BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kayu adalah bagian batang, cabang, atau ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan manusia, mulai dari memasak, sebagai bahan bangunan, bahan pembuatan kertas, dan lainnya. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah tangga, bahan kerajinan tangan, dan sebagainya. Kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tersedia dalam berbagai macam spesies di negara tropis seperti Indonesia. Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai banyak jenisnya sekitar 3000-4000 jenis pohon. Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lain seperti beton, baja, dan lain-lain. Diantaranya ringan, mudah dalam pelaksanaan, dapat mudah didaur ulang, nilai estetika dan relatif ekonomis. Kayu adalah salah satu bahan konstruksi ringan yang masih banyak digunakan di Indonesia, antara lain untuk keperluan rumah tinggal, jembatan dan lain-lain. Kemajuan suatu negara atau bangsa dapat dilihat dari infrastruktur bangsa tersebut terutama pada bangunannya. Bangunan sering diartikan sebagai gedung ataupun rumah, namun sebenarnya bangunan tidak hanya rumah dan gedung tapi mencakup segala sesuatu berupa infrastruktur, sarana prasarana dalam kebudayaan atau kehidupan manusia. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus sesuai dengan yang kita inginkan. Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifatsifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara berkelanjutan 1
atau terlalu mahal. Maka, sesuai dengan latar belakang tersebut, makalah ini akan menguraikan kayu dan penggunaannya dalam bidang teknik sipil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu material kayu? 2. Apa saja jenis-jenis dari material kayu? 3. Bagaimana cara mendapatkan material kayu? 4. Apa kelebihan dan kekurangan dari material kayu? 5. Berapakah dimensi pasaran material kayu yang digunakan dalam konstruksi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu material kayu 2. Mengetahui jenis-jenis dari material kayu 3. Mengetahui cara mendapatkan material kayu 4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari material kayu 5. Mengetahui berapa dimensi pasaran material kayu yang digunakan dalam konstruksi
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Material Kayu Kayu adalah jaringan, struktural serat keras yang ditemukan di batang dan akar pohon
dan lainnya pada tanaman berkayu. Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosa dan di ikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Bahan ini telah digunakan selama ratusan ribu tahun sebagai bahan bakar dan bahan konstruksi. Kayu telah menjadi bahan konstruksi penting karena manusia mulai membangun tempat penampungan, rumah dan perahu. Hampir semua perahu terbuat dari kayu sampai akhir abad 19, dan kayu masih umum digunakan saat ini dalam konstruksi kapal. Dalam bangunan terbuat dari bahan lain, kayu masih akan ditemukan sebagai bahan pendukung, terutama dalam konstruksi atap, di pintu interior dan kusennya, dan sebagai cladding eksterior. Kayu juga biasa digunakan sebagai bahan pembentuk cetakan dimana beton dituangkan dalam konstruksi beton bertulang.
2.2
Sifat-sifat Kayu
2.2.1 Sifat Fisik Kayu
Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu.
Zat
ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal. 3
Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).
Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda
tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan 4
dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
Sifatnya Kayu Terhadap Suara
Kayu memiliki sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu. Serta memiliki sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0%, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
2.2.2 Sifat Mekanik Kayu
Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat dua macam keteguhan tarik yaitu : a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
5
Keteguhan Tekan atau Kompresi
Keteguhan tekan atau kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan beban. Terdapat dua macam keteguhan tekan yaitu : a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat. Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat tiga macam keteguhan yaitu : a. Keteguhan geser sejajar arah serat b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan c. Keteguhan geser miring Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
Keteguhan Lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat dua macam keteguhan yaitu : a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan. b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6
Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jarijari (arah radial) dari pada arah tangensial. Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok : a. Faktor luar (eksternal) Pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu. b. Faktor dalam kayu (internal) Berat jenis, cacat mata kayu, serat miring, dan lain sebagainya.
2.3
Cara Mendapatkan Material Kayu
Penebangan dan Penggergajian Produksi kayu gergajian (lumber), batang kayu segi empat panjang (balok) yang dipakai untuk konstruksi dimulai dari penebangan pohon di hutan alam dan hutan tanaman industri. Kayu gelondongan (log) hasil tebang diangkut ke pabrik penggergajian. Untuk menghasilkan produk kayu gergajian yang baik dan efisien
7
terdapat teknologi penggergajian yang harus diketahui dalam kaitannya dengan penyusutan kayu saat pengeringan. Terdapat 3 metoda penggergajian, lurus (plain sawing), perempat bagian (quarter sawing) dan penggergajian tipikal (typical sawing). Sesuai proses pertumbuhan kayu, kayu bagian dalam merupakan kayu yang lebih dulu terbentuk dari kayu bagian luar. Karenanya kayu bagian dalam mengalami susut lebih kecil dari kayu luar. Tanpa memperhitungkan susut tersebut, hasil gergajian akan menghasilkan bentuk kurang berkualitas.
Pengeringan Kayu Kayu baru tebang memiliki kadar air yang tinggi, 200%-300%. Setelah ditebang kandungan air tersebut berkurang karena menguap. Mulanya air bebas atau air di luar serat (free water) yang menguap. Penguapan ini masih menyisakan 25%-35% kandungan air. Selanjutnya penguapan air dalam serat (bound water). Kayu dapat di keringkan
melalui
udara
alam
bebas
selama
beberapa
bulan
atau
dengan menggunakan dapur pengering. Kayu dapat dikeringkan ke kadar sesuai permintaan. Kadar air kayu untuk kuda-kuda biasanya harus kurang dari atau sama dengan 19 persen. Kadang diminta kadar air kayu hingga 15% (MC 15). Namun karena kayu bersifat higroskopis, pengaruh kelembaban udara sekitar kayu akan mempengaruhi kadar air kayu yang akan mempengaruhi kembang susut kayu dan kekuatannya.
Pengawetan Kayu Proses ideal olah produk kayu selanjutnya adalah pengawetan. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara merendam atau mencuci dengan maksud membersihkan zat makanan dalam kayu agar tidak diserang hama. Sedangkan cara lain adalah dengan pemberian bahan kimia melalui perendaman dan cara coating atau pengecatan.
8
Secara sederhana, proses pengolahan kayu sebagai bahan bangunan dapat digambarkan melalui skema proses sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skema Pengolahan Kayu
2.3.1 Kecacatan Pada Kayu
Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidak teraturan struktur serat yang disebabkan karakter tumbuh kayu atau kesalahan proses produksi. Ketidak teraturan atau cacat yang umum adalah mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang utama kayu. Mata kayu ini kadang berbentuk lubang karena cabang tersambung busuk atau lapuk atau diserang hama atau serangga. Cacat ini sudah tentu mengurangi kekuatan kayu dalam menerima beban konstruksi. Cacat akibat proses produksi umumnya disebabkan oleh kesalahan penggergajian dan proses pengeringan penyusutan. Cacat ini dapat berupa retak, crooking, bowing, twisting (baling), cupping dan wane (tepian batang bulat) karena penggergajian yang terlalu dekat dengan lingkaran luar kayu.
2.3.2 Penggolongan Produk Kayu di Pasaran
Saat ini produk kayu sangat beragam. Produk kayu solid atau asli umumnya berupa kayu gergajian baik berupa balok maupun papan. Sedangkan produk kayu buatan dapat merupa vinir (veneer), papan lapis, triplek/plywood/multiplek dan bahkan kayu laminasi (glue laminated timber).
9
Dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI), secara singkat dimaksudkan untuk memberikan acuan baku terkait dengan aturan umum, aturan pemeriksaan dan mutu, aturan perhitungan, sambungan dan alat sambung konstruksi kayu hingga tahap pendirian
bangunan
telah dicantumkan
jenis
dan dan
persyaratannya. nama
kayu
Pada
Indonesia,
buku
tersebut
indeks
sifat
juga kayu
dan klasifikasinya, kekuatan dan keawetannya.
2.4
Klasifikasi Kayu Penggolongan kayu dapat ditinjau dari aspek fisik, mekanik dan keawetan. Secara fisik terdapat klasifikasi kayu lunak dan kayu keras. Kayu keras biasanya memiliki berat satuan (berat jenis) lebih tinggi dari kayu lunak. Klasifikasi fisik lain adalah terkait dengan kelurusan dan mutu muka kayu. Terdapat mutu kayu di perdagangan A, B dan C yang merupakan penggolongan kayu secara visual terkait dengan kualitas muka (cacat atau tidak) arah-pola serat dan kelurusan batang. Kadang klasifikasi ini menerangkan kadar air dari produk kayu.
Kayu mutu A
Kering udara
Besar mata kayu maksimum 1/6 lebar kecil tampang / 3,5 cm
Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok
Miring arah serat maksimum adalah 1/7
Retak arah radial maksimum 1/3 tebal dan arah lingkaran tumbuh ¼ tebal kayu
Kayu mutu B
Kering udara 15%-30%
Besar mata kayu maksimum 1/4 lebar kecil tampang / 5 cm
Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok
Miring arah serat maksimum adalah 1/10
Retak arah radial maksimum ¼ tebal dan arah lingkaran tumbuh 1/5 tebal kayu
10
Kelas Kuat Kayu Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan lebih kuat jika menerima beban sejajar dengan arah serat dari pada menerima beban tegak lurus serat. Ini karena struktur serat kayu yang Gambar 2.2 Arah Serat dan Kekuatan Kayu terhadap Tekan dan Tarik
berlubang.
Sumber Forest Product Laboratory USDA 1999
Semakin rapat serat, kayu umumnya memiliki kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan ini umumnya ditandai dengan berat kayu persatuan volume / berat jenis kayu. Dapat dilihat pada gambar di atas dan dibawah. Angka kekuatan kayu dinyatakan dalam besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas. Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat dan kekuatan kayu tegak lurus (?) serat yang masing- masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan kayu, tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka keamanan sebesar 5-10. Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1979, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam kelas kuat I (yang paling kuat), II, III, IV (paling lemah).
Gambar 2.3 Arah Serat dan Kekuatan Kayu terhadap Lentur dan Geser Sumber Forest Product Laboratory USDA 1999
11
Tabel 2.1 Kelas Kuat Kayu Sumber PKKI 1979
Kelas Awet Kayu Keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktor-faktor perusak yang datang dari luar kayu itu sendiri. Secara alami kayu mempunyai keawetan tersendiri, dan berbeda untuk tiap jenis kayu. Keawetan kayu biasanya ditentukan oleh adanya zat ekstraktif yang terkandung di dalam kayu tersebut. Kelas awet kayu menunjukan tingkat ketahanan kayu terhadap serangan organisme perusak kayu seperti jamur dan rayap. Kelas awet kayu ditentukan oleh komposisi kimia zat ekstraktif yang terdapat di dalam kayu, dan sedikit hubungannya dengan tingkat kekerasan kayu. Air hujan adalah faktor utamayang mengurangi keawetan kayu. Kayu awet seperti kayu besi memiliki kandungan zat ekstraktif Eusiderin dan kayu jati punya tectoquinon yang melindungi mereka dari serangan jamur dan serangga. Namun zat ekstraktif mudah tercuci sehingga kayu awet yang sering terpapar air hujan jangan harap akan tahan terhadap serangan rayap dan jamur.
2.5
Jenis-jenis Kayu Kayu Jati Jenis kayu jati ini sering terkenal karena kekuatannya yang tinggi dibanding dengan kayu lain pada ummnya. Selain itu, kayu ini mempunyai serat dan tekstur yang indah, tahan terhadap rayap, jamur, dan serangga. Tipe kayu ini lebih sering digunakan untuk pekerjaan furniture seperti pintu, jendela, dan meja kursi. Kini masyarakat sudah yang banyak mengetahui dan menggunakan untuk keperluan interior mebel.
12
Gambar 2.4 Kayu Jati
Adapun ciri-ciri kayu jati adalah sebagai berikut. 1. Memiliki kekuatan dan keawetan yang sangat baik 2. Berwarna coklat muda hingga coklat tua 3. Mudah dipotong – potong dan mudah diolah menjadi banyak produk 4. tidak mudah berubah bentuk akibat perubahan cuaca. 5. Memiliki bobot yang berat dan kokoh Jenis-jenis kayu untuk konstruksi biasanya mempunyai harga yang dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas jenis kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. Jenis Kayu jati berasal dari pohon jati yang memiliki ukuran yang besar, yang bisa tumbuh hingga ketinggian 30-40 meter. Jati merupakan jenis pohon yang memiliki daun yang lebar-lebar dan memiliki ciri khas, dengan daunnya yang gugur ketika mengering. Pohon jati sendiri merupakan jenis pohon yang tumbuh pada daerah hutan hujan tropis yang bersuhu antara 27-37 derajat.Penggunaan untuk konstruksi bangunan diantaranya untuk bantalan kereta api dan kontruksi kuda-kuda atap serta struktur jembatan pada jaman dahulu.
13
Kayu Kelapa atau Glugu
Gambar 2.5 Kayu Glugu
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi memang banyak sekali karena Indonesia sendiri kaya akan hutan tropis yang terdapat berbagai macam variasi. Di jawa sendiri terdapat kayu glugu atau kelapa yang sudah biasa digunakan untuk kontruksi bangunan seperti membat kanopi teras, bahkan untuk rangka atap. Jenis kayu glugu ini sering digunakan pada proyek gedung untuk membuat bekisting balok (gelagar, sekor, surisuri). Glugu memiliki serat dan tekstur yang berbeda dengan jenis-jenis kayu lainnya karena memiliki serat yang jelas dan lurus. Jika anda berniat untuk menggunakan kayu glugu sebagai rangka kanopi ekspos sebaiknya dilapisi dengan cat akrilik agar seratnya tetap terlihat. Pilihlah kayu glugu dengan kelas no.1 sehingga lebih awet.
Kayu Kamper Jenis-jenis kayu yang lain untuk konstruksi bangunan adalah kayu kamper. kayu kamper sering disebut dengan kayu borneo. jenis material alam ini mempunyai serat dan tekstur yang indah. Biasa digunakan untuk pembuatan kusen pintu maupun
Gambar 2.6 Kayu Kamper
jendela walaupun kekuatannya tidak sebaik dengan kayu jati. Alasan sering digunakan untuk kusen adalah jenis kayu ini tidak disukai rayap dan serangga lainnya sehingga sangat cocok digunakan sebagai material furniture. 14
Secara umum kayu kamper dibagi dalam 3 kategori yang dijual dipasaran. Pertama kayu kamper samarinda kedua kayu kamper surabaya dan ketiga kayu kamper kruing dari sumatera. Hal ini disebabkan karena kayu kamper menjadi komoditas penting penyangga perekonomian masyarakat di Indonesia. Sehingga saat ini perkebunan Tanaman kamper hampir merata di seluruh Indonesia. Mengingat manfaat perekonomian yang dihasilkan dari kayu kamper ini.
Kayu Bengkirai Jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan memiliki harga yang berbeda-beda tergantung dari tingkat kelas kayu. Salah satu jenis kayu yang lumayan kuat, awet, dan tahan cuaca adalah bengkirai. Kayu bengkirai sering digunakan untuk material konstruksi bangunan seperti atap kayu. karena kelebihannya yang kuat dan tahan lama sering dijadikan material eksterior seperti listplank, decking dan sebagainya. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Jenis kayu ini berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.
Gambar 2.7 Kayu Bengkirai
Kayu Merbau Jenis-jenis kayu untuk konstruksi yang kuat dan tahan terhadap serangga adalah kayu merbau. Kayu merbau berwarna coklat kemerahan yang terkadang disertai dengan highlit kuning dan tekstur serat garisnya terputus-putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Jenis kayu ini termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Jenis kayu ini tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. 15
Gambar 2.8 Kayu Merbau
Kayu Ulin Kayu Ulin merupakan jenis kayu untuk konstruksi bangunan yang terkenal sangat kuat. Pohon ulin ini tumbuh subur di kalimantan. material alam ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lain. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang pancang, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.
Gambar 2.9 Kayu Ulin
Kayu Gelam Jenis-jenis kayu untuk konstruksi bangunan lainnya adalah kayu gelam. Material alam ini sering digunakan pada proyek-proyek rumah, kayu bakar, pagar, dan tiang-tiang sementara. Selain itu juga sering digunakan sebagai stager atau perancah saat pelaksanaan proyek. Pada beberapa daerah jenis kayu ini digunakan untuk cerucuk pada pekerjaan sungai.
Gambar 2.10 Kayu Gelam
16
Kayu Meranti Kayu meranti merah merupakan jenis kayu keras yang mempunyai warna merah muda tua hingga merah muda pucat. Jenis kayu ini bertektur tidak terlalu halus. bahan alam ini sering digunakan untuk membuat multiplek yang sering digunakan untuk bekisting. Pohon meranti sangat mudah ditemui di hutan di pulau Kalimantan.
Gambar 2.11 Kayu Meranti
Kayu Akasia Kayu akasia adalah jenis kayu untuk konstruksi bangunan yang mempunyai nama lain acacia mangium dengan berat jenis 0,75 sehingga pori-pori dan seratnya cukup rapat. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka jenis kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan furnitur.
Gambar 2.12 Kayu Akasia
17
2.6
Kelebihan dan Kekurangan Kayu
Ada banyak sekali jenis-jenis kayu. Dalam konstruksi dan pemakaian kayu sebagai bagian dari konstruksi bangunan, seseorang harus benar-benar mengetahui dan memahami sifat-sifat serta jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai konstruksi bangunan itu sendiri. Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut:
Mudah didapatkan di toko-toko material.
Bahan alami dengan tekstur yang indah
Mudah dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.
Kuat tarik yang tinggi
Dapat meredam suara
Kelebihan-kelebihan dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu sendiri tentu memberikan keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-kelebihannya itu kayu juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan dari kayu:
Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap.
Dapat mengembang dan menyusut.
Mutu kayu tidak seragam
Kuat tekan rendah
Kuat tarik terbatas
Mudah terjadi pelendutan apabila kadar kelembabannya terlalu tinggi
Ukuran bentang kayu terbatas, ukuran kayu di pasaran adalah 4 meter.
Harga
kayu
semakin
lama
semakin
mahal
karena
semakin
berkurangnya stok kayu dari alam.
2.7
Dimensi Pasaran Kayu Spesifikasi ini mencakup ketentuan ukuran kayu yang ada dipasaran untuk digunakan dalam konstruksi bangunan rumah dan gedung, contohnya untuk konstruksi kudakuda (rangka atap), kusen pintu dan jendela atau bisa juga untuk pegangan tangga dan tralis. Kayu bangunan adalah kayu olahan yang didapat dengan cara mengkonversi kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan atau sesuai dengan tujuan penggunaanya. Dibawah ini ukuran - ukuran atau dimensi kayu yang ada dipasaran : 18
Kusen Pintu dan Jendela (cm) :
6/10, 6/12, 6/13, 6/15
8/10, 8/12, 8/15
Kuda - Kuda (cm) :
8/10, 8/12, 8/15, 8/18
10/12, 10/15, 10/18
Kaso/usuk (cm) : 4/6, 4/8, 5/7 Tiang Balok (cm) :
8/8, 8/10, 8/12
10/10, 10/12
12/12, 12/15
Balok Antar Tiang (cm) :
4/6, 4/8
6/8, 6/12, 6/15
8/12, 8/15, 8/18
10/12, 10/15
Balok Langit (cm) :
8/12, 8/15, 8/18, 8/20
10/15, 10/18, 10/20
19
Tabel 2.2 Ukuran Kayu Berdasarkan Penggunaan Sumber : SNI 03 - 2445 - 1991 ( Spesifikasi Kayu Untuk Bangunan Gedung)
Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100 mm dan toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran nominal. Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam keadaan kering udara maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela, jelusi dan elemen lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%. Kayu yang dijual di toko bangunan biasanya ada yang dijual per 1 m3 (1 kubik) dan ada juga yang dijual batangan. Ukuran kayu yang dijual pada umumnya memiliki panjang 4 meter walaupun kadang-kadang ada yang kurang dari 4 meter. Untuk menghitung atau menentukan jumlah batang kayu per m3 maka didasarkan pada asumsi bahwa panjang kayu 4 meter (400 cm) serta ukuran kayu 4 cm dan 6 cm. Contohnya untuk menghitung jumlah batang kayu kaso ukuran 4x6 artinya ukuran besarnya kayu 4 cm x 6 cm dalam 1 m3 = 100 cm3 (1.000.000 cm). Caranya yaitu 1.000.000 dibagi 400 dibagi 4 dibagi 6, maka hasilnya adalah 104 batang. Dimana 1 m3 berasal dari 1m x 1 m x 1 m yang setara dengan 100 cm x 100 cm x 100 cm = 1.000.000 cm.
20
Tabel 2.3 Ukuran Kubikasi Kayu dan Isinya
21
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan
Kayu adalah bagian batang, cabang, atau ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan manusia, mulai dari memasak, sebagai bahan bangunan, bahan pembuatan kertas, dan lainnya. Terkadang kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Jenis-jenis kayu antara lain kayu Jati, kayu Kamper, kayu Bengkirai, kayu Merbau, kayu Ulin, kayu Gelam, kayu Meranti, dan kayu Akasia. Beberapa kelebihan kayu sebagai material konstruksi antara lain karena mudah didapatkan di toko-toko material, mudah dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel, kuat tarik yang tinggi, dapat meredam suara. Namun dibalik kelebihannya tersebut, kayu juga memiliki kekurangan yaitu mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap, dapat mengembang dan menyusut. mutu kayu tidak seragam, kuat tekan rendah, dan kuat tarik terbatas. Cara mendapatkan kayu yaitu melalui proses penebangan, penggergajian, pengeringan dan pengawetan. Kayu yang dijual di toko bangunan biasanya ada yang dijual per 1 m3 (1 kubik) dan ada juga yang dijual batangan. Ukuran kayu yang dijual pada umumnya memiliki panjang 4 meter walaupun kadang-kadang ada yang kurang dari 4 meter.
3.1
Saran
Sebaiknya kita lebih banyak mempelajari jenis-jenis kayu yang sering digunakan di Indonesia serta perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu dapat sesuai dengan yang kita inginkan
22
DAFTAR PUSTAKA Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. (terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Pandit, I.K.N. 2002. Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan Baku. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor http://www.jasasipil.com/2015/10/jenis-jenis-kayu-untuk-kontruksi-gedung.html diakses pada 7 September 2018, pukul 09.32 WITA https://www.sarana-bangunan.com/macam-macam-ukuran-kayu-dan-kegunaannya/ diakses pada 9 September 2018, pukul 18.53 WITA
23