BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Logam Berat Logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih besar dari 5 gram cm-3 dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Di lingkungan apabila logam berat mencemari dengan tingkat pencemaran yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Keberadaan logam berat di alam dapat berasal dari proses yang terjadi secara alami seperti pengendapan, pembusukan tumbuhan dan hewan yang telah mati, ataupun logam berat yang berasal dari proses industri. (Sulistyowati, 2005) 2.1.2 Karakteristik Sampel Logam Berat 2.1.2.1 Logam Arsenik (As) Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun.Arsenik memiliki berat jenis 1,97 dan 5,73. (Sulistyowati, 2005) 2.1.2.2 Logam Raksa (Hg) Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar. Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer,
5
6
barometer, dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor) dengan alasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya. Unsur ini diperoleh terutama melalui proses reduksi dari cinnabar mineral. Densitasnya yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20% volumenya terendam. 2.1.2.3 Logam Kromium (Cr) Kromium memiliki nomor atom 24 dan bersifat tahan korosi serta dapat dipoles (mengkilat), sehingga digunakan untuk melapisi produk kendaraan, ornament bangunan, dan sebagainya. Kromium memiliki massa atom 51.9661 g/mol, massa jenis dalam suhu kamar 7,15 gr/cm3, dan massa jenis pada titik lebur 2180 K (1907 o C) sebesar 6,3 g/cm3. 2.1.2.4 Logam Kobalt (Co) Kobalt memiliki nomor atom 27 dengan berat atom 58,9333 dan densitas 8,9 gram cm-3. Warna: sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan Penggolongan: Metalik Ketersediaan: unsur kimia kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. contoh besar Dan kecil unsur kimia. Unsur kimia kobalt juga merupakan suatu unsure dengan sifat rapuh agak kerasdan mengandung metal serta kaya sifat magnetis. 2.1.2.5 Logam Kadmium (Cd) Kadmium mempunyai nomor atom 48 dengan berat atom 112,41 dan densitas 8,65 gram cm-3. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang
7
berbahaya karena dapat terendap dalam pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. (Sulistyowati, 2005) 2.1.3 Metode Analisis Aktivasi Netron (AAN) Analisis Aktivasi Netron adalah salah satu metode analisis unsur dalam hal teknik kimia nuklir yang memanfaatkan paparan sinar gamma (γ) dari sebuah sampel uji, kemudian dikonversikan ke dalam sebuah data cacahan oleh alat spektrometri yang nantinya dapat diketahui unsur-unsur yang terkandung dalam sampel uji (Sulistyowati, 2005). Cuplikan yang akan dianalisis dalam aktivasi netron diiradiasi dengan sumber netron. Inti atom unsur-unsur yang berada dalam cuplikan akan menangkap netron dan berubah menjadi radioaktif karena telah mengalami reaksi inti yang disebut reaksi aktivasi netron. Reaksi ini yang paling sering terjadi dan banyak digunakan dalam analisis adalah reaksi (n,γ). Cuplikan yang telah menjadi radioaktif tersebut dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif. Sinar-γ yang dipancarkan oleh setiap isotop/unsur dalam cuplikan dapat diidentifikasi dengan teknik spektrometri-γ. Untuk analisis kualitatif dilakukan berdasarkan penentuan tenaga sinar-γ, sedangkan untuk analisis kuantitatif dilakukan dengan menentukan intensitas sinar-γ tersebut.
8
Secara skematis prinsip dasar analisis aktivasi netron (AAN) ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1 .1 Prinsip Pri dasar Analisis Aktivasi Netron (AAN) (a) Cuplikan terdiri atas bahan dasar ( o ) dan unsur kelumit (∆ ) (b) Cuplikan diiradiasi dengan neutron dan membuat beberapa atom menjadi radioaktif (● ● dan ▲) (c) Sinar yang dipancarkan oleh cuplikan menyingkap data kualitatif dan kuantitatif unsur-unsur unsur dalam cuplikan. (Sulistyowati, 2005)
2.2
Tinjauan Sistem Informasi Geografis
2.2.1 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer, yang digunakan untuk memberikan informasi yaitu terkait dengan keterangan-keterangan keterangan (atribut) permukaan bumi (geografis) baik berupa dua dimensi atau tiga dimensi. dimensi Selain itu, SIG juga memiliki peranan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menganalisis, menampilkan, menampilkan dan keluaran hal-hal hal menyangkut kondisi permukaan bumi. bumi.(GIS Konsorsium Aceh-Nias, Nias, 2007) Untuk menciptakan suatu SIG yang handal, diperlukan beberapa komponen penyangga, diantaranya :
9
a.
Perangkat Keras (Hardware) Sistem Informasi Geografis membutuhkan perangkat komputer yang
memiliki spesifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk menjalankan perangkat lunak SIG, seperti kapasitas Memory (RAM), Hard-disk, Prosesor serta VGA Card. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG baik data vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan prosesor yang cepat. b.
Perangkat lunak (Software) Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang
mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen
software SIG adalah: Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis. Tools yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi. c.
Data Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara
fundamental SIG bekerja dengan dua tipe model data geografis yaitu model data vektor dan model data raster.
10
d.
Model Data Vektor Informasi posisi berupa point, garis dan polygon disimpan dalam
bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. Bentuk poligon, seperti zona
project disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. e.
Model Data Raster Model data ini erdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil
scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan. Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit, masing-masing pixel direpresentasikan sebagai panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan bumi dan diterima oleh satelit dalam satuan luas tertentu yang disebut pixel. Pada image hasil scanning, masing-masing pixel merepresentasikan keterangan nilai yang berasosiasi dengan point-point tertentu pada image hasil scanning tersebut. Dalam SIG, setiap data Geografis memiliki data tabular yang berisi informasi spasial. f.
Sumber Daya Manusia Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa campur tangan
manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain pemakai SIG pun memiliki tingkatan tertentu, dari tingkat
11
spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka sehari-hari. g.
Metode Sistem Informasi Geografis yang baik memiliki keserasian antara
rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan (GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007). Dengan adanya komponen-komponen tersebut di atas, SIG memiliki kemampuan yang lebih unggul bila dibandingkan dengan sistem informasi yang lain. Kemampuan Sistem Informasi Geografis diantaranya : a.
Memetakan letak Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer
dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer
customer.
Layer-layer
tersebut
kemudian
disatukan
dengan
disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta.
12
b.
Memetakan kuantitas Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan
dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa. c.
Memetakan kerapatan (densitas) Sewaktu orang melihat konsentasi dari penyebaran lokasi dari feature-
feature, di wilayah yang mengandung banyak feature mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi kedalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan. d.
Memetakan perubahan Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta
historikal. Histori
ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang
akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.
13
Disamping SIG memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan Sistem Informasi yang lain, SIG juga memiliki kelemahan dan kesalahan. Kelemahan dan kesalahan yang terjadi karena biasanya orang menganggap data digital berkualitas lebih tinggi dari pada data konvensional atau data yang terdapat dalam rekaman analog. Hal ini disebabkan : a. Pemakai berpandangan bahwa jika menggunakan teknologi yang sudah berkembang maka kualitas data juga berkembang. b. Data dijital mempunyai kisaran produk yang jauh lebih besar dibandingkan data analog. Bila sumber daya manusia yang menangani SIG tidak terlalu peduli tentang keakuratan data spasial (pada skala kecil), akan menyebabkan: a. Pemilihan lokasi yang salah. b. Identifikasi pola yang salah. c. Turunan data yang salah. d. Kegagalan mendapatkan hubungan yang sebenarnya. e. Diperoleh keputusan yang tidak memuaskan dan menghabiskan biaya yang besar. Kesalahan-kesalahan dalam SIG (Error Propagation), sumber kesalahan dalam SIG dijumpai pada setiap tahap (akumulasi kesalahan) kesalahan dapat dibagi dalam tiga aspek diantaranya, kesalahan umum, kesalahan variasi alami atau pengukuran awal, dan kesalahan pengolahan. Ini menyebabkan peluang total kesalahan akhirnya menjadi makin besar, sumber kesalahan umum diantaranya:
14
umur data, cakupan area, komponen pengamatan, pengambilan data, pengolahan data, dan analisis data. Sumber-sumber kesalahan ini tidak semuanya dapat dengan mudah diperbaiki, kesalahan dalam SIG ini biasanya disebabkan; proses digitasi, proses tumpang tindih, proses konversi vektor ke raster atau sebaliknya, derajat kedetilan pengukuran (mungkin tidak akurat) yang dilakukan pada kenampakan spasial sebenarnya, mengacu kepenyebaran (dispersi) kesalahan posisi dari unsur-unsur data posisi, diduga dari standar deviasi misalnya standar deviasi rendah menunjukan sempitnya penyebaran kesalahan posisi (presisi tinggi). 2.2.2 ArcGIS versi 9.2 ArcGIS adalah sejenis software Sistem Informasi Geografis buatan ESRI (Environmental Systems Research Institute, Inc). Software ini dapat digunakan dalam mendigitasi atau menggambarkan peta, menghasilkan data, dan menganalisisnya. Digitizing tools dapat mengkonversi peta hard copy kedalam format soft copy atau elektronik. (Wikipedia, 2009) Untuk tahap awal penggunaan ArcGIS perlu disiapkan data masukan geografis, yaitu : peta, fitur, atribut, imagery, dan surfaces. 2.2.2.1 Peta Suatu peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi),
15
karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan di peta (GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007). Unsur peta yang utama adalah bingkai peta, dan itu menyediakan pajangan yang pokok dari informasi yang ilmu bumi. Di dalam bingkai peta, kesatuankesatuan geografis diperkenalkan sebagai suatu rangkaian lapisan-lapisan peta yang diberi penjelasan, contoh, lapisan-lapisan peta seperti jalan, sungai-sungai, nama tempat, bangunan, tingginya permukaan, dan satelit perumpamaan. Gambar berikut menggambarkan unsur-unsur geografis dilukiskan di dalam peta melalui suatu rangkaian berupa lapisan-lapisan atau layer. Lambang peta dan teks digunakan untuk menguraikan setiap unsur-unsur yang ilmu bumi.
Peta Jalan Penggunaan Lahan Batas Wilayah Wilayah Perairan Elevation Dasar Gambar
Gambar 2.2 Format Map Layer dalam ArcGIS (Sumber : ArcGIS Desktop Help) 2.2.2.2 Fitur Sebuah fitur geografis diupayakan pendekatan yang serupa dengan rupa bumi. Fitur geografi berupa natural seperti vegetasi, sungai tanah, jembatan, batas negara, politik, dan sebagainya. Objek-objek tersebut direpresentasikan sebagai titik (points), garis (lines) dan luasan area (polygons).
16
Points Didefinisikan
untuk
objek-objek
yang
terlalu
kecil
dan
tidak
dapat
direpresentasikan oleh garis dan poligon. Points memiliki satu titik koordinat (X,Y,Z) saja. Contoh seperti lokasi sumur, lokasi sampling, stasiun hujan, point juga merepresentasikan titik koordinat dari GPS, atau titik ketinggian, dan sebagainya.
Gambar 2.3 Fitur berupa titik (points).,(Sumber : ArcGIS Desktop Help)
Lines Merepresentasikan objek geografi yang berupa garis yang memiliki dua koordinat (X,Y,Z) yang dihubungkan. Contoh objek yang berupa garis (lines) adalah jalan raya, sungai, jaringan drainase dan sebagainya.
Gambar 2.4 Fitur berupa lines (garis)., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
17
Polygons Adalah area tertutup yang berupa lokasi homogen seperti administrasi, jenis tanah, jenis penggunaan lahan, dan sebagainya.
Gambar 2.5 Fitur berupa Area (polygons)., (Sumber : ArcGIS Desktop Help). 2.2.2.3 Atribut Atribut adalah informasi yang menyampaikan peta-peta deskriptif melalui lambang peta, warna-warna, dan label-label. Di dalam Sistem Informasi Geografis atribut diatur dalam sebuah tabel tertentu yang masih berkaitan dengan database.
Gambar 2.6 Atribut berupa baris dan kolom., (Sumber : ArcGIS Desktop Help) Deskripsi data ditentukan dalam sebuah tabel, tabel tersebut memiliki baris dan kolom. Pembagian isian baris dan kolom disesuaikan dengan kebutuhan.
18
2.2.2.4 Imagery Imagery adalah suatu struktur data raster yang diperoleh dari foto satelitsatelit dan pesawat terbang serta diatur sebagai suatu tipe data raster yang terdiri atas sel-sel yang tertata dalam susunan baris-baris dan kolom-kolom.
Gambar 2.7 Konsep nilai Imagery berupa pixel., (Sumber : ArcGIS Desktop Help) Tipe sumber gambar juga bergantung pada kemampuan kamera yang digunakan, yang nantinya digunakan sebagai georeferenced untuk menandai lokasi tertentu.
Gambar 2.8 Contoh jenis-jenis Imagery., (Sumber : ArcGIS Desktop Help) Imagery juga umum digunakan untuk mengumpulkan data-data yang terlihat maupun yang tidak terlihat yaitu berupa spektrum elektromagnetik. Sebuah sistem multispectral telah digunakan oleh satelit-satelit LANDSAT yang merekam imagery dalam tujuh saluran (bands), dimana setiap saluran memiliki
19
panjang gelombang yang berbeda. Masing-masing peralatan dalam setiap saluran mampu merekam dalam satuan terpisah.
Gambar 2.9 Contoh imegary berupa spektrum., (Sumber : ArcGIS Desktop Help) 2.2.2.5 Surfaces Suatu permukaan menguraikan suatu nilai tertentu untuk setiap titik di muka bumi. Sebagai contoh, elevation permukaan, curah hujan, kepadatan penduduk, dan penyajian-penyajian di bawah permukaan tanah yang berhubungan dengan geologi. Berikut contoh lain surfaces : Garis kontur Garis imajiner yang menghubungkan titik-titik di muka bumi dengan nilai yang sama.
Gambar 2.10 Garis kontur., (Sumber : ArcGIS Desktop Help) Kontur Daerah Sebuah area yang menunjukkan rentang nilai tertentu, seperti, curah hujan tahunan antara 25 CM dan 50 CM per tahun.
20
Gambar 2.11 Kontur daerah curah hujan., (Sumber : ArcGIS Desktop Help) Raster Dataset Raster dataset adalah matrik dari sel dimana setiap sel mewakili suatu ukuran dari variabel yang berkelanjutan. Contoh, Digital Elevation Model (DEM) untuk mempresentasikan rupa bumi.
Gambar 2.12 Digital Elevation Model (DEM)., (Sumber : ArcGIS Desktop Help) TIN Layer Model TIN (Triangulated Irregular Network) yaitu data struktur yang terdiri atas titik seperti elevasi muka bumi yang dihubungkan oleh jaringan segitiga. Sama halnya dengan DEM tapi TIN merupakan model dengan pendekatan interpolasi beberapa titik yang memiliki nilai ketinggian.
21
Gambar 2.13 Triangulated Irregular Network ., (Sumber : ArcGIS Desktop Help) 2.2.3 Pengolahan Data Dalam ArcGIS Spatial Analyst Untuk mengolah data raster ataupun vektor di dalam ArcGIS yang nantinya akan dianalisis mengenai berbagai bentuk permukaan bumi, dapat dilakukan dengan metode interpolasi. Proses interpolasi adalah mengisi kekosongan data dengan metoda tertentu dari suatu kumpulan data untuk menghasilkan sebaran yang kontinyu. Dalam ArcGIS Spatial Analyst terdapat beberapa metode interpolasi, yaitu : a. Metode Inverse Distance Weighted (IDW) Inverse Distance Weighted adalah sebuah metode yan mengambil asumsi bahwa tiap titik input mempunyai pengaruh yang bersifat local yang berkurang terhadap jarak. Metoda ini memberi bobot lebih tinggi pada sel yang terdekat dengan titik data dibandingkan sel yang lebih jauh. Titik-titik pada radius tertentu dapat digunakan dalam menentukan nilai luaran untuk tiap lokasi.
22
b. Metode Spline Spline adalah metode metoda interpolasi yang biasa digunakan untuk mendapatkan nilai melalui kurva minimum antara nilai-nilai input. Metoda ini baik digunakan dalam membuat permukaan seperti ketinggian permukaan bumi, ketinggian muka air tanah, ataupun konsentrasi polusi udara. Kurang bagus untuk siatuasi dimana terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada jarak yang sangat dekat. Jika dipilih metoda Spline maka ada pilihan tipe Regularized dan Tension. Regularized membuat permukaan halus sedangkan Tension mempertegas bentuk permukaan sesuai dengan fenomena model c. Metode Kriging Metode Kriging mengambil asumsi bahwa jarak atau arah antara titik satu dengan yang lain mencerminkan suatu korelasi ruang. Hubungan korelasi ruang ini dapat digunakan untuk menjelaskan variasi di dalam permukaan. Dengan asumsi tersebut maka dapat ditentukan harga suatu titik tanpa harus melakukan pengukuran, asalkan masih dalam satu wilayah. 2.2.4 Garis Kontur Garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama +25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur
23
disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah. Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta. Kegunaan dari garis kontur adalah menunjukkan bentuk ketinggian di permukaan tanah. Selain itu, garis kontur juga dapat digunakan untuk : a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara dua tempat. b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan. c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai kemiringan tertentu. d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling terlihat.
24
2.3. Hipotesis Dengan pendekatan kondisi lingkungan, letak astronomis dari lokasi sampling, dan penggunaan perangkat lunak untuk pemetaan maka distribusi logam berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd yang terkandung dalam air sungai dapat ditunjukkan dalam peta.