Laporan Kasus
KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN
Oleh: Nyayu Firda, S.Ked
04054821820047
Naufal Karyna Putri, S.Ked
04054821820049
Afkara Husna Firdanisa, S.Ked
04054821820146
Dwitissa Novaria Ananda, S.Ked
04054821820048
Pembimbing: dr. H. Zaimursyaf Aziz, Sp.OG (K)
DEPARTEMEN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN/ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2019
i
HALAMAN PENGESAHAN Laporan kasus yang berjudul Kontrasepsi Pasca Persalinan
Oleh: Nyayu Firda, S.Ked
04054821820047
Naufal Karyna Putri, S.Ked
04054821820049
Afkara Husna Firdanisa, S.Ked
04054821820146
Dwitissa Novaria Ananda, S.Ked
04054821820048
Telah dilaksanakan dan disetujui pada bulan Januari 2019 sebagai salah satu persyaratan guna mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian/Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi FK Unsri/ RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Palembang, 16 Januari 2019 Pembimbing,
dr. H. Zaimursyaf Aziz, Sp.OG (K)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul kontrasepsi pasca persalinan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H. Zaimursyaf Aziz, Sp.OG (K) selaku pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan laporan kasus ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi banyak orang dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Palembang, 16 Januari 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 BAB II LAPORAN KASUS ..................................................................................... 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 10 BAB IV ANALISIS KASUS .................................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 44
iv
v
BAB I PENDAHULUAN Setiap hari, diperkirakan 800 orang wanita meninggal karena sebab yang sebetulnya dapat dicegah dari kehamilan dan persalinan. Di antara angka tersebut, 99% di antaranya adalah berasal dari negara berkembang. Di Indonesia sendiri, angka kematian ibu saat melahirkan masih tinggi, yakni sekitar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Antara tahun 1990 dan 2013, angka kematian ibu menurun hanya sekitar 2,6% per tahun. Penyebab utama meninggalnya ibu saat melahirkan adalah perdarahan saat persalinan. Risiko perdarahan ini akan meningkat jika ibu hamil tersebut hamil terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, atau jarak melahirkan terlalu dekat. Terkait dengan hal tersebut, dibutuhkan metode kontrasepsi untuk mengatur jarak kehamilan. Kontrasepsi adalah usaha–usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha–usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Pilihan kontrasepsi sebagian bergantung kepada efektivitas metode kontrasepsi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Pada beberapa metode tertentu, efektivitas metode kontrasepsi tidak hanya bergantung pada perlindungan yang diberikan tapi juga pada konsistensi dan ketepatan penggunaan metode tersebut. Sangat
beragamnya
konsistensi
maupun
ketepatan
penggunaan
metode
kontrasepsi disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, penghasilan, keinginan klien untuk mencegah atau menunda kehamilan, serta budaya. Keluarga Berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individu dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Terdapat beberapa metode kontrasepsi, baik yang menggunakan alat/obatobatan maupun tidak. Contoh kontrasepsi tanpa alat antara lain koitus interuptus,
1
postkoital douche, rhythm method, dan kontrasepsi mantap berupa vasektomi dan tubektomi. Sedangkan kontrasepsi dengan alat/obat-obatan ada yang mekanis seperti kondom dan pesarium, ada yang dengan spermisida, dan ada pula yang hormonal. Kontrasepsi hormonal di antaranya ada yang berupa kombinasi esterogen-progesteron dan ada pula yang hanya berisi progestin saja, yaitu implan. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang baik mengenai kontrasepsi pascapersalinan ini. Laporan kasus kali ini disusun guna memperdalam pengetahuan tenaga medis mengenai kontrasepsi pascapersalinan.
2
BAB II STATUS PASIEN
2.1
2.2
Identifikasi Nama
: Ny. S
Umur
: 36 tahun
Alamat
: Jl. Naskah No. 14
Suku Bangsa
: Sumatera Selatan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
MRS
: 23 November 2018 pukul 11.45 WIB
No. RM
: RI18033698
Anamnesis (Tanggal 23 November 2018, di IGD RSMH) Keluhan Utama Mau melahirkan dengan anak kembar Riwayat Perjalanan Penyakit Sejak ± 16 jam SMRS Os mengeluh perut mules yang menjalar ke pinggang, hilang timbul, makin lama makin sering dan kuat. Riwayat keluar darah dan lender (+), riwayat keluar air-air (-), riwayat trauma (-), riwayat post coital (-), riwayat minum jamu-jamuan atau obat-obatan (-), riwayat keputihan (-), riwayat perut diurut-urut (-), riwayat demam (-), riwayat sakit gigi (-). Os lalu datang ke Instalasi Gawat Darurat RS dr Mohammad Hoesin Palembang. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan janin masih dirasakan.
Riwayat Penyakit Dahulu -
Riwayat darah tinggi disangkal
-
Riwayat demam disangkal
-
Riwayat trauma dan perut diurut-urut disangkal
-
Riwayat HIV/ AIDS disangkal
3
-
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat Pengobatan Pernah dirawat tanggal 25 Oktober 2018 dengan diagnosis G5P4Ao hamil 33 minggu dengan PPI JGM presbo-preskep.
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit dalam keluarga disangkal
Riwayat Perkawinan Satu kali, lamanya 17 tahun
Riwayat Penggunaan KB Belum pernah menggunakan KB.
Riwayat Reproduksi Menarche
: 13 tahun
Siklus haid
: teratur, lamanya 7 hari, siklus 28 hari
Banyaknya
: ± 2 kali ganti pembalut
HPHT
: 18 September 2017
Riwayat Persalinan 1. 2002. Laki-laki, lahir spontan di RSMH, BB 3000gram, sehat. 2. 2007. Laki-laki, lahir spontan di bidan, BB 3500 gram, sehat. 3. 2011. Perempuan, lahir spontan di bidan, BB 3000 gram, sehat. 4. 2014. Perempuan, SC a/I anhidramnion di RSMH, BB 3300 gram, sehat. 5. Hamil saat ini.
Riwayat Sosial Ekonomi Sedang
2.3
Pemeriksaan Fisik (Tanggal 22 Agustus 2018, di IGD)
4
Pemeriksaan Fisik Umum Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 82 x/m, reguler, isi dan tegangan cukup
Laju nafas
: 20 x/m, irama teratur
Suhu
: 36,5 0C
Berat Badan
: 60 kg
Tinggi Badan
: 150 cm
Gizi
: baik
Pemeriksaan Fisik Khusus Kepala
: normocephali, mata conjungtiva anemis (/-), sklera ikterik (-/-), atrofi papil (-/-)
Leher
: JVP (5-2) cmH2O, Pembesaran KGB (-)
Payudara
: hiperpigmentasi -/-
Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat P : Ictus cordis tidak teraba P : Batas atas ICS II Batas Kanan LS dextra Batas Kiri LMC sinistra A : BJ I&II (+), Murmur (-), Gallop (-)
Paru-paru
I : Statis dan dinamis simetris P : Stem fremitus kanan = kiri P : Sonor di kedua lapangan paru A: Vesikuler (+),Rhonki (-/-),Wheezing (-/-)
Hati dan Lien
: dalam batas normal
Edema Pretibial
: (-)/(-)
Varises
: (-)
Refleks Fisiologis
: (+)/(+)
Refleks Patologis
: (-)/(-)
5
Pemeriksaan Obstetrik (Tanggal 23 November 2018, di IGD) Pemeriksaan Luar Inspeksi : Cembung Palpasi cm),
: tinggi fundus uteri 2 jari di bawah processus xyphoideus (51 melintang-melintang,
inferior-inferior,
penurunan
4/5,
his
2x10’/25’’, DJJ I 142x/menit dan DJJ II 139x/menit,
Pemeriksaan Dalam (Tanggal 22 Agustus 2018, di IGD) Portio lunak, medial, eff 50%, pembukaan 3 cm, terbawah bahu, ketuban (+) dan penunjuk akromion
2.5
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium ( 23 November 2018 IGD)
Pemeriksaan Hematologi Hb RBC WBC Ht Trombosit Diff. Count
Hasil
Nilai Normal
11,2mg/dl 3,69 juta/m3 10,3 x 103/m3 32% 285.000/m3 0/1/76/16/7
11,7-15,5 mg/dl 4,2-4,87 juta/m3 4,5-11 x 103/m3 43-49 % 150-450/m3 0-1/1-6/50-70/20-40/2-8
USG (23 November 2018 di IGD) -
Tampak janin gemeli hidup lintang-lintang
-
Biometri : Janin I BPD : 9,15 cm
AC
: 31,56 cm
HC
FL
: 7,11 cm
Janin II BPD : 9,51 cm
AC
: 32,82 cm
HC
FL
: 7,24 cm
: 33,71 cm
EFW : 2943 g
: 33,36 cm
EFW : 3262 g
6
2.6
-
Plasenta di corpus anterior, monokorion diamnion, cairan ketuban cukup
-
Kesimpulan: Hamil 38 minggu JGH letli-letli.
Diagnosis Kerja G5P4Ao hamil 38 minggu inpartu kala I fase laten dengan bekas SC 1x JTH letli-letli
2.7
2.8
Penatalaksanaan
Observasi Tanda vital ibu, his, DJJ
O2 5L/menit kanul nasal
Ceftriaxone 1 gram via IV
IVFD RL gtt xx/m
Rencana partus dengan SSTP
Cek darah rutin
Prognosis Vitam
: bonam
Functionam : dubia ad bonam Sanationam : dubia ad bonam
2.9
Laporan Persalinan (24-08-2018)
Pukul 17.40 WIB Operasi dimulai, penderita dalam posisi terlentang dalam keadaan spinal anesthesia. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril. Dilakukan insisi transversal, insisi diperdalam secara tajam dan tumpul sampai menembus peritoneum. Tampak uterus sebesar usia kehamilan aterm. Diposisikan untuk melakukan SSTP dengan cara: - Membuka plika vesikouterina, vesika dilindungi dengan hak hepar. - Insisi SBR
±5 cm, secara tajam kemudian ditembus secara tumpul sampai
menembus cavum uteri. Kemudian diperlebar ke lateral, kemudian secara tumpul ketuban I dipecahkan, didapatkan ketuban cukup, jernih, bau (-). Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala. 7
Pukul 17.45 WIB Lahir neonates I, hidup, laki-laki, BB 2800 gram, PB 49 cm, Apgar Score 8/9, PTAGA. Kemudian ketuban II dipecahkan, ketuban cukip, jernih, bau (-).
Pukul 17.47 WIB Lahir menonatus II, hidup, laki-laki, BB 3400 gram, PB 51 cm, Apgar Score 8/9, PTAGA. PTP I = 48 cm diameter 17x16 cm dan PTP II diameter 17x15 cm = 50 cm
Pukul 17.55 WIB - Plasenta lahir lengkap, BP 550 gram. PTP I = 48 cm diameter 17x16 cm dan PTP II diameter 17x15 cm = 50 cm - Dilakukan penjahitan SBR secara jelujur festoon dengan PGA no. 1. Dilakukan tubektomi pomeroy. - Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya. - Dilakukan pencucian cavum abdomen menggunakan NaCl 0,9% - Setelah cavum abdomen diyakini bersih dan tidak ada pendarahan, dilakukan penjahitan dinding abdomen lapis demi lapis.
Pukul 18.20 WIB Operasi selesai
2.10 Follow Up pasien 1. Follow up pasien (24 November 2018) S
= Nyeri luka operasi
O
= KU : Tampak sakit sedang TD : 120/70 mmHg N
T
: 36,8oC
RR
: 22 x/m
: 88 x/m
Skala Nyeri: 5 PL : FUT 2 Jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), luka operasi tertutup opsite. A
= P5A0 post SSTP a/I gemeli letli-letli + post tubektomi pomeroy
8
P
= Observasi tanda vital ibu, kontraksi, perdarahan IVFD RL+Oksitosin 20IU gtt xx/m s/d 24 jam Cek laboratorium post operasi Cateter menetap sampai 24 jam post op Diet biasa Ceftriaxone 1 gr / 12 jam via IV Asam tranexamat 500 mg/8 jam via IV Ketorolac 30 mg /8 jam via IV
2. Follow up pasien (25 November 2018) S
= Nyeri luka operasi
O
= KU : Tampak sakit sedang TD : 120/80 mmHg N
T
: 36,8oC
RR
: 20 x/m
: 82 x/m
Skala Nyeri: 5 PL : FUT 2 jari diatas simfisis pubis, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), luka operasi tertutup opsite. A
= P5A0 post SSTP a/I gemeli letli-letli + post tubektomi pomeroy
P
= Observasi tanda vital ibu, kontraksi, perdarahan Diet biasa Ceftriaxone 1 gr / 12 jam via IV Asam tranexamat 500 mg/8 jam via IV Ketorolac 30 mg /8 jam via IV
9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1.Kontrasepsi 3.1.1. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi atau alat/ cara KB adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara (reversible) dan permanen (Irreversinble). Bila dilihat berdasarkan kandungannya, kontrasepi dapat dibedakan sebagai kontrasepsi hormonal (pil, suntikan, implant dan akhir-akhir ini baru diperkenalkan IUD-mirena) dan kontrasepsi non hormonal (kondom, IUD, dan metoda kontap) (Hartanto, 2010). Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah melawan, sedangkan konseps adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma (Saifuddin, 2006). Kontrasepsi yang diangap ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan
koitus,
tidak
memerlukan
motivasi
terus
menerus,
mudah
pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat diterima penggunaannya oleh pasangan bersangkutan (BKKBN, 2011).
3.1.2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh warga Negara Indonesia adalah sebagai berikut:
10
Metode Kontrasepsi
Keterangan Metode Alamiah
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Mekanisme: Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif untuk menekan ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat yang harus dipenuhi:
Ibu belum mengalami haid lagi Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam Bayi berusia kurang dari 6 bulan Efektivitas: Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusuibayinya secara benar. Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 6 bulan setelah persalinan. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mendorong pola menyusui yang benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan bayi. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Metode alamiah, mendorong kebiasaan menyusui, dan tidak perlu biaya. Metode Kalender
Mekanisme: Metode kalender adalahmetode alamiah menghindari sanggama pada masa subur.
dengan
Efektivitas: Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan berkisar antara 1 hingga 9 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
11
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan tertentu. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Memerlukan perhitungan yang cermat, kadang sulit diterapkan pada ibu yang siklus haidnya tidak teratur. Senggama Terputus
Mekanisme: Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi Efektivitas: Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur
12
khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan tertentu. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Kurang efektif. Penghalang Kondom
Mekanisme: Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujungselubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah penularan penyakit menular seksual dan konsekuesinya (misal: kanker serviks). Risiko bagi kesehatan: Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan alergi lateks. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping hormonal, mudah didapat, dapat digunakan sebagai metode sementara atau cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain, dapat mencegah penularan penyakit meular seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum berhubungan seksual.
13
Diafragma
Mekanisme: Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks sehingga sperma tidak dapat mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii).Dapat pula digunakan dengan spermisida. Efektivitas: Bila digunakan dengan benar bersama spermisida, risiko kehamilan adalah 6 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah penularan penyakit menular seksual dan kanker serviks. Risiko bagi kesehatan: Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial, kadidiasis, sindroma syok toksik. Efek samping: Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping hormonal, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dan dapat dipasang sebelum berhubungan seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Memerlukan pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran yang tepat, keberhasilan tergatung cara pemakaian. Kontrasepsi Hormonal
Pil Kombinasi
Mekanisme: Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga
14
transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari. Efektivitas: Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker endometrium, kanker ovarium, penyakit radang panggul simptomatik. Dapat mengurangi risiko kista ovarium, dan anemia defisiensi besi. Mengurangi nyeri haid, masalah perdarahan haid, nyeri saat ovulasi, kelebihan rambut pada wajah dan tubuh, gejala sindrom ovarium polikistik, dan gejala endometriosis. Risiko bagi kesehatan: Gumpalan darah di vena dalam tungkai atau paru-paru (sangat jarang), stroke da serangan jantung (amat sangat jarang). Efek samping:* Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau memburuk, tapi biasaya membaik), dan peningkatan tekanan darah. Mengapa beberapa orang menyukainya: Pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapannpun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Relatif mahal dan harus digunakan tiap hari.* Beberapa efek samping tidak berbahaya dan akan menghilang setelah pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak teratur Suntikan Kombinasi
Mekanisme: Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan
15
lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan. Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun diduga mirip dengan pil kombinasi. Risiko bagi kesehatan: Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun diduga mirip dengan pil kombinasi. Efek samping: Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu diminum setiap hari, ibu dapat mengguakanya tanpa diketahui siapapun, suntikan dapat dihentikan kapan saja, baik untuk menjarangkan kehamilan. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan. Suntikan Progestin
Mekanisme: Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA).
16
Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak langsung kembali setelah berhenti, biasanya dalam waktu beberapa bulan. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker endometrium dan fibroid uterus. Dapat mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik dan anemia defisiensi besi. Mengurangi gejala endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu dengan anemia sel sabit. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung atau tidak nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan hasrat seksual. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu diminum setiap hari, tidak mengganggu hubungan seksual, ibu dapat menggunakannya tanpa diketahui siapapun, menghilangkan haid, dan membantu meningkatkan berat badan. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan. Pil Progestin (Minipil)
Mekanisme: Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
17
Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan mual. Mengapa beberapa orang menyukainya: Dapat diminum saat menyusui, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapapun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Harus diminum tiap hari. Implan
Mekanisme: Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 37 tahun, tergantung jenisnya. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik.
18
Dapat mengurangi risiko anemia defisiesi besi. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu melakukan apapun lagi untuk waktu yang lama setelah pemasangan, efektif mencegah kehamilan, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Mekanisme: AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker endometrium. Risiko bagi kesehatan:
19
Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu redah sebelum pemasangan dan AKDR menyebabkan haid yag lebih banyak. Dapat menyebabkan penyakit radang panggul billa ibu sudah terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan. Efek samping: Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid). Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung dipasang setelah persalinan atau keguguran. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih. AKDR Progestin
dengan
Mekanisme: AKDR dengan progestin membuat endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi sehingga menganggu implantasi; mencegah terjadinya pembuahan dengan memblok bersatunya ovum dengan sperma; mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii; dan menginaktifkan sperma Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko anemia defisiensi besi. Dapat mengurangi risiko penyakit radang panggul. Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
20
Efek samping: Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, haid jarang, haid memanjang, atau tidak haid), jerawat, sakit kepala, pusing, nyeri payudara, mual, kenaikan berat badan, perubahan suasana perasaan, dan kista ovarium. Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah pemasangan. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih. Kontrasepsi Mantap Tubektomi
Mekanisme: Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapatbertemu dengan ovum. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat mengurangi risiko kanker endometrium. Risiko bagi kesehatan: Komplikasi bedah dan anestesi. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan kesuburan secara permanen.
21
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih. Vasektomi
Mekanisme: Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. Efektivitas: Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada. Risiko bagi kesehatan: Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi operasi (sangat jarang), dan hematoma (jarang). Vasektomi tidak mempegaruhi hasrat seksual, fungsi seksual pria, ataupun maskulinitasnya. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan kesuburan secara permanen, prosedur bedahnya aman dan nyaman, efek samping lebih sedikit dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria ikut mengambil peran, dan meningkatkan kenikmatan serta frekuensi seks. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
22
Hal yang akan ditekankan pada tinjauan pustaka di laporan kasus ini adalah tubektomi. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan. Sangat efektif dan permanen, tindak pembedahan aman dan sederhana, tidak ada efek samping, konseling dan informed consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan. Waktu yang terbaik untuk melakukan tubektomi pasca persalinan yaitu tidak lebih dari 48 jam pasca melahirkan karena posisi tuba mudah dicapai oleh sub umbilikus dan rendahnya resiko infeksi. bila masa 48 jam pasca persalinan telah lewat, maka dilakukan 6-8 minggu setelah persalinan. Prinsip
dari
tubektomi
adalah
dilakukannya
oklusi
(pengikatan,
pemotongan, pengangkatan) tuba fallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu. Indikasi untuk dilakukannya tubektomi antara lain: a. Indikasi medis umum, yaitu adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat bila wanita ini hamil lagi. Contohnya seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, skizofrenia (gangguan psikis), dll. b. Indikasi medis obstetric, yaitu toksemia gravidarum yang berulan, seksio sesaria yang berulang. c. Indikasi sosio-ekonomi, yaitu indikasi yang berdasarkan beban sosioekonomi yang sekarang ini terasa bertambah lama tambah berat. 1. Mengikuti rumus 120: yaitu perkalian jumlah anak hidup dan umur ibu, kemudian dapat dilakukan sterilisasi atas persetujuan suami dan istri. Umpamanya umur ibu 30 tahun dengan anak hidup 4, maka hasil perkaliannya adalah 120. 2. Mengikuti rumus 100: -
Umur ibu 25 tahun keatas; anak hidup 4 orang
-
Umur ibu 30 tahun keatas; anak hidup 3 orang
-
Umur ibu 35 tahun keatas; anak hidup 2 orang
Waktu pelaksanaan tubektomi antara lain: a. Sebaiknya setelah selesai haid b. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi) c. Pasca persalinan dilakukan dalam 24-48 jam pasca persalinan. Setelah lebih dari 48 jam, operasi dipersulit oleh adanya edema tuba, dan infeksi yang akan menyebabkan kegagalan sterilisasi. Bila dilakukan
23
setelah hari ke 7-10 pasca persalinan, uterus dan alat-alat genital lainnya mengecil dan menciut, maka kesulitan pada saat operasi lebih besar seperti operasi akan lebih sulit, mudah berdarah dan infeksi.
Beberapa teknik yang terkenal untuk melakukan tindakan tubektomi, antara lain: a. Teknik Pomeroy Cari tuba lalu angkat pada pertengahannya sampai membentuk lengkungan. Bagian yang berada dibawah klem, diikat dengan benang yang dapat diserap oleh jaringan. Lakukan pemotongan tuba pada bagian atas ikatan, setelah luka sembuh dan benang ikatan diserap, kedua ujung tuba akan berpisah.
b. Teknik Kroener Cari tuba lalu angkat pada fimbria dengan klem, buat dua ikatan, lakukan fimbriektomi pada ujung yang tidak diikat c. Teknik Madlener Cari tuba, angkat pada pertengahannya dan klem. Pada bagian bawah klem, diikat dengan benang yang mudah diserap oleh jaringan, kemudian klem dilepas dan dibiarkan tanpa dilakukan pemotongan.
24
d. Teknik Aldridge Buat insisi kecil pada peritoneum, buka sedikit dengan klem. Lalu tangkap fimbrie, tanamkan kedalam atau dibawah ligamentum. Luka dijahit dengan beberapa jahitan.
e. Teknik Uchida Tuba dicari dan dikait keluar, kemudian disekitar ampulla tuba disuntikkan larutan salin-adrenalin. Lalu didaerah ini dilakukan insisi kecil, tuba diikat dan dipotong.
f. Teknik Irving Tuba diikat pada dua tempat dengan benang yang dapat diserap, lalu dilakukan tubektomi diantara kedua ikatan. Ujung sebelah proksimal dibenamkan kedalam insisi myometrium yang dibuat. Ujung bagian distal dibenamkan ke ligamentum latum.
b.
Vasektomi Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduski pria dengan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Sangat efektif, tidak ada efek samping jangka panjang, tindak bedah yang aman dan sederhana, efektif setelah 20 ejakulasi setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan, konseling dan informed consent mutlak diperlukan.
3.1.3. Faktor-Faktor dalam Memilih Metode Kontrasepsi Dalam hal pemilihan metode kontrasepsi ada beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya adalah :
25
1. Faktor pasangan yaitu motivasi meliputi hak reproduksidan menentukan jumlah anak. Rehabilitas meliputi umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah keluarga yang diingikan, pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu, sikap kewanitaan, sikap kepriaan. 2. Faktor kesehatan yaitu kontraindikasi absolut atau relatif meliputi status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul. 3. Faktor metode kontrasepsi yaitu penerimaan dan pemakaian berkesinambungan meliputi efektivitas, efek samping minor, kerugian, komplikasi – komplikasi yang potensial, biaya. (Hartono, 2004)
3.1.4. Memilih Metode Kontrasepsi Dalam hal memilih metode kontrasepsi, harus dapat memandangnya dari dua sudut yang pertama adalah pihak akseptor. Ada 2 hal yang sangat penting yang ingin diketahui oleh pasangan calon akseptor, yaitu efektifitas dan keamanan. Hal berikutnya adalah dari pihak medis/petugas KB. Di samping kedua hal tersebut di atas, untuk pihak medis/petugas KB masih ada hal-hal lain yang
penting
dan
perlu
dipertimbangkan
yaitu
upaya
melindungi
kesuburan/fertilitas dari akseptor, keuntungan non-kontraseptif, kontraindikasi, tanda – tanda bahaya, menghindari pendekatan “Polifarmasi”, kerjasama antara suami-istri. 3.1.6.
Panduan Pemilihan Kontrasepsi Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian
pada ibu dan pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi pelayanan berperan sebagai konselor dan fasilitator, sesuai langkah-langkah di bawah ini. 1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri Anda. Gunakan komunikasi verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya ibu tentang identitas dan keinginannya pada kunjungan ini. 2. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu
26
Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat diguakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan metode tertentu. Tabel. Pilihan metode kontrasepsi berdasarkan tujuan pemakaiannya
Tanyakan status kesehatan ibu dan kondisi medis yang dimilikinya. Perhatikan persyaratan medis penggunaan metode kontrasepsi tertentu di tabel berikut ini. Keterangan: 1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari risiko 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima 4= Metode tidak boleh digunakan
3. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan ibu Berikan informasi yang obyektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi: efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi yang dapat terjadi serta upaya-upaya untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut (termasuk sistem rujukan). Metode Kontrasepsi
Keterangan Metode Alamiah
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Mekanisme: Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu
27
Ibu (ASI) eksklusif untuk menekan ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat yang harus dipenuhi:
Ibu belum mengalami haid lagi Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam Bayi berusia kurang dari 6 bulan Efektivitas: Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusuibayinya secara benar. Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 6 bulan setelah persalinan. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mendorong pola menyusui yang benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan bayi. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Metode alamiah, mendorong kebiasaan menyusui, dan tidak perlu biaya. Metode Kalender
Mekanisme: Metode kalender adalahmetode alamiah menghindari sanggama pada masa subur.
dengan
Efektivitas: Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan berkisar antara 1 hingga 9 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
28
Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan tertentu. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Memerlukan perhitungan yang cermat, kadang sulit diterapkan pada ibu yang siklus haidnya tidak teratur. Senggama Terputus
Mekanisme: Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi Efektivitas: Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan tertentu. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
29
Kurang efektif. Penghalang Kondom
Mekanisme: Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujungselubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah penularan penyakit menular seksual dan konsekuesinya (misal: kanker serviks). Risiko bagi kesehatan: Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan alergi lateks. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping hormonal, mudah didapat, dapat digunakan sebagai metode sementara atau cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain, dapat mencegah penularan penyakit meular seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum berhubungan seksual.
Diafragma
Mekanisme: Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks
30
sehingga sperma tidak dapat mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii).Dapat pula digunakan dengan spermisida. Efektivitas: Bila digunakan dengan benar bersama spermisida, risiko kehamilan adalah 6 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah penularan penyakit menular seksual dan kanker serviks. Risiko bagi kesehatan: Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial, kadidiasis, sindroma syok toksik. Efek samping: Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping hormonal, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dan dapat dipasang sebelum berhubungan seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Memerlukan pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran yang tepat, keberhasilan tergatung cara pemakaian. Kontrasepsi Hormonal Pil Kombinasi
Mekanisme: Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari. Efektivitas: Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
31
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker endometrium, kanker ovarium, penyakit radang panggul simptomatik. Dapat mengurangi risiko kista ovarium, dan anemia defisiensi besi. Mengurangi nyeri haid, masalah perdarahan haid, nyeri saat ovulasi, kelebihan rambut pada wajah dan tubuh, gejala sindrom ovarium polikistik, dan gejala endometriosis. Risiko bagi kesehatan: Gumpalan darah di vena dalam tungkai atau paru-paru (sangat jarang), stroke da serangan jantung (amat sangat jarang). Efek samping:* Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau memburuk, tapi biasaya membaik), dan peningkatan tekanan darah. Mengapa beberapa orang menyukainya: Pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapannpun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Relatif mahal dan harus digunakan tiap hari.* Beberapa efek samping tidak berbahaya dan akan menghilang setelah pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak teratur Suntikan Kombinasi
Mekanisme: Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.
32
Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun diduga mirip dengan pil kombinasi. Risiko bagi kesehatan: Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun diduga mirip dengan pil kombinasi. Efek samping: Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu diminum setiap hari, ibu dapat mengguakanya tanpa diketahui siapapun, suntikan dapat dihentikan kapan saja, baik untuk menjarangkan kehamilan. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan. Suntikan Progestin
Mekanisme: Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA). Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak langsung kembali setelah berhenti, biasanya dalam
33
waktu beberapa bulan. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker endometrium dan fibroid uterus. Dapat mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik dan anemia defisiensi besi. Mengurangi gejala endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu dengan anemia sel sabit. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung atau tidak nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan hasrat seksual. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu diminum setiap hari, tidak mengganggu hubungan seksual, ibu dapat menggunakannya tanpa diketahui siapapun, menghilangkan haid, dan membantu meningkatkan berat badan. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan. Pil Progestin (Minipil)
Mekanisme: Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari. Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
34
Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan mual. Mengapa beberapa orang menyukainya: Dapat diminum saat menyusui, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapapun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Harus diminum tiap hari. Implan
Mekanisme: Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 37 tahun, tergantung jenisnya. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik. Dapat mengurangi risiko anemia defisiesi besi. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
35
Efek samping: Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual. Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu melakukan apapun lagi untuk waktu yang lama setelah pemasangan, efektif mencegah kehamilan, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Mekanisme: AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker endometrium. Risiko bagi kesehatan: Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu redah sebelum pemasangan dan AKDR menyebabkan haid yag lebih banyak. Dapat menyebabkan penyakit radang panggul billa ibu sudah terinfeksi klamidia atau
36
gonorea sebelum pemasangan. Efek samping: Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid). Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung dipasang setelah persalinan atau keguguran. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih. AKDR Progestin
dengan
Mekanisme: AKDR dengan progestin membuat endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi sehingga menganggu implantasi; mencegah terjadinya pembuahan dengan memblok bersatunya ovum dengan sperma; mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii; dan menginaktifkan sperma Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko anemia defisiensi besi. Dapat mengurangi risiko penyakit radang panggul. Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada. Efek samping: Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, haid jarang, haid memanjang, atau tidak
37
haid), jerawat, sakit kepala, pusing, nyeri payudara, mual, kenaikan berat badan, perubahan suasana perasaan, dan kista ovarium. Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah pemasangan. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih. Kontrasepsi Mantap Tubektomi
Mekanisme: Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapatbertemu dengan ovum. Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat mengurangi risiko kanker endometrium. Risiko bagi kesehatan: Komplikasi bedah dan anestesi. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan kesuburan secara permanen. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
38
Vasektomi
Mekanisme: Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. Efektivitas: Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada. Risiko bagi kesehatan: Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi operasi (sangat jarang), dan hematoma (jarang). Vasektomi tidak mempegaruhi hasrat seksual, fungsi seksual pria, ataupun maskulinitasnya. Efek samping: Tidak ada. Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan kesuburan secara permanen, prosedur bedahnya aman dan nyaman, efek samping lebih sedikit dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria ikut mengambil peran, dan meningkatkan kenikmatan serta frekuensi seks. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
4. Bantu ibu menentukan pilihan Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya. Beri kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Apabila ingin mendapat penjelasan lanjutan, anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali atau dirujuk pada konselor atau tenaga kesehatan yang lebih ahli. 39
5. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskanlah mengenai: -
Waktu, tempat, tenaga, dan cara pemasangan/pemakaian alat kontrasepsi
-
Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan
-
Cara mengenali efek samping/komplikasi
-
Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/tempat pelayanan untuk kunjungan ulang bila diperlukan
-
Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi Informasi-informasi tersebut tidak dijelaskan di dalam buku ini, namun
dapat diperoleh di Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BKKBN 2011). Bila ibu ingin memulai pemakaian kontrasepsi saat itu juga, lakukan penapisan kehamilan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: -
Apakah Anda mempunyai bayi yang berumur kurang dari 6 bulan DAN menyusui secara eksklusif DAN tidak mendapat haid selama 6 bulan tersebut?
-
Apakah Anda pantang senggama sejak haid terakhir atau bersalin?
-
Apakah Anda baru melahirkan bayi kurang dari 4 minggu?
-
Apakah haid terakhir dimulai 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir bila klien ingin menggunakan AKDR)?
-
Apakah Anda mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir bila klien ingin menggunakan AKDR)?
-
Apakah Anda menggunakan metode kontrasepsi secara tepat dan konsisten?
Bila ada jawaban “YA” pada satu atau lebih pertanyaan di atas, metode kontrasepsi dapat mulai digunakan. Bila semua dijawab “TIDAK”, ibu harus melakukan tes kehamilan atau menunggu haid berikutnya. 6. Rujuk ibu bila diperlukan Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini ibu belum mendapat informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas pelayanan kontrasepsi/kesehatan yang lebih lengkap apabila klinik KB setempat tidak mampu mengatasi efek samping/komplikasi atau memenuhi keinginan ibu.
40
Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh fasilitas rujukan (kunjungan ulang pasca pemasangan)
41
BAB IV ANALISIS KASUS
Pasien perempuan 36 tahun datang dengan hamil cukup bulan mau melahirkan dengan adanya keluar darah dan lendir dari kemaluan. Pasien didiagnosis sebagai G5P4Ao hamil 38 minggu inpartu kala I fase laten dengan bekas SC 1x janin gemeli hidup dengan letaklintang – letaklintang. Pada pasien dilakukan partus di kamar operasi dengan tindakan seksio sesaria. Pada pemeriksaan perut dan pinggan didapatkan: FUT 2 jbpx (51 cm), melintang-melintang, inferior-inferior, penurunan 4/5, his 2x10’/25’’, DJJ I 142x/m dan DJJ II 139x/menit. Pada pemeriksaan dalam didapatkan bahwa portio lunak, letak medial, effacement 50%, pembukaan 3 cm, terbawah bahu, ketuban (+), dan penunjuk acromion. Hasil pemeriksaan yang didapatkan menunjukan bahwa ibu sedang masuk di dalam kala I fase laten. Tatalaksana selanjutnya pada pasien ini adalah dilakukannya partus melalui tindakan seksio saesaria. Adapun indikasi dilakukannya seksio sesarea yang terdapat pada kasus ini antara lain malpresentasi/malposisi dan adanya riwayat seksio sesarea sebelumnya. Setelah dilakukan pengeluaran bayi, dilakukan kontrasepsi pasca persalinan dengan jenis kontrasepsi mantap yaitu tubektomi. Sebelum dilakukan tubektomi, sudah dilakukannya informed concent pada pasien maupun suami pasien untuk dilakukan tindakan tubektomi, pasien dan suami pasien menyetujuinya. Adapun pertimbangan yang menunjang dilakukannya tubektomi antara lain, umur pasien yang sudah >35 tahun sehingga untuk menurunkan resiko kehamilan berikutnya dengan kondisi usia yang sudah >35 tahun, serta sesuai dalam perhitungan rumus 120 ataupun rumus 100. Perhitungan dengan rumus 120 didapatkan 144, sedangkan perhitungan rumus 100 untuk umur ibu 35 tahun keatas hanya boleh mempunyai 2 anak hidup tetapi pada kasus terdapat 4 orang. Maka kedua rumus tersebut termasuk untuk dilakukannnya tubektomi. Tubektomi langsung dilakukan pasca persalinan karena sesuai dengan anjuran bahwa dilakukannya tubektomi dalam 24-48 jam pasca persalinan. Alasan ini dikarenakan apabila lebih dari 48 jam, maka terjadi edema tuba, besarnya risiko infeksi yang akan terjadi, struktur anatomi uterus dan tuba sudah mengecil
42
dan menciut, maka risiko kesulitan pada saat operasi dan operasi sulit akan lebih besar. Pada pasien ini dilakukan tubektomi pomeroy, yaitu teknik tubektomi yang dilakukan dengan mengangkat tuba lalu pada pertengahaannya diangkat sampa membentuk lengkungan. Lalu bagian yang berada dbawah klem diikat dengan benang yang dapat diserap oleh jaringan. Lalu dilakukan pemotongan pada bagian atas ikatan, setelah luka sembuh dan benang ikatan diserap, kedua ujung tubah akan berpisah. Tubektomi dilakukan merupakan tindakan efektif untuk mengendalikan angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Selain itu, tubektomi mempunyai beberapa manfaat seperti tidak berpengaruh pada hormone dan siklus menstruasi, tidak berpengaruh pada gairah seksual, tidak berpengaruh pada menopause, hanya butuh satu kali tindakan, dan minim sekali kemungkinan akan terjadinya ekspulsi spontan. Prognosis pada pasien ini (ibu dan anak) secara vitam bonam, fungsionam dan sanationam adalah dubia ad bonam.
43
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama Hartanto, H. 2002. Keluarga Berencana Dan Alat Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan (BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012 Postpartum Contraception accessed from http://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introduction
on
27 Juni 2018. Shulman
LP,
Kautniz
AM,
Postpartum
contraception
diakses
dari
http://www.glowm.com/index.html?p=glowm.cml/section_view&articleid=382 pada tanggal 27 Juni 2018. Sulistyawati, A. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. Sumadikarya IK, Nugroho AW, Rekomendasi Praktik Pilihan untuk Penggunaan Kontrasepsi (Selected Practice Recommendation for Contraceptive Use) Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2009 The Academy of Breastfeeding Medicine, Clinical Protocol Number #13; Contraception during Breastfeeding 2005 The LINKAGES Project, LAM (Lactational Amenorrhea Method): A Modern Postpartum Contraceptive Method for Women Who Breastfeed, Training Module for Health and Family Service Providers, Washington, 2004 USAID- Engender Health / The ACQUIRE Project., The Postpartum Intrautrine Device, A Training Course for Service Providers, Participant Handbook, 2008
44
Widyastuti L, Saikia US, Postpartum Contraceptive Use in Indonesia: Recent Patterns and Determinants BKKBN Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo World Health Organization, Department of Reproductive Health and Research, Combined hormonal contraceptive use during the postpartum period, Geneva, 2014
45
46
47
48
1