1-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan overpass adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah ataupun melewati daerah/kawasan tertentu yang biasanya memiliki permasalahan tertentu. Jembatan overpass harus dibuat cukup kuat karena kerusakan pada jembatan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas, terlebih di jalan yang memiliki lalu lintas yang padat. Diusahakan menggunakan konstruksi jembatan yang ekonomis, tetapi memiliki kekuatan yang baik menggunakan mutu bahan yang tinggi serta waktu pembuatan yang cepat. Dalam perancangan sebuah jembatan overpass banyak sistem yang bisa dipilih, salah satunya adalah dengan sistem jembatan beton prategang. Balok beton prategang adalah suatu struktur beton khusus dengan cara memberi tegangan tekan dalam mengurangi tegangan tarik potensila dalam beton akibat beban kerja (Armin, dkk.,2018). Gaya prategang diberikan dengan menarik baja mutu tinggi yang bentuknya seperti untaian kabel yang disebut sebagai tendon. Karena baja yang digunakan memiliki kuat tarik tinggi, maka menuntut penggunaan beton dengan kuat tekan tinggi. Pemakaian tulangan pokok dan geser pada PCU Girder lebih banyak dibandingkan dengan PCI Girder,
1-2
sehingga dalam menggunakan PCU Girder lebih mahal (Putra, Bastya Pratama., 2017) Penggunaan jembatan konstruksi beton prategang (prestressed) semakin banyak dipergunakan, karena jembatan ini memberikan kemudahan dalam pelaksanaannya dan memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan jembatan beton yang lain. Dengan demikian tujuan pokok yang menekankan segi optimalisasi dan segi efisiensi guna mencapai nilai fungsional yang tinggi bisa tercapai. Penggunaan beton prategang memberikan juga nilai estetika yang lebih sebab dimensi dari girder yang ramping dan tidak memakan banyak ruang dalam mendesainnya (I, Bestyanda Rizki., 2017). Jembatan overpass dibangun untuk melewati rintangan seperti melewati jurang, melewati sungai, maupun melewati jalan lain (jalan lalu lintas biasa/jalan Tol). Salah satu contoh dari penggunaan jembatan dengan konstruksi beton prategang (prestessed) adalah jembatan overpass pada ruas jalan tol Balikpapan– Samarinda pada STA 11+460,270 dengan bentang keseluruhan adalah 84,40 m terdiri dari : 16,60 m + 25,60 m + 25,60 m +16,60 m . Lebar perkerasan lalu lintas dari jembatan ini 6 (enam) m. Mengingat ruas jalan yang ada adalah salah satu akses penghubung menuju obyek wisata Lamin Etam Ambors, dimana sebagai tempat wisata keluarga yang menjadi salah satu pemasukan dana dari suatu daerah
tersebut,
maka
perlu
menghubungkan tempat tersebut.
dibuatlah
jembatan
overpass
untuk
1-3
Untuk memastikan kinerja dari struktur jembatan overpass terhadap jumlah tiang pancang pada pondasi pilar, perlu dilakukan kajian struktur pada desain perencanaan yang telah dilakukan pembangunan. Kajian tersebut berupa evaluasi kekuatan struktur yang meliputi pemeriksaan struktur dari jembatan overpass. Khususnya kekuatan struktur tiang pancang perlu dilakukan evaluasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada Tugas Akhir ini melakukan “EVALUASI JEMBATAN OVERPASS RUAS JALAN TOL BALIKPAPANSAMARINDA SEGMEN 3 PADA STA 11+460,270”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang tersebut dapat diambil suatu rumusan yang akan digunakan sebagai acuan. Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut : 1. Bagaimana mengevaluasi struktur jembatan overpass ? 2. Berapakah jumlah tiang pancang pondasi jembatan overpass (khususnya pada pilar) ? 3. Berapakah kapasitas daya dukung tiang pancang yang terjadi sebenarnya ? 4. Bagaimana menentukan besaran hammer yang digunakan pada saat pemancangan ? 5. Bagaimana tingkat keamanan dari jembatan overpass ?
1-4
1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk mengevaluasi jembatan overpass pada ruas jalan tol Balikpapan-Samarinda dan terdapat beberapa tujuan, yaitu : 1. Mengevaluasi strukur jembatan overpass. 2. Mengetahui berpakah jumlah tiang pancang pondasi jembatan overpass (khususnya pada pilar). 3. Mengetahui kapasitas daya dukung tiang pancang yang terjadi sebenarnya. 4. Mengetahui besaran hammer yang digunakan pada saat pemancangan. 5. Mengetahui tingkat keamanan jembatan overpass. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Mengevaluasi struktur atas jembatan yang terdiri dari; lantai kendaraan, gelagar memanjang (balok induk) dan gelagar melintang (balok anak) khusus pada bentang panjang yaitu 25,60 m. 2. Mengevaluasi struktur bawah jembatan yang meliputi : antara pilar ke pilar jembatan bentang 25,60 m dan pondasi tiang pancang. 3. Tidak mengevaluasi dari segi biaya, ditinjauan dari segi ekonomis perhitungan jembatan. Hanya ditinjau terhadap kekuatan struktur jembatan. 4. Dalam mengevaluasi pembebanan menggunakan standar pembebanan untuk jembatan SNI T-02-2005.