

Karakteristiknya, seperti komposisi bahan organik, dibentuk di bawah pengaruh berbagai

bahan

induk

karbonat,

ketinggian, aspek topografi, kondisi iklim dan tipe penggunaan lahan, vegetasi alami (Svjetlana et al., 2018).

udara, dan merupakan media tumbuhnya tanaman. Di alam terdapat berbagai jenis

sesuai

Rendzina

berasal

dari

istilah

rzedzic yang berarti gemersik dari pecahan batu kapur keras ke bilah bajak (Kabala, 2018).

Tanah

Rendzina

selalu

mengandung banyak CaCO3, sehingga pH berkisar antara 7,8-8,4 (Darmawijaya, 1990). Bahan kapur ini dapat larut di dalam HCl panas yang agak pekat dengan meninggalkan kuarsa. Hal ini memberi kesan bahwa tanah ini hanya terdiri dari karbonat-karbonat

alkali tanah kuarsa

komplek

pelapukan.

Menurut

yang lebih dari 50% sebagai kriteria utama

Darmawijaya (1990), tanah tersusun atas

untuk tanah ordo mollisol (Putra et al.,

horizon A setebal 25 cm bewarna coklat

2014). Praktikum lapangan yang telah

kelabu sampai hitam, horizon B setebal

dilakukan di Hutan Bunder bertujuan

15-20 cm bewarna ochre-red sampai

untuk mengenali kawasan dan jenis tanah

ochre-yellow, horizon peralihan yang lebih

yang berada di Hutan Bunder yang didapat

gembur dan horizon C berupa dolomit atau

jenis tanah dalam percobaan ini adalah

batu kapur napal.

tanah Rendzina (Mollisols).

Mollisols dengan epipedon mollik

II.

METODOLOGI

(warna gelap), kandungan bahan organik

Praktikum lapangan Dasar–dasar

lebih 1 %, kejenuhan basa lebih 50 %,

Ilmu Tanah yang dilaksanakan pada

yang dibawahnya terdiri dari batuan kapur.

tanggal

Mollisols merupakan tanah organik diatas

beberapa

bahan berkapur yang memiliki tekstur

Karangsari, Hutan Bunder, Playen, dan

lempung seperti Vertisols. Bentuk humus

Mulo. Pada pengamatan di lapangan ini

yang umum ditemukan di tanah Renzina

dilakukan

adalah humus tangel (Miechowka,2018).

pembahasan ini difokuskan pada stopsite 3

Tanah Mollisols memiliki kadar lempung

yaitu di Hutan Bunder, Gunung Kidul.

yang tinggi, teksturnya halus dan daya

Alat-alat yang digunakan pada praktikum

permeabilitasnya

sehingga

lapangan ini yaitu kompas yang berfungsi

kemampuan menahan air dan mengikat air

untuk mengetahui arah, Klinometer yang

tinggi.

dari

berfungsi untuk mengukur kemiringan

pelapukan batuan kapur dengan curah

lereng, Altimeter yang berfungsi untuk

hujan

tinggi.

mengukur ketinggian tempat, Metline yang

Konsistensinya keras dan sangat keras

berfungsi untuk mengukur kedalaman

ketika tanah dalam kondisi kering, gembur

tanah,

saat lembab, dan berubah dari sedikit

mengetahui koordinat tempat lokasi, Soil

lengket plastis saat basah (Ozsoy, 2012).

Munsell Color Charts yang digunakan

Tanah

rendah

rendzina

yang

berasal

6

April lokasi

di

GPS

2019

dilakukan

yaitu,

Banguntapan,

setiap

yang

stopsite,

digunakan

di

pada

untuk

Epipedon molik adalah horison

untuk mengukur warna tanah dan palu

permukaan yang tebal dan berwarna gelap,

pedologi sekop cangkul, pisau, belati

mempunyai kejenuhan basa tinggi dengan

digunakan untuk membuat profil tanah,

tingkat perkembangan struktur sedang

serta alat-alat tulis untuk mencatat hasil,

sampai kuat. Horison ini serupa dengan

pH

epipedon umbric, kecuali kejenuhan basa

mengukur pH tanah, kertas saring, dan

universal

yang

berfungsi

untuk

kamera

sebagai

dokumentasi.

membulat dan gumpal menyudut), dan tipe

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan

speroidal (berbentuk bundar) kemudian

adalah jenis tanah yang berada di lokasi

untuk kelas dibedakan halus, sedang,

Hutan Bunder yang terdiri dari beberapa

kasar, dan sangat kasar, dan berdasarkan

lapisan, HCl 2 N , H2O2 10% , H2O2 3%

derajatnya struktur dibagi menjadi empat

dan akuades.

yaitu tidak beragregat (struktur pejal dan

Langkah

alat

pertama

yang

harus

butir tunggal), lemah (mudah hancur jika

dilakukan yaitu profil tanah dibuat dengan

tersinggung),

irisan 1 − 1,5 𝑚 × 2 𝑚 yang memenuhi

pecah), dan kuat (perlu cukup tenaga untuk

syarat antara lain tanah yang baru, tidak

menghancurkan).

terkena cahaya matahari langsung, tidak

diamati konsistensi dengan cara memijit

terendam air, dan representatif. Kemudian

tanah diantara ibu jari dan telunjuk pada

diamati dan dideskripsi sifat-sifat profil

tiga keadaan yaitu basah, lembab, dan

tanah

kering. Pada keadaan basah menunjukkan

beserta

lingkungan

penunjang

sedang

(masih

Selanjutnya

mudah

tanah

yang

keliatan atau kalekatan tanah yaitu lekat,

dituangkan dalam bor list. Kemudian

agak lekat tidak lekat, dan sangat lekat.

dilakukan pemerian profil tanah dimulai

Keadaan lembab menunjukkan kemudahan

dari pembatasan lapisan atau horizon.

untuk dibentuk yaitu tidak liat, agak liat,

Selanjutnya pengamatan jeluk dengan cara

liat, dan sangat liat. Keadaan kering

mengukur horizon dan lapisan tanah. Cara-

digolongkan menjadi lepas-lepas, sangat

cara

untuk

gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan

membedakan lapisan yaitu berdasarkan

luar biasa teguh. Selanjutnya dilakukan

perbedaan warna,

sulit

pengamatan pada perakaran pada tanah

dibedakan maka berdasarkan perbedaan

tersebut meliputi ukuran (meso, mikro, dan

tekstur, kalau belum bisa dibedakan maka

makro) dan jumlah (sedikit, sedang, dan

berdasarkan konsistensi yang ditandai oleh

banyak).

dimana

profil

yang

tanah

dapat

berada

digunakan

bila

warna

perbedaan bunyi saat tanah dipukul- pukul.

Kemudian penetapan warna tanah

Selanjutnya diamati tekstur pada tanah

dilakukan

tersebut dan struktur diamati yang terdiri

menggunakan buku warna Soil Munsell.

dari tipe struktur yaitu tipe lempeng

Color Charts disusun atas tiga unsur yaitu

(ukuran horisontal lebih panjang daripada

HUE (menunjukkan spektrum warna yang

vertikal), tipe tiang (ukuran vertikal lebih

merajai yang membedakan warna merah

panjang

sampai kuning, warna dominan sesuai

daripada

horisontal),

gumpal

(vertikal dan horisontal sebanding (gumpal

panjang

secara

kuantitatif

gelombangnya),

dengan

VALUE

(menunjukkan tingkat kecerahan warna dengan warna putih sebagai pembanding, ditulis di belakang nilai HUE), dan CHROMA (kemurnian warna, semakin besar semakin keruh, ditulis dibelakang value

yang dipisahkan

miring).

dengan

Selanjutnya

garis

dilakukan

pengamatan bahan kasar meliputi jenis, ukuran,

jumlah,

dan

kekerasan.

Selanjutnya Pengamatan reaksi – reaksi tanah dengan uji khemikalia, pengujiannya berupa bahan organik, Mn, dan kapur. Pengujian

bahan

organik

digunakan

khemikalia berupa H2O2 10 % yang direaksikan, sedangkan Kadar Mn dengan menggunakan mengetahui

H2O2 kadar

3%.

kapur

Untuk digunakan

pereaksi HCl 2N. Banyak sedikitnya kandungan bahan organik, Mn dan kapur ditunjukkan dengan terbentuknya buih ketika tanah diberi khemikalia tersebut. Serta dilakukan pengujian Ph dengan menggunakan kertas pH universal. Hasil yang

diperoleh

mengklasifikasikan

dijadikan tanah

untuk

berdasarkan

PPT, FAO, dan USDA. Terakhir, seluruh data dicatat di borlist.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 3.1 Morfologi Tapak (Site) Pengamatan

Hasil

Pengamatan

Hasil

Nama Pengamat

: Golongan A4/Kel 1

Kode

: Stopsite 3

Lokasi

: Hutan Bunder

Landform

: Perbukitan akibat angkatan

Litologi

: Sedimen marin

(Gunung Kidul) Fisiografi

: Cekungan Wonosari

(napalan) Topografi

: Berbukit

Arah lereng

: 30 NE

Lereng

: 25 %

Kebatuan

: Kapur

Landuse

: Hutan

Pertumbuhan

: Subur

Vegetasi

: Kayu putih, Bambu, Jati,

Jeluk air tanah

: 15 M

Asam Pola drainase

: Dendritik

Tingakt Erosi

: Sedang

Erosi

: Alur/parit

Altitude

: 132 mdpl

Cuaca

: Cerah

Tanggal

: 06 April 2019

Letak Lintang

: S = 07°.53’36.2” E = 110°.33’

Tabel 3.2 Karakteristik Profil Fisika No. Pengamatan Lapisan I 1. Jeluk (cm) 0-35 cm 2. Nama A1 Horizon 3. Warna Tanah a. Matrik 10 YR 3/2

4.

Lapisan II 35-63 cm A2

Lapisan III >63 cm A3

10 YR ¾

10 YR 5/3

b. Karatan

-

-

-

c. Campuran

-

-

-

Lempung debuan

Lempung debuan

Tekstur

Lempung debuan

5.

Struktur a. Tipe

Gumpal membulat

Gumpal menyudut

Gumpal menyudut

b. Kelas

-

-

-

c. Derajat

-

-

-

Lekat, plastis

Lekat, plastis

Lekat, plastis

a. Ukuran

Meso, mikro

Meso

-

b. Jumlah

Sedikit

Sedikit

-

a. Jenis

Kerakal

-

-

b. Jumlah

Sedikit

-

-

c. Ukuran

-

-

-

Lapisan I

Lapisan II

Lapisan III

++

++

++

++++

++

++

+++

-

+

6

5,5

6

6.

Konsistensi

7.

Perakaran

8.

Bahan Kasar

Tabel 3.3 Karaterisktik Profil Kimia No 1.

Pengamatan Uji Khemikalia

a. BO (H2O2 10%) b. Mn (H2O2 3%) c. Kapur (HCl 2N) 10. pH H2O 11.

Catatan

Tabel 3.4 Klasifikasi Ordo Tanah Parameter

Jenis Tanah

PPT

: Rendzina

FAO

: Rendzina

Soil taxonomy

: Mollisol

Berdasarkan

praktikum

dilakukan secara dengan metode perabaan

dilakukan pada

sehingga dapat diketahui fraksi dominan

stopsite 3 yaitu pada tanah rendzina yang

penyusun tanah. Hasil yang diperoleh dari

dilakukan di Hutan Bunder Kecamatan

penentuan yang telah dilakukan tekstur

Playen,

fisiografi

tanah rendzina berupa lempung debuan.

cekungan Wonosari mempunyai landform

Penentuan tipe struktur tanah dilakukan

angkatan dengan lereng 25 % yang

pengamatan langsung terhadap bentuk dan

termasuk topografi berbukit dan arah

ukurannya dan diperoleh hasil lapisan

lerengnya 30 NE, berlitologi sedimen

pertama

marin (napalan), pola drainase dendritik.

struktur gumpal membulat dan lapisan

Praktikum dilaksanakan pada cuaca yang

kedua dan ketiga gumpal menyudut.

lapangan

dari

yang telah

Wonosari.

Pada

cerah didapatkan fisiografi berada pada

tanah

rendzina

Konsistensi

tanah

mempunyai

merupakan

atlitude 132 mdpl dengan letak lintang S =

derajat dan adhesi di antara partikel-

07°.53’36.2” LS , E = 110°.33’ BT, erosi

partikel tanah dan ketahanan masa tanah

pada tanah ini adalah alur atau parit

terhadap perubahan bentuk oleh tekanan

dengan

dan

tingkat

erosinya

sedang

dan

berbagai

kekuatan

yang

mempunyai jeluk tanah kurang dari 15 m

mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi

serta landuse berupa hutan dengan vegetasi

tanah dipengaruhi oleh struktur dan tekstur

Kayu putih, Bambu, Jati dan Asam yang

tanah. Menentukan konsistensi

pertumbuhannya subur.

dapat dilakukan dengan cara memijit tanah

Karakteristik profil pada tanah

tanah

dalam berbagai keadaan kandungan air

Rendzina yang telah diamati pada Hutan

yaitu

Bunder ini terdiri atas 3 lapisan yaitu

Selanjutnnya dipijit dengan ibu jari dan

lapisan 1 dengan kedalaman jeluk (0 – 35

jari telunjuk Pada tanah basah massa tanah

cm), lapisan 2 dengan kedalaman jeluk

dipijit lalu diamati plastisannya, kemudian

(35-63 cm) dan lapisan 3 dengan jeluk

pada tanah lembab ditentukan dengan cara

lebih dari 63 cm. Pengukuran kedalaman

meremukkan

masing-masing lapisan ini menggunakan

menggunakan telapak tangan. Berdasarkan

alat bantu Metline. Pada saat pengambilan

percobaan

sampel tanah dimulai dari lapisan bawah

diperoleh hasil pada lapisan 1 sampai 3

kemudian baru lapisan atas, dikarenakan

konsistensinya adalah lekat, plastis.

dari sampel tanah yang diambil agar tidak tercampur Selanjutnya

dari

lapisan

Penetuan

yang tekstur

kering,

lembab

massa

yang

Berdasarkan

dan

tanah

telah

dari

basah.

dengan

dilaksanakan

pengamatan

lain.

didapatkan warna tanah matrik pada

yang

lapisan 1 yaitu 10 YR 3/2, lapisan 2 yaitu

10 YR 3/4 dan lapisan 3 yaitu 10 YR 5/3.

tanah ini ditemukan hanya terdapat sedikit

Pengukuran

kerakal yang tidak terlalu mengganggu

warna

tanah

tersebut

menggunakan metode secara kuantitatif

untuk pertumbuhan tanaman.

menggunakan kartu warna Soil Munsell

Pada saat pengujian BO dari

Color Charts yang tersusun atas 3 unsur

lapisan 1 sampai 3 menunjukkan reaksi

yaitu Hue (angka 10) yang menunjukan

buih yang sedang setelah ditetesi larutan

spektrum warna dominan; Value (YR)

H2O2 10% atau dapat dilambangkan (++)

yang menunjukan tingkat kecerahan warna

sehingga kandungan bahan organik dari

dengan warna putih sebagai pembanding;

ketiga lapisan tersebut yang kandungan

dan Chroma (3/2, 3/4, dan 5/3) yang

bahan organiknya bisa dibilang sama

menunjukan tingkat kemurnian warna dan

banyak. Penambahan H2O2 3% pada tanah

derajat kekelabuan warna.

tanah rendzina lapisan 1 menunjukkan

pada

Pada tanah rendzina yang diamati

reaksi banyak karena banyak buih yang

Hutan

muncul (++++), menandakan kandungan

pengamatan

Bundar

dilakukan yang

Mn tinggi. Pada lapisan 2 diperoleh reaksi

terdapat dalam tanah yang digunakan

yang sedang (++), berati kandungan Mn di

sebagai dasar untuk memperkirakan cocok

dalam lapisan 2 tidak terlalu banyak.

tidaknya jenis tanaman terhadap jenis

Kemudian pada lapisan 3 juga terdapat

tanah tersebut dan dalamnya akar tanaman

kadar Mn yang sedang yang ditandai

dalam menembus tanah. Berdasarkan dari

dengan

pengamatan yang telah dilakukan bahwa

(++).Selanjutnya kandungan kapur pada

pada tanah rendzina ini untuk lapisan 1

ketiga

banyak terdapat akar-akar tanaman dengan

menggunkan HCl 2 N. Pada lapisan 1

ukuran yang sedang dan kecil. Selanjutnya

terdapat kandungan kapur banyak (+++),

pada

lapisan 2 tidak ditemukan kandungan

lapisan

akar-akar

ini

2

tanaman

ditemukan

akar-akar

jumlah

lapisan

(-)

dan

buih

ini

yang

dengan

lapisan

3

sedang

diuji

tanaman yang sedikit dan berukuran

kapur

sedikit

sedang. Dilihat dari ukurannya pada

mengandung kapur (+). Hal tersebut tentu

lapisan 1 yaitu kecil berati berasal dari

saja akan menyebabkan pH H2O tidak

tanaman-tanaman yang berakar serabut,

terlalu tinggi pada tanah ini, pada lapisan 1

sedangkan yang memiliki akar sedang

diperoleh pH 6, lapisan 2 diperoleh pH 5,5

seperti pohon-pohon sedang lainnya, serta

dan lapisan 3 diperoleh pH 6 menyebabkan

yang memiliki akar besar yaitu tumbuhan

tanah agak masam. Penetuan pH ini

yang mempunyai akar tunggang seperti

dilakukan secara kuantitatif menggunakan

tanaman berkayu. Serta pada pengamatan

pH Stick.

Pada tanah Rendzina di Hutan

memiliki

tekstur

lempung

seperti

Bunder, Wonosari ini menunjukkan tanah

Vertisols. Tanah ini berlitologi batuan

yang subur karena banyak tanaman yang

sedimen yang umumnya mudah melapuk

dapat tumbuh pada lahan ini baik tanaman

dan menghasilkan tanah dengan tekstir

sedang, tahunan, maupun tanaman lainnya.

lebih halus dan memiliki kandungan basa

Selain adanya bahan organik banyak

tinggi, serta daya permeabilitas rendah

dalam tanah ini ditemukan clayskin yang

sehingga mempunyai kemampuan untuk

menyebabkan tanah agak mengkilap juga

menyimpan dan menahan air yang tinggi.

terdapat

ini

Bahan induk penyusun tanah ini berupa

subur

sedimen marin yang tidak hanya terbentuk

diantara tanah-tanah yang sedang diamati

dari kapur tetapi juga dengan sedimen

karena dekomposisinya paling bagus.

sehingga tanah ini umumnya subur karena

horison

merupakan

tanah

Jadi

molik.

Tanah

yang paling

berdasarkan

pengamatan

tanahnya yang bercampur dengan pasir

dilapangan dan data yang diperoleh tanah

dan tanah lempung yang didominasi oleh

Rendzina sangat subur maka diperlukan

Montmorilonit.Menurut hasil penelitian

usaha dan teknologi untuk meningkatkan

yang dilakukan oleh Hanudin (2014) pada

potensi tanah Rendzina supaya dapat

daerah Hutan Bunder, Gunung Kidul

memaksimalkan hasil yang diperoleh atau

diperoleh data jika tanah di daerah Hutan

produktivitas, mengingat kandungan BO

Bunder memiliki kejenuhan basa >50%,

yang tinggi dan tersedianya air bawah

kadar

tanah yang cukup melimpah. Peningkatan

ketebala >7,5 cm sehngga tanah ini dapat

produktivitas lahan dengan baik dan benar

dimasukan ke dalam ordo Mollisols.

C-organik

2,5%

dan

memliki

secara ekonomis dan efisien akan dapat

Pada tanah rendzina ini memiliki

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

landform angkatan, karena hasil dari

sekitar.

pengangkatan dasar laut melalui proses Tanah

Rendzina

menurut

geologi dengan ketinggian 132 mdpl.

klasifikasi FAO/UNESCO disebut dengan

Relief tanah Rendzina di daerah ini

Rendzina, PPT-Bogor disebut Renzina dan

tergolong berbukit karena berlereng 25%

menurut Soil Taxsonomy (USDA) yaitu

.Kemiringan tanah ini menyebabkan erosi

Mollisols. Ciri dari profil tanah ini adalah

alur.

memiliki horison molik sehingga tanah

kelanjutan dari erosi lembar, erosi alur ini

ini disebut dengan tanah rendzina atau

mempunyai ciri khas adanya alur-alur pada

molik. Tanah rendzina atau merupakan

tempat mengalirnya air. Tingkat erosinya

tanah organik diatas bahan berkapur yang

masih dalam keadaan sedang tetapi apabila

Erosi

alur

terjadi

merupakan

terjadi hujan yang sangat deras kesuburan tanah akan semakin berkurang karena erosi yang terjadi alur. Tanah Rendzina di Hutan Bunder ini memiliki kandungan bahan organik yang paling tinggi dibandingkan dengan 5 tanah

yang

diamati

pada

praktikum

lapangan ini. Hal tersebut dikarenakan oleh dekomposisi yang paling bagus atau lembab dengan ketinggian yang tinggi karena suhu di daerah tersebut cukup baik untuk membentuk bahan organik. Menurut Hanudin (2014), kadar bahan organik tanah Rendzina yang berada di Hutan

Gambar 3.1 Foto Profil Stopsite 3

Bunder memiliki sifat semakin dalam jeluk

Komposisi yang utama pada tanah

tanah maka kandungan bahan organiknya

ini berupa kapur. Menurut Hanudin (2014)

semakin rendah dengan data <20 cm BO

pada

4,5%, 20-40 cm BO 1,8%, 40-80 cm BO

mengandung kadar Ca sebesar 7 cmol/kg,

0,8%. Pada lahan yang subur kaya akan

30-50 cm mengandung Ca 6 cmol/kg, dan

bahan

untuk

50-80 cm mengandung kadar Ca 10

vegetasi perkebunan hutan yang terdapat

cmol/kg. Kandungan kapur yang berada

tanaman jati, rumput gajah, kalanjana,

pada tanah Rendzina mempengaruhi kadar

kayu putih dan lain-lain yang dapat

pH

tumbuh dengan baik. Tanah rendzina

Hanudin (2014) didapat data pH semakin

mempunyai warna tanah yang gelap yaitu

dalam jeluk tanah maka nilai pHnya akan

hitam, warna hitam tersebut dipengaruhi

semakin tinggi. Pada jelum 0-30 cm

oleh kadar lengas tanah.

memiliki nilai pH 7,6, 30-60 cm memiliki

organik

ini

digunakan

kedalaman

tanah.

jeluk

Menurut

10-30

hasil

CM

penelitian

pH 7,8, 60-75 cm memiliki nilai pH 8,2. Hasil ini berbeda dengan data yang didapat dengan nilai pH rata-rata 6. Hal ini terjadi diakibatkan bercampurnya bahan organik dari seresah yang berasal dari lapisan atas sehingga menurunkan nilai pH tanah.

IV.

KESIMPULAN

lempung. Ciri dari profil tanah ini adalah

Tanah yang berada di Hutan Bunder

horison molik. Tanah rendzina paling

mempunyai jenis tanah mollisols yang

subur diantara tanah yang diamati, hutan

klasifikasi tanah menurut PPT yaitu tanah

banyak ditumbuhi oleh berbagai macam

renzina dan FAO yaitu rendzina. Tanah

tanaman seperti tanman jati, kayu putih,

rendzina merupakan tanah organik diatas

asam, rumput gajah, dan semak belukar.

bahan berkapur yang memiliki tekstur

DAFTAR PUSTAKA Darmawijaya, M. I. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hanudin, E. 2014. Pembaruan Agroforestri Indonesia. Seminar Nasional Agroforestri III. UGM. Yogyakarta Kabala, C. 2018. Rendzina (rêdzina) – Soil of the Year 2018 in Poland. Introduction to origin, classification and land use of rendzinas. Soil Science Annual. Vol 69 (2) : 63-74 Michowka, A., M. Drewnik. 2018. Rendzina soils in the Tatra Mountains, central Europe: a review. Soil Science Annual. Vol 69 (2) : 88-100 Mustafa, M., A. Ahmad, M. Anshar dan M. Syariffudin. 2012. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Universitas Hasanudin. Makassar Ozsoy, G., and E. Aksoy. 2012. Genesis and classification of same Mollisols developed under forest vegetation in Bursa, Turkey. International Journal of Agriculture and Biology. Vol 4 (1): 75-80

Putra, S.W., A.M. Prabowo, M.L. Rayes. 2014. Studi tingkat perkembangan tanah pada toposekuen gunung Anjasmoro. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.Vol 1. Svjetlana, R., D. Aleksandar, N. Nataša. 2018. Humus Composition of Rendzina Soils in Different Environmental Conditions of Serbia. Technical Sciences. Vol 19 (1) : 57-64

LAMPIRAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAPANGAN DASAR-DASAR ILMU TANAH STOPSITE IV Vertisols Playen

Disusun oleh: 1. Irna Auliauzzakia

(15351)

2. Muhammad Syafiq

(15354)

3. Yumna Hanifa Setya

(15527)

4. Millenia Linjani

(15649)

5. Daragita Fanny Fadilla

(15778)

Golongan/kelompok

: A4 / 1

Asisten : Ihda Muhammad Anshari

LABORATORIUM TANAH UMUM DEPARTEMEN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019

STOPSITE IV Vertisols Playen ABSTRAK Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan di Daerah Playen, Gunung Kidul pada tanggal 6 April 2019. Pada praktikum stopsite keempat ini jenis tanah yang diamati adalah jenis Vertisols atau nama lainnya Grumusol. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil dari tanah Vertisols dengan mengenali sifat dan ciri dari tanah tersebut. Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini antara lain seperti Borlist, klinometer, GPS, meteran, palu pedologi, kompas, Soil Munsell Color Chart, pH stik dan bahan yang digunakan antara lain seperti aquadest, HCL 2 N, H 2O2 10 % dan H2O2 3%. Pengamatan pada praktikum ini meliputi morfologi tapak, klasifikasi profil dan klasfikasi ordo dari tanah Vertisols atau Grumusol dengan melihan sifat dan ciri kenampakan dari tanah tersebut. Hasil pengamatan yang diperoleh di stopsite keempat ini adalah Vertisols memiliki 4 lapisan, bertekstur lempung debuan, tidak memiliki tekstur (amorf), mempunyai konsistensi lekat dan plastis, memiliki perakaran yang beragam, pH sebesar 6 – 7, kandungan bahan organik yang semakin ke dalam semakin sedikit, kandungan Mn yang semakin ke dalam semakin banyak, serta kandungan kapur yang berbeda di setiap lapisan. Kata Kunci: Klasifikasi Profil, Morfologi Tapak, Vertisols

I.

(30–95% fraksi lempung) tanah yang

PENGANTAR

Vertisols

adalah

yang

sangat keras dengan retakan terbuka lebar

dicirikan oleh kandungan lempung tipe

selama musim kemarau (Pierre et. al.,

montmorillonite

2019).

yang

tanah

tinggi.

Tanah

lempung ini sangat lekat ketika basah dan

Vertisols

berpotensi

untuk

pertanian

karena

sangat keras ketika kering. Tanah ini dapat

penggunaan

mengembang ketika basah dan retak ketika

memiliki status kesuburan yang relatif baik

kering, tetapi umumnya subur. Tipe ini

dengan

terdapat di daerah basah musiman di

(KTK)

wilayah yang kering (Kartikasari et. al.,

kapasitas penampung air, dan pH (mis. PH

2013). Vertisols adalah tanah hitam dan

6-8.5). Sementara itu, ketersediaan fosfor

subur, dapat terbentuk dari berbagai

dalam Vertisols kering umumnya rendah

macam bahan induk tanah, mineral liatnya

karena fosfor terikat oleh Ca, dan jumlah

didominasi oleh smektit, dan mempunyai

K yang tersedia juga rendah (Syamsiah et.

sifat

kering

al., 2017). Kemampuan pengikatan air

Vertisols

yang tinggi dari Vertisols adalah karena

menunjukkan potensi penyusutan yang

kandungan tanah liat yang tinggi yang

besar, yang mengarah ke formasi retakan

dapat mencapai lebih dari 30% di semua

surficial yang membuka dan menutup

horizon

secara berkala dengan kelembaban tanah

montmorillonite

bervariasi, dan agregat berbentuk baji dan /

Montmorillonite adalah mineral lempung

atau sisi yang licin pada kedalaman.

yang

yang

retak-retak

(Wahyuningrum,

2017).

bila

Vertisols adalah tanah lempung yang berat

lahan

Kapasitas

Pertukaran

yang tinggi,

dengan

memiliki

Kation

kejenuhan basa,

mineral (FAO,

ukuran

sangat

utama 1990).

kecil

sehingga

luas

permukaan

tanah

liat

menjadi tinggi (Masria et. al., 2018). Vertisols

memiliki

Yogyakarta. Alat yang digunakan pada praktikum

lempung

Munsell

ini

adalah

Color

boardlist,

Chart,

GPS

Soil

(Global

kembang kerut di bawah kondisi iklim

Position System), pH stik, klinometer, palu

yang berbeda. Mereka dapat ditemukan di

pedologi, belati, alat tulis, cepuk pH,

zona tropis dan subtropis. Mereka juga

sekop, dan kamera. Bahan-bahan yang

dapat ditemukan di rezim temperatur

digunakan pada praktikum ini

dingin. Vertisols biasanya berwarna sangat

akuades, H2O2 3%, H2O2 10%, HCl 2N,

gelap, dengan kandungan bahan organik

serta tanah yang ada di daerah Playen.

yang sangat bervariasi (1 - 6%) di

Praktikan

dibagi

menjadi

3

permukaan (Everest & Ozcan, 2016).

kelompok

Vertisol

yang

mengamati profil tanah, morfologi tapak,

ini

dan khemikalia. Pengamatan profil tanah

membentuk retakan yang sangat dalam

dilakukan dengan cara membuat profil

dari permukaan ke bawah saat mengering,

tanah dengan lebar dan panjang sekitar 1-

yang terjadi hampir selama bertahun-tahun

1,5 meter dengan kedalaman sekitar 2

(ISRIC, 2013).

meter. Profil tanah yang dibuat harus baru,

berasal

dari

dibolak-balikkan.

Praktikan

lempung

tanah-tanah

masing-masing

seorang

tidak terkena sinar matahari langsung,

dapat

tidak terendam air, serta harus mewakili

menentukan karakteristik tanah secara

atau representatif. Pada pengamatan profil

langsung

tersebut

tanah, yang pertama dilakukan adalah

dikarenakan setelah lulus dari bangku

penentuan horizon tanah dengan cara

kuliah yang akan dihadapi praktikan

dibedakan menurut warna tanah. Tanah

adalah tanah yang ada di lapangan. Oleh

yang berbeda berarti menempati lapisan

karena

ini

yang berbeda. Setelah horizon tanah

untuk

ditentukan, selanjutnya adalah penentuan

mengenalkan jenis tanah yang ada di

warna tanah menggunakan Soil Munsell

daerah Playen, Gunung Kidul kepada para

Color Chart, konsistensi, struktur dan

praktikan.

tekstur

mahasiswa

pertanian

di

itu,

dilakukan

sebagai

untuk

adalah

lapangan.

praktikum dengan

harus

Hal

lapangan tujuan

tanah

menggunakan

metode

II. METODOLOGI Praktikum Lapangan Dasar-Dasar

kualitatif, jenis perakaran yang ada di

Ilmu Tanah Site 4 dilaksanakan pada hari

bahan kasar. Pengamatan morfologi tapak

Sabtu, 6 April 2019 di daerah Playen,

meliputi lokasi, fisiografi, topografi, lereng

Gunung

menggunakan

Kidul,

Daerah

Istimewa

tanah tersebut, serta ada atau tidaknya

klinometer

yang

ditembakkan

searah

tempat

tanah. Buih yang muncul pada tanah

pembuatan profil tanah, landuse, vegetasi,

tersebut diamati dan dibandingkan antar

pola drainase, erosi, cuaca, letak lintang

lapisan kemudian dicatat di boardlist.

yang diukur menggunakan GPS, kode

Penentuan kandungan Mn pada tanah

tapak, landform, litologi, arah lereng

menggunakan cara yang sama dengan

menggunakan kompas yang ditembakkan

penentuan bahan organik tanah hanya saja

ke arah lokasi pembuatan profil tanah,

H2O2 10% diganti dengan H2O2 3%.

kebatuan, pertumbuhan, jeluk air tanah,

Begitu juga dengan penentuan kandungan

tingkat

tanggal

kapur tanah sama dengan penentuan

pengamatan. Uji khemikalia dilakukan

kandungan bahan organik dan kandungan

dengan cara tanah pada tiap lapisan di

Mn

pembuatan profil tanah diambil. Masing-

menggunakan HCl 2N. penentuan pH

masing tanah dibagi menjadi 4 bagian.

tanah dilakukan dengan cara bagian tanah

Setiap bagian dilakukan pengujian untuk

pada setiap lapisan diletakkan pada cepuk

kadar bahan organik, kandungan Mn,

pH. Aquadest ditambahkan ke dalamnya

kandungan kapur tanah, dan pH tanah.

dengan perbandingan 1 : 2,5. Pengukuran

Penentuan

kandungan

pH dilakukan dengan pH stik. Saat

dilakukan

dengan

erosi,

dengan

altitude,

dan

bahan

cara

organik

H2O2

10%

dengan

pengukuran

khemikalianya

pH

jangan

diteteskan sebanya 3 tetes ke salah satu

mengenai

bagian tanah pada masing-masing lapisan

diperoleh dicatat di boardlist.

III.

tanah.

stik

Semua

diganti

sampai

hasil

yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.1 Morfologi Tapak Pengamatan Nama Pengamat

Hasil Kelompok 1 Golongan A4

Pengamatan

Hasil

Kode

Stopsite 4 Angkatan

Lokasi

Playen, Gunung Kidul

Landform

Fisiografi

Cekungan Wonosari

Litologi

Topografi

Datar

Arah Lereng

135 ES

Lereng

8%

Kebatuan

<1% (sangat rendah)

Landuse

Tegalan

Pertumbuhan

Baik

Vegetasi

Jagung, Pepaya, Pisang,

Jeluk Air Tanah

5m

Sedimen marin (napalan)

Jati Pola Drainase

Dendritik

Tingkat Erosi

Rendah

Erosi

Lembar

Altitude

160 mdpl

Cuaca

Cerah

Tanggal

6 April 2019

Letak Lintang

S 07˚ 58’ 28,5” E 110˚ 32’ 39,1”

Tabel 4.2 Karakteristik Profil Fisika No

Pengamatan

Lapisan I

Lapisan II

Lapisan III

Lapisan IV

1

Jeluk (cm)

0 – 26

26 – 52

52 – 75

>75

2

Nama Horizon

A

A

A

C

Warna Tanah

Hitam

Hitam

Hitam

Hitam

d. Matrik

10 YR 3/1

10 YR 3/1

10 YR 3/1

10 YR 3/1

e. Karatan

-

-

-

-

f. Campuran

-

-

-

-

Lempung

Lempung

Debuan

Debuan

3

4 Tekstur

Lempung Debuan

Geluh Lempung Debuan

Struktur 5

6

d. Tipe

Amorf

Amorf

Amorf

Amorf

e. Kelas

-

-

-

-

f. Derajat

-

-

-

-

Tidak Lekat,

Lekat,

Plastis

plastis

Konsistensi

Sangat Lekat, Plastis

Lekat

Perakaran Meso, 7

c. Ukuran

Meso, Mikro

Mikro, Makro

d. Jumlah

Meso, Mikro, Makro,

Mikro

Banyak

Sedikit

Sedikit

Sedikit

d. Jenis

-

-

-

-

e. Jumlah

-

-

-

-

f. Ukuran

-

-

-

-

Bahan Kasar 8

Tabel 4.3 Karakteristik profil kimia No

Pengamatan

Lapisan I

Lapisan II

Lapisan III

Lapisan IV

+++

+++

++

+

++

++

+++

++++

+++

++

++

++++

6

6

7

7

Uji Khemikalia d. BO (H2O2 10%) 1

e. Mn (H2O2 3%) f. Kapur (HCl 2N)

2

pH H2O

Tabel 4.4 Klasifikasi tanah

Pada

Parameter

Jenis Tanah

PPT

Grumusol

FAO

Grumusol

Soil Taxonomy

Vertisols

stopsite

keempat

yang

Daerah kawasan Playen memiliki

dikunjungi dalam praktikum lapangan ini

landuse

berlokasi di daerah kawasan Playen,

tersebut ditunjukkan dengan vegetasi yang

Gunung

Istimewa

dominan adalah Jagung. Pola drainase dari

Yogyakarta termasuk dalam fisiografi

daerah kawasan ini adalah dendritik dan

cekungan Wonosari. Jenis tanah yang

memiliki jeluk air tanah sekitar 5 meter.

didapat pada stopsite ini adalah jenis

Praktikum dilakukan pada siang hari

Vertisols.

pada

dengan cuaca cerah. Jenis erosi yang

topografi datar, dengan kelas lereng 8%,

terjadi di daerah tersebut adalah lembaran.

serta arah lereng 135 ES. Landform-nya

Pertumbuhan vegetasi di daerah ini juga

berupa

termasuk dalam golongan yang subur.

Kidul,

Stopsite

angkatan,

Daerah

ini

terletak

litologinya

adalah

sedimen marine (napal), dan memiliki

sebagai

daerah

Berdasarkan

tegalan,

hal

pengamatan

ketinggian sekitar 160 meter di atas

karakteristik profil, diperoleh hasil bahwa

permukaan air laut.

di daerah kawasan ini terdapat 2 horizon

yang ditemukan yaitu horizon A (A1, A2,

Vertisols diperoleh hasil paling sedikit

A3) dan horizon C, ini karena tanah

pada lapisan I dan II. Sedangkan pada

Vertisols mengalami pedoturbasi yang

lapisan III dan IV kandungan Mn semakin

menyebabkan

tanah

banyak. pH H2O hasil pengamatan di

hilang. Klasifikasi warna tanah diamati

lapangan yaitu pada lapisan I dan II

menggunakan SMCC (Soil Munsell Color

sebesar 6, sedangkan pada lapisan III dan

Chart), diperoleh hasil warna lapisan I –

IV sebesar 7. Hasil tersebut sesuai dengan

IV adalah 10 YR 3/1 (Very Dark Grey /

penelitian yang dilakukan Juita (2016)

abu-abu

yang

yaitu bahwa reaksi tanah pada semua profil

diperoleh dari hasil pengamatan dari

umumnya tergolong agak masam hingga

lapisan I, III, dan IV adalah lempung

netral dengan kisaran pH H2O 5.8 - 7.6.

debuan, lapisan II geluh lempung debuan.

Kandungan kapur pada Vertisols diuji

Sementara untuk struktur diperoleh hasil

menggunakan

dari lapisan I sampai IV yaitu amorf (tidak

diperoleh hasil bahwa di setiap lapisan

berstruktur

pada

terdapat kapur. Hal ini sesuai dengan

Vertisols sesuai dengan pengamatan pada

penelitian yang dilakukan oleh Utomo

lapisan I mempunyai tipe perakaran meso

(2016) Pada setiap kedalaman terdapat ka-

dan mikro dengan jumlah banyak, lapisan

pur yang ditandai buih ketika ditetesi HCl

II

10%.

horizon-horizon

gelap).

dan

Tekstur

tetap).

lapisan

III

tanah

Perakaran

mempunyai

tipe

perakaran meso, mikro, dan makro dengan jumlah sedikit. Sedangkan lapisan 4 memiliki tipe perakaran mikro dengan jumlah sedikit. Berdasarkan Vertisols

memiliki

pengamatan, kandungan

bahan

organik paling banyak pada lapisan ke I dan II. Sedangkan pada lapisan ke III dan IV kandungan bahan organik semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Utomo

(2016),

kandungan

semakin

bahan

ke

organik

bawah semakin

menurun, karena bahan organik tidak tercuci (eluviasi) kecuali dalam bentuk koloid humus. Kandungan Mn pada

larutan

HCl

2N

dan

Tanah

pada

stopsite

ke-4

digolongkan ke dalam tanah Grumusol (FAO dan PPT) atau Vertisols (Soil Taxonomy) karena memiliki ciri berwarna gelap, mempunyai kandungan dominan lempung, dengan horizon A dan C sesuai dengan pernyataan Subardja et. al. (2016) bahwa Grumusol mempunyai susunan horizon AC, berwarna gelap, mempunyai kadar lempung > 30% setebal 50 cm dari permukaan tanah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sunarminto dan Santosa (2008), tanah di Kecamatan Playen adalah tanah Vertisols yang memiliki matrik warna 7,5 YR 3/2 dan mempunyai tekstur lempung. Hal ini tidak sama dengan hasil yang diperoleh pada saat pengamatan lapangan. Hal tersebut bisa terjadi karena sesungguhnya tidak ada tanah yang benarbenar sama, sekalipun itu tempatnya berdekatan. IV. KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, jenis tanah di daerah Playen, Gunung Kidul termasuk ke dalam jenis tanah Grumusol (PPT dan FAO) atau Vertisols (Soil Taxonomy).

DAFTAR PUSTAKA Everest,

T., H. Ozcan. 2016. The properties and comparison of the vertisol soils formed on different physiographies. PONTE International Journal of Sciences and Research 12: 149 – 170

Food and Agriculture Organization. 1990. Soil Map The World,1 : 5.000.000. Vol.1,Legend (Legend Sheet and Memoir), Paris. ISRIC World Soil Information. 2013. Vertisols. https://www.isric.org/sites/default /files/major_soils_of_the_world/s et3/vr/vertisol.pdf diakses tanggal 10 April 2019 Juita, Nirmala. 2016. Karakteristik dan genesis vertisol hitam dan merah di Kabupaten Jeneponto. Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Kartikasari, S. N., A. J. Marshall, B. M. Beehler. 2013. Ekologi Papua. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta. Hal 94 Masria, C. Lopulisa, H. Zubair, and B. Rasyid. 2018. Effect of biochar and water level on increasing availability and water use efficiency for maize in vertisol from Jeneponto South Sulawesi. International Journal of Environment, Agriculture and Biotechnology (IJEAB) 3: 1064 – 1070 Pierre, T. J., A. T. Primus, B. D. Simon, Z. Z. Philemon, G. Hamadjida, A. Monique, N. J. Pierre, and B. D. Lucien. 2019. Characteristics, classification and genesis of vertisols under seasonally contrasted climate in the Lake Chad Basin, Central Africa.

Journal of African Earth Sciences 150: 176 – 193 Subardja, D., S. Ritung, M. Anda, Sukarman, E. Suryani, dan R.E. Subandiono. 2016. Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional. Edisi Ke-2. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. 60 hal Sunarminto, B. H. dan H. Santosa. 2008. Daya mengembang dan mengerut montmorillonit: pengaruh intensitas curah-embun terhadap pengolahan tanah vertisol di Kecamatan Tepus dan Playen , Pegunungan Seribu Wonosari riset laboratorium. AGRITECH 1: 1–8 Syamsiyah, J., Sumarno, Suryono, N. E. M. Rajab and I. Aryaningrum. 2017. The effects of mixed source fertilizer application on vertisol fertility and growth of mustard. J Trop Soils 3: 139-148 Utomo, Dwiyono Hari. 2016. Morfologi profil tanah vertisol di Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi 2: 47-57 Wahyuningrum, Nining. 2017. Prediksi debit dan sedimen pada das berhutan jati dengan pemodelan jaringan syaraf tiruan (artificial neural network). Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 1, 73-89

LAMPIRAN

Gambar 4.1 Pengamtan Tanah Stopsite 4

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAPANGAN DASAR-DASAR ILMU TANAH STOPSITE V Ultisols Mulo, Gunung Kidul

Disusun oleh: 1. 2. 3. 4. 5.

Irna Auliauzzakia Muhammad Syafiq Yumna Hanifa Setya Millenia Lianjani Daragita Fanny Fadilla

Golongan/kelompok

(15351) (15354) (15527) (15649) (15778)

: A4 / 1

Asisten : Ihda Muhammad Anshari

LABORATORIUM TANAH UMUM DEPARTEMEN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019

STOPSITE V Ultisols Mulo, Gunung Kidul ABSTRAK Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan di Daerah Mulo, Gunung Kidul pada tanggal 6 April 2019. Pada praktikum stopsite kelima ini jenis tanah yang diamati adalah jenis Ultisol atau nama lainnya Latosol. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil dari tanah Ultisol dengan mengenali sifat dan ciri dari tanah tersebut. Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini antara lain seperti Borlist, klinometer, GPS, meteran, palu pedologi, kompas, Soil Munsell Color Chart, pH stik dan bahan yang digunakan antara lain seperti aquadest, HCL 2 N, H 2O2 10 % dan H2O2 3%. Pengamatan pada praktikum ini meliputi morfologi tapak, klasifikasi profil dan klasfikasi ordo dari tanah Ultisol atau Latosol dengan melihat sifat dan ciri kenampakan dari tanah tersebut. Hasil pengamatan yang diperoleh di stopsite kelima ini adalah Ultisol memiliki 5 lapisan, bertekstur lempung debuan, mempunyai konsistensi agak lekat dan agak plastis, memiliki perakaran meso dan mikro, pH sebesar 4-5, kandungan bahan organik yang semakin ke dalam semakin sedikit, kandungan Mn yang semakin ke dalam semakin banyak, serta kandungan kapur yang berbeda di setiap lapisan. Kata Kunci: Klasifikasi Profil, Morfologi Tapak, Ultisol

pemahaman tentang sifat morfologi

I. PENGANTAR Tanah mineral

merupakan

dan

bahan

kumpulan

organik

yang

tanah, yaitu sifat-sifat tanah yang dicerminkan

oleh

susunan

menyusun sebagian besar daratan, dan

horizon/lapisan tanah, serta sifat-sifat

mampu menumbuhkan tanaman serta

fisik, kimia, mineralogi dan biologi

sebagai tempat hidup makhluk hidup

masing-masing

lainnya. Tanah juga merupakan lapisan

ditunjang dengan data da informasi

permukaan bumi yang secara fisik

tentang rezim lengas dan suhu tanah.

berfungsi

Untuk

sebagai

tempat

tumbuh

horizon

menentukan

tersebut,

sifat

morfologi

berkembangnya perakaran penampang

tanah, maka tanah harus digali, karena

tegak

sifat-sifat tersebut terletak di bawah

tumbuhnya

tanaman

dan

menyuplai kebutuhan air dan udara

tanah.

(Hanafiah & Ali, 2008). Pembentukan

pengamatan sifat morfologi tanah harus

tanah secara umum dipengaruhi oleh

dilakukan dengan membuat profil tanah

beberapa faktor, salah satunya adalah

di lapangan dengan cara menggali tanah

bahan

tanah

berukuran kurang lebih panjang 2

berbeda antara satu tempat dengan

meter, lebar 2 meter dan dalam 2 meter

tempat yang lain. Untuk itu, diperlukan

atau

pengamatan profil tanah di lapangan

penghambat perakaran (batuan kukuh,

sehingga dapat diketahui klasifikasi

duripan,

masing-masing tanah.

Selain dengan cara membuat lubang,

induk.

Untuk klkasifikasi

Bahan

induk

Agar

hingga

dapat

melakukan

kedalaman

petrokalsik

profil

dan

lapisan

lain-lain).

dapat

melakukan

pengamatan

tanah

dapat

tanah,

diperlukan

dilakukan pada tebing jalan, atau tebing

parit/sungai.

Sebelum

dilakukan

liat. Smektit juga dapat hadir jika

pengamatan, salah satu sisi permukaan

mereka

harus dibershikan terlebih dahulu dan

interlayered. Aluminium

diratakan dengan menggunakan alat

diekstrak biasanya tinggi kecuali dalam

penggali (sekop) agar permukaan yang

Paleudults dan kelompok kelompok

diamati menampakkan lapisan/horizon

pucat lainnya (United State Department

tanah secara jelas (Rayes, 2017).

of Agriculture, 2010).

Praktikum lapangan ini membantu

masuk

bahan

induk

yang bisa

Ciri morfologi yang penting pada

kita dalam menentukan jenis tanah

Ultisol

membandingkan dengan teori yang ada.

fraksi lempung dalam jumlah tertentu

Hasil dari pengamatan langsung stop

pada horizon seperti yang disyaratkan

site

dalam Soil Taxonomy. Horizon tanah

II di

diketahui

Patuk,

jenis

Gunung Kidul,

tanahnya

termasuk

adalah

dengan

adanya

peningkatan

peningkatan

liat

tersebut

Ultisol. Ultisol merupakan salah satu

dikenal sebagai horizon argilik (Natural

jenis

Resources

tanah

di

Indonesia

yang

Conservation

mempunyai sebaran luas mencapai

(USDA),

45.794.000 ha atau sekitar 25% dari

tanah perlu diketahui sebgai salah satu

total luas daratan Indonesia (Syahputra

bagian

et al., 2015). Tanah Ultisol merupakan

pertanian. Oleh karena itu, praktikum

salah satu ordo tanah yang paling

lapangan ini dilakukan dengan tujuan

umum di daerah tropis (Fatai et al.,

untuk mempelajari jenis tanah yang ada

2017). Ultisol paling luas di iklim yang

di daerah Playen, Gunung Kidul kepada

hangat dan lembab itu memiliki defisit

para praktikan.

curah hujan musiman. Mereka terutama

2012).

Service

Informasi

kompetensi

II.

tentang

mahasiswa

METODOLOGI

di Pleistosen atau permukaan yang lebih

Praktikum Lapangan Dasar-Dasar

tua. Mereka terbentuk sangat lebar

Ilmu Tanah Site V dilaksanakan pada

berbagai bahan induk, tetapi sangat

hari Sabtu, 6 April 2019 di daerah

sedikit memiliki banyak primer mineral

Mulo, Gunung Kidul, Daerah Istimewa

yang mengandung basa selain beberapa

Yogyakarta. Alat yang digunakan pada

mikas. Beberapa dari mereka hanya

praktikum ini adalah boardlist, Soil

sedikit yang memiliki persediaan basa

Munsell Color Chart, GPS (Global

yang dibudidayakan secara intensif.

Position System), pH stik, klinometer,

Tanah

dan

palu pedologi, belati, alat tulis, cepuk

aluminium- adalah umum dalam fraksi

pH, sekop, dan kamera. Bahan-bahan

liat

Kaolin,

gobbsite,

yang digunakan pada praktikum ini

menggunakan kompas yang ditembakkan

adalah akuades, H2O2 3%, H2O2 10%,

ke arah lokasi pembuatan profil tanah,

HCl 2N, serta tanah yang ada di daerah

kebatuan, pertumbuhan, jeluk air tanah,

Playen.

tingkat

Praktikan

dan

tanggal

pengamatan. Uji khemikalia dilakukan

masing-masing

dengan cara tanah pada tiap lapisan di

mengamati profil tanah, morfologi tapak,

pembuatan profil tanah diambil. Masing-

dan khemikalia. Pengamatan profil tanah

masing tanah dibagi menjadi 4 bagian.

dilakukan dengan cara membuat profil

Setiap bagian dilakukan pengujian untuk

tanah dengan lebar dan panjang sekitar 1-

kadar bahan organik, kandungan Mn,

1,5 meter dengan kedalaman sekitar 2

kandungan kapur tanah, dan pH tanah.

meter. Profil tanah yang dibuat harus baru,

Penentuan

kandungan

tidak terkena sinar matahari langsung,

dilakukan

dengan

tidak terendam air, serta harus mewakili

diteteskan sebanya 3 tetes ke salah satu

atau representatif. Pada pengamatan profil

bagian tanah pada masing-masing lapisan

tanah, yang pertama dilakukan adalah

tanah. Buih yang muncul pada tanah

penentuan horizon tanah dengan cara

tersebut diamati dan dibandingkan antar

dibedakan menurut warna tanah. Tanah

lapisan kemudian dicatat di boardlist.

yang berbeda berarti menempati lapisan

Penentuan kandungan Mn pada tanah

yang berbeda. Setelah horizon tanah

menggunakan cara yang sama dengan

ditentukan, selanjutnya adalah penentuan

penentuan bahan organik tanah hanya saja

warna tanah menggunakan Soil Munsell

H2O2 10% diganti dengan H2O2 3%.

Color Chart, konsistensi, struktur dan

Begitu juga dengan penentuan kandungan

tekstur

metode

kapur tanah sama dengan penentuan

kualitatif, jenis perakaran yang ada di

kandungan bahan organik dan kandungan

tanah tersebut, serta ada atau tidaknya

Mn

bahan kasar. Pengamatan morfologi tapak

menggunakan HCl 2N. penentuan pH

meliputi lokasi, fisiografi, topografi, lereng

tanah dilakukan dengan cara bagian tanah

menggunakan

yang

pada setiap lapisan diletakkan pada cepuk

tempat

pH. Aquadest ditambahkan ke dalamnya

pembuatan profil tanah, landuse, vegetasi,

dengan perbandingan 1 : 2,5. Pengukuran

pola drainase, erosi, cuaca, letak lintang

pH dilakukan dengan pH stik. Saat

yang diukur menggunakan GPS, kode

pengukuran

untuk

tanah

ditembakkan

menjadi

altitude,

3

kelompok

dibagi

erosi,

menggunakan

klinometer searah

dengan

tapak, landform, litologi, arah lereng

dengan

bahan

cara

H2O2

khemikalianya

pH

stik

organik

jangan

10%

diganti

sampai

mengenai diperoleh

tanah. dicatat

Semua di

hasil

yang

boardlist.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.1 Morfologi Tapak Pengamatan Nama Pengamat

Hasil

Pengamatan

Hasil

Kode

Stopsite 5

Kelompok 1 Golongan A4

Perbukitan akibat

Lokasi

Mulo, Gunung Kidul

Landform

Fisiografi

Pegunungan Seribu

Litologi

Sedimen marin (koral)

Topografi

Berbukit

Arah Lereng

126˚ ES

Lereng

33%

Kebatuan

Koral

Landuse

Agroforest

Pertumbuhan

Subur

Jeluk Air Tanah

30 m

Vegetasi

Kacang tanah, Jati, Jagung, Singkong

Angkatan

Pola Drainase

Dendritik

Tingkat Erosi

Sedang

Erosi

Parit/Alur

Altitude

160 mdpl

Cuaca

Cerah Berawan

Tanggal

6 April 2019

Letak Lintang

S : 08˚ 02’ 04,5” E : 110˚ 36’ 03,8”

Tabel 4.2 Karakteristik Profil Fisika No

Pengamatan

Lapisan I

Lapisan II

Lapisan III

Lapisan IV

Lapisan V

0 – 25

25 – 58

58 – 93

93 - 118

>118

A

A

A

C

g. Matrik

2,5 YR 5/4

2,5 YR 4/6

2,5 YR 3/4

2,5 YR 4/6

2,5 YR 3/6

h. Karatan

-

-

-

-

-

i. Campuran

-

-

-

-

-

Lempung

Lempung

Lempung

Lempung

Lempung

Debuan

Debuan

Debuan

Debuan

Debuan

Gumpal

Gumpal

Gumpal

Gumpal

Gumpal

Menyudut

Menyudut

Menyudut

Menyudut

Menyudut

-

-

-

-

-

1

Jeluk (cm)

2

Nama Horizon Warna Tanah

3

4

Tekstur Struktur

5

g. Tipe h. Kelas

i. Derajat

-

-

Agak Lekat, Agak Lekat, 6

Konsistensi

-

-

-

Lekat,

Agak Lekat,

Lekat, Plastis

Agak

Agak

Sangat

Agak

Plastis

Plastis

Plastis

Plastis

e. Ukuran

Meso

Mikro

Mikro

Mikro

Mikro

f. Jumlah

Banyak

Banyak

Sedikit

Sedikit

Sedikit

g. Jenis

-

-

-

-

h. Jumlah

-

-

-

-

i. Ukuran

-

-

-

-

Perakaran 7

Bahan Kasar 8

Tabel 4.3 Karakteristik profil kimia No

Pengamatan

Lapisan I

Lapisan II

Lapisan III

Lapisan IV

Lapisan V

++

++

++

+

-

+++

+++

++++

+++

+++++

++

-

-

-

-

5

5

4,5

4

5

Uji Khemikalia g. BO (H2O2 10%) 1

h. Mn (H2O2 3%) i. Kapur (HCl 2N)

2

pH H2O

Tabel 4.4 Klasifikasi tanah Parameter

Jenis Tanah

PPT

Latosol

FAO

Luxisol

Soil Taxonomy

Ultisol Pegunungan Seribu. Untuk topografinya

Pengamatan

di

Stop

Site

V

termasuk berbukit karena lokasinya yang

dilakukan di Mulo, Gunung Kidul. Pada

naik

saat pengamatan profil tanah cuacanya saat

agroforest dengan vegetasi yang ada

itu cerah berawan. Hasil pengamatan

disekitar profil berupa kacang tanah, jati,

terhadap morfologi tapak diketahui bahwa

jagung, dan singkong. Pola drainasenya

fisiografi

dendritik karena di wilayah Yogyakarta

lokasi

pengamatan

berupa

turun.

Landusenya

merupakan

terdapat banyak sungai yang bercabang-

5/4, 4/6, ¾, 4/6, dan 3/6. Tekstur lapisan

cabang sehingga bentuknya seperti dendrit.

pertama sampai lapisan kelima merupakan

Erosinya merupakan erosi parit atau alur.

lempung debuan. Hal ini sesuai dengan

Litologi pada profil ini berupa sedimen

pernyataan Fungo et al., (2017) yang

marin dengan kebatuan koral. Bila dilihat

menyatakan bahwa tanah ultisol memiliki

keadaan sekitar, pertumbuhan vegetasi

kada lempung yang tinggi. Struktur lapisan

disekitarnya subur. Pada profil tersebut

tanahnya memiliki tipe gumpal menyudut

tingkat erosinya sedang dikarenakan lokasi

dengan kelas yang halus dan derajatnya

dari profil tersebut. Dengan pola drainase

agak kuat pada tiap lapisan. Tiap lapisan

yang dendritik dan erosi yang berupa parit

memiliki konsistensi mulai dari lekat,

walaupun jenis tanahnya lempung tidak

lekat/plastis, dan lekat plastis. Konsistensi

begitu terpengaruh oleh erosi yang terjadi.

ini dipengaruhi oleh erosi yang terjadi dan

Meskipun tanah di daerah ini subur, tetapi

kandungan

hanya

lokasi

Mengenai ukuran perakaran, lapisan I

penanaman pohon jati yang menjadi

memiliki ukuran perakaran meso dengan

vegetasi utama. Lokasi ini kemungkinan

jumlahnya banyak, lapisan II memiliki

diperuntukkan untuk berladang, karena

ukuran perakaran mikro dalam julah yang

dapat ditumbuhi kacang tanah. Selain itu,

banyak, serta lapisan

jeluk air tanah cukup dalam sekitar 30

memiliki ukuran perakaran mikro dan

meter

jumlahnya sedikit.

digunakan

dikarenakan

sebagai

lokasinya

yang

berbukit, dan altitudenya 160 meter diatas permukaan laut. Pada

lempung

yang

sedikit.

III hingga

V

Ketika diuji dengan khemikalia BO dengan H2O2 10% tiap lapisan tanah

pengamatan

terhadap

menunjukkan hasil yang berbeda dengan

karakteristik profilnya, tanah ini memiliki

jumlah positif 1 dan positif 2. Pada positif

5 lapisan. Lapisan I terletak pada jeluk 0-

2 menunjukkan bahwa semua lapisan

25 cm, lapisan II terletak pada jeluk 25-58

memiliki kandungan bahan organik yang

cm, lapisan III terletak pada jeluk 58-93

lumayan banyak. Hal ini dikarenakan pada

cm, lapisan IV terletak pada jeluk 93-118

lapisan

cm, dan lapisan V terletak pada jeluk >144

dekomposisi yang sempurna dan tak dapat

cm. Matriks warna tanah yang ditemukan

dijangkau

cukup bervariasi, hal ini tergantung dari

kandungan BO tinggi. Kemudian untuk

kadar kandungan bahan organiknya. Pada

menguji kandungan Mn, digunakan (H2O2

tiap lapisan memiliki lapisan matrik warna

3%)

tanah yang sama yaitu diketahui 2.5 YR,

tertinggi ada pada lapisan I, II, dan VI

yang berbeda bagian belakangnya, yaitu

dengan banyaknya positif mulai dari 3, 4,

tersebut

oleh

dengan

sudah

perakaran

komposisi

mengalami

sehingga

kandungan

dan

5.

Sedangkan

untuk

menguji

kandungan kapur dengan menggunakan

memusatkan pangkalan di kedalaman yang dangkal.

(HCl 2N) hasilnya hanya ditemukan

Menurut Sumono et al (2018),

kandungan kapur pada lapisan pertama.

Tanah ultisol (tanah merah) adalah tanah

Pengujian

marginal, kadar tanahnya rendah dan nilai

terakhir

terhadap

pH

tiap

lapisan tanah menunjukkan hasil yang

pH

tinggi.

Ini

menjelaskan

berbeda yaitu diantara 4-5 pada semua

kandungan kimia tanah buruk dan fisika

lapisan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

tanah juga buruk. Kepadatan massal dan

Fauziah et al., (2018) yang menyatakan

kepadatan

bahwa pH Ultisol tergolong agak masam.

stabilitas agregat tanah, dan itu dapat

Berdasarkan hasil morfologi tapak dan

mempengaruhi

karakteristik profil, dapat diketahui bahwa

penyimpanan air di dalam tanah.

partikel

bahwa

mempengaruhi

pergerakan

klasifikasi tanah yang ada pada Stop Site 5

IV.

berupa Latosol (menurut PPT), Luxisol

Berdasarkan pengamatan

dan

KESIMPULAN yang

(menurut FAO), dan Ultisol (menurut Soil

telah dilakukan, jenis tanah di daerah

Taxonomy).

Mulo, Gunung Kidul termasuk ke dalam

Menurut Keys to Soil Taxonomy

jenis tanah Latosol (Klasifikasi PPT),

Eleventh Edition (2010), konsep utama

Luxisol (Klasifikasi FAO), dan Ultisol

UItisol

(Soil Taxonomy).

adalah

tanah

yang

memiliki

horizon argilik atau kandic dengan saturasi basa rendah serta tanah rezim suhu dan setiap rezim kelembaban tanah kecuali aridic. Ada lebih banyak curah hujan dari evapotranspirasi di beberapa musim, dan beberapa air bergerak melalui tanah dan

DAFTAR PUSTAKA Fatai, A. A., Jusop S., Che I. F., Othman R., and Mohsen Bohluli. 2017. Formation and characteristics of an Ultisol in Peninsular Malaysia utilized for oil palm production. Journal Solid Earth 4 : 60

menjadi lembab atau substrat basah. Pelepasan basa oleh pelapukan biasanya sama

dengan

penghapusan

atau

dengan

kurang

dari

pencucian,

dan

sebagian besar basa umumnya diadakan di vegetasi dan beberapa sentimeter atas tanah. Basis saturasi di sebagian besar. Ultisols menurun dengan meningkatnya kedalaman

karena

vegetasi

telah

Fauziah, N.O., Benny, J., Yuliati, M., Emma T.S., Oviyanti., M. 2018. Pengaruh kombinasi Organominerl Terhadap C-Organik, P dan K Tersedia Serta Hasil Kedelai Pada Ultisols asal Jatinangor. Jurnal Agrotek Indonesia 3 (2) : 130 Fungo, B., Johannes L., Karsten K. F., Margaret T., Irene O., Moses T., Henry N. 2017. Aggregate size distribution in a biochar-amended tropical Ultisol under conventional

hand-hoe tillage. Journal Soil and Tillage Research p 195 Hanafiah dan Ali, K. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Putera : Jakarta Natural Resources Conservation Service (USDA). 2012. Ultisols. . Diakses 11 April 2019. Rayes, M.L. 2017. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. UB Press : Malang

Sumono, SM Parinduri. N Huda, N Ichwan. 2018. The utilization of

ultisol soil for horticulture crops cultivation. International journal of Earth and Environmental Science 122 : 1 Syahputra, E., Fauzi, Razal. 2015. Karakteristik Sifat Kimia Sub Grup Tanah Ultisol di Beberapa Wilayah Sumatera Utara. Jurnal Agroteknologi 4 (1) : 1 United State Department of Agriculture. 2010. Keys To Soil Taxonomy Eleventh Edition. NRCS.

LAMPIRAN

More Documents from "muhammad syafiq"

0_laporan Resmi.docx
October 2019 18
Surat Penerangan.docx
November 2019 18
Kpm 2018.docx
November 2019 18
Oral Test English
April 2020 10
Jawatankuasa Rebest.docx
November 2019 34