BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PLAK GIGI 1. Definisi Plak Gigi Istilah plak pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi pada tahun 1898 oleh G.V Black untuk menyebutkan suatu massa pelikel mikroorganisme yang terdapat pada lesi-lesi karies. Sejak itu plak didefinisikan sebagai benda lunak, material kuat yang bertahan pada permukaan gigi dan tidak dapat lepas dengan kumur-kumur air, atau sebagai massa lunak yang konsistensinya terdiri dari sebagian besar variasi bakteri yang bersama-sama melekat dalam sebuah substansi intermikrobial (Ritonga, 2005). Plak gigi adalah endapan lunak, tidak berwarna, dan mengandung aneka ragam bakteri yang melekat erat pada permukaan gigi. Plak tidak dapat dibersihkan dengan hanya kumur-kumur, semprotan air atau udara, tetapi plak hanya dapat dibersihkan dengan cara mekanis. Sampai saat ini cara mekanis yang paling efektif untuk membersihkan plak adalah dengan menggosok gigi. Plak gigi merupakan deposit lunak berupa lapisan tipis (biofilm) yang melekat erat pada permukaan gigi atau permukaan struktur keras lain dalam rongga mulut. Plak gigi adalah komunitas mikroba kompleks yang terbentuk pada seluruh permukaan gigi yang terpapar produk bakteri dalam rongga mulut. Komunitas mikroba kompleks
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dapat terdiri dari bakteri hidup, bakteri yang telah mati serta produk sintesis bakteri, maupun saliva. Plak mempunyai tampilan klinis berupa lapisan bakteri lunak non kalsifikasi yang terakumulasi dan melekat pada gigi/objek lain di dalam mulut seperti restorasi, denture, serta kalkulus, dan dapat terlihat dengan bantuan disclosing agent (Rose dan Mealey, 2004). 2. Komposisi Plak Gigi Berdasarkan hasil penelitian laboratorium diketahui 20% dan plak gigi terdiri atas bahan padat, dan 80% adalah air. Tujuh puluh persen dari bahan padat ini adalah mikroorganisme dan sisanya 30% terdiri atas bahan organik (karbohidrat, protein, dan lemak), dan bahan anorganik (kalsium, fosfor, flourida, magnesium, potassium, dan sodium) (Ritonga, 2005). Menurut Panjaitan (2007) komposisi kimia dari plak gigi dapat dibedakan menjadi: a) Bahan Organik 1) Protein Protein merupakan komponen seluler utama plak. Protein saliva yang terdapat dalam plak adalah amylase, lysozim, laktoferin, laktoperoksidase, immunoglobulin saliva (SIgA), hialuronidase, kolagenase dan glukosiltransferase. Protein
berasal dari tuan rumah (host), saliva dan serum.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2) Karbohidrat Karbohidrat dalam plak gigi berbentuk polisakarida dan oligosakarida. Terdapat juga pentose, heksosa, gula deoksi. Gula-gula ini merupakan homopolisakarida seperti glukan (dekstran) dan fruktan (levan). Dekstran dihasilkan dari
pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa ini dengan bantuan Streptococcus mutans membentuk dekstran yang merupakan matriks yang melekatkan bakteri pada enamel gigi. Levan diperoleh dari pemecahan fruktosa oleh bantuan mikroorganisme plak apabila kekurangan karbohidrat dalam rongga mulut. 3) Lemak (lipid) Keberadaan lipid dalam plak masih sedikit yang diketahui, kemungkinan berupa phospholipid yang diperoleh dari man rumah (host) atau mikroorganisme gram negatif dalam plak gigi. Hasil penemuan mengemukakan lipid berperan pada awal mineralisasi jaringan berkaitan dengan kemampuan untuk mengikat ion-ion seperti kalsium dan fosfor. b) Bahan Anorganik Komponen anorganik plak gigi yaitu kalsium, flour, fosfor, dan sejumlah kecil magnesium, potassium dan sodium. Komponenkomponen ini berada dalam plak dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada di dalam saliva. Komponen ini saling mengikat
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dalam bentuk garam atau melekat pada permukaan bakteri atau polimer ekstraseluler. 3. Faktor Penyebab Terjadinya Plak Gigi Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya plak gigi menurut Carlson dalam Sriyono (2005) dibagi menjadi 2, yaitu: a) Lingkungan fisik meliputi: 1) Anatomi gigi dan posisi gigi 2) Anatomi jaringan sekitar gigi 3) Struktur permukaan gigi 4) Gesekan oleh makanan dan jaringan sekitar 5) Tindakan kebersihan mulut b) Hadirnya nutrien yang meliputi : 1) Makanan atau diet 2) Cairan gusi 3) Sisa epitel dan leukosit 4) S a l i v a Dari faktor tersebut diatas salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi terjadinya plak gigi adalah tindakan kebersihan mulut (Dally, 1996 dalam Sriyono, 2005). 4. Pembentukan Plak Gigi Mekanisme pembentukan plak melalui suatu pembelahan internal dan deposisi permukaan. Berbagai varietas bakteri akan melekat pada kolum ini dan berlipat ganda sehingga dalam 3-4 minggu akan terbentuk flora mikrobia yang mencerminkan adanya keseimbangan
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
ekosistem organism atau microbial pada permukaan gigi (Carranza, Newman dan Takei, 2002). Plak gigi dapat terlihat 1-2 hari tanpa adanya tindakan oral hygiene. Plak bisa berwarna putih, keabu-abuan atau kuning dan memiliki tampilan yang bulat. Sejumlah kecil plak yang tidak dapat terlihat pada permukaan gigi dapat dideteksi dengan probe periodontal sepanjang bagian sepertiga gigi bagian atas. Metode lain yang digunakan yaitu dengan menggunakan disclosing solution. Tanpa adanya tindakan oral hygiene, plak bisa berlanjut dan tents berakumulasi sampai sebuah keseimbangan tercapai antara penghapusan plak dengan pembentukan plak. Proses pembentukan plak bisa dibagi menjadi tiga fase yakni (Carranza ett all, 2002): a)
Pembentukan dental pellicle Pembentukan dental pellicle adalah fase awal dari pembentukan plak (Carranza, 2002). Beberapa detik setelah penyikatan gigi, akan terbentuk deposit selapis tipis dari protein saliva yang terutama terdiri dari glikoprotein pada permukaan gigi (serta pada restorasi dan geligi tiruan). Lapisan yang disebut pelikel ini tipis (0,5p.m), translusen, halus, dan tidak berwarna. Lapisan ini melekat erat pada permukaan gigi (Manson, Eley, 1993).
b) Kolonisasi awal pada permukaan gigi Dalam waktu beberapa menit setelah terdepositnya pelikel, pelikel ini akan terpopulasi dengan bakteri. Bakteri dapat terdeposit langsung pada email, tetapi biasanya bakteri melekat
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
terlebih dahulu pada pelikel dan bakteri dapat menyelubungi glikoprotein saliva (Manson, 1993). Bakteri awal yan g berkolonisasi dengan pellicle pada permukaan gigi sebagian besar adalah bakteri gram positif fakultatif seperti Actinomyces viscosus dan Streptococcus sanguis (Carranza ett all, 2002). c) Kolonisasi kedua dan maturasi plak gigi Koloni kedua adalah mikroorganisme yang pada awalnya tidak berkoloni pada permukaan gigi termasuk Prevotella intermedia Prevotella loescheii Capnocytophaga spp. Fusobacterium nucleatum dan Porphyromonas gingivalis Mikroorganisme ini melekat pada sel bakteri yang telah berada dalam plak (Carranza ett all, 2002). Selama proses ini kondisi lingkungan perlahanlahan akan berubah dan menyebabkan terjadinya pertumbuhan selektif. Keadaan ini akan menyebabkan perubahan komposisi bakteri, dan setelah 2-3 minggu akan terjadi pertumbuhan flora kompleks, termasuk bakteri anaerob gram negatif, bakteri motil dan spirochaeta (Manson dan Eley, 1993).
5. Jenis-Jenis Plak Gigi Dalam perkembangannya plak gigi diklasifikasikan berdasarkan letaknya terhadap tepi gingiva, yaitu: plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva terletak di atas tepi gingiva, sedangkan plak subgingiva terletak di bawah tepi gingiva, diantara gigi dan dinding sulkus gingiva. Plak supragingiva berhubungan dengan penumpukan mikroba pada permukaan gigi. Mikroba pada permukaan
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
gigi ini dapat menuju ke sulkus gusi sehingga dapat lebih kontak dengan tepi gingiva. Plak subgingiva berhubungan dengan penumpukan mikroba pada sulkus gingiva maupun pada saku periodontal (Hamsar, 2010). Plak supragingiva terdapat pada tepi gingiva atau di atas tepi gingiva. Menurut Rose dan Mealey (2004), plak supragingiva merupakan komunitas mikroorganisme yang terakumulasi pada permukaan bagian atas gigi sampai daerah tepi gingiva. Secara klinis, plak supragingiva dapat terlihat sebagai lapisan film tipis yang hampir tidak terlihat pada permukaan gigi ataupun sebagai lapisan material tebal yang menutupi permukaan gigi dan tepi gingiva. Plak subgingiva terdapat di bawah tepi gingiva, antara gigi dan epitel poket gingiva. Menurut Rose dan Mealey (2004), plak subgingiva dapat didefinisikan sebagai komunitas mikroorganisme yang terakumulasi pada permukaan apikal gigi dan tepi gingiva. Secara klinis, plak tersebut tidak mudah terlihat karena tertutup celah gingiva atau poket periodontal. Plak subgingiva berhubungan dengan penumpukan mikroba pada sulkus gusi maupun pada saku periodontal. Struktur plak subgingiva mempunyai beberapa kesamaan dengan plak supragingival. Karakteristik plak subgingiva adalah terdapatnya sejumlah leukosit diantara permukaan kumpulan mikroba dan epitel sulkus gusi.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
6. Indeks Plak Gigi Indeks plak adalah metode pengukuran luasnya keberadaan plak (Harty, 1995). Indeks plak dikeluarkan oleh Loe dan Silness pada tahun 1964. Indeks ini diindikasikan untuk mengukur skor plak gigi berdasarkan lokasi dan kuantitas plak yang berada dekat margin gingiva. Menurut Debnath (2002), indeks ini dapat dikeluarkan dengan menggunakan larutan pewama yang dioleskan ke seluruh permukaan gigi dan kemudian diperiksa. Setiap gigi diperiksa empat permukaan yaitu permukaan mesial, distal, lingual dan palatinal. Kemudian skomya dihitung. Adapun gigi indikator yang diperiksa sebagaimana pada gambar berikut: Gambar 2.1 Gambar gigi indikator untuk pemeriksaan plak gigi 6 6
1
6 1
6
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis pada: a)
Permukaan labial gigi insisivus pertama kanan atas
b) Permukaan labial gigi insisivus pertama kiri bawah c)
Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas
d) Permukaan bukal gigi molar pertama kiri atas e)
Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah
f)
Permukaan lingual gigi molar pertama kanan bawah
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Jika gigi indikator pada suatu segmen tidak ada, lakukan penggantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : a) Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi molar kedua, jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada penilaian dilakukan pada gigi molar ketiga, akan tetapi kalau molar pertama, kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut. b) Jika gigi insisivus pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi insisivus kiri dan jika gigi insisivus kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan gigi insisivus pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi insisivus pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut. c) Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan keadaan seperti: gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat dan akrilik maupun logam, mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari V2 bagiannya pada permukaan indeks akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai tinggi mahkota klinis. d) Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indikator yang dapat diperiksa. Adapun kriteria perhitungan skor plak gigi dapat dilihat dari gambar dan tabel berikut ini.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gambar 2.2
Kriteria perhitungan skor plak gigi
Tabel 2.1 Kriteria perhitungan skor plak gigi Kode Kriteria 0
Tidak ada plak
1
Bercak-bercak plak yang terpisah-pisah pada servikal margin dan gigi
2
Lapisan tipis <1 mm dan plak disekeliling servik
3
Lapisan plak > 1mm tapi menutupi < 1/3 permukaan gigi
4
Lapisan plak menutupi antara 1/3-2/3 permukaan gigi
5
Lapisan plak menutupi > 2/3 permukaan gigi
Total skor plak = (Jumlah skor bukal dan lingual pada rahang atas) + (Jumlah skor bukal dan lingual pada rahang bawah) Skor plak gigi —
J Jumlah total skor plak u mlah gigi yang diperiksa
Nilai yang dihasilkan adalah berupa angka/skor. Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indeks plak PHP (Personal Hygiene Performance), yaitu (Pintauli, 2008): a) Sangat Baik = 0 b) Baik
= 0,1 — 1,7
c) Sedang
= 1,8 — 3,4
d) Buruk
= 3,5 — 5
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
7. Hubungan Plak Gigi dengan Karies Gigi Plak gigi yang mengandung mikroflora patogenik merupakan salah satu faktor utama terhadap terjadi dan berkembangnya penyakit karies gigi dan gingivitis. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada empat faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host, agen, substrat dan waktu (Sriyono, 2006). Jenis bakteri yang dominan pada plak gigi adalah jenis Streptokokus, sedangkan jenis bakteri yang lain ditemukan bervariasi, begitu juga jumlahnya. Streptokokus mempunyai sifat-sifat tertentu dalam proses karies gigi, yaitu memfermentasi berbagai jenis karbohidrat menjadi asam sehingga mengakibatkan penurunan pH, membentuk dan menyimpan polisakarida intraseluler (levan) dari berbagai jenis karbohidrat yang dapat dipecahkan kembali oleh bakteri bila karbohidrat kurang sehingga menghasilka.n asam tents menerus, membentuk polisakarida ekstraseluler (dekstran) yang menghasilkan sifat-sifat adhesif dan kohesif plak pada permukaan gigi, serta menggunakan glikoprotein dan saliva pada permukaan gigi (Panjaitan, 2007). Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa dapat diragikan oleh bakteri dan membentuk asam sehingga menyebabkan pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan menyebabkan demineralisasi permukaan yang rentan dan proses
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
kariespun dimulai. Makin sering keadaan asam di bawah pH 5,5 terjadi dalam plak gigi, makin cepat karies terbentuk dan berkembang (Warni, 2009). 8. Hubungan Plak Gigi dan Penyakit Periodontal Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi diawali oleh bakteri yang terakumulasi dalam plak gigi sehingga menyebabkan peradangan pada gingiva. Plak yang terletak pada gigi dekat gingiva, prosesnya akan berlangsung mulai dari marginal dan mengarah pada penyakit-penyakit periodontal (gingivitis marginal, periodontitis marginal, bahkan hingga abses periodontal).
Plak pada margin gingiva jika tidak dihilangkan secara cermat akan mengalami pengapuran dan menjadi keras. Plak yang mengeras ini disebut kalkulus yang tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan sikat gigi ataupun benang gigi, namun diperlukan bantuan dokter gigi untuk menghilangkannya. Pasien dengan penyakit periodontal sering mengabaikan penyakit tersebut karena sakit pada giginya tidak mengganggu aktivitas, jarang konsultasi ke dokter gigi sehingga proses periodontal akan terus berlanjut jika tidak dikenali dan ditangani lebih lanjut. Deteksi terlambat pada proses periodontal menyebabkan pembentukan dan peradangan poket, seringkali gigi sudah goyang dan penanganan lebih sulit. Oleh karena itu, sangat diperlukan pengenalan dan upaya-upaya pencegahan dini dari proses tersebut (Pintauli, 2008).
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
9. Kontrol Plak Gigi Kontrol plak adalah cara sederhana untuk mendeteksi adanya plak pada permukaan gigi geligi perorangan. Penilaian plak membutuhkan tablet atau larutan disclosing untuk memberi warna pada gigi. Penilaian plak ini dapat digunakan untuk melihat kemajuan seseorang dalam melakukan kontrol plak, serta dapat juga digunakan untuk memberikan motivasi dan edukasi kepada pasien (Sriyono, 2009). Bahan pewarna plak yang digunakan untuk plak kontrol biasanya bewarna merah, walaupun ada yang bewarna biru dan coklat. Plak mempunyai sifat mengikat zat warna sehingga plak yang belum tersingkirkan nampak jelas pada permukaan gigi. Dengan melihat sendiri adanya plak pada permukaan gigi yang tadinya tidak terlihat, maka anak akan lebih menyadari bahwa pada mulutnya terdapat faktor-faktor penyebab penyakit. Hal ini dengan sendirinya akan memotivasi anak untuk membersihkan mulutnya lebih tepat dan baik lagi (Nasution, 2002). Menurut Nasution (2002) bahan-bahan pewarna plak bisa berupa tablet atau cairan yaitu, antara lain: a) Tablet disclosing yang berwarna merah muda. Tablet ini dikenal sebagai disclosing wafer yang pada dasarnya merupakan tablet pewarna makanan eritrosit. Pewarna makanan yang resminya disebut FDC red no. 3 (6% larutan dalam air). Larutan ini membuat pelikel dan selaput lendir menjadi merah yang mengesankan.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Kerugian dari pemakaian bahan ini adalah warna merah tidak memberikan kontras kuat dengan gingiva secara jelas. b)
Larutan dengan bahan dasar iodine. Menggunakan bahan dasar iodine memberi keuntungan dapat memberi efek yang dramatis. Plak mengalami perubahan warna coklat atau hitam dan daerah yang berhubungan dengan peradangan gingiva akan terlihat warna gelap. Jadi akan sangat mudah untuk memperlihatkan efek plak. Kerugian dari bahan ini adalah mempunyai rasa yang tidak enak dan sukar dihilangkan dan bisa menyebabkan alergi.
c)
Merkorukrom Bahan dasar dari cairan ini adalah obat merah yang biasa dipakai untuk mengobati luka. Kerugian dari bahan ini adalah mempunyai rasa yang tidak enak dan sukar dihilangkan.
B. KONSEP MENGGOSOK GIGI Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Lama menggosok gigi tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan maksimal 5 menit (minimal 2 menit), yang penting dilakukan secara sistematis supaya tidak ada bagian-bagian yang terlewatkan. Sedangkan tujuan menggosok gigi adalah membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan agar fermentasi sisa makanan tidak berlangsung terlalu lama, sehingga pembentukan plak gigi dapat diminimalisir.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1.
Waktu dan Frekuensi Menggosok Gigi Makanan yang menempel pada gigi, seperti cokelat, permen memerlukan waktu relatif lama untuk membersihkan. Selama waktu inilah, yaitu segera setelah makan, sebagian besar besar kerusakan gigi oleh bakteri terjadi. Maka waktu yang ideal untuk menggosok gigi adalah segera setelah makan dan minum. American Dental Association (ADA) mengatakan bahwa seseorang hams menggosok giginya secara teratur, minimal dua kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Penel itian menunjukkan bahwa menggosok gigi sekali sehari pada anak dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor akan mencegah timbulnya karies gigi. Menggosok gigi khususnya pada malam hari sangat penting untuk mencegah plak dan debris yang melekat di permukaan gigi (Ariningrum, 2000 dan Pintauli, 2008).
2.
Cara Menggosok Gigi Hams diingat bahwa pada waktu menggosok gigi sebaiknya arah penyikatan adalah dari gusi ke arah ke permukaan gigi, dengan tujuan selain membersihkan gigi, juga dapat dilakukan suatu pengumtan yang baik terhadap gusi. Berikut ini adalah prinsip-prinsip dalam menggosok gigi yang benar, yaitu: a)
Pegangan sikat hams dipegang dengan kuat, tetapi jangan terlalu kuat karena akan melelahkan tangan dan pergelangan tangan.
b)
Teknik penyikatan hams sederhana dan mudah dipelajari serta dapat membersihkan semua permukaan gigi.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c) Hindari pandangan ke bawah bidang. d) Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupun jaringan keras pada gigi. e) Metode sikat gigi yang benar hams dianjurkan tergantung pertumbuhan gigi dan keadaan gusi. f) Dianjurkan untuk menggunakan jenis sikat gigi yang lembut, pertengahan atau keras (sikat gigi yang lembut bulunya berdiameter 0,2 mm, pertengahan 0,3 mm dan keras 0,4 mm) tergantung keadaan gusi. g) Keefektifan dalam menggosok gigi juga tergantung pada sikat. Ketika bulu tidak efektif untuk membersihkan, sikat hams diganti. Warna penunjuk sikat gigi dianjurkan yang dapat berubah warna, jadi apabila bulu sikat berubah warna maka sudah tidak efektif lagi. Cara/langkah-langkah dalam menggosok gigi yang baik dan benar menurut Srigupta (2004) dan Oktikarini (2014) adalah sebagai berikut: a) Responden membasahi sikat gigi sebelum digunakan. b) Responden mengoleskan pasta gigi sebesar biji jagung di sikat giginya. c) Responden menggenggam sikat gigi dengan benar yaitu dengan posisi bulu sikat 45 ° berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang masih mungkin menyelip dapat dibersihkan. d) Responden menggosok gigi depan dengan gerakan naik turun berulang kali.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gambar 2.3 Cara menggosok gigi depan dan gigi bagian permukaan lingual
e) Responden menggosok gigi bagian samping kiri dengan gerakan memutar-mutar berulang kali dengan posisi gigi atas dan bawah tertutup. f) Responden menggosok gigi bagian samping kanan dengan gerakan memutar-mutar. g) Responden membuka mulut lalu menggosok gigi permukaan mengunyah dengan gerakan dari dalam ke luar (gerakan maju mundur). Bersihkan permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur. Lakukan pada rahang atas terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat diletakan tegak lurus menghadap permukaan kunyah gigi.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gambar 2.4 Cara menggosok gigi samping kiri, kanan dan pengunyah.
h)
Responden menggosok gigi depan bagian dalam dengan gerakan dari dalam ke luar (mencukil-cukil). Gambar 2.5 Cara menggosok gigi depan bagian dalam.
i)
Responden menggosok permukaan lidahnya untuk menyingkirkan bakteri dengan sikat gigi dengan gerakan dari dalam ke luar. Gambar 2.6 Cara menggosok permukaan lidah
j)
Responden berkumur-kumur setelah gosok gigi.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3. Menyingkirkan Plak Gigi dengan Menggosok Gigi Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk di antaranya menggosok gigi (Riyanti, 2005). Tujuan menggosok gigi adalah untuk membersihkan semua sisa-sisa makanan dari permukaan gigi serta memijat gingiva (Pintauli, 2008 dan Panjaitan, 2007). Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat (Riyanti, 2005).
C. PENYULUHAN KESEHATAN METODE MENGGOSOK GIGI 1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapaitujuan hidup sehat (Depkes, 2002). Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan (Effendy, 2003). 2. Metode Penyuluhan Kesehatan Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one way method) dan metode sokratik (two way method). Pada metode didaktik pendidik cenderung aktif sedangkan siswa sebagai sasaran pendidik tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Ceramah merupakan salah satu metode didaktik yang baik digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak sekolah dasar (Riyanti dan Saptarini, 2005). Yang termasuk dalam metode ini antara lain metode ceramah, siaran melalui radio, pemutaran film/slide, penyebaran selebaran dan pameran (Herijulianti E, Indriani T. S., Artini S., 2001). Metode sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan penyuluh. Salah satu metode sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode demonstrasi materi pendidikan disajikan dengan memperlihatkan cara melakukan suatu tindakan atau prosedur. Diberikan penerangan-penerangan secara lisan, gambargambar, dan ilustrasi (Riyanti dan Saptarini, 2005). Yang termasuk dalam metode sokratik, yaitu adalah (Herijulianti dkk, 2001): a) Wawancara, b) Demonstrasi,
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c) Sandiwara, d) Simulasi, e) Curah pendapat, f)
Permainan peran (roll playing), dan
g) Tanya jawab. Metode demonstrasi adalah suatu salah satu cara menyajikan informasi dengan cara mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau menunjukkan suatu proses atau prosedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat peraga dan tanya jawab. Biasanya demonstrasi diberikan kepada kelompok individu yang tidak terlalu besar jumlahnya (Herijulianti dkk, 2001). Tujuan dari metode demonstrasi ialah : a) Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu dengan prosedur yang benar, misalnya memperlihatkan bagaimana cara membersihkan gigi dan gusi yang benar, alat dan bahan apa yang digunakan, bentuk dan tipenya,dan bagaimana cara menggunakannya. b) Meyakinkan kepada kelompok bahwa ide tersebut bisa dilaksanakan setiap orang. c) Meningkatkan minat orang untuk belajar, dan mencoba sendiri dengan prosedur yang didemonstrasikan (Herijulianti dkk, 2001). Keuntungan metode demonstrasi antara lain: a) Dengan demonstrasi proses penerimaan sasaran terhadap materi penyuluhan akan lebih berkesan secara mendalam sehingga
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
mendapatkan pemahaman atau pengertian yang lebih baik dan sempurna, terlebih bila peserta dapat turut serta secara aktif melakukan demonstrasi. b) Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan membaca atau mendengar karena presepsi yang jelas diperoleh dari hasil pengamatan. c) Benda-benda yang digunakan benar-benar nyata sehingga hasrat untuk mengetahui lebih dalam dan rinci dapat dikembangkan. d) Peragaan dapat diulang dan dicoba oleh peserta. e) Dengan mengamati demonstrasi, masalah atau pertanyaan yang ada dapat terjawab (Herijulianti dkk, 2001). Kerugian metode demonstrasi yaitu : a) Demonstrasi merupakan metode yang tidak efektif apabila alat atau benda yang diperagakan termasuk alat berat atau tidak dapat .
diamati dengan jelas karena agak rumit, atau jumlahnya terbatas sehingga hanya beberapa orang yang mempunyai kesempatan untuk mempraktikkanya. b) Apabila bendanya kecil, benda itu hanya dapat dilihat secara nyata oleh beberapa orang yang berdekatan dengan pembicara. c) Kurang cocok untuk jumlah peserta yang banyak (Herijulianti dkk, 2001). 3. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering
disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo, 2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Secara terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan minat sasaran, mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi hambatan bahasa, merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran untuk belajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain, mempen-nudah memperoleh informasi oleh sasaran, mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkan pengertian yang diperoleh (Notoatmodjo, 2007). Secara garis besar ada 3 macam alat bantu penyuluhan, yaitu (Notoatmodjo, 2007): a) Alat bantu lihat Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu terjadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
yang diproyeksikan misalnya slide, film (video) dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain. b) Alat bantu dengar Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada waktu proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam, radio, pita suara dan lain-lain. c) Alat bantu lihat -dengar Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan lain-lain. 4. Media Penyuluhan Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya ke perilaku yang positif. Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan antara lain adalah (Notoatmodjo, 2007): a) Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b) Media dapat menghindari kesalahan persepsi. c) Media dapat memperjelas informasi. d) Media dapat mempermudah pengertian. e) Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik. f) Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g) Media dapat memperlancar komunikasi. Berdasarkan dari fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, media ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Media cetak Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flip chart (lembar balik), rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat. b) Media elektronik Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi, radio,
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
video film, cassette, CD, VCD. Seperti halnya media cetak, media
elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan untuk mengoperasikannya c) Media luar ruang Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengiktertsertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk produksinya, persiapan matang,
peralatan selalu berkembang dan berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan untuk mengoperasikannya. Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Penyuluhan Kesehatan Menurut Notoatmodjo (2007) keberhasilan dalam suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan. a) Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan. b) Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak *begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku. c) Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak,
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran. D. Pertumbuhan Gigi pada Usia Anak 1. Pengertian Gigi
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah, yang terdiri dari gigigigi pada rahang atas dan rahang bawah, lidah, serta saluran-saluran penghasil air ludah (Tarigan, 1992). Menurut Machfoedz (2005) gigi terdiri dari beberapa bagian, yaitu: a) Email, yaitu lapisan terluar gigi yang meliputi seluruh corona, dalam bahasa Inggris disebut crown artinya mahkota. Email merupakan bagian paling keras dari seluruh bagian gigi bahkan lebih keras dari tulang. Email tersusun atas air 2,3%, bahan organik 1,7%, bahan anorganik 96%. b) Dentin, yaitu bagian yang terletak di bawah email, merupakan bagian terbesar dari seluruh gigi. Dentin tersusun atas 13,2% air, 17% bahan organik, dan 69% bahan anorganik. c) Jaringan pulpa, jaringan benak gigi/sum-sum gigi, yaitu jaringan lunak yang terdapat di dalam kamar pulpa/ruang dan seluruh saluran akar gigi. d) Sementum, yaitu bagian yang meliputi seluruh lapisan luar gigi, kecuali pada bagian ujung akar gigi disebut foramen apikalis. Sama seperti email dan dentin, sementum terdiri atas air 32%, bahan organik 12% dan bahan anorganik 56%.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gigi berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: a) Gigi seri (incisivus) Gigi seri ada 4 buah di atas dan 4 buah di bawah, sehingga keseluruhannya berjumlah 8. Tugas gigi seri adalah memotong dan menggiling makanan. b) Gigi taring (caninus) Gigi taring ada 4 buah, diatas 2 dan di bawah 2. Gigi ini terletak di sudut mulut, bentuk mahkota meruncing, berfungsi untuk merobek makanan. c) Gigi geraham kecil (premolar) Geraham merupakan pengganti gigi geraham sulung. Letak gigi ini di belakang gigi taring, berjumlah 8 yang tersusun 4 di atas dan 4 di bawah dengan 2 di kanan dan 2 di kiri. Fungsi gigi ini adalah bersama geraham besar membantu menghaluskan makanan. d) Gigi geraham besar (molar) Gigi geraham besar terletak di belakang gigi geraham kecil, permukaannya tebal dan bertonjol-tonjol. Jumlah gigi ini adalah 12, yaitu 6 di atas dan 6 di bawah dengan masing-masing 3 buah di kiri dan kanan. Gigi ini berfungsi untuk menggiling makanan. 2. Pertumbuhan Gigi pada Anak Usia Sekolah Pertumbuhan gigi pada anak usia sekolah ditandai dengan tanggalnya gigi susu dan mulai tumbuhnya (erupsi) gigi tetap. Usia
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
erupsi gigi tetap biasanya lebih bervariasi dibandingkan dengan gigi susu. Faktor seks dan rasial biasanya lebih berpengaruh misalnya pada anak wanita gigi erupsi lebih awal dibanding anak laki-laki, anak caucasoid erupsinya lebih lambat dibanding rasial bangsa lain. Pada usia 6 tahun gigi geraham tetap pertama erupsi, anak memasuki periode gigi campuran sampai semua gigi susunya tanggal. Gigi seri rahang bawah dan rahang atas tanggal terlebih dahulu pada usia 6-8 tahun dan digantikan oleh gigi tetapnya. Sedangkan gigi taring tetap dan gigi premolar akan erupsi pada usia sekitar 9-12 tahun. Gigi tetap yang erupsi adalah gigi geraham tetap pertama. Erupsi di bagian belakang dari deretan gigi susu. Gigi tetap geraham pertama, kedua dan ketiga erupsi tanpa didahului oleh tanggalnya gigi susu dan tidak akan pernah diganti, diharapkan gigi ini bisa dipertahankan seumur hidup. Gigi tetap geraham pertama merupakan gigi yang terbe.sar dan sangat penting dalam menentukan lengkung rahang. Gigi tetap berikutnya yang akan erupsi adalah gigi seri bawah yang akan erupsi lebih ke lingual dari gigi susu yang akan tanggal. Gigi tetap sama dengan gigi susu, terbentuk semasa di dalam rahim ibu. Bila gigi susu mengalami kalsifikasi selama di dalam rahim, kalsifikasi gigi permanen terjadi setelah kelahiran. Gigi tetap yang mengalami kalsifikasi pertama adalah gigi geraham pertama. Kalsifikasi akan berlangsung terus sampai usia 8 tahun (tidak termasuk gigi geraham tetap ketiga) (Sagung Seto, 2002).
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Biasanya, gigi rahang bawah tumbuh lebih dahulu dari gigi rahang atas. Gigi tetap yang telah erupsi semua berjumlah 32 buah, terdiri atas 4 incisivus (seri), 2 caninus (taring), 4 premolar, dan 6 molar (geraham) pada setiap rahang (Snell, 2006). Perkiraaan waktu erupsi gigi permanen dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 2.2
Waktu erupsi gigi permanen Gigi
Waktu Erupsi
Molar pertama
6 tahun
Incisivus medial
7 tahun
Incisivus lateral
8 tahun
Premolar pertama
9 tahun
Premolar kedua
10 tahun
Caninus
11 tahun
Molar kedua
12 tahun
Molar ketiga (geraham bungsu)
17-30 tahun
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
E. Kerangka Teori Penelitian
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
F. Kerangka Konsep Penelitian
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
G. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah, demonstrasi, disertai media video dan praktek tentang cara menggosok gigi yang benar terhadap skor plak gigi pada siswa kelas I-III SD Negeri II Somagede.
Pengaruh Penyuluhan Menggosok..., Gandar Apriliyandy, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014