02a. Panduan Apd - Revisi Final.docx

  • Uploaded by: Pinawati
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 02a. Panduan Apd - Revisi Final.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,082
  • Pages: 36
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i BAB I. DEFINISI ....................................................................................................... 1 A. Pengertian ............................................................................................. 1 B. Tujuan Pemakaian APD ....................................................................... 1 BAB II. RUANG LINGKUP ................................................................................... 2 BAB III. TATA LAKSANA ..................................................................................... 3 A. Pendahuluan ......................................................................................... 3 B. Ketentuan Umum APD ........................................................................ 3 C. Faktor yang Harus Diperhatikan Saat Memilih APD ........................... 4 D. Pedoman Umum APD .......................................................................... 4 E. Jenis- Jenis APD dan Fungsinya .......................................................... 5 1. Sarung Tangan ................................................................................. 5 2. Masker ........................................................................................... 10 3. Alat Pelindung Mata ...................................................................... 16 4. Topi / Pelindung Kepala ................................................................ 17 5. Gaun Pelindung ............................................................................. 17 6. Apron ............................................................................................. 19 7. Pelindung Kaki .............................................................................. 19 F. Pemakaian APD di Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Bagaimana Mengenakan / Menggunakan dan Melepas ..................... 20 G. Hal Penting Dalam APD .................................................................... 24 H. Penyimpangan Dalam Penggunaan APD ........................................... 25 I.

Perawatan APD .................................................................................. 25

J.

Pembuangan dan Pemusnahan APD .................................................. 27

K. Manfaat Alat Pelindung Diri (APD) .................................................. 28 L. Pemilahan Pemakaian APD................................................................ 29 BAB IV. DOKUMENTASI .................................................................................... 30 A. Cara Memakai dan Melepas Sarung Tangan Bersih / Non Steril....... 30 B. Cara Memakai dan Melepas Sarung Tangan Steril ............................ 31 C. Langkah-langkah Mengenakan dan Melepas APD ............................ 33 DAFTAR PUSTAKA

i

LAMPIRAN V KEPUTUSAN BUPATI KETAPANG NOMOR 087 /BLU-RSUD/2016 TANGGAL 16 SEPTEMBER 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER AGOESDJAM KABUPATEN KETAPANG

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN 

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan perlindungan yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan.



Alat Pelindung Diri (APD) dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE).Dengan melihat kata “personal” pada PPE tersebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memproteksi pemakaianya. APD dapat berkisar dari sederhana hingga relatif lengkap.



APD merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia.

B. TUJUAN PEMAKAIAN APD 1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik; 2. Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret dan ekskreta kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien; 3. Meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja; 4. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

1

BAB II RUANG LINGKUP Alat Pelindung Diri (APD) digunakan oleh petugaskesehatan yang mempunyai

risiko

terhadap

penularan

penyakit

dari

petugas

kesehatan ke pasien/lingkungan, demikian juga sebaliknya dari pasien/lingkungan ke petugas kesehatan. Petugas Kesehatan dimaksud adalah dari :  Instalasi Farmasi;  Instalasi Gizi;  Instalasi Radiologi;  Instalasi Laboratorium;  Rawat Inap;  Rawat Jalan;  Unit CSSD;  IGD;  IBS;  Kamar Bersalin;  Unit Sanitasi;  Unit Laundry;  Unit Kebersihan/Taman.

2

BAB III TATA LAKSANA A. PENDAHULUAN Alat pelindung diri (APD) mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun, apron, dan pelindung lainnya. Di banyak negara, topi, masker, gaun, dan duk sering terbuat dari kain atau kertas, namun pelindung paling baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh). Bahan yang tahan cairan ini tidak banyak tersedia karena harganya mahal.Di banyak negara, kain katun ringan (dengan jumlah benang 140/inci persegi) adalah bahan yang paling umum digunakan untuk pakaian bedah (masker, topi, dan gaun) serta duk.Sayangnya, katun yang ringan tersebut tidak merupakan penghalang yang efektif, karena cairan dapat tembus dengan mudah sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi.Denim, kanvas, dan bahan berat lainnya, di sisi lain, terlalu

tebal

untuk

ditembus

oleh

uap

air

pada

waktu

pengukusan sehingga tidak dapat disterilkan, sulit dicuci dan memerlukan waktu terlalu lama untuk kering.Sebaiknya bahan kain yang digunakan berwarna putih atau terang agar kotoran dan kontaminasi dapat terlihat dengan mudah. Topi atau masker yang terbuat dari kertas tidak boleh digunakan ulang karena tidak ada cara untuk membersihkannya dengan baik. Jika tidak dapat dicuci, jangan digunakan lagi! B. KETENTUAN UMUM APD 1. Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik oleh pekerja; 2. Beratnya harus seringan mungkin; 3. Harus dapat dipakai secara fleksibel; 4. Bentuknya harus cukup menarik; 5. Tidak mudah rusak;

i

6. Tidak

menimbulkan

bahaya-bahaya

tambahan

bagi

pemakainya; 7. Harus memenuhi ketentuan dari standart yang telah ada; 8. Tidak

terlalu

membatasi

gerakan

dan

persepsi

sensori

pemakainya; 9. Suku

cadangnya

harus

mudah

diperoleh

sehingga

pemeliharaan alat pelindung diri dapat dilakukan dengan mudah. C. FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MEMILIH APD 1. Potensi dan Jenis Paparan;  Splashes, Spray dan Contact;  Jenis Trasmisi dari Penyakit. 2. Daya Tahan dan Kesesuaian; 3. Fit (Kecocokan). D. PEDOMAN UMUM ALAT PELINDUNG DIRI 1. Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan APD; 2. Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan kembali yang sudah rusak atau sobek segera setelah

Anda

mengetahui

APD

tersebut

tidak

berfungsi

optimal; 3. Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan hindari kontaminasi: a. lingkungan di luar ruang isolasi; b. para pasien atau pekerja lain, dan; c. diri Anda sendiri. 4. Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera membersihkan tangan. •

Perkirakan

risiko

terpajan

cairan

tubuh

atau

area

terkontaminasi sebelum melakukan kegiatan perawatan kesehatan; •

Pilih APD sesuai dengan perkiraan risiko terjadi pajanan;



Menyediakan sarana APD bila emergensi dibutuhkan untuk dipakai.

• 4

E. JENIS- JENIS ALAT PELINDUNG DIRI DAN FUNGSINYA 1. Sarung Tangan (Gloves) Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada

di

tangan

petugas

kesehatan.Sarung

tangan

merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi.Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang.

Gambar 1 : Sarung Tangan Medis Ingat :Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan lakukan kebersihan tangan menggunakan antiseptik cair atau handrub berbasis alkohol.

Penggunaan sarung tangan dan kebersihan tangan, merupakan komponen kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan mempertahankan suatu lingkungan bebas infeksi (Garner dan Favero 1986).Selain itu, pemahaman mengenai kapan sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi diperlukan dan kapan sarung tangan tidak perlu digunakan, penting untuk diketahui agar dapat menghemat biaya dengan tetap menjaga keamanan pasien dan petugas.

Ingat :Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci tangan atau pemakaian antiseptik yang digosokkan pada tangan.

5



Tiga Saat Petugas Perlu Memakai Sarung Tangan  Perlu untuk menciptakan barrier protektif dan cegah kontaminasi yang berat. Desinfeksi tangan tidak cukup untuk memblok transmisi kontak bila kontaminasi berat.

misalnya

menyentuh

darah,

cairan

tubuh,

sekresi, eksresi, mukus membran, kulit yang tidak utuh.  Dipakai untuk menghindari transmisi mikroba di tangan petugas ke pada pasien saat dilakukan tindakan terhadap kulit pasien yang tidak utuh, atau mukus membran.  Mencegah tangan petugas terkontaminasi mikroba dari pasien transmisi kepada pasien lain. Perlu kepatuhan petugas

untuk

pemakaian

sarung

tangan

sesuai

standar. Memakai sarung tangan tidak menggantikan perlunya cuci tangan, karena sarung tangan dapat berlubang

walaupun

kecil,

tidak

nampak

selama

melepasnya sehingga tangan terkontaminasi. 

Kapan Pemakaianan Sarung Tangan Diperlukan Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah kontaminasi dari petugas kesehatan telah terbukti

berulang

kali

(Tenorio

et

al.

2001)

tetapi

pemakaian sarung tangan tidak menggantikan kebutuhan untuk mencuci tangan.Sebab sarung tangan bedah lateks dengan kualitas terbaik sekalipun, mungkin mengalami kerusakan mungkin

kecil

yang

tidak

robek

pada

saat

terlihat,

sarung

digunakan

atau

tangan tangan

terkontaminasi pada saat melepas sarung tangan (Bagg, Jenkins dan Barker 1990; Davis 2001). Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serba guna bersih harus digunakan oleh semua petugas ketika :  Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain, membran mukosa atau kulit yang terlepas.

6

 Melakukan

prosedur

medis

yang

bersifat

invasif,

misalnya : menusukkan sesuatu ke dalam pembuluh darah, seperti memasang infus.  Menangani

bahan-bahan

terkontaminasi

atau

bekas

menyentuh

pakai

yang

telah

permukaan

yang

tercemar.  Menerapkan Kewaspadaan Transmisi kontak (yang diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau dicurigai), yang mengharuskan

petugas

kesehatan

menggunakan

sarung tangan bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan pasien. Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan pasien dan mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alkohol. Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai upaya menghindari kontaminasi silang (CDC,1987). Pemakaian sepasang sarung tangan yang sama atau mencuci tangan yang masih bersarung tangan, ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain atau ketika melakukan perawatan di bagian tubuh yang kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh yang bersih, bukan merupakan

praktek

yang

aman.

Doebbeling

dan

Colleagues (1988) menemukan bakteri dalam jumlah bermakna pada tangan petugas yang hanya mencuci tangan dalam keadaan masih memakai sarung tangan dan tidak mengganti sarung tangan ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain. 

Jenis-Jenis Sarung Tangan  Sarung Tangan Bersih / Non Steril;  Sarung Tangan Steril;  Sarung Tangan Rumah Tangga.

7



Bahan Dasar  Vinyl;  Latex;  Nitrile.



Alur Pemilihan Jenis Sarung Tangan

Apakah kontak dengan darah atau cairan tubuh ?

Tidak

TANPA SARUNG TANGAN

Tidak

SARUNG TANGAN RUMAH TANGGA ATAU SARUNG TANGAN BERSIH

Tidak

SARUNG TANGAN BERSIH ATAU SARUNG TANGAN DTT

Ya Apakah kontak dengan pasien ?

Ya Apakah kontak dengan jaringan di bawah kulit ?

Ya SARUNG TANGAN STERIL ATAU SARUNG TANGAN DTT



Hal yang Harus Diperhatikan pada Pemakaian Sarung Tangan  Kebersihan tangan sebelum dan sesudah memakai sarung tangan;  Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk sarung tangan bedah. Sarung tangan yang

tidak

sesuai

dengan

ukuran

tangan

dapat

menggangu ketrampilan dan mudah robek;  Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan robek;  Tarik sarung tangan ke atas manset gaun (jika Anda memakainya) untuk melindungi pergelangan tangan;  Gunakan sarung tangan pada kedua tangan;  Sepasang sarung tangan untuk satu pasien;  Pahami cara memakai dan melepas sarung tangan;

8

 Tidak di daur ulang (kecuali sarung tangan rumah tangga);  Ganti sarung tangan bila tampak rusak/bocor;  Segera lepas sarung tangan jika telah selesai tindakan;  Tidak menjamah permukaan lain setelah menggunakan sarung tangan;  Buang sarung tangan ke tempat pembuangan sampah sesuai prosedur;  Tidak mencuci tangan saat menggunakan sarung tangan;  Gunakan

pelembab

yang

larut

dalam

air

(tidak

mengandung lemak) untuk mencegah kulit tangan kering/berkerut;  Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan merusak sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari lateks;  Jangan

menggunakan

cairan

pelembab

yang

mengandung parfum karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit;  Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari langsung, di dekat pemanas, AC, cahaya

ultraviolet,

cahaya

fluoresen

atau

mesin

rontgen, karena dapat merusak bahan sarung tangan sehingga mengurangi efektifitasnya sebagai pelindung.  Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan dua lapis sarung tangan periksa atau sarung tangan bedah yang telah diproses untuk memberikan perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, petugas

laundry,

pekarya

serta

petugas

yang

menangani dan membuang limbah medis. Selain itu, pemakaian

bedak

pada

sarung

tangan

tidak

direkomendasikan.

9



Reaksi Alergi Terhadap Sarung Tangan Reaksi alergi terhadap sarung tangan lateks semakin banyak dilaporkan oleh berbagai petugas di fasilitas kesehatan,

termasuk

bagian

rumah

tangga,

petugas

laboratorium dan dokter gigi.Jika memungkinkan, sarung tangan bebas lateks (nitril) atau sarung tangan lateks rendah alergen harus digunakan, jika dicurigai terjadi alergi (reaksi alergi terhadap nitril juga terjadi, tetapi lebih jarang).Selain itu, pemakaian sarung tangan bebas bedak juga direkomendasikan.Sarung tangan dengan bedak dapat menyebabkan reaksi lebih banyak, karena bedak pada sarung tangan membawa partikel lateks ke udara.Jika

hal

ini

tidak

memungkinkan,

pemakaian

sarung tangan kain atau vinil di bawah sarung tangan lateks

dapat

Meskipun

membantu

demikian,

mencegah

tindakan

ini

sensitisasi tidak

akan

kulit. dapat

mencegah sensitisasi pada membran mukosa mata dan hidung. (Garner dan HICPAC, 1996). 

Tanda-tanda Alergi Sarung Tangan Pada sebagian besar orang yang sensitif, gejala yang muncul adalah warna merah pada kulit, hidung berair dan gatal-gatal pada mata, yang mungkin berulang atau semakin

parah

misalnya

menyebabkan

gangguan

pernapasan seperti asma.Reaksi alergi terhadap lateks dapat muncul dalam waktu 1 bulan pemakaian.Tetapi pada umumnya reaksi baru terjadi setelah pemakaian yang lebih lama, sekitar 3-5 tahun, bahkan sampai 15 tahun (Baumann, 1992), meskipun pada orang yang rentan.Belum

ada

terapi

atau

desensitisasi

untuk

mengatasi alergi lateks, satu-satunya pilihan adalah menghindari kontak. 2. Masker Harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot).Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas 10

kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan.Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut. Masker yang ada, terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan, kain kasa, kertas dan bahan sintetik yang beberapa di antaranya tahan cairan.Masker yang dibuat dari katun atau kertas sangat nyaman tetapi tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai filter.Masker yang dibuat dari bahan sintetik dapat

memberikan

perlindungan

dari

tetesan

partikel

berukuran besar (>5 μm) yang tersebar melalui batuk atau bersin ke orang yang berada di dekat pasien (kurang dari 1 meter).Namun

masker

bedah

terbaik

sekalipun

tidak

dirancang untuk benar-benar menutup pas secara erat (menempel sepenuhnya pada wajah) sehingga mencegah kebocoran udara pada bagian tepinya.Dengan demikian, masker tidak dapat secara efektif menyaring udara yang dihisap. Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan harus dapat mencegah partikel mencapai membran mukosa dari petugas kesehatan.

Gambar 2a : Masker Bedah

Gambar 2b : Masker Efisiensi Tinggi N-95 (Respirator Particulate)

Ketika melepas masker, pegang bagian talinya karena bagian tengah masker merupakan bagian yang paling banyak terkontaminasi (Rothrock, McEwen dan Smith 2003). 11

Masker dengan Efisiensi Tinggi (Respirator Particulate) merupakan jenis masker khusus yang direkomendasikan, bila penyaringan

udara

dianggap

penting

misalnya

pada

perawatan seseorang yang telah diketahui atau dicurigai menderita flu burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi misalnya N-95 melindungi dari partikel dengan ukuran <5 mikron yang dibawa oleh udara. Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan penyaring dan harus dapat menempel dengan erat pada wajah tanpa ada kebocoran. Dilain pihak pelindung ini juga lebih mengganggu pernapasan dan lebih mahal daripada masker bedah. Sebelum petugas memakai masker

N-95

perlu

dilakukan

fit

test

pada

setiap

pemakaiannya. Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai

menderita

penyakit

menular

melalui

airborne

maupun droplet, seperti misalnya flu burung atau SARS, petugas kesehatan harus menggunakan masker e#siensi tinggi. Pelindung ini merupakan perangkat N-95 yang telah disertifikasi oleh US National Institute for Occupational Safety dan Health (NIOSH), disetujui oleh European CE, atau standard nasional/regional yang sebanding dengan standar tersebut dari negara yang memproduksinya. Masker efisiensi tinggi

dengan

tingkat

efisiensi

lebih

tinggi

dapat

juga

digunakan. Masker efisiensi tinggi, seperti khususnya N-95 harus diuji pengepasannya (fit test) untuk menjamin bahwa perangkat

tersebut

pas

dengan

benar

pada

wajah

pemakainya.

Gambar 3: Respirator Particulate

12

Masker, gogel dan visor melindungi wajah dari percikan darah.Untuk melindungi petugas dari infeksi saluran napas maka diwajibkan menggunakan masker sesuai aturan standar. Pada fasilitas kesehatan yang memadai petugas dapat memakai respirator sebagai pencegahan saat merawat pasien multi drug resistance (MDR) atau extremely drug resistance (XDR) TB. 

Pemakaian Masker Efisiensi Tinggi Petugas Kesehatan harus :  Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah lapisan utuh dan tidak cacat. Jika bahan penyaring rusak atau kotor, buang masker tersebut. Selain itu, masker yang ada keretakan, terkikis, terpotong atau, terlipat pada sisi dalam masker, juga tidak dapat digunakan.  Memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau rusak. Tali harus menempel dengan baik di semua titik sambungan.  Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada) berada pada tempatnya dan berfungsi dengan baik.



Fit Test Untuk Masker Efisiensi Tinggi Fungsi masker akan terganggu/tidak efektif, jika masker tidak dapat melekat secara sempurna pada wajah, seperti pada keadaan di bawah ini :  Adanya janggut, cambang atau rambut yang tumbuh pada wajah bagian bawah atau adanya gagang kacamata.  Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi dapat mempengaruhi perlekatan bagian wajah masker.  Apabila klip hidung dari logam dipencet/dijepit, karena akan menyebabkan kebocoran. Ratakan klip tersebut di atas

hidung

setelah

Anda

memasang

masker,

13

menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri bagian atas masker.  Jika mungkin, dianjurkan fit test dilakukan setiap saat sebelum memakai masker efisiensi tinggi. 

Cara Fit Test Respirator Particulate

Langkah 1 Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian hidung pada ujung jari-jari Anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas di bawah tangan Anda.

Langkah 2 Posisikan respirator di bawah dagu Anda dan sisi untuk hidung berada di atas.

Langkah 3 Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di belakang kepala Anda di atas telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali di bawah telinga.

14

Langkah 5 Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan, dan hati-hati agar posisi respirator tidak berubah. Langkah 5.a) Pemeriksaan Segel Positif Hembuskan napas kuat-kuat.Tekanan positif di dalam respitaror berarti tidak ada kebocoran.Bila terjadi kebocoran atur posisi dan/atau ketegangan tali.Uji kembali kerapatan respirator. Ulangi langkah tersebut sampai respirator benar-benar tertutup rapat. Langkah 5.b) Pemeriksaan Segel Negatif Tarik napas dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif akan membuat respirator menempel ke wajah. Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam respirator akibatudara masuk melalui celah-celah pada segelnya.

Langkah 4 Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas bagian hidung yang terbuat dati logam. Tekan sisi logam tersebut (Gunakan dua jari dari masingmasing tangan) mengikuti bentuk hidung Anda.Jangan menekan respirator dengan satuy tangan karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif. Kewaspadaan ! Beberapa masker mengandung komponen lateks dan tidak bisa digunakan oleh individu yang alergi terhadap lateks. Petugas harus diberi cukup waktu untuk menggunakan dan mengepaskan masker dengan baik sebelum bertemu dengan pasien.

15

3. Alat Pelindung Mata (Eye Protection / Eye Visor) Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (goggles) plastik bening, kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor. Kacamata koneksi atau kacamata dengan lensa polos juga dapat digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi mata. Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau

pelindung

wajah

jika

melakukan

tugas

yang

memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kacamata pelindung atau kacamata biasa, serta masker.

Gambar 4a :Pelindung Wajah

Gambar 4b :Pelindung Mata

Gambar 4c :Kacamata Pelindung

16

Gambar 4d :Respirator

4. Topi (Pelindung Kepala / Head Coverings) Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.

Meskipun

topi

dapat

memberikan

sejumlah

perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.

Gambar 5 : Pelindung Kepala

17

5. Gaun Pelindung (Gowns) Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau

dicurigai

menderita

penyakit

menular

melalui

droplet/airborne. Pemakaian gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai

menderita

penyakit

kesehatan

harus

mengenakan

memasuki

ruangan

untuk

menular

tersebut,

gaun

merawat

pelindung

pasien

petugas setiap

karena

ada

kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien. Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang potensial tercemar, lalu cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme. Kontaminasi pada pakaian yang dipakai saat bekerja dapat diturunkan 20 - 100x dengan memakai gaun pelindung. Perawat yang memakai apron plastik saat merawat pasien bedah abdomen dapat menurunkan transmisi S.aureus 30x dibandingkan perawat yang memakai baju seragam dan ganti tiap hari.

Gambar 6 : Gaun Pelindung

18

6. Apron Yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi.Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air. Apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju atau kulit petugas kesehatan.

7. Pelindung Kaki

Gambar 7 : Apron

Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.Oleh karena itu, sandal, “sandal jepit” atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.

Gambar 8 :Pelindung Kaki 19

Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih.Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah.Sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui sepatu dan seringkali digunakan sampai di luar ruang operasi.Kemudian dilepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi pencemaran (Summers et al. 1992). F. PEMAKAIAN APD DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN : BAGAIMANA MENGENAKAN / MENGGUNAKAN DAN MELEPAS 1. Faktor-faktor

penting

yang

harus

diperhatikan

pada

pemakaian APD •

Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki ruangan;



Gunakan

dengan

hati-hati

-

jangan

menyebarkan

kontaminasi; •

Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah disediakan di ruang ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan;



Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkahlangkah membersihankan tangan sesuai pedoman.

2. Prinsip-prinsip

PPI

yang

perlu

diperhatikan

pada

pemakaian APD a. Gaun Pelindung •

Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan

hingga

bagian

pergelangan

tangan

dan

selubungkan ke belakang punggung; •

Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.

20

b. Masker •

Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher;



Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung;



Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik;



Periksa ulang pengepasan masker.

c. Kacamata Atau Pelindung Wajah Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.

d. Sarung Tangan Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi.

21

3. Langkah-langkah mengenakan APD pada Perawatan Ruang Isolasi Kontak dan Airborne adalah sebagai berikut : a. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung; b. Kenakan pelindung kaki; c. Kenakan sepasang sarung tangan pertama; d. Kenakan gaun luar; e. Kenakan celemek plastik; f. Kenakan sepasang sarung tangan kedua; g. Kenakan masker; h. Kenakan penutup kepala; i. Kenakan pelindung mata. 4. Prinsip-prinsip PPI yang perlu diperhatikan saat melepas APD a. Sarung Tangan •

Ingatlah

bahwa

bagian

luar

sarung

tangan

telah

terkontaminasi !; •

Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan;



Pegang

sarung

tangan

yang

telah

dilepas

dengan

menggunakan tangan yang masih memakai sarung tangan; •

Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan;



Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama;



Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.

22

b. Kacamata atau Pelindung Wajah •

Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi !;



Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata;



Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam tempat limbah infeksius.

c. Gaun Pelindung •

Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi !;



Lepas tali;



Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja;



Balik gaun pelindung;



Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.

23

d. Masker •

Ingatlah

bahwa

bagian

depan

masker

telah

terkontaminasi–JANGAN SENTUH !; •

Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas;



Buang ke tempat limbah infeksius.

5. Langkah-langkah melepaskan APD pada Perawatan Ruang Isolasi Kontak dan Airborne adalah sebagai berikut : a. Desinfeksi sepasang sarung tangan bagian luar; b. Desinfeksi celemek dan pelindung kaki; c. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian luar; d. Lepaskan celemek; e. Lepaskan gaun bagian luar; f. Desinfeksi tangan yang mengenakan sarung tangan; g. Lepaskan pelindung mata; h. Lepaskan penutup kepala; i. Lepaskan masker; j. Lepaskan pelindung kaki; k. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian dalam; l. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih. G. HAL PENTING DALAM APD 1. Ketersediaan APD berkesinambungan; 2. Digunakan sekali pakai bila non reusable; 3. Bila terkontaminasi segera ganti dan buang; 4. Bila reusable setelah pakai lakukan pembersihan, desinfeksi, bila perlu disterilkan (sesuai dengan jenis alat menurut Dr. Earl Spaulding).

24

H. PENYIMPANGAN DALAM PENGGUNAAN APD 1. Sarung Tangan ; 

Digunakan hanya satu tangan;



Menggunakannya hanya untuk hal-hal yang menjijikan saja;



Tidak segera membuang sarung tangan habis pakai.

2. Masker; 

Tergantung di leher dan di bawa keliling RS;



Habis pakai disimpan dalam saku baju;



Dianggap bukan barang infeksius.

3. Gaun; Setelah pakai dibawa keliling RS. 4. Alas Kaki / Sepatu Tertutup Saat kerja menggunakan sandal terbuka bagian depan. I.

PERAWATAN APD Alat pelindung diri yang sudah dipakai seorang tenaga kerja tidak boleh dipakai tenaga kerja lain kecuali bila alat pelindung diri tersebut

telah

dibersihkan.

Alat

pelindung

diri

yang

terkontaminasi oleh debu atau serat dan bahan kimia berbahaya dilarang untuk dibawa pulang. Semua alat pelindung diri harus dirawat sedemikian rupa sehingga alat itu tetap memberikan perlindungan yang berhasil guna terhadap faktor-faktor yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja.Hal ini berarti bahwa prosedur yang cocok untuk melaporkan kerusakan pemeriksaan rutin, pembangunan perbaikan dan pembersihan harus dilaksanakan. Sebelum digunakan sebaiknya alat pelindung diri diperiksa apakah ada kerusakan atau layak pakai, jika APD rusak maka perlu diganti dengan yang baru.Petugas harus menyediakan tempat penyimpanan khusus untuk alat pelindung diri sehingga APD dapat disimpan dengan baik supaya tidak rusak ataupun hilang dan siap digunakan sewaktu-waktudiperlukan.Penggantian salah satu komponen atau seluruh komponen alat pelindung diri harus diketahui oleh petugas Penatalaksanaan Alat Pelindung Diri atau Panitia Mutu dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit. 25

Perawatan dan kontrol terhadap APD penting agar fungsi alat pelindung diri tetap baik.

Secara spesifik cara perawatan yang

harus dilakukan adalah sebagai berikut; 1. Alat Pelindung Kepala a. Cara pembersihan : untuk pemakaian rutin, lakukan pencucian

minimal

seminggu

sekali.

Pencucian

bisa

menggunakan air sabun. b. Cara penyimpanan : disimpan di tempat penyimpanan tertutup dalam keadaan telungkup. 2. Alat Pelindung Mata a. Cara pembersihan : diseka dengan kain lembut/tissue, bila permukaan buram dapat dibasuh dengan air dan bila perlu tambahkan sabun lunak. b. Cara penyimpanan : simpan di tempat yang terhindar dari benturan dan gesekan dengan benda keras. 3. Alat Pelindung Telinga a. Cara pembersihan : cuci earplug dengan menggunakan sabun lunak, lebih baik bila ada air hangat. Hindarkan penggunaan alkohol dan pembersih lain dari solvent, kemudian keringkan pada udara kamar. b. Cara penyimpanan : masukkan earplug ke dalam wadah. Simpan di tempat sejuk dan kering. Hindarkan tempat yang lembab dan terkena sinar matahari langsung. 4. Alat Pelindung Pernafasan a. Cara pembersihan : tidak boleh menggunakan solvent dan minyak, boleh menggunakan sabun, suhu air tidak boleh lebih 49C, boleh menggunakan sodium hipocloride. b. Cara penyimpanan : disimpan di tempat yang bersih, kering dan tidak terkontaminasi, hindarkan dari debu dan sinar matahari langsung. Pisahkan respirator dan filternya. 5. Alat Pelindung Tangan a. Cara pembersihan : untuk sarung tangan kain dan karet dapat dicuci dengan air dan detergent, untuk sarung tangan kulit dapat dilap dengan menggunakan kain lap

26

basah. Lakukan pencucian sarung tangan karet seminggu sekali tanpa menggunakan detergent. b. Cara penyimpanan ; disimpan ditempat bersih, kering dan tidak terkontaminasi . 6. Alat Pelindung Kaki a. Cara

pembersihan

;

lakukan

pembersihan

dengan

menggunakan sikat sepatu atau lap kain basah/kering. Penggunaan detergen bisa merusak sepatu. b. Cara penyimpanan ; simpan di tempat sejuk dan keringkan dengan sirkulasi udara yang cukup. Hindarkan tempat yang lembab dan terkena sinar matahari langsung. J. PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN APD Alat Pelindung Diri yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang.Alat Pelindung Diri yang habis masa pakainya (kadaluarsa) dan mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), wajib dimusnahkan sesuai dengan persyaratan tehnis

yang

berlaku.Pembuangan

dan

pemusnahan

Alat

Pelindung Diri yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dilengkapi dengan berita acara pemusnahan.

27

K. MANFAAT ALAT PELINDUNG DIRI ( APD ) APD Jas dan Celemek Plastik

Sarung Tangan

TERHADAP PASIEN Mencegah kontak mikroorganisme dari tangan, tubuh dan pakaian petugas kesehatan kepada pasien Mencegah kontak mikroorganisme yang terdapat pada tangan petugas kesehatan kepada pasien

Masker

Mencegah kontak droplet dari mulut dan hidung petugas kesehatan yang mengandung mikroorganisme dan terpercik saat bernapas, bicara atau batuk kepada pasien

Kacamata Pelindung

-

Tutup Kepala

Mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut dan kulit kepala petugas ke daerah steril

Sepatu yang bersih mengurangi kemungkinan terbawanya Sepatu Pelindung mikroorganisme dari ruangan lain atau luar ruangan

TERHADAP PETUGAS Mencegah kulit petugas kesehatan kontak dengan percikan darah atau cairan tubuh pasien Mencegah kontak tangan petugas kesehatan dengan darah dan cairan tubuh penderita lainnya, selaput lendir, kulit yang tidak utuh atau alat kesehatan/permukaan yang telah terkontaminasi Mencegah membran mukosa petugas (hidung dan mulut) kontak dengan percikan darah atau cairan tubuh penderita Mencegah membran mukosa petugas kesehatan kontak dengan percikan darah atau cairan tubuh penderita Mencegah perlukaan kaki oleh benda tajam yang terkontaminasi atau terjepit benda berat (misalnya, mencegah luka karena menginjak benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan) dan mencegah kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya.

28

L. PEMILAHAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) JENIS TINDAKAN Memandikan Pasien Vulva/Penis Hygiene Menolong BAB Oral Hygiene Pengisapan Lender Mengambil Darah Vena Perawatan Luka Mayor Perawatan Luka Minor Perawatan Luka Infeksius Mengukur TTV Injeksi Pemasangan CVC line Intubasi Memasang Infuse Memasang DC Melap Meja, Monitor , Syrung Pump di Pasien Membersihkan Peralatan Habis Pakai Trnsporatsi Pasien

SARUNG TANGAN

KACAMATA/PENUTUP WAJAH

TOPI

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

MASKER GAUN/CELEMEK

Tidak, kecuali kulit tidak utuh Ya Ya Ya Ya Ya Ya / Steril Ya Ya / Steril Tidak Tidak Ya / Steril Ya Ya Ya / Steril

Tidak

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Ya / Sarung Tangan Rumah Tangga Tidak

Tidak Ya

29

BAB IV DOKUMENTASI A. CARA MEMAKAI DAN MELEPAS SARUNG TANGAN BERSIH / NON STERIL

30

B. CARA MEMAKAI DAN MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL

31

32

LANGKAH-LANGKAH

MENGENAKAN

DAN

MELEPAS

ALAT

PELINDUNG DIRI (APD)

33

a.n BUPATI KETAPANG KEPALA RSUD dr.AGOESDJAM KABUPATEN KETAPANG

RUSDY EFFENDY

34

DAFTAR PUSTAKA 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya, Depkes RI – Perdalin Pusat Jakarta, 2008 2. Pedoman Buku Ajar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit, Costy Pandjaitan – Perdalin Pusat Jakarta, 2008. 3. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan, Depkes RI, 2010 4. Perdalin Pusat, Handout Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit, 2012

35

Related Documents

Panduan Apd
October 2019 29
Panduan Apd
October 2019 92
02a
November 2019 16
Apd
October 2019 43
Panduan Revisi Skp.docx
April 2020 13

More Documents from "Sahlan habibi siregar"